Kini telah hadir: televisi yang menawarkan program-program yang bermoral, mencerdaskan dan menyejukan umat, NATV.
Syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi, satu kepakan sayap dakwah Sunniyah Salafiyah di bidang media mulai muncul di udara. NATV, televisi bergelombang VHF yang mulai disiarkan percobaan beberapa minggu sebelum haul Habib Jakfar bin Syaikhon Assegaf. Tepatnya pada hari Jum’at, 22 Mei 2009.
Setiap Jum’at sore di tempat kediaman Habib Jakfar bin Syaikhon Assegaf selalu diadakan pembacaan maulid Simtuddhuror dan setelah shalat maghrib pengajian rutin Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf. Namun pada hari itu acara terasa istimewa. Sebab berbarengan dengan siaran perdana NATV.
Adalah akhina Luthfi Syahrif selaku pengarah acara. Ia mengomandani beberapa kru yang terdiri dari dua kameraman, seorang teknisi dan pembawa acara. Ia juga merangkap operator. Kedua tangannya cekatan mengoperasikan mixer control yang mengatur gambar dan suara.
Seperti biasa, acara selesai selepas Isyak. Semua berlangsung lancar. Harus diakui, hasil belum maksimal. Gambar yang diterima pemirsa kurang jernih. Namun seiring waktu, kendala itu akan diperbaiki, ditingkatkan kualitasnya, baik dari segi acaranya maupun jam tayangnya, secara bertahap.
HAUL
Ahad dini hari, 7 Juni 2009, segenap kru NATV telah bersiaga di Kauman Pasuruan. Mereka mempersiapkan penayangan Haul Habib Jakfar Assegaf secara live (langsung). Bertempat di kediaman Al-Maghfurlah, siaran langsung ini diharapkan bisa dinikmati lebih banyak khalayak- terutama kaum hawa yang berada di rumah.
Usai sholat jamaah Subuh, lokasi sudah dipadati ribuan manusia. Ruas jalan Niaga ditutup total. Sayup-sayup alunan Simtudurrar membelai telinga. Tetabuhan rebana kian menggelorakan cinta. Pagi itu dibuka dengan pembacaan maulid, sebagai bagian dari rangkaian haul.
Habib Taufiq mengisi acara tersebut dengan ceramah yang menggugah. Beritme pelan dan menyentuh kalbu, beliau mengilustrasikan bagaimana kecintaan para sahabat kepada junjungan mereka, Ar-Rasul SAW.
“Kala beliau SAW berwudu,” ungkap Habib Taufiq, “para sahabat berebut untuk mendapatkan tetesan airnya. Yang tidak kebagian akan mengambil tangan rekannya yang beroleh tetesan itu, lalu diusap-usapkan ke sekujur badannya.”
Cucu Habib Jakfar itu juga menceritakan kisah Bilal yang dirundung cinta tak terperikan kepada baginda Nabi SAW. Ceritanya cukup panjang dan syahdu. Hadirin menundukkan kepala. Tak sedikit yang menitikkan air mata. Sementara itu, di rumah warga sekitar, hampir semua televisinya diubah ke chanel NATV untuk menikmati momen-momen yang indah itu.
Sekitar pukul 09.00 pagi, helatan utama dimulai. Yasin dan tahlil menjadi pembuka, dipandu Habib Hasan bin Hasyim al-Habsyi. Dilanjutkan dengan gema ayat-ayat suci yang disuarakan Habib Abu Bakar Assegaf asal Tuban yang sangat meneduhkan hati seluruh hadirin. Selanjutnya, Ustad Hadi bin Segaf bin Abdullah bin Jakfar Assegaf, ulama muda Mojokerto, menaiki podium. Ia membacakan manakib Habib Jakfar dalam bahasa Arab. Sikapnya tenang, meski kamera NATV membidik tepat di hadapannya.
Selanjutnya Habib Taufiq menerjemah manakib Habib Jakfar. Dalam biografi itu disebutkan bahwa Habib Jakfar adalah maestro Alquran, baik dari segi bacaan maupun pemaknaan. “Bila beliau membaca Alquran, huruf-huruf Kalamullah itu seolah menjelma bentuk-bentuk yang keluar dari indera ucap beliau.”demikian kisah HabibTaufiq.
Keagungan Habib Jakfar diakui para ulama semasanya. Habib Muhammad al-Muhdor Bondowoso, guru Habib Jakfar, tak memberi kesempatan orang lain menjadi imam salat selama ada Habib Jakfar. Kala muridnya itu datang kepadanya, maka ia senantiasa memberi sambutan khas,“Selamat datang wahai Alquran, selamat datang wahai empunya Alquran.”
Habib Taufiq bercerita penuh penghayatan. Hadirin seolah terbawa nostalgia. Dua kameraman NATV mengarahkan fokus kepada beliau. Gambar yang dihasilkan lumayan stabil, tak banyak gerak yang mengusik kenikmatan pemirsa. Lalu, walikota Pasuruan, H Aminurrahman memberikan sambutan singkat mewakili pemkot Pasuruan.
Sebagai klimaks, Habib Taufiq membacakan kalam Habib Syaikhan bin Ali Assegaf, ayahanda Habib Jakfar yang kubahnya ada di Bandar Mukalla, Hadramaut. Kalam-kalam itu terjaga dalam bentuk manuskrip. Walikota yang sedianya bergegas ke luar kota menyempatkan diri untuk menyimak.
Kalam Habib Syaikhan menekankan pentingnya cinta kepada keluarga Nabi SAW. Rasa cinta itu mesti berkelindan dengan penghormatan kepada para sahabat Rasul. Mereka adalah manusia pilihan Allah Subhanahu Wata’ala. Tak seorang salaf pun pernah mengajarkan kecintaan kepada keluarga nabi harus dibuktikan dengan mencela para sahabat.
“Camkan baik-baik wasiat Habib Syaikhan ini!,” Habib Taufiq memberi peringatan. Beliau kemudian memohon Habib Sholeh al-Aydrus untuk menuntun hadirin melafalkan kalimat tauhid. Habib yang faqih itu pun naik podium. Sejurus kemudian kalimat “La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” menggelegar dari lisan beliau, disusul para hadirin. Suasana haibah bergeletar sesaat.
Haul akhirnya diakhiri doa wahbah. Sang pembawa acara kemudian memberikan presentasi penutup. Selesai sudah kerja keras kru NATV selama beberapa hari. Acungan jempol perlu disematkan kepada mereka. Berkat semangat mereka, masyarakat bisa mengkonsumsi tayangan ruhani tersebut lewat media televisi. Namun jalan masih panjang. Kekurangan masih berceceran di sana-sini. Dan itu adalah PR bagi NATV.
kapan masuk di surabaya bib?
kapan masuk di surabaya bib?
insyaAllah kapan-kapan jika ada dananya.
insyaAllah kapan-kapan jika ada dananya.
alkhamdulillah……..
alkhamdulillah……..
NATv apakah ada streamingnya?
NATv apakah ada streamingnya?
@ abcd, Kami mohon maaf, NATv untuk sementara waktu belum bisa beroperasi karena masih dalam masa perbaikan. Kami mohon do’anya agar cepat terselesaikan dan bisa melakukan siaran dakwah serta bisa memberikan harapan bagi para pecinta Islam.
@ abcd, Kami mohon maaf, NATv untuk sementara waktu belum bisa beroperasi karena masih dalam masa perbaikan. Kami mohon do’anya agar cepat terselesaikan dan bisa melakukan siaran dakwah serta bisa memberikan harapan bagi para pecinta Islam.