Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Team forsan salaf yang kami hormati, saya mau bertanya terkait masalah ritual Assyuro.
Apakah benar ada ritual assyuro sebagai hari berkabung atas kematian syd Husein bin Ali bin Abi Tholib? Adakah hari berkabung dalam islam ? bagaimana dengan klaim sebagian orang yang menyatakan bahwa alhabib Abdullah Alhaddad menyebutnya dalam kitab tatsbitul fu’ad karangan beliau sebagai hari berkabung ?
Mohon dijelaskan beserta dalil2 yang ada, agar kami bisa mengetahui kebenarannya……
From : pencari.kebenaran <akidahku@yahoo.com>
FORSAN SALAF menjawab :
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan pilihan yang disebut Asyhurul Hurum. Firman Allah SWT :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
“ Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram “ (Q.S at-Taubah : 36)
Di bulan itu, disunnahkan untuk berpuasa. Rasulullah SAW bersabda :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“ Paling utamanya puasa setelah Ramadhan, yaitu puasa di bulan Muharram, dan paling utamanya shalat setelah shalat fadhu adalah shalat malam “.
Khususnya pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari Asyura’. Ketika Rasulullah ditanya tentang keutamaan puasa di hari Asyura’, Beliau menjawab :
إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“ Aku berharap kepada Allah, bisa menghapus dosa satu tahun yang telah lalu”.
Diriwayatkan dalam hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأُنَاسٍ مِنْ الْيَهُودِ قَدْ صَامُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا مِنْ الصَّوْمِ قَالُوا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي نَجَّى اللَّهُ مُوسَى وَبَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ الْغَرَقِ وَغَرَّقَ فِيهِ فِرْعَوْنَ وَهَذَا يَوْمُ اسْتَوَتْ فِيهِ السَّفِينَةُ عَلَى الْجُودِيِّ فَصَامَهُ نُوحٌ وَمُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ تَعَالَى فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى وَأَحَقُّ بِصَوْمِ هَذَا الْيَوْمِ فَأَمَرَ أَصْحَابَهُ بِالصَّوْمِ (رواه احمد في مسنده)
Dari Abi Hurairah ra berkata : Nabi Saw melewati sekelompok orang yahudi, mereka berpuasa di hari Asyura’. Nabi bertanya : “Puasa apa ini?”. Mereka menjawab : “Ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari tenggelam, dan menenggelamkan Fir’aun. Dan hari ini juga adalah hari merapatnya bahtera (Nabi Nuh) di bukit Judiy. Maka Nabi Nuh dan Nabi Musa berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah SWT ”. Lalu Nabi berkata : “Saya lebih berhak dengan Nabi Musa dan lebih berhak untuk berpuasa di hari ini”. Nabi pun memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa.
Dan masih banyak riwayat-riwayat lain yang menerangkan keutamaan puasa Asyura’.
Di hari ini pula, meninggalnya cucu Rasulullah sayyidina Husein ra. Diriwayatkan :
قالت أم سلمة كان النبي صلى الله عليه وسلم نائما في بيتي فجاء حسين يدرج ، قالت : فقعدت على الباب فأمسكته مخافة أن يدخل فيوقظه ، قالت : ثم غفلت في شيء فدب فدخل فقعد على بطنه ، قالت : فسمعت نحيب رسول الله صلى الله عليه وسلم فجئت فقلت : يا رسول الله والله ما علمت به ؟ فقال : « إنما جاءني جبريل عليه السلام وهو على بطني قاعد ، فقال لي أتحبه ؟ فقلت : نعم قال : إن أمتك ستقتله ألا أريك التربة التي يقتل بها ؟ قال : فقلت : بلى قال : فضرب بجناحه فأتاني بهذه التربة » قالت : فإذا في يده تربة حمراء ، وهو يبكي ويقول : « يا ليت شعري من يقتلك بعدي ؟ »
Berkata Umi Salamah, sewaktu Nabi tidur ada di rumahku, tiba-riba Husein hendak masuk, maka aku (umi salamah) duduk didepan pintu mencegahnya masuk karena khawatir membangunkan Nabi. Umi Salamah berkata “ kemudian aku lupa akan sesuatu sehingga Husein merangkak masuk dan duduk di atas perut Rasulullah SAW. Lalu aku mendengar rintihan Rasulullah SAW, akupun mendatangi-Nya dan bertanya “ apa yang engkau ketahui sehingga engkau merintih seperti itu “. Rasulullah menjawab : “ Jibril datang kepada-Ku ketika Husein ada di atas perutku seraya berkata kepada-Ku “ apa Engkau mencintai-Nya (Husein) ?, maka akupun menjawab “ ya, Aku mencintai-Nya “, lalu Jibril berkata “ sesungguhnya dari umat-Mu ada yang akan membunuh-Nya (Husein), maukah Engkau aku tunjukkan tanah tempat pembunuhan-Nya ?, maka Akupun menjawab “ ya “, maka Jibrilpun mengepakkan sayapnya lalu memberikan kepadaku tanah ini “. Umi salamah berkata “ maka Nampak pada tangan Rasulullah tanah merah, dan Rasulullah SAW menangis seraya berkata “ siapakah yang akan membunuhmu (wahai Husein) sepeninggal-Ku ?”.
Sebagian kelompok islam menjadikan hari itu adalah hari berkabung karena kematian sayyidina Husein ra dalam keadaan yang sangat mengenaskan berdasarkan menangisnya Rasulullah SAW sebagaimana keterangan di atas. Bahkan mereka meratap-ratap sambil menyakiti diri sebagai bukti keprihatinan dan kecintaan kepada sayyidina Husein ra.
Ketahuilah, perbuatan seperti itu dan pendapat seperti itu tidaklah benar. Tidak diriwayatkan bahwa Rasulullah berbuat demikian atau memerintahkan umatnya untuk berbuat seperti itu, juga yang dilakukan oleh Ahlil bait serta orang-orang shaleh yang lainnya, bahkan Rasulullah melarang untuk meratap-ratap karena kematian sebagaimana orang-orang jahiliyah sambil memukul-mukul anggota badan. Dirawayatkan hadits shahih :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
“ bukanlah termasuk golonganku, orang yang memukul-mukul pipi-pipinya (karena kematian seseorang), dan merobek pakaian-pakaiannya serta menjerit sebagaimana orang-orang jahiliyah “
Kalau dengan dasar tangisan Rasulullah saat beliau menerima kabar dari Jibril, maka sesungguhnya beliau juga menangis ketika meninggalnya Ibrohim putra beliau, Khodijah istri beliau, Abi Tholib paman beliau dan Jakfar Atthayyar sepupu beliau, juga anak dari Zaenab putri beliau dan masih banyak yang lainnya. Beliaupun tidak pernah mengadakan hari berkabung untuk kematian Nabi Zakariya dan Yahya yang juga dibunuh dengan cara dholim. Alhabib Abdullah Alhaddad menerangknan dalam kitab Tatsbitul Fu’ad halaman 223 :
واما عاشوراء فانما هو يوم حزن لا فرح فيه ، من ان قتل حسين كان فيه ، ولم يصح فيه اكثر من انه يصام ويوسع فيه على العيال ، ولكنه في نفسه يوم فاضل .
Adapun Asyura’ adalah hari sedih dan tidak mungkin ada kebahagian di dalamnya dikarenakan mengingat terbunuhnya sayyidina Husein di hari itu. Namun tidak dibenarkan pada hari itu melakukan ritual yang lain melebihi dari berpuasa dan tausi’ah (memberi belanja lebih) pada keluarga karena pada dasarnya hari itu sendiri adalah hari yang utama “
KESIMPULAN : Janganlah melakukan perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah di hari yang mulia itu, apalagi berlabelkan cinta kepada Ahlil bait. Akan tetapi tingkatkan ibadah di hari itu khususnya dengan yang diajarkan oleh Nabi, karena itu adalah seruan Allah dan Rasul juga ahlil bait. Simaklah apa yang dikatakan oleh Rasul ketika mengubur anak beliau Ibrahim :
عن النبي صلى الله عليه وسلم لما دفن ولده إبراهيم وقف على قبره، فقال: ” يا بني القلب يحزن، والعين تدمع، ولا نقول ما يسخط الرب، إنا لله وإنا إليه راجعون،
Ketika putra beliau Ibrohim dikebumikan, Rasulullah SAW berdiam di atas kuburannya seraya berkata : Wahai anakku, hati bisa berduka, mata bisa meneteskan air mata, tapi tidak akan Aku katakan perkataan yang membuat Tuhan-Ku murka. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya”
Team Forsan yang saya cintai, bisa ga’ tambahin sedikit cerita terbunuhnya Sayyidina Husein & Keluarganya, sehingga pembahasan ini akan lebih jelas, dan kalau bisa terangkan juga apa sebab musabbabnya? soalnya yang pernah saya dengar, Klo Sayyidna Husein dikhianati oleh kaum munafigin, sehingga mereka buat menutupi penyesalannya tersebut, mereka memukul-mukuli dririnya agar solah-olah mereka merasakan kepedihan yang dialami oleh Sayyidina Husein, pada hal fakta sesunnguhnya bukanlah begitu akan tetapi merekalah(syi’ah) yang membunuh. wallahu ‘alam..
Team Forsan yang saya cintai, bisa ga’ tambahin sedikit cerita terbunuhnya Sayyidina Husein & Keluarganya, sehingga pembahasan ini akan lebih jelas, dan kalau bisa terangkan juga apa sebab musabbabnya? soalnya yang pernah saya dengar, Klo Sayyidna Husein dikhianati oleh kaum munafigin, sehingga mereka buat menutupi penyesalannya tersebut, mereka memukul-mukuli dririnya agar solah-olah mereka merasakan kepedihan yang dialami oleh Sayyidina Husein, pada hal fakta sesunnguhnya bukanlah begitu akan tetapi merekalah(syi’ah) yang membunuh. wallahu ‘alam..
Alhamdulillah… Allah SWT tlah menunjukkan kebenaran dari ssuatu yg ternyata tidak benar. Sebelum ini sebelum membaca artikel d atas kami telah hampir tergiring utk masuk kdlm ritual spt d atas, dan dengan mengatas namakan pecinta ahli bait mereka mencaci para shohabat nabi SAW. Kita orang awam tambah bingung ketika yg berbicara adalah keturunan nabi SAW. Mohon forsansalaf.com utk menjelaskan lebih jauh dan dalam tentang yg sebenarnya terkait ritual yang demikian itu, krn kita yg awam smakin kebingungan karena d kalangan cucu Nabi SAW sendiri ada yg menfasilitasi kegiatan mereka, padahal berdasarkan keterangan d atas, itu bertentangan.
Kami tunggu dengan senang hati respon dan penjelasan lanjutannya…
Alhamdulillah… Allah SWT tlah menunjukkan kebenaran dari ssuatu yg ternyata tidak benar. Sebelum ini sebelum membaca artikel d atas kami telah hampir tergiring utk masuk kdlm ritual spt d atas, dan dengan mengatas namakan pecinta ahli bait mereka mencaci para shohabat nabi SAW. Kita orang awam tambah bingung ketika yg berbicara adalah keturunan nabi SAW. Mohon forsansalaf.com utk menjelaskan lebih jauh dan dalam tentang yg sebenarnya terkait ritual yang demikian itu, krn kita yg awam smakin kebingungan karena d kalangan cucu Nabi SAW sendiri ada yg menfasilitasi kegiatan mereka, padahal berdasarkan keterangan d atas, itu bertentangan.
Kami tunggu dengan senang hati respon dan penjelasan lanjutannya…
@ zen, siapapun yang mengajak anda untuk bergabung dalam acara2 ritual yang tidak pernah dilakukan oleh salafus sholeh, janganlah diikuti !! sekalipun dari golongan cucu Rasulullah SAW. Cinta kepada ahlil bait dengan mengikuti ajaran dan akhlaq mereka bukan berbuat hal2 yang bertentangan dengan syari’at termasuk pencacian terhadap para sahabat Nabi.
OKE……., tetap jaga cinta terhadap cucu Nabi dan menghormati para sahabat Nabi itulah ajaran yang benar
@ zen, siapapun yang mengajak anda untuk bergabung dalam acara2 ritual yang tidak pernah dilakukan oleh salafus sholeh, janganlah diikuti !! sekalipun dari golongan cucu Rasulullah SAW. Cinta kepada ahlil bait dengan mengikuti ajaran dan akhlaq mereka bukan berbuat hal2 yang bertentangan dengan syari’at termasuk pencacian terhadap para sahabat Nabi.
OKE……., tetap jaga cinta terhadap cucu Nabi dan menghormati para sahabat Nabi itulah ajaran yang benar
Wah…wah….wah….., emang ritual ibadah apa model kayak gini ini..??? emangnya sekejam ini ya ajarannya ahlul bait ??? yang ana ketahui mereka semua penuh dengan rahmat ama makhluk bukan malah melukai diri sendiri dan menciderai yang lain…… tega benaaaaaaaaarrrrrrrrr…….
Anda pengen tau video ritual kekejaman mereka yang sangat tega sampe melukai anak kecil…….. .?? nich ana punya beberapa alamatnya, klik aja di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=OjBjDJOLtTo&feature=related
atau
http://www.youtube.com/watch?v=sl1PQfZlqiM&feature=related
Wah…wah….wah….., emang ritual ibadah apa model kayak gini ini..??? emangnya sekejam ini ya ajarannya ahlul bait ??? yang ana ketahui mereka semua penuh dengan rahmat ama makhluk bukan malah melukai diri sendiri dan menciderai yang lain…… tega benaaaaaaaaarrrrrrrrr…….
Anda pengen tau video ritual kekejaman mereka yang sangat tega sampe melukai anak kecil…….. .?? nich ana punya beberapa alamatnya, klik aja di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=OjBjDJOLtTo&feature=related
atau
http://www.youtube.com/watch?v=sl1PQfZlqiM&feature=related
Terima kasih banyak buat Team Forsan atas penjelasannya, akan tetapi bagaimana menurut team forsan terhadap catatan orang Syi’ah yang mereka sekarang sedang menyebarkan catatan sbb:
“kritik hadis dan historis tentang puasa asyura
Pada tanggal 10 Muharram, banyak Muslim yang saleh melakukan puasa Asyura (Asyura artinya tanggal 10 Muharram). Mereka ingin mencontoh Rasulullah saw. yang berpuasa pada hari itu. Perilaku itu tentu memiliki dasar pijakannya sendiri. Dan berikut ini adalah kutipan salah satu hadis tentang puasa Asyura dari Shahih Bukhari nomor 1865 yang menjadi dasar diberlakukannya puasa Asyura:
Artinya: “ Dari Ibnu ‘Abbas ketika Nabi Muhammad saw. tiba di Madinah, dia melihat orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Nabi saw .bertanya: ‘Apakah ini?’ orang-orang Yahudi berkata: ‘Ini hari yang baik. Pada hari inilah Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa a.s. berpuasa pada hari itu.’ Kata Nabi saw. :’Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.’ Maka Nabi pun melakukan puasa dan menyuruh orang untuk melakukannya juga.”
Bukhari menyatakan hadis ini sahih. Karena itu Kang Jalal mencoba menganalisis hadis ini dengan ilmu hadis dan kritik historis. Dan berikut ini adalah hasil analisisnya:
Pertama, sahabat yang meriwayatkan peristiwa ini adalah Abdullah ibnu ‘Abbas. Menurut para penulis biografinya, Ibn ‘Abbas lahir tiga tahun sebelum hijrah. Ia hijrah ke Madinah pada tahun ketujuh Hijri. Jadi, ketika Nabi saw. tiba di Madinah, Ibnu ‘Abbas masih di Mekkah dan belum menyelesaikan masa balitanya. Dari mana Ibnu ‘Abbas mengetahui peristiwa itu? Mungkin dari sahabat Nabi yang lain, tetapi ia tidak menyebutkan siapa sahabat Nabi itu. Ia menyembunyikan sumber berita, sehingga seakan-akan ia menyaksikan sendiri peristiwa itu. Dalam ilmu hadis, perilaku seperti itu disebut tadlis (pelakunya disebut mudallis).
Kedua, bandingkanlah riwayat ini dengan riwayat-riwayat yang lain dari Ibnu ‘Abbas. Menurut Muslim, Nabi diriwayatkan bermaksud puasa pada hari Asyura tetapi tidak kesampaian. Dia keburu meninggal dunia. Masih menurut Muslim, dan juga dari Ibnu ‘Abbas, Nabi saw. sempat melakukannya setahun sebelum dia wafat. Bila kita bandingkan riwayat Ibnu ‘Abbas ini dengan riwayat-riwayat dari sahabat-sahabat Nabi yang lain, kita akan menemukan lebih banyak lagi pertentangan. Menurut Siti Aisyah, Nabi sudah melakukan puasa Asyura sejak zaman Jahiliyah. Nabi meninggalkan puasa Asyura setelah turun perintah puasa Ramadhan (Shahih Bukhari). Menurut Mu’awiyah, Nabi saw. memerintahkan puasa Asyura pada waktu haji wada’ (Shahih Bukhari).
