Warga Indonesia ikut Rukyah Negara Saudi?

Niat mengurangi debat atau diskusi tak berujung di bulan puasa, ternyata ada aja yang manas manasin. Tetep, saya layani namun dengan jawaban yang singkat saja, dan Alhamdulillah efektif manjur.Berikut dialog nya:

2 hari yang lalu saya ditanya oleh seorang sahabat via sms.

Sahabat:”Kamu itu lho kok bisa bisanya mulai puasa hari sabtu?

Aku:”Ya aku mengikuti keputusan pemerintahanku kok. Lha kamu puasa nya emang ikut yang mana?”

Sahabat:”Aku Jum’at.

Aku:”Owh… berarti kamu ikut keputusannya ORMAS MUHAMMADIYAH atau FPI ya atau yang lain?

Sahabat:”Enggak juga. Aku ikut keputusannya Negara Saudi Arabia.

Aku:”Lho, kok bisa sich mas? Sampeyan khan orang Indonesia, ya harus ikut keputusan pemerintah Indonesia. Atau meskipun di Saudi hilal nya bisa di lihat namun di Negara kita ini tidak terlihat, ya kita tetap tidak boleh ikut ketetapan dan keputusan Negara lain misal Saudi mas…

Sahabat:”Lho kok bisa gitu, bulannya satu kok, lagian kompak bersama sama Negara muslim, masak ini suatu hal yang buruk? Kita tunjukkan bahwa islam ini kompak…

Aku:”Betul mas,,, kompak itu hal yang baik, dan betul pula bahwa bulan nya hanya satu, tapi ingat mas, matahari juga satu, tapi kenapa waktu sholat disetiap Negara berbeda? Masak sampeyan mau sholat subuh ikut Saudi Arabia mas? Kekekeke yang bener aja..

Sahabat:”Lalu apa alasannya, saya kok tidak boleh memulai puasa dengan dalih hilal Saudi Arabia?

Aku:”Ya iya mas, karena ini masalah ruk’yatul hilal yang berkaitan dengan bab MATLA’UL AHLAH dan ini-pun definisi MATLA’ sendiri para ulama ada perbedaan.

Sahabat:”Emang apa MATLA’ itu?”

Aku:”Wah… nggak tahu ya? Gini aja deh dari pada kita dialog terlalu lama, bagaimana kalau anda saya tunjukkan sebuah dalil, pendek kok dan insya Allah bermanfaat.

Sahabat:”Oke deh,,, coba silahkan…!

Aku:

في مجموع فتاوى ابن باز (15 / 102

س: إذا ثبت دخول شهر رمضان في إحدى الدول الإسلامية كالمملكة العربية السعودية، وأعلن ذلك، ولكنه في الدولة التي أقيم بها لم يعلن عن دخول شهر رمضان، فما الحكم ؟ هل نصوم بمجرد ثبوته في المملكة أم نفطر معهم ونصوم معهم متى ما أعلنوا دخول شهر رمضان ؟ وكذلك بالنسبة لدخول شهر شوال – أي يوم العيد – ما الحكم إذا اختلف الأمر في الدولتين؟ وجزاكم الله عنا وعن المسلمين خير الجزاء

ج : على المسلم أن يصوم مع الدولة التي هو فيها ، ويفطر معها ؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم: « الصوم يوم تصومون، والفطر يوم تفطرون، والأضحى يوم تضحون » . وبالله التوفيق

Sahabat:”Maaf, diartikan mas…

Aku:”Hedehh,,,artikan sendiri aja mas.. kalau perlu minta bantuan google translate atau Bing..!

Sahabat:”Sampeyan saja mas, itupun jika berkenan..

Aku:”Baiklah kalau begitu;

DALAM KITAB MAJMU’ FATAWA BIN BAZ (15/102)
Disebutkan:

SOAL:”Jika sudah ditetapkan masuknya bulan Ramadhan oleh salah satu Negara Islam misalnya Kerajaan Saudi Arabia dan itu sudah di umumkan secara resmi, namun di Negara yang saya tinggali tidak mengumumkan masuknya bulan Ramadhan.
Bagaimana hukumnya ini?

Apakah kami mulai berpuasa dengan ikut ketetapan Kerajaan Saudi tersebut atau berbukanya juga ikut bersama mereka dan kami berpuasa bersama mereka kapan mereka mengumumkan masuknya bulan Ramadhan?

Begitu juga ketika bertepatan dengan masuknya bulan Syawal yaitu Sholat Idul Fitri (tgl 1 syawal-penj).
Bagimana hukumnya, jika terjadi perbedaan masalah tersebut diantara dua Negara?”
Semoga Allah membalas anda dari kami dan seluruh kaum muslimin dengan balasan yang baik.

JAWAB:”Seorang muslim wajib berpuasa bersama Negara dimana dia tinggal dan juga berbuka bersama Negara nya, karena ada sabda Nabi yang berbunyi:
“Berpuasa pada hari kalian berpuasa, berhenti berpuasa pada hari kalian berhenti berpuasa, menyembelih pada hari kalian menyembelih (idul ad-ha-penj).
Dengan Allah segala pertolongan.
_______________

Aku:”Gimana mas? Bisa dimengerti fatwa Syaikh Bin Baz ini? Jadi yang benar itu ikut pemerintahan negaranya masing masing.

Sahabat:”Iya aku ngerti sekarang, terima kasih mas atas dalilnya. Tapi bagaimana jika di Negara kita sendiri ada perselisihan?”

Aku:”Lho ya itu tadi mas, tetep, kita ikut keputusan pemerintah saja, gampangnya ikut mayoritas mas.

Sahabat:”Owh…. Sekali lagi terima kasih mas… Assalamu’alaikum..

Aku:”Iya sama sama. Wa’alaikumus salam warohmatullahi wabarokatuh^^

_________
*selesai.
*Edit penyesuaian
-Terima kasihku kepada Syaikh Binbaz rahimahullah

Semoga bermanfaat
Salam Aswaja !!

© Ramadhan Edition ®
█║▌│█│║▌║││█║▌║▌║
Verified Official by Kaheel’s

 

Sebarkan Kebaikan Sekarang
loading...

Ustadz Baba Naheel

Ustadz Baba Naheel has written 39 articles

Adalah seorang ustadz yang masih muda, namun sangat produktif menulis terutama yang berkaitan dengan dunia wahabi yang memiliki 'rasa Aswaja', yakni, sesuatu yang dianggap bid'ah oleh para pengikut salafi/wahabi, namun tidak menurut panutan mereka.

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>