Alhamdulillah… polemik Islam Nusantara telah selesai, Saatnya Nahdhiyyin kembali bekerja, Seminar Nasional dan Bahtsul Masail Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan PWNU Jawa Timur dan PCNU Kota Malang, sebagaimana diringkas oleh KH. Muhibbul Aman Aly, menghasilkan beberapa poin penting berikut ini:
● KH. Miftahul Akhyar (Wakil Rois ‘Amm PBNU):
“Islam Nusantara bagian dari khosois aswaja. Dakwah Islam semenjak zaman Rasululullah SAW tidak dapat terlepas dari akulturasi budaya. Pada masa khilafah, dakwah islam juga dilakukan dengan sistem tadrîjiy (step by step). Pendekatan budaya menurut pandangan aswaja adalah bagian penting dalam metode dakwah; membangun peradaban jauh lebih sulit daripada merusak peradaban.”
● KH. Najih Maimoen (PP. Sarang, Rembang):
“Jika yang dimaksud dengan istilah Islam Nusantara adalah model dakwah Islam Wali Songo, maka kami dapat menerima. Tetapi jika istilah itu dimaksudkan untuk menggusur ajaran islam dengan tradisi budaya lokal, maka kami menolak.”
● Menurut KH. Muhibbul Aman Aly, pada prinsipnya, kiai yang kontra dan yang pro memiliki maksud yang sama. Sebagian kiai yang awalnya belum bisa menerima (konsep Islam Nusantara adalah) karena didasari semangat ihtiyâth (berhati-hati alam agama). Sementara kiai yang sejak awal mengusung konsep Islam Nusantara atau yang menerima bermaksud kembali meneguhkan dakwah Wali Songo sebagai cara dakwah yang paling tepat dalam membentengi akidah aswaja di Nusantara menghadapi berbagai macam aliran islam transnasional.
Masih menurut KH. Muhibbul Aman Aly, poin penting dari pernyataan KH. Najih Maimoen adalah bahwa beliau setuju istilah Islam Nusantara dengan syarat harus steril dari paham-paham sesat seperti Liberal, Syiah, Wahabi dan lain-lain
Keputusan Bahtsul Masail Maudhu’iyah
PWNU Jawa Timur Tentang ISLAM NUSANTARA
di Universitas Negeri Malang
13 Februari 2016
- Mukadimah
- Poin-poin Pembahasan
- Maksud Islam Nusantara
- Metode Dakwah Islam Nusantara
- Landasan dalam Menyikapi Tradisi/Budaya
- Ayat al-Qur’an dan hadits yang Redaksinya Mengakomodir Tradisi/Budaya Masyarakat
- Pengakomodiran Tradisi/Budaya Jahiliyah Menjadi Ajaran Islam
- Pendekatan Terhadap Tradisi/Budaya
- Melestarikan Tradisi/Budaya Yang Menjadi Media Dakwah
- Sikap dan Toleransi Terhadap Pluralitas Agama dan Pemahaman Keagamaan
- Sikap Terhadap Pluralitas Agama
- Toleransi Terhadap Agama Lain
- Toleransi Terhadap Pemahaman Keagamaan Selain Ahlusssunnah wal Jama’ah
- Konsistensi Menjaga Persatuan Bangsa untuk Memperkokoh Integritas NKRI
Musahih:
- Syafruddin Syarif
- Romadlon Khotib
- Marzuki Mustamar
- Farihin Muhson
- Muhibbul Aman Ali
Perumus:
- Ahmad Asyhar Shofwan, M.Pd.I.
- Azizi Hasbulloh
- MB. Firjhaun Barlaman
- Athoillah Anwar
- Prof. H. M. Mujab, Ph.D
Moderator:
- Ahmad Muntaha AM
- Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I.
Notulen:
- Ali Maghfur Syadzili, S.Pd.I.
- Syihabuddin Sholeh
- Muhammad Mughits
- Ali Romzi