Ketiga, Nabi saw. menemukan orang Yahudi berpuasa Asyura ketika tiba di Madinah. Semua ahli sejarah sepakat Nabi tiba di Madinah pada bulan Rabi’ul Awwal. Bagaimana mungkin orang berpuasa 10 Muharram pada 12 Rabi’ul Awwal? Mungkinkah orang shalat Jum’at pada hari Senin?
Keempat, Nabi saw. diriwayatkan meniru tradisi Yahudi untuk melakukan puasa Asyura. Bukankah Nabi berulang-ulang mengingatkan umatnya untuk tidak meniru tradisi Yahudi dan Nashara? “Bedakan dirimu dari orang Yahudi,” kata Rasulullah saw. Begitu seringnya Nabi saw. mengingatkan umat Islam waktu itu untuk berbeda dengan Yahudi, sampai seorang Yahudi berkata, “Lelaki ini (maksudnya Muhammad) tidak ingin membiarkan satu pun tradisi kita yang tidak ditentangnya.”(Lihat Sirah al-Halabiyah, 2:115).
Kelima, bila ita mempelajari ilmu perbandingan agama, kita tidak akan menemukan tradisi Asyura pada agama Yahudi. Puasa Asyura hanya dikenal oleh sebagian umat Islam, berdasarkan riwayat yang otentisitas dan validitasnya kita ragukan itu.
Menurut Kang Jalal, berdasarkan penelitian di atas, banyak di antara kita dengan setia menjalankan sunnah Rasulullah yang tidak benar. Bila penelitian historis ini kita lanjutkan, kita akan menemukan bahwa puasa Asyura adalah hasil rekayasa politik Bani Umayyah. Yazid bin Mu’awiyah berhasil membantai keluarga Rasulullah saw. di Karbala pada 10 Muharram. Bagi para pengikut keluarga Nabi, hari itu adalah hari dukacita, hari berkabung, bukan hari bersyukur. Bani Umayyah menjadikan hari itu hari bersyukur. Salah satu ungkapan syukurnya ialah menjalankan puasa. Di samping riwayat-riwayat di atas ditambahkan juga riwayat-riwayat lain. Konon, pada 10 Muharram Allah menyelamatkan Musa dari kejaran Fir’aun, menyelamatkan Nuh dari air bah, menyelamatkan Ibrahim dari api Namrud, dan sebagainya.”
Untuk team forsan, mudah-mudahan bisa cepat mengasi jawabannya.
terima kasih.
Terima kasih banyak buat Team Forsan atas penjelasannya, akan tetapi bagaimana menurut team forsan terhadap catatan orang Syi’ah yang mereka sekarang sedang menyebarkan catatan sbb:
“kritik hadis dan historis tentang puasa asyura
Pada tanggal 10 Muharram, banyak Muslim yang saleh melakukan puasa Asyura (Asyura artinya tanggal 10 Muharram). Mereka ingin mencontoh Rasulullah saw. yang berpuasa pada hari itu. Perilaku itu tentu memiliki dasar pijakannya sendiri. Dan berikut ini adalah kutipan salah satu hadis tentang puasa Asyura dari Shahih Bukhari nomor 1865 yang menjadi dasar diberlakukannya puasa Asyura:
Artinya: “ Dari Ibnu ‘Abbas ketika Nabi Muhammad saw. tiba di Madinah, dia melihat orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Nabi saw .bertanya: ‘Apakah ini?’ orang-orang Yahudi berkata: ‘Ini hari yang baik. Pada hari inilah Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa a.s. berpuasa pada hari itu.’ Kata Nabi saw. :’Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.’ Maka Nabi pun melakukan puasa dan menyuruh orang untuk melakukannya juga.”
Bukhari menyatakan hadis ini sahih. Karena itu Kang Jalal mencoba menganalisis hadis ini dengan ilmu hadis dan kritik historis. Dan berikut ini adalah hasil analisisnya:
Pertama, sahabat yang meriwayatkan peristiwa ini adalah Abdullah ibnu ‘Abbas. Menurut para penulis biografinya, Ibn ‘Abbas lahir tiga tahun sebelum hijrah. Ia hijrah ke Madinah pada tahun ketujuh Hijri. Jadi, ketika Nabi saw. tiba di Madinah, Ibnu ‘Abbas masih di Mekkah dan belum menyelesaikan masa balitanya. Dari mana Ibnu ‘Abbas mengetahui peristiwa itu? Mungkin dari sahabat Nabi yang lain, tetapi ia tidak menyebutkan siapa sahabat Nabi itu. Ia menyembunyikan sumber berita, sehingga seakan-akan ia menyaksikan sendiri peristiwa itu. Dalam ilmu hadis, perilaku seperti itu disebut tadlis (pelakunya disebut mudallis).
Kedua, bandingkanlah riwayat ini dengan riwayat-riwayat yang lain dari Ibnu ‘Abbas. Menurut Muslim, Nabi diriwayatkan bermaksud puasa pada hari Asyura tetapi tidak kesampaian. Dia keburu meninggal dunia. Masih menurut Muslim, dan juga dari Ibnu ‘Abbas, Nabi saw. sempat melakukannya setahun sebelum dia wafat. Bila kita bandingkan riwayat Ibnu ‘Abbas ini dengan riwayat-riwayat dari sahabat-sahabat Nabi yang lain, kita akan menemukan lebih banyak lagi pertentangan. Menurut Siti Aisyah, Nabi sudah melakukan puasa Asyura sejak zaman Jahiliyah. Nabi meninggalkan puasa Asyura setelah turun perintah puasa Ramadhan (Shahih Bukhari). Menurut Mu’awiyah, Nabi saw. memerintahkan puasa Asyura pada waktu haji wada’ (Shahih Bukhari).
Ketiga, Nabi saw. menemukan orang Yahudi berpuasa Asyura ketika tiba di Madinah. Semua ahli sejarah sepakat Nabi tiba di Madinah pada bulan Rabi’ul Awwal. Bagaimana mungkin orang berpuasa 10 Muharram pada 12 Rabi’ul Awwal? Mungkinkah orang shalat Jum’at pada hari Senin?
Keempat, Nabi saw. diriwayatkan meniru tradisi Yahudi untuk melakukan puasa Asyura. Bukankah Nabi berulang-ulang mengingatkan umatnya untuk tidak meniru tradisi Yahudi dan Nashara? “Bedakan dirimu dari orang Yahudi,” kata Rasulullah saw. Begitu seringnya Nabi saw. mengingatkan umat Islam waktu itu untuk berbeda dengan Yahudi, sampai seorang Yahudi berkata, “Lelaki ini (maksudnya Muhammad) tidak ingin membiarkan satu pun tradisi kita yang tidak ditentangnya.”(Lihat Sirah al-Halabiyah, 2:115).
Kelima, bila ita mempelajari ilmu perbandingan agama, kita tidak akan menemukan tradisi Asyura pada agama Yahudi. Puasa Asyura hanya dikenal oleh sebagian umat Islam, berdasarkan riwayat yang otentisitas dan validitasnya kita ragukan itu.
Menurut Kang Jalal, berdasarkan penelitian di atas, banyak di antara kita dengan setia menjalankan sunnah Rasulullah yang tidak benar. Bila penelitian historis ini kita lanjutkan, kita akan menemukan bahwa puasa Asyura adalah hasil rekayasa politik Bani Umayyah. Yazid bin Mu’awiyah berhasil membantai keluarga Rasulullah saw. di Karbala pada 10 Muharram. Bagi para pengikut keluarga Nabi, hari itu adalah hari dukacita, hari berkabung, bukan hari bersyukur. Bani Umayyah menjadikan hari itu hari bersyukur. Salah satu ungkapan syukurnya ialah menjalankan puasa. Di samping riwayat-riwayat di atas ditambahkan juga riwayat-riwayat lain. Konon, pada 10 Muharram Allah menyelamatkan Musa dari kejaran Fir’aun, menyelamatkan Nuh dari air bah, menyelamatkan Ibrahim dari api Namrud, dan sebagainya.”
Untuk team forsan, mudah-mudahan bisa cepat mengasi jawabannya.
terima kasih.
Alhamdulillah ana jadi lebi faham ttg asyura’..
makasi banyak forsan..
Alhamdulillah ana jadi lebi faham ttg asyura’..
makasi banyak forsan..
@ Pecinta Fatimah n para pendukung Jalaluddin, ane mau koreksi tentang kesalahan analisa jalaluddin sebagai berikut :
1. Hadits riwayat ibn Abbas adalah hadits Mudallas
Hadits mudallas adalah hadits yang disamarkan salah satu perowinya baik dengan menggunakan nama samaran atau langsung beranjak ke perowi atasnya yang hidup sezaman tanpa menyebutkan nama gurunya dengan tidak menyebutkan sighat yang menyebabkan sambungnya sanad. Hadits mudallas dibagi bermacam-macam, ada yang disebut tadlis sanad dan ada yang disebut tadlis syuyukh . Perowi yang demikian ini disebut mudallis. Namun jika perowi itu tsiqoh dan ada sighat yang menyebabkan sambungnya sanad, maka hadits tidak dikatakan mudallas. Tidak ada shahabat yang tidak tsiqoh karena mereka semua dihukumi orang yang adil dalam ilmu hadits. Karena itu bagi kang jalal kami anjurkan untuk belajar lagi ilmu hadits terlebih dahulu sebelum berkomentar.
Riwayat kesunahan puasa hari Asyura’ diriwayatkan banyak dari sahabat, diantara mereka :
– Salamah ibn akwa’, meriwayatkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa Nabi memerintahkan seorang untuk menyerukan kepada manusia di hari Asyura’ untuk memilih antara melaksanakan puasa atau meninggalkannya (maksudnya puasa Asyura’ sunnah boleh untuk dikerjakan dan ditinggalkan).
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ رَجُلًا يُنَادِي فِي النَّاسِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ إِنَّ مَنْ أَكَلَ فَلْيُتِمَّ أَوْ فَلْيَصُمْ وَمَنْ لَمْ يَأْكُلْ فَلَا يَأْكُلْ (رواه البخاري)
– Abdullah bin Zubair yang diriwayatkan oleh At-Thabrani menyatakan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk berpuasa Asyura’
حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بن الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بن رَجَاءٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ ثُوَيْرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بن الزُّبَيْرِ، يَقُولُ:”هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ، فَصُومُوهُ، فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِهِ”.
– Riwayat dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأُنَاسٍ مِنْ الْيَهُودِ قَدْ صَامُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا مِنْ الصَّوْمِ قَالُوا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي نَجَّى اللَّهُ مُوسَى وَبَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ الْغَرَقِ وَغَرَّقَ فِيهِ فِرْعَوْنَ وَهَذَا يَوْمُ اسْتَوَتْ فِيهِ السَّفِينَةُ عَلَى الْجُودِيِّ فَصَامَهُ نُوحٌ وَمُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ تَعَالَى فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى وَأَحَقُّ بِصَوْمِ هَذَا الْيَوْمِ فَأَمَرَ أَصْحَابَهُ بِالصَّوْمِ (رواه احمد في مسنده )
Dan masih banyak lagi riwayat-riwayat lainnya dari sahabat. Hal ini menguatkan riwayat Ibn Abbas, sehingga tidak bisa dijadikan dasar untuk menghilangkan kesunahan puasa Asyura’.
Disamping itu, dalam beberapa riwayat menyatakan bahwa banyak dari sahabat melaksanakan puasa Asyura’, sebagaimana riwayat Abdullah bin Umar berikut :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى وَهُوَ الْقَطَّانُ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ كِلَاهُمَا عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بِمِثْلِهِ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ
2. Banyak pertentangan dari beberapa riwayat hadits tentang kesunahan puasa asyura’.
Dalam mensikapi hadits yang bertentangan pada dhohirnya, maka dicari thoriqul jam’i (cara memadukan) diantaranya. Jika tidak ada, maka dipilih riwayat yang paling kuat atau riwayat yang lama dikatakan mansukh dan riwayat yang baru dikatakan nasikh. Sekali lagi saya anjurkan kepada kang Jalal untuk belajar lagi ilmu hadits
Kang jalal menyatakan bahwa hadits Ibn Abbas bertentangan dengan riwayatnya sendiri sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim “Nabi bermaksud puasa pada hari Asyura tetapi tidak kesampaian. Dia keburu meninggal dunia”.
Riwayat Imam Muslim yang benar adalah :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَيْرٍ لَعَلَّهُ قَالَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
Artinya : “Seandainya aku hidup hingga tahun yang akan datang, maka aku akan berpuasa di hari kesembilan.
Jelas sekali riwayat Imam Muslim menunjukkan bahwa Nabi menghendaki berpuasa dihari kesembilan atau yang disebut dengan hari Tasu’a’, bukan Asyura’. Dari sini kita bisa lihat kang Jalal sengaja membelokkan isi hadits bahkan memalsukan isi hadits hanya sekedar bersandar pada buku2 terjemahan syi’ah yang lain tanpa mencari referensi yang valid dari kitab2 hadits.
Adapun pernyataannya yang menyatakan hadits Ibn Abbas bertentangan dengan beberapa riwayat lainnya seperti riwayat sayyidatina A’isyah atau riwayat Mu’awiyah, maka sebenarnya riwayat2 hadits tersebut tidaklah saling bertentangan tapi justru saling memperkuat akan kesunahan puasa Asyura’ sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Ibn Hajar dalam kitab alFath alBari. Pembahasan kami perinci sebagai berikut :
Puasa Asyura’ diwajibkan diawal islam sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan atas perintah dari Nabi SAW. Namun setelah kewajiban puasa ramadhan, maka berubah menjadi sunnah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud :
عن عبد الله بن مسعود أنه قال في يوم عاشوراء : « كنا نصومه ، ثم ترك » . « لم يروه عن سفيان إلا الأشجعي » . وتفسير قول ابن مسعود : كنا نصومه ، ثم ترك « ، أي : » كنا نصومه فرضا ، ثم صار تطوعا «
Adapun riwayat sayyidatina A’isyah yang menyatakan bahwa Nabi telah berpuasa Asyura’ sebelum hijrah dan kaum quraiys juga melakukannya, maka tidaklah ada pertentangan diantara hadits2 tersebut. Hal ini dikarenakan Nabi bukanlah memulai puasa Asyura’ setelah mendapati orang2 yahudi berpuasa di hari itu, akan tetapi telah melakukannya sebelum hijrah. Demikian juga orang2 Qurays berpuasa saat itu. Berarti perintah Nabi untuk berpuasa Asyura’ setelah mengetahui orang2 Yahudi berpuasa di hari itu sebagai ta’kid (penguat) akan kewajiban puasa Asyura’, dan karena menilai bagus dengan mengikuti jejak para Nabi sebelumnya untuk berpuasa di hari itu sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Bukanlah amalan orang Yahudi sebagai dasar dalam mentasyri’kan kewajiban puasa di hari itu. Kewajiban puasa Asyura’ berakhir ketika datang kewajiban puasa Ramadhan di pertengahan tahun kedua dari hijrah sebagaimana riwayat Ibn Mas’ud di atas.
Namun setelah hilangnya kewajiban puasa Asyura’ tidak serta merta menghilangkan keseluruhannya, akan tetapi tetap akan kesunahannya terbukti dengan beberapa perintah Nabi setelahnya, bahkan pengumuman secara menyeluruh untuk mengerjakan puasa Asyura’ sebagaimana riwayat Salamah ibn Akwa’ di atas.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak ada sama sekali pertentangan diantara riwayat2 hadits tentang Asyura’ tapi justru sebaliknya, hadits2 tersebut saling memperkuat akan kesunahannya. Adapaun analisa Jalaluddin yang memvonis adanya pertentangan, maka itu adalah analisa tanpa dasar yang menunjukkan akan kedangkalan ilmunya tentang hadits bahkan terkesan orang yang sangat ceroboh dalam menanggapi suatu hadits.
3. Pertentangan waktu kedatangan Nabi dengan pelaksanaan puasa Asyura’
Dikatakan oleh jalaluddin bahwa : Nabi saw. menemukan orang Yahudi berpuasa Asyura ketika tiba di Madinah. Semua ahli sejarah sepakat Nabi tiba di Madinah pada bulan Rabi’ul Awwal. Bagaimana mungkin orang berpuasa 10 Muharram pada 12 Rabi’ul Awwal ? Mungkinkah orang shalat Jum’at pada hari Senin?
Dikemukakan oleh Imam Ibn Hajar dalam al-Fath al-Baari juz 6 halaman 284 : bahwa kedatangan Nabi ke Madinah memang di bulan Rabiul Awal, namun hadits tersebut bukanlah menunjukkan bahwa Nabi mengetahui puasanya orang Yahudi di hari Asyura’ seketika ketika Nabi sampai di Madinah, akan tetapi Beliau mengetahuinya setelah tinggal di Madinah hingga bulan Muharram tahun kedua. Atau dimungkinkan adanya perbedaan penghitungan bulan dikarenakan orang Yahudi menghitung hari dalam satu tahunnya dengan mendasarkan pada matahari bukan dengan bulan sebagaimana dasar orang islam.
