KETIKA SYI’AH MENJADI ISU YANG SANGAT SEKSI
Muncul sebuah trend baru yang merebak di masyarakat Indonesia, yaitu gemarnya penganut paham Wahhabi yang begitu mudah memberikan predikat ‘Syiah’ kepada siapa saja yang tidak sepaham dengan mereka, khususnya para Ulama NU yang berpaham ahlussunah Waljamaah (Aswaja) dengan bermodalkan gambar dan prasangka fitnah. Ia tidak takut dengan tuduhan fitnahnya yang akan berdampak di hari pembalasan atas fitnah yang tidak berdasar itu.
Dulu kaum wahabi sangat hobi bilang bid’ah dan syirik. Mereka dalam pembicaraannya, baik dalam khotbah-khotbah Jum’at atau di forum-forum resmi atau dalam percakapan keseharian mereka ujung-ujungnya selalu menuduh umat Islam selain golongannya sebagai ahlul bid’ah, sesat dan musyrik.
Tahlilan, Yasinan, do’a selamatan divonis bid’ah sesat dan masuk neraka. Ziarah kubur, tawassul, istighotsah dan tabarruk divonis sebagai amalan syirik, sehingga kaum muslimin selain golongannya yang melakukan ziarah kubur disebut kuburiyun, dan yang bertawassul, bertabarruk, dan beristighotsah disebutnya musyrikun.
Kemudian ustadz-ustadz Aswaja (yang merasa dituduh atau difitnah) tampil memberikan jawaban atas tuduhan-tuduhan keliru mereka, dengan cara mengajak dialog terbuka atau mudzakaroh terbuka. Di sinilah para ustadz Aswaja dengan elegan mengemukakan dalil-dalil shahih untuk membantah vonis-vonis keliru sehingga berefek fitnah.
Para ustadz Aswaja tampil unggul dalam hujjah sehingga para ustadz Wahabi selalu tergagap-gagap dalam menanggapi dalil-dalil yang dikemukakan Aswaja. Sederet nama ustadz Aswaja itu antara lain, Ustadz Muhammad Idrus Ramli, Buya Yahya, Tengku Zulkarnaen dan masih banyak lagi yang tidak terkenal.
Semenjak selalu kalahnya mereka dalam beradu hujjah, akhirnya mereka bisa dikatakantidak berani lagi berdialog tentang persoalan isu-isu Bid’ah dan Syirik. Bisa dikatakan Wahabi itu sudah kalah dalil, tetapi kelihatannya mereka tidak mau sadar atas kekeliruannya. Dan sekarang rupanya mereka justru menjadi rajin mencari kambing hitam.Lalu siapa kambing hitamnya? Tidak lain adalah SYI’AH!
Misalnya kasus di Mesir, kini di sana jika ada seseorang yang tidak mendukung Presiden Mursi maka disebutnya sebagai Syiah. Jadi berapa juta kaum Syiah di Mesir, apakah 22 juta sejumlah rakyat yang turun di jalan-jalan di seluruh Mesir menuntut lengsernya presiden Mursi? Padahal Mayoritas rakyat Mesir adalah Aswaja, Syiah hanya kaum super minoritas sebagaimana halnya di Indonesia di mana kaum Syi’ah adalah kaum yang super minoritas tetapi dibesar-besarkan oleh kaum Wahabi.
Kasus di Suriah, Jika ada orang-orang yang tidak mendukung FSA (ISIS) di Suriah maka disebutnya Syiah yang darahnya halal. Padahal rakyat Suriah mayoritas adalah Aswaja.Sebagai buktinya kalau rakyat Suriah adalah Aswaja bisa di lihat siapa yang menjabat mufti agung Suriah. Mereka bertuturut-turut adalah ulama-ulama Aswaja (Sunni), seperti Syaikh Ramadhan Al Buti, Syaikh Ahmad Hassun sebagai pengganti Al Buti yang gugur syahid dibom bunuh diri dalam masjid al Iman Damaskus saat Beliau mememberikan pelajaran agama (Ilmu Tafsir Al Quran)?
Jika anda memberitakan berita yang sebenarnya terjadi di Suriah, dimana beritanya otomatis merugikan FSA, maka sang penyampai berita pasti akan dituduh sebagai Syiah.Intinya, jika kita tidak mendukung Wahabi maka langsung dituduh sebagai Syiah. Seakan ini sudah menjadi rumus pasti.
Padahal selain Wahabi dan Syiah masih ada satu lagi yaitu Aswaja. Di antara ketiga golongan ini tentunya punya kemiripan dalam ajarannya antara satu dan lainnya, karena ajarannya sama-sama bersumber dari satu sumber, yaitu Islam. Ajaran Aswaja (Sunni) ada miripnya dengan Wahabi dan Syiah dan sebaliknya. Tetapi kenapa Wahabi membuat isu seakan-akan di dunia ini cuma ada Wahabi dan Syiah? Kenapa di hadapan kaum Syiah, Wahabi selalu memakai nama Sunni? Wahabi sedang ber-taqiyah?
Ada pesan dan kalimat yang sering disampaikan oleh Habib Rizieq Mantan Ketua Umum Front Pembela Islam (sekarang menjadi presiden FPI).
“Saya berikan warning (peringatan) juga, ini wahabi kadang-kadang kelewatan, dia bikin jebakan. Kalau dia berdebat kalah, kita dibilang Syi’ah”, kata Habib Rizieq dalam sebuah acara Haul di Masjid Al-Awwabin Cilandak Jakarta selatan, Mei 2015 lalu.
“Makanya hati-hati, ini propaganda Wahabi. Pokoknya ntah kalau ada kiai-kiai yang anti Wahabi, langsung tuh (dituduh) “Awas, Itu kiai Muhidin Syi’ah”. Kenapa begitu? karena mereka gak bisa lawan dengan argumentasi. “, terang Habib Rizieq lagi.
Nah begitulah Hobi terbaru wahabi …
Entah apa lagi setelah ini yang dituduhkan oleh mereka setelah semua tuduhan dari mereka terkuak oleh ulama” aswaja, bagaimana pun pintarnya orang menyembunyikan bangkai tikus maka baunya pun akan tercium juga.
ALLAHUL MUSTA’AN!
Hanya kepada Allah lah kita minta perlindungan !