HABAIB & ‘IMAMAH MENURUT “MBAW”

Cerita ini aku ambil dari sebuah kitab yang berisi kumpulan surat surat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Annajd yang beliau layangkan kepada orang orang/tokoh pada masa nya. Kitab ini berjudul “Risalah Al Syakhsyiyah”.

[ALKISAH]

Dulu pada masa Syaikh Muhammad bin Abd. Wahab Nejd, ada seorang ulama dari golongan ba’alawy, atau Syarif atau kita kenal dengan sebutan Habib, yaitu beliau adalah Sayyid Abdul Muhsin AssyarifBeliau sukanya mengenakan imamah berwarna hijau dan orang orang menghormatinya dengan mencium tangannya.Namun sebagian pengikut Syaikh Muhammad bin Abd. Wahab mengingkari kebiasaan Sayyid Abdul Muhsin tersebut

Sikap sebagian pengikut Syaikh Muhammad bin Abd. Wahab ini direspon oleh beliau, seperti yang telah termaktub dalam kitab tersebut sbb

الرسالة الحادية والأربعون

(ص283)

ومنها رسالة كتبها إلى أحمد بن محمد بن سويلم، وثنيان بن مسعود قال فيها

بسم الله الرحمن الرحيم

من محمد بن عبد الوهاب إلى الأخوين أحمد بن محمد وثنيان

سلام عليكم ورحمة الله وبركاته وبعد

فقد ذكر لي عنكم أن بعض الإخوان تكلم في عبد المحسن الشريف يقول : إن أهل الحسا يحبون على يدك وأنك لابس عمامة خضراء والإنسان لا يجوز له الإنكار إلا بعد المعرفة، فأول درجات الإنكار معرفتك أن هذا مخالف لأمر الله

وأما تقبيل اليد فلا يجوز إنكار مثله وهي مسألة فيها اختلاف بين أهل العلم، وقد قبل زيد بن ثابت يد ابن عباس وقال : هكذا أمرنا أن نفعل بأهل بيت نبينا، وعلى كل حال فلا يجوز لهم إنكار كل مسألة لا يعرفون حكم الله فيها

وأما لبس الأخضر فإنها أحدثت قديماً تمييزاً لأهل البيت لئلا يظلمهم أحد أو يقصر في حقهم من لا يعرفهم، وقد أوجب الله لأهل بيت رسول الله صلى الله عليه وسلم على الناس حقوقاً فلا يجوز لمسلم أن يسقط حقهم ويظن أنه من التوحيد بل هو من الغلو ونحن ما أنكرنا إلا إكرامهم لأجل ادعاء الألوهية فيهم أو إكرام المدعى لذلك، وقيل عنه أنه اعتذر عن بعض الطواغيت، وهذه مسئلة جليلة ينبغي التفطن لها وهي قوله تعالى : ((يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبأ فتبينوا

 

Surat ke-41
Halaman 283

Surat ini adalah yang dikirimkan kepada Ahman bin Muhammad bin Suwailim dan Tsan-yan bin Ma’sud

Bismillahirrahmannirrahim

Dari: Muhammad bin Abdul Wahab
Kepada Yth_: Ahmad bin Muhammad dan Tsan-yan

“Telah diceritakan kepadaku mengenai sikap kalian, yaitu sebagian dari kawan kawan telah membicarakan tentang Sayyid Abdul Muhsin, mereka berkata kepada Sayyid Abdul Muhsin

Para ahli hawa nafsu menyukai tanganmu, yaitu mereka doyan menciumi tanganmu. Dan dirimu juga suka nya mengenakan imamah hijau

Lanjut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, seorang tidak boleh seperti itu, yakni ingkar terhadap perilaku Sayyid Abdul Muhsin ini, kecuali telah benar2 mengetahui (sebuah kesalahan), sehingga jika kalian hendak mengingkari suatu hal, pertama adalah pengetahuanmu bahwa ini benar benar menyelisihi perintah Allah

Nah, adapun praktik cium tangan, kalian tidak boleh mengingkari ini, karena ini masih dalam ranah perbedaan antar ahli ilmu, dan telah nyata bahwa Zaid bin Tsabit mencium tangan Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, lalu Zaid bin Tsabit berkata:”Beginilah Nabi memerintahkan kami memberlakukan Ahli bait beliau shalallahu alaihi wa sallam

By the way, mereka tidak boleh sedikit dikit ingkar kepada semua perkara yang belum mereka ketahui hukum Allah di dalamnya

Adapun yang masalah mengenakan imamah berwarna hijau, ini saya sudah pernah menjelaskannya dulu, ini untuk pembeda golongan Ahli Bait agar seorang yang tidak tahu tidak berbuat dzolim terhadap mereka atau memutus hak hak mereka (alawiyin) karena Allah telah jelas mewajibkan hak hak kepada Ahli bait Rasulillah saw atas semua orang. Sehingga tidak diperbolehkan bagi seorang muslim memutus hak hak mereka dan menyangka itu dari bagian tauhid, tapi itu adalah bagian dari sikap yang berlebihan, kami tidak mengingkari itu melainkan memuliakan mereka karena dakwah mereka. Dan ada juga yang mengatakan bahwa mereka telah membiarkan sebagian para thoghut, ini adalah masalah besar yang seyogya nya membutuhkan klarifikasi terlebih dahulu karena Allah telah berfirman

“Wahai orang orang yang beriman, jika datang kepada kalian seorang fasik yang membawa sebuah berita, maka hendaknya ber”tabayun”-lah kalian…. bersambung..

Untuk lanjutannya anda baca sendiri saja dalam kitab tersebut
Wallahu a’lam
Dan mohon maaf dan koreksinya jika ada salah dalam terjemah

Semoga bermanfaat

Berdakwalah yang santun dan penuh cinta

Salam Aswaja