Oleh karena itu, tidak ada pertentangan sama sekali, dan sangatlah memungkinkan untuk melaksanakan shalat Jum’ah walaupun masuk islamnya di hari senin selama melaksankannya di hari jum’ah. Lain halnya bagi orang yang mengingkari kewajiban shalat Jum’ah seperti kang Jalal.
” وَقَدْ اُسْتُشْكِلَ ظَاهِر الْخَبَر لِاقْتِضَائِهِ أَنَّهُ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قُدُومِهِ الْمَدِينَةَ وَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْم عَاشُورَاء ، وَإِنَّمَا قَدِمَ الْمَدِينَةَ فِي رَبِيعٍ الْأَوَّلِ ، وَالْجَوَاب عَنْ ذَلِكَ أَنَّ الْمُرَاد أَنَّ أَوَّل عِلْمِهِ بِذَلِكَ وَسُؤَالِهِ عَنْهُ كَانَ بَعْدَ أَنْ قَدِمَ الْمَدِينَة لَا أَنَّهُ قَبْلَ أَنْ يَقْدَمَهَا عَلِمَ ذَلِكَ ، وَغَايَتُهُ أَنَّ فِي الْكَلَام حَذْفًا تَقْدِيرُهُ قَدِمَ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَة فَأَقَامَ إِلَى يَوْم عَاشُورَاء فَوَجَدَ الْيَهُودَ فِيهِ صِيَامًا ، وَيَحْتَمِل أَنْ يَكُون أُولَئِكَ الْيَهُود كَانُوا يَحْسِبُونَ يَوْم عَاشُورَاء بِحِسَابِ السِّنِينَ الشَّمْسِيَّة فَصَادَفَ يَوْمُ عَاشُورَاء بِحِسَابِهِمْ الْيَوْمَ الَّذِي قَدِمَ فِيهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَة ، وَهَذَا التَّأْوِيل مِمَّا يَتَرَجَّحُ بِهِ أَوْلَوِيَّةُ الْمُسْلِمِينَ وَأَحَقِّيَّتُهُمْ بِمُوسَى عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام لِإِضْلَالِهِمْ الْيَوْمَ الْمَذْكُورَ وَهِدَايَة اللَّهِ لِلْمُسْلِمِينَ لَهُ ، وَلَكِنَّ سِيَاق الْأَحَادِيث تَدْفَعُ هَذَا التَّأْوِيلِ ، وَالِاعْتِمَاد عَلَى التَّأْوِيل الْأَوَّل
4. Pertentangan dengan perintah Nabi untuk selalu berbeda dengan orang Yahudi dan Nasrani.
Dikatakan bahwa : Nabi SAW diriwayatkan meniru tradisi Yahudi untuk melakukan puasa Asyura. Bukankah Nabi berulang-ulang mengingatkan umatnya untuk tidak meniru tradisi Yahudi dan Nashara? “Bedakan dirimu dari orang Yahudi,” kata Rasulullah SAW.
Benar sekali Nabi memperingatkan kepada umatnya untuk selalu berbeda dengan orang Yahudi atau Nasrani, akan tetapi Nabi memerintahkan puasa Asyura’ bukanlah dikarenakan meniru perbuatan orang2 yahudi, namun karena menilai apa yang dilakukan oleh orang Yahudi adalah positif karena mereka mengikuti Nabi mereka dalam berpuasa. Bukankah Nabi sudah melakukaan puasa dan memerintahkannya untuk berpuasa di hari Asyura’ bahkan sebelum hijrah kemudian mengetahui amalan orang Yahudi sebagaimana penjelasan di atas. Oleh karena itu, Nabi berencana untuk berpuasa di hari kesembilan (tasu’a’) sebagaimana dirwayatkan Ibn Umar dan diriwayatkan oleh Imam Muslim agar berbeda dengan orang Yahudi dalam melaksanakan puasa Asyura’. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad :
وَلِأَحْمَدَ مِنْ وَجْه آخَر عَنْ اِبْن عَبَّاس مَرْفُوعًا صُومُوا يَوْم عَاشُورَاء وَخَالِفُوا الْيَهُود ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ
Raslullah SAW bersabda “ berpuasalah kalian di hari Asyura’ dan berbedalah dengan orang-orang Yahudi. Berpuasalah juga hari sebelumnya (hari kesembilan/tasu’a) atau hari setelahnya (tanggal 11 Muharram).”
5. Puasa Asyura’ tidak ada dalam agama Yahudi
Dikatakan : bila ita mempelajari ilmu perbandingan agama, kita tidak akan menemukan tradisi Asyura pada agama Yahudi. Puasa Asyura hanya dikenal oleh sebagian umat Islam, berdasarkan riwayat yang otentisitas dan validitasnya kita ragukan itu.
Kang Jalal mungkin belum tahu atau pura-pura tidak tahu Yahudi dahulu berdasarkan pada kitab Taurat dan masih mengkabarkan akan datangnya seorang Nabi terakhir, walaupun mereka kemudian mengingkarinya. Adapun jika tidak ditemukan tradisi Asyura’ pada orang Yahudi sekarang itu karena mereka sudah jauh berbeda dengan Yahudi dahulu yang masih memperhatikan syari’at Nabi Musa.
Yang terakhir terbukti Jalaluddin Rahmat membuat sejarah palsu yang tidak disebutkan dalam satu kitabpun bahwa puasa Asyura’ adalah rekayasa Mu’awiyah. Untuk yang ini malas kami jawab karena yang mau percaya dengan kang Jalal dalam hal ini adalah bodoh.
@ Pecinta Fatimah n para pendukung Jalaluddin, ane mau koreksi tentang kesalahan analisa jalaluddin sebagai berikut :
1. Hadits riwayat ibn Abbas adalah hadits Mudallas
Hadits mudallas adalah hadits yang disamarkan salah satu perowinya baik dengan menggunakan nama samaran atau langsung beranjak ke perowi atasnya yang hidup sezaman tanpa menyebutkan nama gurunya dengan tidak menyebutkan sighat yang menyebabkan sambungnya sanad. Hadits mudallas dibagi bermacam-macam, ada yang disebut tadlis sanad dan ada yang disebut tadlis syuyukh . Perowi yang demikian ini disebut mudallis. Namun jika perowi itu tsiqoh dan ada sighat yang menyebabkan sambungnya sanad, maka hadits tidak dikatakan mudallas. Tidak ada shahabat yang tidak tsiqoh karena mereka semua dihukumi orang yang adil dalam ilmu hadits. Karena itu bagi kang jalal kami anjurkan untuk belajar lagi ilmu hadits terlebih dahulu sebelum berkomentar.
Riwayat kesunahan puasa hari Asyura’ diriwayatkan banyak dari sahabat, diantara mereka :
– Salamah ibn akwa’, meriwayatkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa Nabi memerintahkan seorang untuk menyerukan kepada manusia di hari Asyura’ untuk memilih antara melaksanakan puasa atau meninggalkannya (maksudnya puasa Asyura’ sunnah boleh untuk dikerjakan dan ditinggalkan).
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ رَجُلًا يُنَادِي فِي النَّاسِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ إِنَّ مَنْ أَكَلَ فَلْيُتِمَّ أَوْ فَلْيَصُمْ وَمَنْ لَمْ يَأْكُلْ فَلَا يَأْكُلْ (رواه البخاري)
– Abdullah bin Zubair yang diriwayatkan oleh At-Thabrani menyatakan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk berpuasa Asyura’
حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بن الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بن رَجَاءٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ ثُوَيْرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بن الزُّبَيْرِ، يَقُولُ:”هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ، فَصُومُوهُ، فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِهِ”.
– Riwayat dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأُنَاسٍ مِنْ الْيَهُودِ قَدْ صَامُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا مِنْ الصَّوْمِ قَالُوا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي نَجَّى اللَّهُ مُوسَى وَبَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ الْغَرَقِ وَغَرَّقَ فِيهِ فِرْعَوْنَ وَهَذَا يَوْمُ اسْتَوَتْ فِيهِ السَّفِينَةُ عَلَى الْجُودِيِّ فَصَامَهُ نُوحٌ وَمُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ تَعَالَى فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى وَأَحَقُّ بِصَوْمِ هَذَا الْيَوْمِ فَأَمَرَ أَصْحَابَهُ بِالصَّوْمِ (رواه احمد في مسنده )
Dan masih banyak lagi riwayat-riwayat lainnya dari sahabat. Hal ini menguatkan riwayat Ibn Abbas, sehingga tidak bisa dijadikan dasar untuk menghilangkan kesunahan puasa Asyura’.
Disamping itu, dalam beberapa riwayat menyatakan bahwa banyak dari sahabat melaksanakan puasa Asyura’, sebagaimana riwayat Abdullah bin Umar berikut :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى وَهُوَ الْقَطَّانُ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ كِلَاهُمَا عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بِمِثْلِهِ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ
2. Banyak pertentangan dari beberapa riwayat hadits tentang kesunahan puasa asyura’.
Dalam mensikapi hadits yang bertentangan pada dhohirnya, maka dicari thoriqul jam’i (cara memadukan) diantaranya. Jika tidak ada, maka dipilih riwayat yang paling kuat atau riwayat yang lama dikatakan mansukh dan riwayat yang baru dikatakan nasikh. Sekali lagi saya anjurkan kepada kang Jalal untuk belajar lagi ilmu hadits
Kang jalal menyatakan bahwa hadits Ibn Abbas bertentangan dengan riwayatnya sendiri sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim “Nabi bermaksud puasa pada hari Asyura tetapi tidak kesampaian. Dia keburu meninggal dunia”.
Riwayat Imam Muslim yang benar adalah :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَيْرٍ لَعَلَّهُ قَالَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
Artinya : “Seandainya aku hidup hingga tahun yang akan datang, maka aku akan berpuasa di hari kesembilan.
Jelas sekali riwayat Imam Muslim menunjukkan bahwa Nabi menghendaki berpuasa dihari kesembilan atau yang disebut dengan hari Tasu’a’, bukan Asyura’. Dari sini kita bisa lihat kang Jalal sengaja membelokkan isi hadits bahkan memalsukan isi hadits hanya sekedar bersandar pada buku2 terjemahan syi’ah yang lain tanpa mencari referensi yang valid dari kitab2 hadits.
Adapun pernyataannya yang menyatakan hadits Ibn Abbas bertentangan dengan beberapa riwayat lainnya seperti riwayat sayyidatina A’isyah atau riwayat Mu’awiyah, maka sebenarnya riwayat2 hadits tersebut tidaklah saling bertentangan tapi justru saling memperkuat akan kesunahan puasa Asyura’ sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Ibn Hajar dalam kitab alFath alBari. Pembahasan kami perinci sebagai berikut :
Puasa Asyura’ diwajibkan diawal islam sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan atas perintah dari Nabi SAW. Namun setelah kewajiban puasa ramadhan, maka berubah menjadi sunnah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud :
عن عبد الله بن مسعود أنه قال في يوم عاشوراء : « كنا نصومه ، ثم ترك » . « لم يروه عن سفيان إلا الأشجعي » . وتفسير قول ابن مسعود : كنا نصومه ، ثم ترك « ، أي : » كنا نصومه فرضا ، ثم صار تطوعا «
Adapun riwayat sayyidatina A’isyah yang menyatakan bahwa Nabi telah berpuasa Asyura’ sebelum hijrah dan kaum quraiys juga melakukannya, maka tidaklah ada pertentangan diantara hadits2 tersebut. Hal ini dikarenakan Nabi bukanlah memulai puasa Asyura’ setelah mendapati orang2 yahudi berpuasa di hari itu, akan tetapi telah melakukannya sebelum hijrah. Demikian juga orang2 Qurays berpuasa saat itu. Berarti perintah Nabi untuk berpuasa Asyura’ setelah mengetahui orang2 Yahudi berpuasa di hari itu sebagai ta’kid (penguat) akan kewajiban puasa Asyura’, dan karena menilai bagus dengan mengikuti jejak para Nabi sebelumnya untuk berpuasa di hari itu sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Bukanlah amalan orang Yahudi sebagai dasar dalam mentasyri’kan kewajiban puasa di hari itu. Kewajiban puasa Asyura’ berakhir ketika datang kewajiban puasa Ramadhan di pertengahan tahun kedua dari hijrah sebagaimana riwayat Ibn Mas’ud di atas.
Namun setelah hilangnya kewajiban puasa Asyura’ tidak serta merta menghilangkan keseluruhannya, akan tetapi tetap akan kesunahannya terbukti dengan beberapa perintah Nabi setelahnya, bahkan pengumuman secara menyeluruh untuk mengerjakan puasa Asyura’ sebagaimana riwayat Salamah ibn Akwa’ di atas.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak ada sama sekali pertentangan diantara riwayat2 hadits tentang Asyura’ tapi justru sebaliknya, hadits2 tersebut saling memperkuat akan kesunahannya. Adapaun analisa Jalaluddin yang memvonis adanya pertentangan, maka itu adalah analisa tanpa dasar yang menunjukkan akan kedangkalan ilmunya tentang hadits bahkan terkesan orang yang sangat ceroboh dalam menanggapi suatu hadits.
3. Pertentangan waktu kedatangan Nabi dengan pelaksanaan puasa Asyura’
Dikatakan oleh jalaluddin bahwa : Nabi saw. menemukan orang Yahudi berpuasa Asyura ketika tiba di Madinah. Semua ahli sejarah sepakat Nabi tiba di Madinah pada bulan Rabi’ul Awwal. Bagaimana mungkin orang berpuasa 10 Muharram pada 12 Rabi’ul Awwal ? Mungkinkah orang shalat Jum’at pada hari Senin?
Dikemukakan oleh Imam Ibn Hajar dalam al-Fath al-Baari juz 6 halaman 284 : bahwa kedatangan Nabi ke Madinah memang di bulan Rabiul Awal, namun hadits tersebut bukanlah menunjukkan bahwa Nabi mengetahui puasanya orang Yahudi di hari Asyura’ seketika ketika Nabi sampai di Madinah, akan tetapi Beliau mengetahuinya setelah tinggal di Madinah hingga bulan Muharram tahun kedua. Atau dimungkinkan adanya perbedaan penghitungan bulan dikarenakan orang Yahudi menghitung hari dalam satu tahunnya dengan mendasarkan pada matahari bukan dengan bulan sebagaimana dasar orang islam.
Oleh karena itu, tidak ada pertentangan sama sekali, dan sangatlah memungkinkan untuk melaksanakan shalat Jum’ah walaupun masuk islamnya di hari senin selama melaksankannya di hari jum’ah. Lain halnya bagi orang yang mengingkari kewajiban shalat Jum’ah seperti kang Jalal.
” وَقَدْ اُسْتُشْكِلَ ظَاهِر الْخَبَر لِاقْتِضَائِهِ أَنَّهُ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قُدُومِهِ الْمَدِينَةَ وَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْم عَاشُورَاء ، وَإِنَّمَا قَدِمَ الْمَدِينَةَ فِي رَبِيعٍ الْأَوَّلِ ، وَالْجَوَاب عَنْ ذَلِكَ أَنَّ الْمُرَاد أَنَّ أَوَّل عِلْمِهِ بِذَلِكَ وَسُؤَالِهِ عَنْهُ كَانَ بَعْدَ أَنْ قَدِمَ الْمَدِينَة لَا أَنَّهُ قَبْلَ أَنْ يَقْدَمَهَا عَلِمَ ذَلِكَ ، وَغَايَتُهُ أَنَّ فِي الْكَلَام حَذْفًا تَقْدِيرُهُ قَدِمَ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَة فَأَقَامَ إِلَى يَوْم عَاشُورَاء فَوَجَدَ الْيَهُودَ فِيهِ صِيَامًا ، وَيَحْتَمِل أَنْ يَكُون أُولَئِكَ الْيَهُود كَانُوا يَحْسِبُونَ يَوْم عَاشُورَاء بِحِسَابِ السِّنِينَ الشَّمْسِيَّة فَصَادَفَ يَوْمُ عَاشُورَاء بِحِسَابِهِمْ الْيَوْمَ الَّذِي قَدِمَ فِيهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَة ، وَهَذَا التَّأْوِيل مِمَّا يَتَرَجَّحُ بِهِ أَوْلَوِيَّةُ الْمُسْلِمِينَ وَأَحَقِّيَّتُهُمْ بِمُوسَى عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام لِإِضْلَالِهِمْ الْيَوْمَ الْمَذْكُورَ وَهِدَايَة اللَّهِ لِلْمُسْلِمِينَ لَهُ ، وَلَكِنَّ سِيَاق الْأَحَادِيث تَدْفَعُ هَذَا التَّأْوِيلِ ، وَالِاعْتِمَاد عَلَى التَّأْوِيل الْأَوَّل
4. Pertentangan dengan perintah Nabi untuk selalu berbeda dengan orang Yahudi dan Nasrani.
Dikatakan bahwa : Nabi SAW diriwayatkan meniru tradisi Yahudi untuk melakukan puasa Asyura. Bukankah Nabi berulang-ulang mengingatkan umatnya untuk tidak meniru tradisi Yahudi dan Nashara? “Bedakan dirimu dari orang Yahudi,” kata Rasulullah SAW.
Benar sekali Nabi memperingatkan kepada umatnya untuk selalu berbeda dengan orang Yahudi atau Nasrani, akan tetapi Nabi memerintahkan puasa Asyura’ bukanlah dikarenakan meniru perbuatan orang2 yahudi, namun karena menilai apa yang dilakukan oleh orang Yahudi adalah positif karena mereka mengikuti Nabi mereka dalam berpuasa. Bukankah Nabi sudah melakukaan puasa dan memerintahkannya untuk berpuasa di hari Asyura’ bahkan sebelum hijrah kemudian mengetahui amalan orang Yahudi sebagaimana penjelasan di atas. Oleh karena itu, Nabi berencana untuk berpuasa di hari kesembilan (tasu’a’) sebagaimana dirwayatkan Ibn Umar dan diriwayatkan oleh Imam Muslim agar berbeda dengan orang Yahudi dalam melaksanakan puasa Asyura’. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad :
وَلِأَحْمَدَ مِنْ وَجْه آخَر عَنْ اِبْن عَبَّاس مَرْفُوعًا صُومُوا يَوْم عَاشُورَاء وَخَالِفُوا الْيَهُود ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ
Raslullah SAW bersabda “ berpuasalah kalian di hari Asyura’ dan berbedalah dengan orang-orang Yahudi. Berpuasalah juga hari sebelumnya (hari kesembilan/tasu’a) atau hari setelahnya (tanggal 11 Muharram).”
5. Puasa Asyura’ tidak ada dalam agama Yahudi
Dikatakan : bila ita mempelajari ilmu perbandingan agama, kita tidak akan menemukan tradisi Asyura pada agama Yahudi. Puasa Asyura hanya dikenal oleh sebagian umat Islam, berdasarkan riwayat yang otentisitas dan validitasnya kita ragukan itu.
Kang Jalal mungkin belum tahu atau pura-pura tidak tahu Yahudi dahulu berdasarkan pada kitab Taurat dan masih mengkabarkan akan datangnya seorang Nabi terakhir, walaupun mereka kemudian mengingkarinya. Adapun jika tidak ditemukan tradisi Asyura’ pada orang Yahudi sekarang itu karena mereka sudah jauh berbeda dengan Yahudi dahulu yang masih memperhatikan syari’at Nabi Musa.
Yang terakhir terbukti Jalaluddin Rahmat membuat sejarah palsu yang tidak disebutkan dalam satu kitabpun bahwa puasa Asyura’ adalah rekayasa Mu’awiyah. Untuk yang ini malas kami jawab karena yang mau percaya dengan kang Jalal dalam hal ini adalah bodoh.
waduh…waduh…waduh……, yang ni lebih parah lagi… ritual Asyuro kok mirip ama orang hindu aja pake ngarak semacam OGOH-OGOH gitu…
mohon pak Jalaluddin Rahmat dan para pengagumnya bisa menyaksikannya, seperti inikah harapan para ahlul bait ????
ni alamatnya, klik di bawah ini :
http://vodpod.com/watch/2140229-ritual-paganisme-syiah-mirip-hindu
waduh…waduh…waduh……, yang ni lebih parah lagi… ritual Asyuro kok mirip ama orang hindu aja pake ngarak semacam OGOH-OGOH gitu…
mohon pak Jalaluddin Rahmat dan para pengagumnya bisa menyaksikannya, seperti inikah harapan para ahlul bait ????
ni alamatnya, klik di bawah ini :
http://vodpod.com/watch/2140229-ritual-paganisme-syiah-mirip-hindu
Alhamdulillah dng adanya forsan salaf ini bagaikan lentera ditengah kegelapan,terbukti team forsan salaf amat sangat akurat bila menipis kata2 berbisa syiah,liat kl g ada forsan ungkapan2 syiah seolah2 ilmiah padahal amburadul,sprti yang diungkapkan pengikut jalaluddin,seolah2 bener tapi ngacau semua,mk pengen ane tambai pengikut2 syiah secara umum bukan cuma bodoh tp tolol/jahil murokkab.syukron forsan…..kami selalu mendukung antum utk membersihkan ajaran2 agama dr para perusak agama…..bravo forsan salaf….
Alhamdulillah dng adanya forsan salaf ini bagaikan lentera ditengah kegelapan,terbukti team forsan salaf amat sangat akurat bila menipis kata2 berbisa syiah,liat kl g ada forsan ungkapan2 syiah seolah2 ilmiah padahal amburadul,sprti yang diungkapkan pengikut jalaluddin,seolah2 bener tapi ngacau semua,mk pengen ane tambai pengikut2 syiah secara umum bukan cuma bodoh tp tolol/jahil murokkab.syukron forsan…..kami selalu mendukung antum utk membersihkan ajaran2 agama dr para perusak agama…..bravo forsan salaf….
lalu bagaimana dengan catatan yang bertuliskan seperti dibawah ini:
SALAM: Hairan KITA bila MEREKA mengangis di Bulam Muharram. Bertanya kepada Mereka, menangis untuk Saidina Hussain – bukankah itu perbuatan bid’ah? Yang Menarinya, bila KITA tanya, MEREKA ade aje jawabnya, INI JAWABAN MEREKA Mari kita kaji JAWABAN MEREKA – Bid’ah atau… Sunnah??????????? Allah SWT berfirman tentang nabi Yaqub as yang menangisi kepergian anaknya, Nabi Yusuf as, “…Aduhai duka citaku terhadap Yusuf; dan kedua matanya menjadi putih (buta) karena kesedihan dan dialah yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).” (Qs. Yusuf : 85). Dari ayat ini, kita bisa bertanya, apakah tangisan Nabi Yaqub as karena terpisah dengan anaknya sampai matanya menjadi buta adalah bentuk jaza’ (keluh kesah) yang dilarang ? apakah Nabi Yaqub as melakukan sesuatu yang menjemuruskan dia dalam kebinasaan sampai anak-anaknya bertanya, ” Demi Allah, senantiasa kamu mengingat Yusuf, sehingga kamu mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang yang binasa ?” (Qs. Yusuf : 86). Alhasil, Al-Qur’an menceritakan bahwa ketika Yusuf dijauhkan Allah SWT dari pandangan Yaqub serta merta Yaqub menangis sampai air matanya mengering karena sangat sedihnya. Tentu saja tangisan Nabi Yaqub as bukanlah tangisan keluh kesah yang sia-sia, melainkan ungkapan kesedihan atas kebenaran yang telah dikotori, atas anaknya Yusuf yang telah di dzalimi. Kaum Muslim sepakat bahwa Rasulullah saw menangis atas Imam Husain 50 tahun sebelum terbunuhnya Imam Husain. Riwayat menyebutkan bahwa malam Asyura’ bertepatan dengan 11 Hijriah, yakni tahun kematian Nabi saw. Imam Husain terbunuh pada 61 Hijriah. Jadi jarak yang terpaut adalah 50 tahun. Pada malam Asyura Rasul saw tampak begitu sedih, murung, dan lesu. Hakim an-Naisaburi dalam Mustadrak Shahih Muslim dan Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw keluar menemui para sahabatnya setelah malaikat Jibril memberitahunya tentang terbunuhnya Imam Husain dan ia membawa tanah Karbala. Beliau Saww menangis tersedu-sedu di hadapan para sahabatnya sehingga mereka menanyakan hal tersebut. Beliau memberitahu mereka, “Beberapa saat lalu Jibril mendatangiku dan membawa tanah Karbala, lalu ia mengatakan kepadaku bahwa di tanah itulah anakku Husain akan terbunuh.” Kemudian beliau pun menangis lagi dan para sahabat pun ikut menangis. Oleh karena itu, para ulama mengatakan bahwa inilah ma’tam (acara kesedihan dan belasungkawa untuk Imam Husain) yang pertama kali. Jika ada orang yang bertanya: Bila ma`tam yang pertama kali diadakan oleh umat Islam untuk Imam Husain? Jawabannya adalah ma`tam yang dihadiri oleh Nabi Muhammad saw dan pendengarnya adalah para sahabat Rasulullah. Tentu tidak ada seseorang yang berani mengusik masalah ini. Sebab, masalah ini memiliki keistimewaan dibandingkan dengan masalah lainnya. Tangisan atas Imam Husain bukanlah tangisan kehinaan dan kekalahan, namun adalah protes keras atas segala bentuk kebatilan dan sponsornya di sepanjang masa. Orang-orang mukmin merasakan gelora dalam jiwanya ketika mengenang terbunuhnya Imam Husain. SO, seolah-olah MEREKA cuba nak katakan ianya SUNNAH. Betulke niiii??? APA hujah KITA pula ia BUKAN SUNNAH????
Mudah-mudahan saya bisa mendapatkan hasil jawababan yang memuaskan.
lalu bagaimana dengan catatan yang bertuliskan seperti dibawah ini:
SALAM: Hairan KITA bila MEREKA mengangis di Bulam Muharram. Bertanya kepada Mereka, menangis untuk Saidina Hussain – bukankah itu perbuatan bid’ah? Yang Menarinya, bila KITA tanya, MEREKA ade aje jawabnya, INI JAWABAN MEREKA Mari kita kaji JAWABAN MEREKA – Bid’ah atau… Sunnah??????????? Allah SWT berfirman tentang nabi Yaqub as yang menangisi kepergian anaknya, Nabi Yusuf as, “…Aduhai duka citaku terhadap Yusuf; dan kedua matanya menjadi putih (buta) karena kesedihan dan dialah yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).” (Qs. Yusuf : 85). Dari ayat ini, kita bisa bertanya, apakah tangisan Nabi Yaqub as karena terpisah dengan anaknya sampai matanya menjadi buta adalah bentuk jaza’ (keluh kesah) yang dilarang ? apakah Nabi Yaqub as melakukan sesuatu yang menjemuruskan dia dalam kebinasaan sampai anak-anaknya bertanya, ” Demi Allah, senantiasa kamu mengingat Yusuf, sehingga kamu mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang yang binasa ?” (Qs. Yusuf : 86). Alhasil, Al-Qur’an menceritakan bahwa ketika Yusuf dijauhkan Allah SWT dari pandangan Yaqub serta merta Yaqub menangis sampai air matanya mengering karena sangat sedihnya. Tentu saja tangisan Nabi Yaqub as bukanlah tangisan keluh kesah yang sia-sia, melainkan ungkapan kesedihan atas kebenaran yang telah dikotori, atas anaknya Yusuf yang telah di dzalimi. Kaum Muslim sepakat bahwa Rasulullah saw menangis atas Imam Husain 50 tahun sebelum terbunuhnya Imam Husain. Riwayat menyebutkan bahwa malam Asyura’ bertepatan dengan 11 Hijriah, yakni tahun kematian Nabi saw. Imam Husain terbunuh pada 61 Hijriah. Jadi jarak yang terpaut adalah 50 tahun. Pada malam Asyura Rasul saw tampak begitu sedih, murung, dan lesu. Hakim an-Naisaburi dalam Mustadrak Shahih Muslim dan Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw keluar menemui para sahabatnya setelah malaikat Jibril memberitahunya tentang terbunuhnya Imam Husain dan ia membawa tanah Karbala. Beliau Saww menangis tersedu-sedu di hadapan para sahabatnya sehingga mereka menanyakan hal tersebut. Beliau memberitahu mereka, “Beberapa saat lalu Jibril mendatangiku dan membawa tanah Karbala, lalu ia mengatakan kepadaku bahwa di tanah itulah anakku Husain akan terbunuh.” Kemudian beliau pun menangis lagi dan para sahabat pun ikut menangis. Oleh karena itu, para ulama mengatakan bahwa inilah ma’tam (acara kesedihan dan belasungkawa untuk Imam Husain) yang pertama kali. Jika ada orang yang bertanya: Bila ma`tam yang pertama kali diadakan oleh umat Islam untuk Imam Husain? Jawabannya adalah ma`tam yang dihadiri oleh Nabi Muhammad saw dan pendengarnya adalah para sahabat Rasulullah. Tentu tidak ada seseorang yang berani mengusik masalah ini. Sebab, masalah ini memiliki keistimewaan dibandingkan dengan masalah lainnya. Tangisan atas Imam Husain bukanlah tangisan kehinaan dan kekalahan, namun adalah protes keras atas segala bentuk kebatilan dan sponsornya di sepanjang masa. Orang-orang mukmin merasakan gelora dalam jiwanya ketika mengenang terbunuhnya Imam Husain. SO, seolah-olah MEREKA cuba nak katakan ianya SUNNAH. Betulke niiii??? APA hujah KITA pula ia BUKAN SUNNAH????
Mudah-mudahan saya bisa mendapatkan hasil jawababan yang memuaskan.
@ Team Forsan : tolong dunk jelasin maksud kiriman yang baru dari pecinta Fatimah ini, coz ike masih bingung nie dengan acara yang akan datang (10 muharram), apakah boleh kita menangisi imam Husein?? walaupun g’ melukai diri sendiri?? sebagaimana kita mengikuti Nabi yang mana beliau pun menangis ketika mengetahui cucunya akan terbunh??
@ Team Forsan : tolong dunk jelasin maksud kiriman yang baru dari pecinta Fatimah ini, coz ike masih bingung nie dengan acara yang akan datang (10 muharram), apakah boleh kita menangisi imam Husein?? walaupun g’ melukai diri sendiri?? sebagaimana kita mengikuti Nabi yang mana beliau pun menangis ketika mengetahui cucunya akan terbunh??
Kalo memang Asyurah adalah hari kemenangan, seperti bebasnya nabi Musa dari Firaun, terlepasnya nabi Yunus dari perut ikan dst, mestinya diteruskan berhasilnya kelompok Yazid memenggal kepala Imam Husein cucu Rasulullah yang sangat dicintainya.
Kalo memang Asyurah adalah hari kemenangan, seperti bebasnya nabi Musa dari Firaun, terlepasnya nabi Yunus dari perut ikan dst, mestinya diteruskan berhasilnya kelompok Yazid memenggal kepala Imam Husein cucu Rasulullah yang sangat dicintainya.
bebasnya nabi Musa dari Firaun.. OK!
terlepasnya nabi Yunus dari perut ikan .. OK!
berhasilnya kelompok Yazid memenggal kepala Imam Husein??…
APAKAH ANDA SETUJU?…
Kalo Anda ahlussunnah pasti tdk setuju. Lalu Apa tujuan Anda?..
ati2 kalo komen mas!
Sebenarnya Anda ini Ahlussunnah?.. Syiah?… Ato pengadu domba?
bebasnya nabi Musa dari Firaun.. OK!
terlepasnya nabi Yunus dari perut ikan .. OK!
berhasilnya kelompok Yazid memenggal kepala Imam Husein??…
APAKAH ANDA SETUJU?…
Kalo Anda ahlussunnah pasti tdk setuju. Lalu Apa tujuan Anda?..
ati2 kalo komen mas!
Sebenarnya Anda ini Ahlussunnah?.. Syiah?… Ato pengadu domba?
@iwan.
mas iwan!!!komentar anda ini sangat murahan dan gak ilmiah sekali.
kenapa koq begitu…karena komentar ente itu tanpa dalil dan juga bisa dikatakan tanpa otak…maaf agak kasar dikit,karena ana udah kesel dengan ulah ente yang selalu memutar balik fakta,,,klo ente katakan kenapa koq gak diteruskan berhasilnya kelompok Yazid memenggal kepala Imam Husein cucu Rasulullah yang sangat dicintainya.apakah anda juga akan katakan kenapa kita koq memperingati kelahiran rosulullah padahal dihari itu juga dibulan itu juga nabi meninggal dan apakah anda akan katakan iedul mu’minin hari jum’at itu juga akan dirubah klo ada orang yang soleh meninggal,,,klo sudah ada nashnya…ya kita ikuti donk!!!gak bisa dirubah begitu saja …toh terbunuhnya sayyidina husein itu tidak diartikan suatu kekalahan….apakah terbunuhnya nabi zakaria juga anda katakan suatu kekalahan itu semuanya adalah hakekatnya suatu kemenangan akankah syuhada’ yang meninggal itu dikatakan suatu kekalahan juga????sekali lagi ana katakan bahwa terbunuhnya sayidina husein bukanlah suatu kekalahan tapi adalah kemenangan…makanya jangan ikut2 kang jalal yang gak ilmiah sm sekali.
@iwan.
mas iwan!!!komentar anda ini sangat murahan dan gak ilmiah sekali.
kenapa koq begitu…karena komentar ente itu tanpa dalil dan juga bisa dikatakan tanpa otak…maaf agak kasar dikit,karena ana udah kesel dengan ulah ente yang selalu memutar balik fakta,,,klo ente katakan kenapa koq gak diteruskan berhasilnya kelompok Yazid memenggal kepala Imam Husein cucu Rasulullah yang sangat dicintainya.apakah anda juga akan katakan kenapa kita koq memperingati kelahiran rosulullah padahal dihari itu juga dibulan itu juga nabi meninggal dan apakah anda akan katakan iedul mu’minin hari jum’at itu juga akan dirubah klo ada orang yang soleh meninggal,,,klo sudah ada nashnya…ya kita ikuti donk!!!gak bisa dirubah begitu saja …toh terbunuhnya sayyidina husein itu tidak diartikan suatu kekalahan….apakah terbunuhnya nabi zakaria juga anda katakan suatu kekalahan itu semuanya adalah hakekatnya suatu kemenangan akankah syuhada’ yang meninggal itu dikatakan suatu kekalahan juga????sekali lagi ana katakan bahwa terbunuhnya sayidina husein bukanlah suatu kekalahan tapi adalah kemenangan…makanya jangan ikut2 kang jalal yang gak ilmiah sm sekali.
Mana nie team forsan??
kog pertanyaan aye kagak di jawab??
payah dak gowul…
Mana nie team forsan??
kog pertanyaan aye kagak di jawab??
payah dak gowul…
@ pecinta Fatimah, yek gowul n para pengaku2 pecinta ahlul bait,
Kisah tangisan Nabi Ya’qub karena perpisahannya dengan putra kesayangannya Nabi Yusuf jangan dipotong atau diplintir untuk dipaksa sebagai hujjah (bukti/dasar) akan kebolehan jaza’ (meratap) atas musibah, apalagi untuk melakukan ritual Asyura’ dengan menyakiti diri sendiri bahkan anak2 kecil. Hal ini dilihat dari beberapa segi :
• Tangisan Nabi Ya’qub adalah bentuk kesedihan Basyariyah (sifat kemanusiaan) beliau karena rahmat (kasih sayang) yang sangat besar kepada putranya, bukan sebagai ketidak ridhoan dengan takdir Allah SWT. Hal serupa juga terjadi pada Rasulullah atas meninggalnya beberapa keluarga beliau seperti putra beliau Ibrahim, sebagaimana dijelaskan oleh elfasi.
• Tangisan dan keluh kesah beliau itu ditujukan kepada Allah, bukan terhadap makhluk, sebagaimana dijelaskan dalam tafsir al-Khozin juz 4 halaman 45. Maka jelaslah perbuatan itu tidak berdosa karena didasari ridho dengan takdir Allah SWT. Perhatikan ayat berikut ini :
قَالُوا تَاللَّهِ تَفْتَأُ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّى تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ الْهَالِكِينَ # قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Mereka (saudara Nabi Yusuf) berkata kepada ayahnya: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa.”Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.”
Apakah ratapan orang-orang yang mengaku pecinta ahlul bait di hari Asyyura’ dengan cara melukai diri sama dengan yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub ???
• Ratapan Nabi Ya’qub hanya bersifat kesedihan hati yang sangat mendalam tanpa disertai ucapan atau perbuatan protes terhadap takdir Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah : “dan dialah yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).” (Qs. Yusuf : 85).
Bukankah jika dia marah dan tidak ridho karena berpisah dengan Nabi Yusuf, beliau dapat menghukum saudara-saudara Nabi Yusuf secara langsung ?.
Diceritakan dalam riwayat Ma’mar dari Qotadah :bahwasanya beliau menahan amarahnya dengan mencegah diri dari ucapan yang tidak baik apalagi sampai mencaci maki/ melaknat anak2 beliau. Seperti inilah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika wafatnya putra beliau Ibrahim dengan istirja’ (mengucapkan inna lillah wainna ilaihi roji’un). Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam tafsir at-Thabari bahwasanya diriwayatkan oleh Said bin Jubair :
– حدثنا الحسن بن يحيى قال: أخبرنا عبد الرزاق قال، أخبرنا الثوري، عن سفيان العصفري ، عن سعيد بن جبير قال: لم يُعْطَ أحدٌ غيرَ هذه الأمة الاسترجاع ، (1) ألا تسمعون إلى قول يعقوب:(يا أسفَا على يوسف)؟ (1) ” الاسترجاع” ، هو قولنا نحن المسلمين ، إذا أصابتنا مصيبة : { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } .
“ Tidaklah disyari’atkan kepada selain umat Muhammad istirja’ ( mengucapkan inna lillahi wainna ilaihi roji’un). Tidakkah kalian mendengar apa yang diucapkan Nabi Ya’qub “”Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”,
Jelas sekali kita umat Muhammad tidak sama dalam menghadapi musibah dengan umat yang lain. Kita diajarkan istirja’ dalam mendapatkan musibah apapun yang datang dari Tuhan kita. Firman Allah :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Bagaimana dengan perbuatan para pengaku pecinta ahlul bait di hari Asyura’, apakah mereka menahan dari perkataan yang buruk atau sebaliknya mereka mencaci maki sahabat Rasulullah SAW ?? apakah mereka mengucapkan istirja’ ketika mengahadapi musibah ??? atau hanya meratapi dengan berucap “aduhai Husein “ sambil menepuk2 dada ???
Oleh karena itu, jika kita meneteskan air mata karena mengenang akan kematian seorang pemimpin sejati dari cucu Rasulullah SAW yang dibunuh secara tragis, maka boleh2 aja selama tidak ada melakukan pelanggaran syari’at seperti acara ritual yang mereka adakan. Perbuatan kita harus tetap berdasarkan pada tuntunan Rasulullah SAW seperti berpuasa dihari itu, bersedekah dan lain-lain. Inilah yang dimaksudkan oleh Alhabib Abdullah Alhaddad dalam kitab Tastbitul Fu’ad .
@ pecinta Fatimah, yek gowul n para pengaku2 pecinta ahlul bait,
Kisah tangisan Nabi Ya’qub karena perpisahannya dengan putra kesayangannya Nabi Yusuf jangan dipotong atau diplintir untuk dipaksa sebagai hujjah (bukti/dasar) akan kebolehan jaza’ (meratap) atas musibah, apalagi untuk melakukan ritual Asyura’ dengan menyakiti diri sendiri bahkan anak2 kecil. Hal ini dilihat dari beberapa segi :
• Tangisan Nabi Ya’qub adalah bentuk kesedihan Basyariyah (sifat kemanusiaan) beliau karena rahmat (kasih sayang) yang sangat besar kepada putranya, bukan sebagai ketidak ridhoan dengan takdir Allah SWT. Hal serupa juga terjadi pada Rasulullah atas meninggalnya beberapa keluarga beliau seperti putra beliau Ibrahim, sebagaimana dijelaskan oleh elfasi.
• Tangisan dan keluh kesah beliau itu ditujukan kepada Allah, bukan terhadap makhluk, sebagaimana dijelaskan dalam tafsir al-Khozin juz 4 halaman 45. Maka jelaslah perbuatan itu tidak berdosa karena didasari ridho dengan takdir Allah SWT. Perhatikan ayat berikut ini :
قَالُوا تَاللَّهِ تَفْتَأُ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّى تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ الْهَالِكِينَ # قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Mereka (saudara Nabi Yusuf) berkata kepada ayahnya: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa.”Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.”
Apakah ratapan orang-orang yang mengaku pecinta ahlul bait di hari Asyyura’ dengan cara melukai diri sama dengan yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub ???
• Ratapan Nabi Ya’qub hanya bersifat kesedihan hati yang sangat mendalam tanpa disertai ucapan atau perbuatan protes terhadap takdir Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah : “dan dialah yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).” (Qs. Yusuf : 85).
Bukankah jika dia marah dan tidak ridho karena berpisah dengan Nabi Yusuf, beliau dapat menghukum saudara-saudara Nabi Yusuf secara langsung ?.
Diceritakan dalam riwayat Ma’mar dari Qotadah :bahwasanya beliau menahan amarahnya dengan mencegah diri dari ucapan yang tidak baik apalagi sampai mencaci maki/ melaknat anak2 beliau. Seperti inilah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika wafatnya putra beliau Ibrahim dengan istirja’ (mengucapkan inna lillah wainna ilaihi roji’un). Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam tafsir at-Thabari bahwasanya diriwayatkan oleh Said bin Jubair :
– حدثنا الحسن بن يحيى قال: أخبرنا عبد الرزاق قال، أخبرنا الثوري، عن سفيان العصفري ، عن سعيد بن جبير قال: لم يُعْطَ أحدٌ غيرَ هذه الأمة الاسترجاع ، (1) ألا تسمعون إلى قول يعقوب:(يا أسفَا على يوسف)؟ (1) ” الاسترجاع” ، هو قولنا نحن المسلمين ، إذا أصابتنا مصيبة : { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } .
“ Tidaklah disyari’atkan kepada selain umat Muhammad istirja’ ( mengucapkan inna lillahi wainna ilaihi roji’un). Tidakkah kalian mendengar apa yang diucapkan Nabi Ya’qub “”Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”,
Jelas sekali kita umat Muhammad tidak sama dalam menghadapi musibah dengan umat yang lain. Kita diajarkan istirja’ dalam mendapatkan musibah apapun yang datang dari Tuhan kita. Firman Allah :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Bagaimana dengan perbuatan para pengaku pecinta ahlul bait di hari Asyura’, apakah mereka menahan dari perkataan yang buruk atau sebaliknya mereka mencaci maki sahabat Rasulullah SAW ?? apakah mereka mengucapkan istirja’ ketika mengahadapi musibah ??? atau hanya meratapi dengan berucap “aduhai Husein “ sambil menepuk2 dada ???
Oleh karena itu, jika kita meneteskan air mata karena mengenang akan kematian seorang pemimpin sejati dari cucu Rasulullah SAW yang dibunuh secara tragis, maka boleh2 aja selama tidak ada melakukan pelanggaran syari’at seperti acara ritual yang mereka adakan. Perbuatan kita harus tetap berdasarkan pada tuntunan Rasulullah SAW seperti berpuasa dihari itu, bersedekah dan lain-lain. Inilah yang dimaksudkan oleh Alhabib Abdullah Alhaddad dalam kitab Tastbitul Fu’ad .
Oo jadi intinya boleh kan ? selama tidak ada unsur-unsur yang melanggar Syari’at ? so tidak salah dunk Syi’ah yang berada di Indonesia mengadakan ritual memperingati kematiannya Sayyidina Husein r.a ? mereka tidak melakukan seperti apa yang di lakukan orang syi’ah di Iran ?
Dan mengapa Sunni pada tanggal 10 muharram tidak mengadakan acara memperingati kematian Sayyidina Husein sama sekali ?? yang ada mengadakan haul hb fulan dll..
Oo jadi intinya boleh kan ? selama tidak ada unsur-unsur yang melanggar Syari’at ? so tidak salah dunk Syi’ah yang berada di Indonesia mengadakan ritual memperingati kematiannya Sayyidina Husein r.a ? mereka tidak melakukan seperti apa yang di lakukan orang syi’ah di Iran ?
Dan mengapa Sunni pada tanggal 10 muharram tidak mengadakan acara memperingati kematian Sayyidina Husein sama sekali ?? yang ada mengadakan haul hb fulan dll..
@ yek gowul…yek gowul…..
Ana salut ama nte karena nte telah mengakui kesalahan orang2 syiah yang ad di Iran dan Iraq yang mengadakan ritual Asyura’ seperti itu. Belom pernah ana dapat orang seperti nte yang amat sangat jujur gini. Kalo nt pengen tau gimana ritualnya orang syi’ah di Indonesia, ni..gua kasih satu aja, klik aja disini : http://www.youtube.com/watch?v=gIeHjhC8w1U
Ni juga gua kasih gambar yang sangat mengerikan dan tidak pantas buat orang islam yang seharusnya rahmat amat anak kecil tapi bagaimana seorang ibu tega ama anaknya sendiri. Klik disini : http://www.cybermq.com/beritaphoto/detail/international/410/perayaan-asyura
Kalo nt masih pengen lagi ntar temen2 yang lain nambahi lagi…
Yek gowul, kotoran itu sekalipun ditutup-tutupi bakal ketahuan ama baunya yang menyengat. Tapi OKelah buat nt biar ana buka sekalian biar nt tambah tahu ama kotoran itu….
@ yek gowul…yek gowul…..
Ana salut ama nte karena nte telah mengakui kesalahan orang2 syiah yang ad di Iran dan Iraq yang mengadakan ritual Asyura’ seperti itu. Belom pernah ana dapat orang seperti nte yang amat sangat jujur gini. Kalo nt pengen tau gimana ritualnya orang syi’ah di Indonesia, ni..gua kasih satu aja, klik aja disini : http://www.youtube.com/watch?v=gIeHjhC8w1U
Ni juga gua kasih gambar yang sangat mengerikan dan tidak pantas buat orang islam yang seharusnya rahmat amat anak kecil tapi bagaimana seorang ibu tega ama anaknya sendiri. Klik disini : http://www.cybermq.com/beritaphoto/detail/international/410/perayaan-asyura
Kalo nt masih pengen lagi ntar temen2 yang lain nambahi lagi…
Yek gowul, kotoran itu sekalipun ditutup-tutupi bakal ketahuan ama baunya yang menyengat. Tapi OKelah buat nt biar ana buka sekalian biar nt tambah tahu ama kotoran itu….
@ elfasi :
kan intinya Syiah Indonesia fine fine aja kan? klo udah fine yawdah ga’ usah di permasalahin lg dunk..
Trus mana dari kalangan sunni ?? kog ga’ pernah terdengar acara khusus seperti haul nya Sayyidina Husein ??
@ elfasi :
kan intinya Syiah Indonesia fine fine aja kan? klo udah fine yawdah ga’ usah di permasalahin lg dunk..
Trus mana dari kalangan sunni ?? kog ga’ pernah terdengar acara khusus seperti haul nya Sayyidina Husein ??
@ yek gowul, apanya yang fine, tepuk2 dada dengan bersenandung seperti orang Iran. Haul itu diperuntukkan untuk tokoh2 islam yang tidak setenar sayyidina Husein apalagi di atas beliau karena cerita dan kisah mereka udah penuh ditulis dalam ratusan mungkin ribuan kitab. Laksana matahari gak perlu lagi sinar tambahan karena sinar yang lainnya tertutup dengan sinarnya, akan tetapi sinar lampu2 perlu diperbanyak untuk menerangi dalam kegelapan sekitar.
Kalo anda ingin mengatakan banyak yang gak tau sejarah sayyidina Husein itu karena orang seperti anda (pengikut Jalaludin Rahmat) baru mengerti kebesaran beliau. Oleh karena itu, mengaji dan belajarlah..!!!!! jangan sok pintar seperti guru anda (jalaludin).
Apa anda ingin mengetahui lukisan2 kebohongan yang dibuat oleh pendusta2 yang mengaku pecinta ahlul bait mulai dari lukisan Nabi, syd Ali, syd Hasan dan syd Husein dst, bahkan lukisan itu juga dipakai dalam acara Asyura mereka di Indonesia ???
@ yek gowul, apanya yang fine, tepuk2 dada dengan bersenandung seperti orang Iran. Haul itu diperuntukkan untuk tokoh2 islam yang tidak setenar sayyidina Husein apalagi di atas beliau karena cerita dan kisah mereka udah penuh ditulis dalam ratusan mungkin ribuan kitab. Laksana matahari gak perlu lagi sinar tambahan karena sinar yang lainnya tertutup dengan sinarnya, akan tetapi sinar lampu2 perlu diperbanyak untuk menerangi dalam kegelapan sekitar.
Kalo anda ingin mengatakan banyak yang gak tau sejarah sayyidina Husein itu karena orang seperti anda (pengikut Jalaludin Rahmat) baru mengerti kebesaran beliau. Oleh karena itu, mengaji dan belajarlah..!!!!! jangan sok pintar seperti guru anda (jalaludin).
Apa anda ingin mengetahui lukisan2 kebohongan yang dibuat oleh pendusta2 yang mengaku pecinta ahlul bait mulai dari lukisan Nabi, syd Ali, syd Hasan dan syd Husein dst, bahkan lukisan itu juga dipakai dalam acara Asyura mereka di Indonesia ???
@ Elfasin :
saya ingin menanggapi jawaban anda tentang riwayat Ibnu Abbas yakni saya agak bingung aja dengan pola pikir anda…jadi saya ingin meramu dulu catatan saya biar anda faham aja, karena sepertinya terlalu banyak asumsi ( terlalu banyak kata mungkin) dalam jawaban anda, contoh : sahabat ibnu abas kan berumur tiga tahun … Lihat Selengkapnyadan berada di mekkah….kok bisa tahu apa yang terjadi dimadinah…oooo mungkin aja ibnu abas sakti…bisa menerawang kayak dukun2….masalah tsiqah terjadi pada sahabat yang sudah dewasa dan bisa berfikir…anak kecil masa bisa di bilang tsiqah… itu dulu yaa…????????
@ Elfasin :
saya ingin menanggapi jawaban anda tentang riwayat Ibnu Abbas yakni saya agak bingung aja dengan pola pikir anda…jadi saya ingin meramu dulu catatan saya biar anda faham aja, karena sepertinya terlalu banyak asumsi ( terlalu banyak kata mungkin) dalam jawaban anda, contoh : sahabat ibnu abas kan berumur tiga tahun … Lihat Selengkapnyadan berada di mekkah….kok bisa tahu apa yang terjadi dimadinah…oooo mungkin aja ibnu abas sakti…bisa menerawang kayak dukun2….masalah tsiqah terjadi pada sahabat yang sudah dewasa dan bisa berfikir…anak kecil masa bisa di bilang tsiqah… itu dulu yaa…????????
@ pecinta Fatimah, wah…kayaknya harus berbicara masalah musthalah hadits nih…..
Dalam ilmu musthalah hadits dinyatakan bahwa semua sahabat adalah tsiqoh sehingga bisa diterima riwayat haditsnya. Ibn Abbas meriwayatkan hadits ini bukanlah diwaktu dia masih kecil akan tetapi ketika beliau sudah dewasa dengan kemungkinan beliau telah melihat diwaktu kecil untuk kemudian dikuatkan dengan sahabat yang melakukan puasa Asyura’. Dalam masalah ini yang menjadi ibrah adalah waktu periwayatannya bukan waktu kejadiannya, sehingga walaupun ketika kejadian Ibn Abbas masih kecil tapi karena beliau meriwayatkannya ketika sudah dewasa, maka bisa diterima. Bahkan ada sebagian riwayat yang diterima padahal kejadiannya ketika perowinya masih kafir akan tetapi waktu periwayatannya sudah islam.
Selain itu, di atas sudah saya sebutkan beberapa riwayat sahabat yang menerangkan tentang kesunahan puasa Asyura’ selain Ibn Abbas dan tidak ada riwayat yang menentang terhadap kesunahan puasa Asyura’. Bahkan sebaliknya, kelompok yang menyatakan puasa Asyura’ itu hanya rekayasa sekaligus sebagai bentuk perayaan (ied) Yazid bin Mu’awiyah atas kemenangan dan keberhasilannya membunuh syd Husein merupakan tuduhan tanpa dasar sama sekali.
Kami katakan dengan menggunakan kemungkinan merupakan satu bentuk ilmiah dalam menanggapi satu dalil dengan tanpa gegabah dan mencermatinya secara seksama sehingga tidak ada satupun dari riwayat orang yang tsiqah menjadi sia-sia.
@ pecinta Fatimah, wah…kayaknya harus berbicara masalah musthalah hadits nih…..
Dalam ilmu musthalah hadits dinyatakan bahwa semua sahabat adalah tsiqoh sehingga bisa diterima riwayat haditsnya. Ibn Abbas meriwayatkan hadits ini bukanlah diwaktu dia masih kecil akan tetapi ketika beliau sudah dewasa dengan kemungkinan beliau telah melihat diwaktu kecil untuk kemudian dikuatkan dengan sahabat yang melakukan puasa Asyura’. Dalam masalah ini yang menjadi ibrah adalah waktu periwayatannya bukan waktu kejadiannya, sehingga walaupun ketika kejadian Ibn Abbas masih kecil tapi karena beliau meriwayatkannya ketika sudah dewasa, maka bisa diterima. Bahkan ada sebagian riwayat yang diterima padahal kejadiannya ketika perowinya masih kafir akan tetapi waktu periwayatannya sudah islam.
Selain itu, di atas sudah saya sebutkan beberapa riwayat sahabat yang menerangkan tentang kesunahan puasa Asyura’ selain Ibn Abbas dan tidak ada riwayat yang menentang terhadap kesunahan puasa Asyura’. Bahkan sebaliknya, kelompok yang menyatakan puasa Asyura’ itu hanya rekayasa sekaligus sebagai bentuk perayaan (ied) Yazid bin Mu’awiyah atas kemenangan dan keberhasilannya membunuh syd Husein merupakan tuduhan tanpa dasar sama sekali.
Kami katakan dengan menggunakan kemungkinan merupakan satu bentuk ilmiah dalam menanggapi satu dalil dengan tanpa gegabah dan mencermatinya secara seksama sehingga tidak ada satupun dari riwayat orang yang tsiqah menjadi sia-sia.
seTeLah sya lihat2 dari perbincangan diatas,,,ternyata muncul satu orang yg TOLOL g berpendidikan,yaitu yang make nama (Pecinta Fatimah),dan ternyata wajar,,karena orang itu Syi’ah,,kok wajar kenapa?karena syi’ah diduNia ini TOLOL semua g ada yg beNer,,g Punya iLmu,,tapi sok mau Debat,,ya tambah bikin maLu,,sama aja mbongkar aibnya sendiri.
seTeLah sya lihat2 dari perbincangan diatas,,,ternyata muncul satu orang yg TOLOL g berpendidikan,yaitu yang make nama (Pecinta Fatimah),dan ternyata wajar,,karena orang itu Syi’ah,,kok wajar kenapa?karena syi’ah diduNia ini TOLOL semua g ada yg beNer,,g Punya iLmu,,tapi sok mau Debat,,ya tambah bikin maLu,,sama aja mbongkar aibnya sendiri.
@ Elfasi :
ibnu abbas berumur tiga tahun ketika nabi hijrah….ok lah kalo ibnu abbas meriwayatkan hadis itu ketika beliau sudah besar..lalu pertanyaan ana, siapa yang memberitahukan ibnu abbas hadis rasulullah tersebut…???g usah pake mungkin2, wong ibnu abbas masih berada di makkah ketika rasul tiba di madinah…semua ahli sejarah sunni sepakat tentang itu… Lihat Selengkapnya…
yang kedua hadis dari ibnu zubair : ini lebih parah lagi,Diriwayatkan bahwa Asma binti Abu Bakar yang merupakan istri dari zubair ibn awwam melahirkan Ibnu Zubair di Quba pada saat perjalanan hijrah ke Madinah. Dia merupakan muslim pertama yang lahir dalam masyarakat Islam dan hidup sampai umur 73 tahun. Menurut riwayat dari Bukhari, Rasulullah mendoakan bayi ini pada saat kelahirannya.:::::::
kelucuan dongeng apalagi nihhh….please deh
@ Elfasi :
ibnu abbas berumur tiga tahun ketika nabi hijrah….ok lah kalo ibnu abbas meriwayatkan hadis itu ketika beliau sudah besar..lalu pertanyaan ana, siapa yang memberitahukan ibnu abbas hadis rasulullah tersebut…???g usah pake mungkin2, wong ibnu abbas masih berada di makkah ketika rasul tiba di madinah…semua ahli sejarah sunni sepakat tentang itu… Lihat Selengkapnya…
yang kedua hadis dari ibnu zubair : ini lebih parah lagi,Diriwayatkan bahwa Asma binti Abu Bakar yang merupakan istri dari zubair ibn awwam melahirkan Ibnu Zubair di Quba pada saat perjalanan hijrah ke Madinah. Dia merupakan muslim pertama yang lahir dalam masyarakat Islam dan hidup sampai umur 73 tahun. Menurut riwayat dari Bukhari, Rasulullah mendoakan bayi ini pada saat kelahirannya.:::::::
kelucuan dongeng apalagi nihhh….please deh
@syiah menyesatkan
anda jangan olok2 orang yang masih baru belajar donk….dia itu masih malu, mau belajar langsung sama elfasi…jadi dia pura2 mendebat…jadi jangan olok2 dia lagi, ya…
@pecinta fatimah
lagi-lagi jangan gegabah ya… klo mau belajar sm elfasi minta aja langsung ama dia,ana kira dia siap koq,dan sekali lagi,klo mau nanggapi itu mikir dulu,tanya dulu,pelajari dulu setelah itu baru tanggapi pendapat orang…klo jadinya seperti begini…ayo gmn? malu kan jadinya ….
@elfasi
maklumi ya pecinta fatimah…kacian dia,,,,
faedah : jahil itu ada jahil basiit dan ada jahil murokkab klo yang pertama itu artinya bodoh tapi dia tahu bahwa dia itu bodoh tapi yang kedua ini parah sekali dan sulit dibilangi yaitu bodoh tapi dia gak merasa bodoh.
@syiah menyesatkan
anda jangan olok2 orang yang masih baru belajar donk….dia itu masih malu, mau belajar langsung sama elfasi…jadi dia pura2 mendebat…jadi jangan olok2 dia lagi, ya…
@pecinta fatimah
lagi-lagi jangan gegabah ya… klo mau belajar sm elfasi minta aja langsung ama dia,ana kira dia siap koq,dan sekali lagi,klo mau nanggapi itu mikir dulu,tanya dulu,pelajari dulu setelah itu baru tanggapi pendapat orang…klo jadinya seperti begini…ayo gmn? malu kan jadinya ….
@elfasi
maklumi ya pecinta fatimah…kacian dia,,,,
faedah : jahil itu ada jahil basiit dan ada jahil murokkab klo yang pertama itu artinya bodoh tapi dia tahu bahwa dia itu bodoh tapi yang kedua ini parah sekali dan sulit dibilangi yaitu bodoh tapi dia gak merasa bodoh.
@ pecinta Fatimah, waduh…..waduh…waduh….capek gua menjelaskan lagi..
Di atas kan udah ana jelasin dalam ilmu hadits, sahabat tu..tsiqoh jadi bisa diterima…(nt gak usah ngebahas sahabat dah… ). Jadi walaupun ketika meriwayatkan kejadian saat masih kecil atau belum wujud sekalipun, tetap hadits riwayat itu bisa diterima. Dalam istilah ilmu musthalah hadits, yang demikian disebut marasil sahabat bahkan bisa dijadikan hujjah. Ulama’ hadits malah berpendapat marasil tabi’in aja jika didukung riwayat lain yang kuat diterima. Apalagi marasil sahabat yang didukung dengan banyak riwayat yang lain. Bukankah riwayat hadits yang menerangkan tentang kesunahan puasa Asyura’ tidak hanya dari Ibn Abbas dan Abdullah bin Zubair..????
Oleh karena itu, belajar dulu mas…….jangan langsung komentar gini pake mengkritiki lagi padahal belum ngerti ilmu hadits, suruh aja ustad2 nt belajar ilmu hadits biar gak gampang ngomentari n mengkritik………kalo ada pelawak tertawa karena lucu sebenarnya penonton semakin tertawa karena penampilan pelawak semakin tampak lucu, begitu juga anda yang menganggap komentar ilmiah lucu semakin menjadikan para pembaca terbahak-bahak karena anda adalah orang lucu yang konyol.
@ pecinta Fatimah, waduh…..waduh…waduh….capek gua menjelaskan lagi..
Di atas kan udah ana jelasin dalam ilmu hadits, sahabat tu..tsiqoh jadi bisa diterima…(nt gak usah ngebahas sahabat dah… ). Jadi walaupun ketika meriwayatkan kejadian saat masih kecil atau belum wujud sekalipun, tetap hadits riwayat itu bisa diterima. Dalam istilah ilmu musthalah hadits, yang demikian disebut marasil sahabat bahkan bisa dijadikan hujjah. Ulama’ hadits malah berpendapat marasil tabi’in aja jika didukung riwayat lain yang kuat diterima. Apalagi marasil sahabat yang didukung dengan banyak riwayat yang lain. Bukankah riwayat hadits yang menerangkan tentang kesunahan puasa Asyura’ tidak hanya dari Ibn Abbas dan Abdullah bin Zubair..????
Oleh karena itu, belajar dulu mas…….jangan langsung komentar gini pake mengkritiki lagi padahal belum ngerti ilmu hadits, suruh aja ustad2 nt belajar ilmu hadits biar gak gampang ngomentari n mengkritik………kalo ada pelawak tertawa karena lucu sebenarnya penonton semakin tertawa karena penampilan pelawak semakin tampak lucu, begitu juga anda yang menganggap komentar ilmiah lucu semakin menjadikan para pembaca terbahak-bahak karena anda adalah orang lucu yang konyol.
@ Elfasi & sekutunya…
Bid’ah Puasa Asyurâ’; Usaha Licik Memerangi Ahlulbait as.!
Banyak cara ditempuh untuk mengubur hasil perjuangan Imam Husain as. di padang Karbala’ demi menegakkan agama datuknya; Rasulullah saw. dan membongkar kedok kepalsuan, kemunafikan dan kekafiran rezim Bani Umayyah yang dilakonkan oleh sosok Yazid yang bejat lagi munafik…
Banyak cara licik ditempuh, mulai dari menutup-nutupi kejahatan Yazid dan menampilkannnya sebagai seorang Khalifah yang adil dan bertanggung jawab akan perjalanan Risalah Allah, atau mencarikan uzur dan pembelaan atas apa yang dilakukannnya terhadap Imam Husain dan keluarga suci Nabi saw., terhadap penduduk kota suci Madinah yang ia perintahkan pasukannya agar menebar kekejaman yang tak tertandingi dalam sejarah Islam, membantai penduduknya, dan memperkosa gadis dan wanita; putri-putri para sahabat Anshar -khususnya- dll. hingga membuat-buat kepalsuan atas nama agama tentang keagungan hari Asyûrâ’ dan keutamaan berpuasa di dalamnya.
Dalam kesempatan ini kami akan batasi kajian kali ini hanya pada kepalsuan keutamaan puasa Asyûrâ’.
Para Pendongen itu berkata:
* Ketika Nabi saw. hijrah ke kota Madinah, beliau menyaksikan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyûrâ’ yaitu hari kesepuluh bulan Muharram, lalu beliau bertanya kepada mereka, mengapa mereka berpuasa, maka mereka menjawab, “Ini adalah hari agung, Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya dan menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya.” Maka Nabi saw. bersabda, “Kami lebih berhak atas Musa dan lebih berhak untuk berpuasa di banding kalian.” Lalu beliau memerintahkan umat Islam agar berpuasa untuk hari itu. Demikian dalam dua kitab Shahih; Bukhrai dan Muslim dan lainnya.[1]
* Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dan selainnya didongengkan dari Aisyah ra. dan selainnya bahwa: Kaum Quraisy berpuasa di hari Asyûrâ’ di masa Jahiliyah mereka. Dan rasulullah saw. juga berpuasa. Lalu setelah beliau berhijrah ke kota Madinah beliau pun berpuasa dan memerintah (umat Islam) agar berpuasa. Maka ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau bersabda, “Barang siapa yang mau silahkan berpuasa (Asyûrâ’) dan siapa yang mau juga boleh meninggalkannya.”[2]
* Sebagian pendongeng juga menyebutkan –seperti diriwayatkan dalam Shahih Muslim- bahwa Nabi saw. baru melaksanakan puasa Asyûrâ’ itu di tahun sembilan Hijrah dan setelah menyaksikan orang-orang Yahudi melakukannya, beliau berjanji jika berumur panjang akan menyalahi kaum Yahudi dengan menambah puasa hari kesembilan juga. Tetapi beliau wafat sebelum bulan Muharram tahun depan.[3]
.
Ibnu Jakfari berkata:
Di sini kami memastikan bahwa dongeng di atas adalah palsu dan hanya hasil khayalan kaum pendongen belaka!
Dan:
A) Terlepas dari cacat parah pada sanad riwayat-riwayat di atas, di mana ia diriwayatkan dari jalur orang-oraang yang bermasalah dan baru tiba di kota suci Madinah beberapa tahun setelah Hijrah Nabi saw. seperti Abu Musa al Asy’ari, dan ada yang saat hijrah masih kanak-kanak seperti Ibnu Zubair dan di antara mereka ada yang baru menyatakan secara formal keislamannya di tahun-tahun akhir Hijrah Nabi saw. seperti Mu’awiyah ibnu Abu Sufyan.
B) Terlepas dari adanya kontradiksi di antara riwayat-riwayat di atas, seperti, sebagian riwayatnya mengatakan bahwa:
1. Nabi saw. berpuasa di hari Asyûrâ’ itu karena mengikuti Yahudi di mana sebelumnya beliau tidak mengetahuinya, dan setelah mengetahuinya dari orang-oraang Yahudi kota Madinah beliau berkeyakinan bahwa beliau dan umat Islam lah lebih berhak atas Musa as. dari kaum Yahudi itu!
2. Sementara riwayat lain mengatakan bahwa Nabi saw. –seperti juga kaum Musyrik lainnya sejak zaman Jahiliyah telah menjalankan tradisi puasa Asyûrâ’.
3. Sementara riwayat ketiga mengatakan bahwa Nabi saw. meninggalkan tradisi puasa Asyûrâ’ setelah diwajibkannya puasa bulan Ramadhan.
4. Adapun riwayat keempat mengatakan bahwa Nabi saw. baru mengetahui kebiasaan kaum Yahudi kota Madinah berpuasa hari Asyûrâ’ sebagai ungkapan syukur mereka atas keselamatan Nabi Musa as. dan kaumnya itu di tahun kesembilan Hijrah. Dan kemudian Nabi aw. Berjanji akan menyalahi kaum Yahudi itu dengan menambah puasa hari kesembilan bulan itu. Namun sayang beliau wafat sebelum sempat melaksanakannya.
5. Bahkan mereka meriwayatkan dari Mu’awiyah (yang baru memeluk Islam dari tahun fathu Makkah) bahwa Nabi saw. tidak pernah memerintahkan umat berpuasa di hari Asyûrâ’ akan tetapi beliau bersabda, “Barang siapa mau berpuasa silahkan dan yang tidak juga tidak apaa-apa.”
