From : nani <nani.XXXi@gmail.com>
Assalamualaikum.
Sungguh dengan adanya forum ini, sangat membantu saya yang sedang bingung. yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana sesungguhnya cari untuk mencari pendamping hadapi ? Di majalah nabawiy telah dijelaskan proses ta’aruf, tapi untuk pria. Bagaimana untuk yang pihak wanita ? Apa yang harus dipertimbangkan seorang wanita dalam memilih imamnya ? saya sedang menghadap masalah dimana saya harus membuat keputusan untuk masa depan saya. saat ini saya sedang menjalan proses ta’aruf. Dalam proses ini, saya mengharapkan komunikasi yang nyaman dengan pihak laki-laki agar kita bisa selagi mengerti nantinya. Namun selama ta’aruf, pihak laki-laki tidak bisa memberikan hal tersebut. apakah kenyamanan hati pihak wanita perlu dikesampingkan ? ada pihak keluarga yang bertetangga dengannya dan berkat lingkungan rumah pihak laki-laki bagus. selama ta’aruf, saya sholat istikharah, dan yang saya rasakan saat ini adalah hati serasa ingin selalu menjauh darinya. pernah saya bermimpi dalam posisi menggandeng pihak laki-laki menaiki tangga karena dia tidak bisa melihat tapi saat bermimpi saya tidak dalam keadaan telah sholat istikharah. ingin rasanya menghentikan proses ta’aruf ini. Namun di lain sisi, saya tak tega. saat ini saya hendak melakukan shalat istikharah sekali lagi. untuk memantapkan hati, saya pribadi orang yang cukup keras. Apakah mungkin perasaan yang muncul saat ini efek dari shalat istkharah atau hanya keegoisan yang muncul dari dalam hati saya, seolah-olah pihak laki-laki tidak bisa mengimbangi saya. untuk ditambahkan, pihak laki-laki menjadi pribadi yang berbeda ketika bertamu ke rumah. ketika selagi sms, begitu ceria. ketika bertatap muka, sulit untuk berkata-kata dengan lepas. inginnya memberikan perhatian dengan sentuhan. sungguh saya tak menginginkan itu. oleh karena itu, di forum ini, mohon berikanlah solusi untuk melancarkan ikhtiar saya dalam mencari pendamping hidup secara islami yang kelak membentuk keluarga sakinah mawaddah warohmah. atas perhatian dan solusinya,saya ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
FORSAN SALAF menjawab :
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Sesungguhnya Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Allah SWT berfirman :
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Pasangan hidup ada kalanya baik dan ada kalanya tidak baik. Bagi orang baik, sepantasnya mendapatkan pasangan yang baik pula. Demikian sebaliknya, bagi orang yang tidak baik sepantasnya mendapatkan pasangan yang tidak baik pula. Allah SWT berfirman :
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).
Karena itulah perlu memilih pasangan yang baik sebelum melaksanakan pernikahan dengaan menilai segi akhlaq, ibadah, perangai, perbuatan dan lain-lain.
Ta’aruf yang dibenarkan oleh islam dengan cara melihat fisik calon pasangannya (wajah dan kedua telapak tangan) ketika berminat untuk menikah. Hal ini dimaksudkan agar keduanya tidak kecewa setelah pernikahan. Melihat hanya dibolehkan menurut kebutuhan saja, walaupun berulang kali jika melihat pertama belum mantap.
Mengenal akhlaq bukan dengan cara ber-SMS atau berbicara secara langsung atau via telepon. Namun bisa diketahui dari lingkungan, keluarga, turunan dan teman-temannya. Anda dapat mencari informasi tentang akhlaqnya dan akhlaq keluarganya, pendidikannya dan pergaulannya di sekolah atau di pondok juga teman-temannya serta aktivitasnya. Karena itu semua menggambarkan keadaan laki-laki tersebut yang sebenarnya. Ini adalah ta’aruf (mengenali) yang baik, bukan dengan melanggar batas apalagi sampai pada persentuhan atau lainnya. Oleh karena itu janganlah menilai dari fisik (dhohir) saja, tapi juga dari lingkungan, keluarga, akhlaq dan teman-temannya.
Keraguan terhadap calon suami itu menjadi hak anda untuk berfikir menentukan pasangan anda dan calon ayah anak-anak anda. Tepat sekali istikharah dan musyawarah dengan orang-orang dekat dilakukan. Rasulullah SAW bersabda :
مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ وَلَا نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ
“ tidak akan sia-sia orang yang beristikharah dan tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah”