TABAYUN KEDUA LESBUMI NU DALAM ACARA KAJIAN SALAFI DI BEKASI
Download ebook islam Nusantara
{ Kajian Ilmiah Tak Ada, Jamaah Pergi Berziarah }
Usaha tabayun terhadap forum pengajian dengan tema tendensius yang menyerang konsep Islam Nusantara masih dilakukan oleh Padepokan Dakwah Wali Sanga (Padasuka) dan Lesbumi. Mendapati sebuah undangan terbuka kajian ilmiah dengan tema “Islamku Bukan Islam Nusantara” yang menghadirkan ustadz Abu Fairuz di Masjid Assahabah Bumi Yapemas, Bekasi, sedikitnya 100 orang dari Padasuka melakukan kajian sebelum akhirnya bersepakat untuk menghadiri acara tersebut, Senin (21/2).
KH. Syarif Rahmat, Pengasuh Ponpes Ummul Quro Pondok Cabe Tangerang Selatan yang juga Ketua Umum dan Pengasuh Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) serta dewan pembina kebudayaan Lesbumi PBNU, mangemukakan bahwa pengajian yg diadakan kelompok salafi wahabi seperti ini wajib didatangi untuk didengarkan dan diberikan masukan bila diperlukan. Karena mereka cenderung senang bersikap provokatif dan menghindari bersikap interaktif-dialogis.
“Harus tetap dilakukan dialog yang sehat, jangan satu arah dan berusaha membusukkan melalui jalan provokasi dan pendoktrinan tertutup. Misalnya kita harus ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang dimaksud dengan Islam Nusantara menurut yang mereka ketahui serta dari mana definisi tersebut didapat? Dan apakah mereka juga sudah berusaha berdialog langsung dengan yang mengeluarkan gagasan tersebut, bertabayyun? Pertanyaan seperti itu penting untuk memecah kebekuan dan tidak mengarah pada fitnah dari definisi sepihak yang tidak adil”, kata KH. Syarif Rahmat.
Namun demikian sesampainya rombongan tersebut di lokasi yang dituju ternyata tidak ditemukan tanda-tanda diselenggarakannya acara dimaksud. Pengurus masjid Assahabah yang ditemui perwakilan rombongan hanya mengatakan bahwa acara itu batal karena sang ustadz berhalangan hadir.
“Teman-teman juga heran, bahkan tidak terlihat ada pengumuman atau spanduk yang menunjukkan adanya kegiatan seperti dalam panflet yang disebar,” ujar Gus Eko Ahmadi, Pengasuh Ponpes Darul Mukhtazin Suradadi Kabupaten Tegal dan ketua Padasuka Jateng yang dihubungi via telefon.
Karena ketiadaan acara tersebut tanpa keterangan yang jelas, maka rombongan jamaah Padasuka kab. Bekasi yang dikoordinir oleh Ustadz Habib Falaqi, Ustadz Jubah Ireng, Eko Bando, Triyono, Jam’an, Adityo serta para guru lain itu pun akhirnya memutuskan untuk melakukan ziarah ke makam KH. Nur Ali, salah satu tokoh pejuang kemerdekaan dari Pesantren At-Taqwa Ujung Harapan Bekasi.
” Mari senantiasa berserah kepada Allah SWT dari fitnah dan perpecahan serta semoga kita dapat menjaga keutuhan bangsa ini dari rong-rongan kelompok yang merasa paling benar tapi masa bodoh pada keutuhan bangsa yang merdeka karena perjuangan para pahlawan seperti Kyai Nur Ali. Semoga dugaan kami salah bahwa panflet-panflet semacam ini sengaja disebar oleh kelompok tertentu sekedar untuk membangun opini bahwa kegiatan yang menyudutkan konsep Islam Nusantara ini berjalan massif”, pungkas Gus Eko. []
Sumber Lesbumi NU
Ya seperti itulah salafi,