Dan masih banyak keanehan lain dalam riwayat-riwayat dongeng puasa hari Asyûrâ’. Dan Ibnu Qayyim telah memaparkannya dalam kitab Zâd al Ma’âd-nya.[4]
Terlepas dari semua masalah di atas coba perhatikan catatan di bawah ini:
Pertama: Riwayat pertama di atas mengtakan kepada kita bahwa Nabi mulia saw. tidak mengetahui sunnah saudara beliau; Nabi Musa as. dan beliau baru mengetahuinya dari orang-orang Yahudi dan setelahnya beliau bertaqlid kepada mereka!
Hal demikian mungkin tidak merisaukan pikiran para ulama itu, sebab mereka meriwayatkan (dan kami beristighfar/memohon ampunan Allah atas kepalsuan itu) bahwa Nabi saw. memang sangat menyukai untuk menyesuaikan diri dengan kaum Yahudi dan Nashrani dalam hal-hal yang belum diperintahkan dalam wahyu. Seperti diriwayatkan Bukhari dan lainnya.[5] Akan tetapi yang aneh dan lucu mereka pada waktu yang sama juga meriwayatkan bahwa Nabi saw. itu selalu bersemangat untuk menyalahi kaum Yahudi dan Nashrani dalam segala urusan, seperti yang mereka kisahkan dalam kasus adzan, di mana beliau menolak tawaran agar adzan dilakukan dengan meniup trompet atau menabuh lonceng seperti di gereja-gereja! Juga dalam masalah datang bulan dan menyemir rambut yang telah beruban… begitu juga Nabi saw. sering berpuasa di hari sabtu dan minggu dengan tujuan menyalahi Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashrani).. Semua yang mereka riwayatkan ini benar-benar bertentangan dengan apa yang mereka katakan dalam riwayat puasa Asyûrâ’. Sebuah kontradiksi yang biasa kita temukan dalam riwayat-riwayat para ulama itu, seihingga kami tidak kaget lagi dengannya.!!
Sampai-sampai karena kaum Yahudi mengeluhkan sikap Nabi saw. tersebut, mereka berkata, “Orang ini (Nabi maksud mereka) tidak bermaksud membiarkan urusan kita melainkan dia menyalahi kita dalam segala urusan kita.”[6]
Ibnu al Hâj berkata, “Adalah Nabi saw. membenci menyesuai Ahlul Kitab dalam semua urusan mereka, sampai-sampai orang-orang Yahudi berkata, ‘Muhammad menginginkan untuk tidak membiarkan ursan kita melainkan ia menyalahi kita tentangnya.’
Dan telah datang dalam hadis: “Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia dari mereka.”[7]
Kedua: ada sebuah kenyataan yang sering diabaikan oleh para ulama (khususnya mereka yang tertipu dengan dongeng-dongeng palsu tentang puasa Asyura) bahwa kata Asyûrâ’ untuk menunjuk pada hari kesepuluh bulan Muharram itu baru berlaku setelah kesyahidan Imam Husain as. cucu tercita Nabi Muhammad saw. dan keluarga serta pengikut setia beliau… jadi ia adalah nama/istilah Islami. Artinya istilah itu baru berlaku setelah datangnya Islam dan dilakukan oleh kaum Muslimin, sementara sebelum itu istilah itu tidak pernah ada dan berlaku.
Ibnu al Atsîr berkata, “Ia adalah nama Islam.”[8]
Ibnu Duraid berkata, “Sesunguhnya ia adalah nama Islami yang sebelumnya di masa jahiliyah tidak dikenal.”[9]
Ketiga: Dalam ajaran kaum Yahudi tidak ditemukan adanya puasa Asyûrâ’ dan sekarang pu mereka tidak melakukannya dan tidak mpula menganggapnya sebagai hari raya dan hari besar!
Keempat: Lebih dari semua itu adalah bahwa puasa bulan Ramadhan telah diwajibkan sejak beliau masih tinggal di Makkah! Seperti dalam kisah diutusnya ‘Amr ibn Murrah al Juhani sebagaimana diriwayatkan banyak ulama di antaranya Ibnu Katsir, ath Thabarani, Abu Nu’aim, al Haitsami dan lainnya.[10]
Bahaya Pemalsuan Atas Nama Nabi saw.!
Dan kenyataan ini menjadikan kita membayangkan betapa besar bahaya yang sedang mengancam agama Islam dengan kepalsuan-kepalsuan semacam itu…. Bagaimana kebencian terhadap keluarga suci Nabi saw. dan para pecinta mereka (baca Syi’ah) telah maracuni jiwa dan kemudian mendorong sebagian orang untuk berani memalsu hadis atas nama Nabi Muhammad saw. dengan harapan dapat mengubur perjuangan cucu tercinta Nabi saw.! Dan kemudian lantaran berbaik sangka kepada para pemalsu itu, sebagian ulama menerima dan meriwayatkannya dalam kitab-kitab mereka!
Kepalsuan dan pemalsuan atas nama Nabi saw. seperti itu menjadikan kita harus selalu waspada terhadap semua langkah yang dirancang oleh oknum musuh-musuh Ahlulbait Nabi as. dalam memerangi mereka dan mengaburkan keagungan dan kemuliaan perjuangan mereka!
Hari Asyura’ Adalah Hari Raya Bani Umayyah dan Musuh-musuh Keluarga Suci Nabi as.
Para penguasa Bani Umayyah dan antek-antek mereka di sepanjang sejarah berusaha menjadikan hari ke sepuluh bulan Muharram (Asyûrâ’) sebagai hari raya, hari kebahagian, hari kegembiraan, hari kemenangan dan hari keselamatan! Semua itu mereka lakukan untuk menentang Ahlulbait as. yang menjadikannya sebagai hari duka atas kesyahidan Imam Husain as. dan keluarga serta pengikut setia beliau.
Al Biruni melaporkan’ “Adapun Bani Umayyyah mereka telah mengenakan baju-baju baru, berhias diri, bercelak dan berlebaran. Mereka mengadakan parayaan-perayaan dan jamuan tamu. Mereka membagi-bagi permen dan makanan-makanan yang lezat. Dan demikian lah yang berkalu di kalangan masuarakat selama kekuasan mereka dan tetap berlaku meski kekuasaan mereka telah tumbang. Adapun kaum Syi’ah, mereka meratapi dan menangisi kesyahidan penghulu para syuhada’; al Husain…. .“[11]
Al Miqrizi melaporkan, “Dan setelah tumbangnya kekuasaan ‘Alawiyyin di Mesir, para penguasa dari dinasti Ayyubiyah menjadikan Asyûrâ’ sebagai hari kegembiraan. Mereka berlapang-lapang kepada keluarga mereka. Mereka menyajikan beragam makanan lezat. Memakai alat-alat dapur yang baru. Mereka bercelak dan mendatangi pemandian-pemandian umum sesuai dengan kebiasaan penduduk kota Syam yang ditradisikan oleh Hajjaj di masa kekuasaan Abdul Malik ibn Marwan dengan tujuan menyakitkan hati Syi’ah Ali ibn Abi Thalib (Karramallah wajhahu/ semoga Allah memliakan wajah beliau), di mana mereka menjadikan hari Asyûrâ’ sebagai hari duka dan kesedihan atas kasyahidan Husain ibn Ali as. sebagi beliau gugur syahid di hari itu.” Kemudian ia melanjutkan: “Dan kami masih menyaksikan sisa-sisa tradisi bani Ayyûb yang menjadikan hari Asyûrâ’ sebagai hari kegembiraan dan kelapangan.”
Al Miqrizi juga menyebutkan doa Imam Muhammad al Baqir as. (Imam Kelima Syi’ah) yang berbunyi: “Dan ini adalah hari di mana bani Umayyah dan anak keturunan wanita pengunyah jantung meyakini keberkahannya karena mereka telah berhasil membunuh Husain.”[12]
Dan untuk semua itu, musuh-musuh Imam Ali dan Ahlulbait as. telah membuat-buat kepalsuan atas nama Nabi saw. tentang keagungan hari Asyûrâ’ dan pahala besar yang dijanjikan bahwa yang berpuasa, berbanyak-banyak dalam memberi uang belanja kepada keluarga, mengusap kepala anak yatim, membagi-bagi makanan dan menampakkan kehabagian dan kegembiraan di dalamnya. Walaupun tidak sedikit pula usaha telah dicurahkan ulama Islam (sunni) dalam membongkar kepalsuaan hadis-hadis seperti itu.
Namun yang paling menyedihkan dari pemalsuan atas nama Nabi saw. adalah fatwa-fatwa sesat lagi menyesatkan yang diproduksi sebagai terompet kemunafikan dan kesesatan bani Umayyah yang melarang menampakkan kesedihan atas kesyahidan Imam Husain as. dan juga melarang membacakan kisah kesyahidannya!
[1] Mushannaf Abdurrazzâq,4/289 dan 290, Shahih Bukhari,1/244, Shahih Muslim,3/150, as Sirah al Halaibiyah,2/132-133, al Bidayah wa an Nihayah,1/274, 3/355. baca juga tafsir Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat-ayat puasa dalam surah al Baqarah.
[2] Ibid. dan Muwaththa’; Imam Malik,1/279 dan Zâd al Ma’âd,1/164 dan 165.
[3] Shahih Muslim,3/151.
[4] Zâd al Ma’âd,1/164-165.
[5] Shahih Bukhari, pada bab Farq asy Sya’ri Fi al Libâs, as Sirah al Halabiyah,2/132 dan Zâd al Ma’âd,1/165.
[6] As Sirah al Halabiyah,2/115 dan Sunan Abu Daud,2/250.
[7] Al Madkhal,2/48.
[8] An Nihayah; Ibnu Atsîr,3/240.
[9] Ibid.
[10] Al Bidayah wa an Nihayah,2/252 dari riwqayat Abu Nu’aim, Majma’ az Zawâid,9/244 dari riwayat ath Thabarani dan Kanzu ‘Ummâl,7/64 dari riwayat ar Ruyâni dan Ibnu ‘Asâkir.
[11] ‘Ajâib al Makhlûqât,1/114.
[12] Al Khithath; al Miqrizi,1/490. baca juga al Hadhârah Fi al Qarni ar Râbi’ al Hijri,1/138.
@ Elfasi & sekutunya…
Bid’ah Puasa Asyurâ’; Usaha Licik Memerangi Ahlulbait as.!
Banyak cara ditempuh untuk mengubur hasil perjuangan Imam Husain as. di padang Karbala’ demi menegakkan agama datuknya; Rasulullah saw. dan membongkar kedok kepalsuan, kemunafikan dan kekafiran rezim Bani Umayyah yang dilakonkan oleh sosok Yazid yang bejat lagi munafik…
Banyak cara licik ditempuh, mulai dari menutup-nutupi kejahatan Yazid dan menampilkannnya sebagai seorang Khalifah yang adil dan bertanggung jawab akan perjalanan Risalah Allah, atau mencarikan uzur dan pembelaan atas apa yang dilakukannnya terhadap Imam Husain dan keluarga suci Nabi saw., terhadap penduduk kota suci Madinah yang ia perintahkan pasukannya agar menebar kekejaman yang tak tertandingi dalam sejarah Islam, membantai penduduknya, dan memperkosa gadis dan wanita; putri-putri para sahabat Anshar -khususnya- dll. hingga membuat-buat kepalsuan atas nama agama tentang keagungan hari Asyûrâ’ dan keutamaan berpuasa di dalamnya.
Dalam kesempatan ini kami akan batasi kajian kali ini hanya pada kepalsuan keutamaan puasa Asyûrâ’.
Para Pendongen itu berkata:
* Ketika Nabi saw. hijrah ke kota Madinah, beliau menyaksikan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyûrâ’ yaitu hari kesepuluh bulan Muharram, lalu beliau bertanya kepada mereka, mengapa mereka berpuasa, maka mereka menjawab, “Ini adalah hari agung, Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya dan menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya.” Maka Nabi saw. bersabda, “Kami lebih berhak atas Musa dan lebih berhak untuk berpuasa di banding kalian.” Lalu beliau memerintahkan umat Islam agar berpuasa untuk hari itu. Demikian dalam dua kitab Shahih; Bukhrai dan Muslim dan lainnya.[1]
* Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dan selainnya didongengkan dari Aisyah ra. dan selainnya bahwa: Kaum Quraisy berpuasa di hari Asyûrâ’ di masa Jahiliyah mereka. Dan rasulullah saw. juga berpuasa. Lalu setelah beliau berhijrah ke kota Madinah beliau pun berpuasa dan memerintah (umat Islam) agar berpuasa. Maka ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau bersabda, “Barang siapa yang mau silahkan berpuasa (Asyûrâ’) dan siapa yang mau juga boleh meninggalkannya.”[2]
* Sebagian pendongeng juga menyebutkan –seperti diriwayatkan dalam Shahih Muslim- bahwa Nabi saw. baru melaksanakan puasa Asyûrâ’ itu di tahun sembilan Hijrah dan setelah menyaksikan orang-orang Yahudi melakukannya, beliau berjanji jika berumur panjang akan menyalahi kaum Yahudi dengan menambah puasa hari kesembilan juga. Tetapi beliau wafat sebelum bulan Muharram tahun depan.[3]
.
Ibnu Jakfari berkata:
Di sini kami memastikan bahwa dongeng di atas adalah palsu dan hanya hasil khayalan kaum pendongen belaka!
Dan:
A) Terlepas dari cacat parah pada sanad riwayat-riwayat di atas, di mana ia diriwayatkan dari jalur orang-oraang yang bermasalah dan baru tiba di kota suci Madinah beberapa tahun setelah Hijrah Nabi saw. seperti Abu Musa al Asy’ari, dan ada yang saat hijrah masih kanak-kanak seperti Ibnu Zubair dan di antara mereka ada yang baru menyatakan secara formal keislamannya di tahun-tahun akhir Hijrah Nabi saw. seperti Mu’awiyah ibnu Abu Sufyan.
B) Terlepas dari adanya kontradiksi di antara riwayat-riwayat di atas, seperti, sebagian riwayatnya mengatakan bahwa:
1. Nabi saw. berpuasa di hari Asyûrâ’ itu karena mengikuti Yahudi di mana sebelumnya beliau tidak mengetahuinya, dan setelah mengetahuinya dari orang-oraang Yahudi kota Madinah beliau berkeyakinan bahwa beliau dan umat Islam lah lebih berhak atas Musa as. dari kaum Yahudi itu!
2. Sementara riwayat lain mengatakan bahwa Nabi saw. –seperti juga kaum Musyrik lainnya sejak zaman Jahiliyah telah menjalankan tradisi puasa Asyûrâ’.
3. Sementara riwayat ketiga mengatakan bahwa Nabi saw. meninggalkan tradisi puasa Asyûrâ’ setelah diwajibkannya puasa bulan Ramadhan.
4. Adapun riwayat keempat mengatakan bahwa Nabi saw. baru mengetahui kebiasaan kaum Yahudi kota Madinah berpuasa hari Asyûrâ’ sebagai ungkapan syukur mereka atas keselamatan Nabi Musa as. dan kaumnya itu di tahun kesembilan Hijrah. Dan kemudian Nabi aw. Berjanji akan menyalahi kaum Yahudi itu dengan menambah puasa hari kesembilan bulan itu. Namun sayang beliau wafat sebelum sempat melaksanakannya.
5. Bahkan mereka meriwayatkan dari Mu’awiyah (yang baru memeluk Islam dari tahun fathu Makkah) bahwa Nabi saw. tidak pernah memerintahkan umat berpuasa di hari Asyûrâ’ akan tetapi beliau bersabda, “Barang siapa mau berpuasa silahkan dan yang tidak juga tidak apaa-apa.”
Dan masih banyak keanehan lain dalam riwayat-riwayat dongeng puasa hari Asyûrâ’. Dan Ibnu Qayyim telah memaparkannya dalam kitab Zâd al Ma’âd-nya.[4]
Terlepas dari semua masalah di atas coba perhatikan catatan di bawah ini:
Pertama: Riwayat pertama di atas mengtakan kepada kita bahwa Nabi mulia saw. tidak mengetahui sunnah saudara beliau; Nabi Musa as. dan beliau baru mengetahuinya dari orang-orang Yahudi dan setelahnya beliau bertaqlid kepada mereka!
Hal demikian mungkin tidak merisaukan pikiran para ulama itu, sebab mereka meriwayatkan (dan kami beristighfar/memohon ampunan Allah atas kepalsuan itu) bahwa Nabi saw. memang sangat menyukai untuk menyesuaikan diri dengan kaum Yahudi dan Nashrani dalam hal-hal yang belum diperintahkan dalam wahyu. Seperti diriwayatkan Bukhari dan lainnya.[5] Akan tetapi yang aneh dan lucu mereka pada waktu yang sama juga meriwayatkan bahwa Nabi saw. itu selalu bersemangat untuk menyalahi kaum Yahudi dan Nashrani dalam segala urusan, seperti yang mereka kisahkan dalam kasus adzan, di mana beliau menolak tawaran agar adzan dilakukan dengan meniup trompet atau menabuh lonceng seperti di gereja-gereja! Juga dalam masalah datang bulan dan menyemir rambut yang telah beruban… begitu juga Nabi saw. sering berpuasa di hari sabtu dan minggu dengan tujuan menyalahi Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashrani).. Semua yang mereka riwayatkan ini benar-benar bertentangan dengan apa yang mereka katakan dalam riwayat puasa Asyûrâ’. Sebuah kontradiksi yang biasa kita temukan dalam riwayat-riwayat para ulama itu, seihingga kami tidak kaget lagi dengannya.!!
Sampai-sampai karena kaum Yahudi mengeluhkan sikap Nabi saw. tersebut, mereka berkata, “Orang ini (Nabi maksud mereka) tidak bermaksud membiarkan urusan kita melainkan dia menyalahi kita dalam segala urusan kita.”[6]
Ibnu al Hâj berkata, “Adalah Nabi saw. membenci menyesuai Ahlul Kitab dalam semua urusan mereka, sampai-sampai orang-orang Yahudi berkata, ‘Muhammad menginginkan untuk tidak membiarkan ursan kita melainkan ia menyalahi kita tentangnya.’
Dan telah datang dalam hadis: “Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia dari mereka.”[7]
Kedua: ada sebuah kenyataan yang sering diabaikan oleh para ulama (khususnya mereka yang tertipu dengan dongeng-dongeng palsu tentang puasa Asyura) bahwa kata Asyûrâ’ untuk menunjuk pada hari kesepuluh bulan Muharram itu baru berlaku setelah kesyahidan Imam Husain as. cucu tercita Nabi Muhammad saw. dan keluarga serta pengikut setia beliau… jadi ia adalah nama/istilah Islami. Artinya istilah itu baru berlaku setelah datangnya Islam dan dilakukan oleh kaum Muslimin, sementara sebelum itu istilah itu tidak pernah ada dan berlaku.
Ibnu al Atsîr berkata, “Ia adalah nama Islam.”[8]
Ibnu Duraid berkata, “Sesunguhnya ia adalah nama Islami yang sebelumnya di masa jahiliyah tidak dikenal.”[9]
Ketiga: Dalam ajaran kaum Yahudi tidak ditemukan adanya puasa Asyûrâ’ dan sekarang pu mereka tidak melakukannya dan tidak mpula menganggapnya sebagai hari raya dan hari besar!
Keempat: Lebih dari semua itu adalah bahwa puasa bulan Ramadhan telah diwajibkan sejak beliau masih tinggal di Makkah! Seperti dalam kisah diutusnya ‘Amr ibn Murrah al Juhani sebagaimana diriwayatkan banyak ulama di antaranya Ibnu Katsir, ath Thabarani, Abu Nu’aim, al Haitsami dan lainnya.[10]
Bahaya Pemalsuan Atas Nama Nabi saw.!
Dan kenyataan ini menjadikan kita membayangkan betapa besar bahaya yang sedang mengancam agama Islam dengan kepalsuan-kepalsuan semacam itu…. Bagaimana kebencian terhadap keluarga suci Nabi saw. dan para pecinta mereka (baca Syi’ah) telah maracuni jiwa dan kemudian mendorong sebagian orang untuk berani memalsu hadis atas nama Nabi Muhammad saw. dengan harapan dapat mengubur perjuangan cucu tercinta Nabi saw.! Dan kemudian lantaran berbaik sangka kepada para pemalsu itu, sebagian ulama menerima dan meriwayatkannya dalam kitab-kitab mereka!
Kepalsuan dan pemalsuan atas nama Nabi saw. seperti itu menjadikan kita harus selalu waspada terhadap semua langkah yang dirancang oleh oknum musuh-musuh Ahlulbait Nabi as. dalam memerangi mereka dan mengaburkan keagungan dan kemuliaan perjuangan mereka!
Hari Asyura’ Adalah Hari Raya Bani Umayyah dan Musuh-musuh Keluarga Suci Nabi as.
Para penguasa Bani Umayyah dan antek-antek mereka di sepanjang sejarah berusaha menjadikan hari ke sepuluh bulan Muharram (Asyûrâ’) sebagai hari raya, hari kebahagian, hari kegembiraan, hari kemenangan dan hari keselamatan! Semua itu mereka lakukan untuk menentang Ahlulbait as. yang menjadikannya sebagai hari duka atas kesyahidan Imam Husain as. dan keluarga serta pengikut setia beliau.
Al Biruni melaporkan’ “Adapun Bani Umayyyah mereka telah mengenakan baju-baju baru, berhias diri, bercelak dan berlebaran. Mereka mengadakan parayaan-perayaan dan jamuan tamu. Mereka membagi-bagi permen dan makanan-makanan yang lezat. Dan demikian lah yang berkalu di kalangan masuarakat selama kekuasan mereka dan tetap berlaku meski kekuasaan mereka telah tumbang. Adapun kaum Syi’ah, mereka meratapi dan menangisi kesyahidan penghulu para syuhada’; al Husain…. .“[11]
Al Miqrizi melaporkan, “Dan setelah tumbangnya kekuasaan ‘Alawiyyin di Mesir, para penguasa dari dinasti Ayyubiyah menjadikan Asyûrâ’ sebagai hari kegembiraan. Mereka berlapang-lapang kepada keluarga mereka. Mereka menyajikan beragam makanan lezat. Memakai alat-alat dapur yang baru. Mereka bercelak dan mendatangi pemandian-pemandian umum sesuai dengan kebiasaan penduduk kota Syam yang ditradisikan oleh Hajjaj di masa kekuasaan Abdul Malik ibn Marwan dengan tujuan menyakitkan hati Syi’ah Ali ibn Abi Thalib (Karramallah wajhahu/ semoga Allah memliakan wajah beliau), di mana mereka menjadikan hari Asyûrâ’ sebagai hari duka dan kesedihan atas kasyahidan Husain ibn Ali as. sebagi beliau gugur syahid di hari itu.” Kemudian ia melanjutkan: “Dan kami masih menyaksikan sisa-sisa tradisi bani Ayyûb yang menjadikan hari Asyûrâ’ sebagai hari kegembiraan dan kelapangan.”
Al Miqrizi juga menyebutkan doa Imam Muhammad al Baqir as. (Imam Kelima Syi’ah) yang berbunyi: “Dan ini adalah hari di mana bani Umayyah dan anak keturunan wanita pengunyah jantung meyakini keberkahannya karena mereka telah berhasil membunuh Husain.”[12]
Dan untuk semua itu, musuh-musuh Imam Ali dan Ahlulbait as. telah membuat-buat kepalsuan atas nama Nabi saw. tentang keagungan hari Asyûrâ’ dan pahala besar yang dijanjikan bahwa yang berpuasa, berbanyak-banyak dalam memberi uang belanja kepada keluarga, mengusap kepala anak yatim, membagi-bagi makanan dan menampakkan kehabagian dan kegembiraan di dalamnya. Walaupun tidak sedikit pula usaha telah dicurahkan ulama Islam (sunni) dalam membongkar kepalsuaan hadis-hadis seperti itu.
Namun yang paling menyedihkan dari pemalsuan atas nama Nabi saw. adalah fatwa-fatwa sesat lagi menyesatkan yang diproduksi sebagai terompet kemunafikan dan kesesatan bani Umayyah yang melarang menampakkan kesedihan atas kesyahidan Imam Husain as. dan juga melarang membacakan kisah kesyahidannya!
[1] Mushannaf Abdurrazzâq,4/289 dan 290, Shahih Bukhari,1/244, Shahih Muslim,3/150, as Sirah al Halaibiyah,2/132-133, al Bidayah wa an Nihayah,1/274, 3/355. baca juga tafsir Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat-ayat puasa dalam surah al Baqarah.
[2] Ibid. dan Muwaththa’; Imam Malik,1/279 dan Zâd al Ma’âd,1/164 dan 165.
[3] Shahih Muslim,3/151.
[4] Zâd al Ma’âd,1/164-165.
[5] Shahih Bukhari, pada bab Farq asy Sya’ri Fi al Libâs, as Sirah al Halabiyah,2/132 dan Zâd al Ma’âd,1/165.
[6] As Sirah al Halabiyah,2/115 dan Sunan Abu Daud,2/250.
[7] Al Madkhal,2/48.
[8] An Nihayah; Ibnu Atsîr,3/240.
[9] Ibid.
[10] Al Bidayah wa an Nihayah,2/252 dari riwqayat Abu Nu’aim, Majma’ az Zawâid,9/244 dari riwayat ath Thabarani dan Kanzu ‘Ummâl,7/64 dari riwayat ar Ruyâni dan Ibnu ‘Asâkir.
[11] ‘Ajâib al Makhlûqât,1/114.
[12] Al Khithath; al Miqrizi,1/490. baca juga al Hadhârah Fi al Qarni ar Râbi’ al Hijri,1/138.
luar biasa copypastenya….
luar biasa copypastenya….
ana liat kalo team forsan menjawab cukup ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan….
tapi kalo team syiah kok cuma copy paste
pantesan syiah di indonesia cuma bisa copypaste aja dr iran
ana liat kalo team forsan menjawab cukup ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan….
tapi kalo team syiah kok cuma copy paste
pantesan syiah di indonesia cuma bisa copypaste aja dr iran
@yek gowul
anda kritis sekali…sampe saking kritis nya sampe ngawur dan gak terarah omongan anda,,,,kita disuruh untuk mempercayai kritik anda terhadap hadist2 shohih dari kitab bukhori dan muslim yang diakui keafsahannya mulai ulama’2 dizamannya sampe ulama’2 dizaman sekarang,,,dan lucu sekali anda dengan mengatakan bahwa semua hadist itu adalah sebuah dongeng…emangnya orang PERSI yang selalu mengeluarkan hadist2 palsu…dan anda juga mengatakan bahwa peratapan yang sangat menyalahi dari ajaran syareat dengan memukul-mukul badan ,melukai badan sendiri sampe berdarah-darah , lebih kejam lagi dgn melukai anak2 kecil yang tidak punya dosa adalah hal yang baik…apakah itu yang diinginkan oleh sayyidina Husein …. yek gowuuuul yek gowul anda ini kebanyakan bergowul dengan orang2 persi rupanya koq omongan ente banyak ngelanturnya..
@yek gowul
anda kritis sekali…sampe saking kritis nya sampe ngawur dan gak terarah omongan anda,,,,kita disuruh untuk mempercayai kritik anda terhadap hadist2 shohih dari kitab bukhori dan muslim yang diakui keafsahannya mulai ulama’2 dizamannya sampe ulama’2 dizaman sekarang,,,dan lucu sekali anda dengan mengatakan bahwa semua hadist itu adalah sebuah dongeng…emangnya orang PERSI yang selalu mengeluarkan hadist2 palsu…dan anda juga mengatakan bahwa peratapan yang sangat menyalahi dari ajaran syareat dengan memukul-mukul badan ,melukai badan sendiri sampe berdarah-darah , lebih kejam lagi dgn melukai anak2 kecil yang tidak punya dosa adalah hal yang baik…apakah itu yang diinginkan oleh sayyidina Husein …. yek gowuuuul yek gowul anda ini kebanyakan bergowul dengan orang2 persi rupanya koq omongan ente banyak ngelanturnya..
NAH QT TAU SKRNG,GIMANA BEJATNYA SYIAH,SHOHIH BUKHORI MUSLIM YG DIAKUI PR ULAMA SALAF WAL KHOLAF DIKATAKAN DONGENG,MAKANYA ORANG2 YG KENA VIRUS SYIAH INI DIHANCURKAN OLEH ALLOH,BUKAN CUMA DIAKHIRAT TP DI DUNIA,COBA LIAT FOTO YG ADA SBLMNYA DLM KOMENTAR ELFASI 20 DESEMBER,GIMANA SEORANG IBU DNG BANGGGANYA MELUKAI ANAKNYA SENDIRI,PDHAL QT TAU KASIH IBU G TERTANDINGI TP KRN HATINYA TERTUTUP KOTORAN SEBAB KURANG AJAR SAMA ORANG2 PILIHAN2 ALLOH,MK TERCABUTLAH ROHMAT DR HATINYA.MK NT YEK GOWUL KL EMANG NT EMANG HABIB,TOBAT,……………KRN DATUK2MU G ADA YG SEPERTI ITU,JNG TERTIPU DNG TIPU MUSLIHAT ORANG2 IRAN DNG PROPAGANDANYA SYIAH……….KL NT BKN HABIB LBH HRS LG NT TOBAT SBLM NT KUALAT MATI SU’UL KHOTIMAH,,,,,,,
NAH QT TAU SKRNG,GIMANA BEJATNYA SYIAH,SHOHIH BUKHORI MUSLIM YG DIAKUI PR ULAMA SALAF WAL KHOLAF DIKATAKAN DONGENG,MAKANYA ORANG2 YG KENA VIRUS SYIAH INI DIHANCURKAN OLEH ALLOH,BUKAN CUMA DIAKHIRAT TP DI DUNIA,COBA LIAT FOTO YG ADA SBLMNYA DLM KOMENTAR ELFASI 20 DESEMBER,GIMANA SEORANG IBU DNG BANGGGANYA MELUKAI ANAKNYA SENDIRI,PDHAL QT TAU KASIH IBU G TERTANDINGI TP KRN HATINYA TERTUTUP KOTORAN SEBAB KURANG AJAR SAMA ORANG2 PILIHAN2 ALLOH,MK TERCABUTLAH ROHMAT DR HATINYA.MK NT YEK GOWUL KL EMANG NT EMANG HABIB,TOBAT,……………KRN DATUK2MU G ADA YG SEPERTI ITU,JNG TERTIPU DNG TIPU MUSLIHAT ORANG2 IRAN DNG PROPAGANDANYA SYIAH……….KL NT BKN HABIB LBH HRS LG NT TOBAT SBLM NT KUALAT MATI SU’UL KHOTIMAH,,,,,,,
Trima kasih atas comment nya mas Abunawas. Hanya Allah yang bisa menilai hambaNya. Dari komentar antum sulit rasanya untuk dikatakan ” Orang yang BerIman sebenar-benarnya Iman. Karena mustahil orang yang berIman akan keluar kata-kata yang menyakitkan saudaranya sendiri. Bangkai yang ada didalam botol mustahil akan mengeluarkan bau WANGI. Bau wangi akan keluar dari botol bila isi botol itu benar-benar wangi.Yang saya maksudkan dalam komentar saya bahwa Pantaskah kita merayakan asyura dengan kegembiraan hanya karena kita dikelabui oleh sejarah yang mengatakan bahwa 10 Muharram adalah hari kemengangan ??? padahal sesunnguhnya 10 Muharram adalah hari duka cita syahidnya Imam Husein???. Makanya mas kaji dengan baik sejarah Islam.Mana sesunggunya yang benar???. Paling tidak ada 3 ciri mazhab Syiah : 1. Paling mulia akhlaknya. 2. paling tinggi ibadahnya 3. Paling dalam ilmunya. Kalau 3 kriteria di atas masa saya belum SYIAH. baru sekedar penCINTA SYIAH.
Trima kasih atas comment nya mas Abunawas. Hanya Allah yang bisa menilai hambaNya. Dari komentar antum sulit rasanya untuk dikatakan ” Orang yang BerIman sebenar-benarnya Iman. Karena mustahil orang yang berIman akan keluar kata-kata yang menyakitkan saudaranya sendiri. Bangkai yang ada didalam botol mustahil akan mengeluarkan bau WANGI. Bau wangi akan keluar dari botol bila isi botol itu benar-benar wangi.Yang saya maksudkan dalam komentar saya bahwa Pantaskah kita merayakan asyura dengan kegembiraan hanya karena kita dikelabui oleh sejarah yang mengatakan bahwa 10 Muharram adalah hari kemengangan ??? padahal sesunnguhnya 10 Muharram adalah hari duka cita syahidnya Imam Husein???. Makanya mas kaji dengan baik sejarah Islam.Mana sesunggunya yang benar???. Paling tidak ada 3 ciri mazhab Syiah : 1. Paling mulia akhlaknya. 2. paling tinggi ibadahnya 3. Paling dalam ilmunya. Kalau 3 kriteria di atas masa saya belum SYIAH. baru sekedar penCINTA SYIAH.
@ pemerhati, betul beb, emang gitu orang syi’ah tu sesukanya aj, udah sering ngacau ama hadits di bilang dongeng kayak mereka itu paling alim aja lebih alim dari ibn hajar alasqolani n sukanya pake nyelewengin isi kitab….
bukankah kematian syd husein tu karena mendatangi undangan orang2 iraq yang ingin baiat, tapi apa yang mereka perbuat ketika syd husein dah sampai ke mereka justru mereka bepaling dan memusuhi serta memerangi ahlul bait. mereka tu kayaknya taqiyah minta syd husein datang klo dah datang trus mereka berbalik arah memusuhi dan ingin membunuh syd husein….
kayak2nya emang pantas acara karbala (asyura) buat mereka orang2 syiah iraq dan iran sebagai hari duka krn mereka gak bisa membantu syd husein justru mmusuhi krn lbh condong ama ibn ziyad…
ritual pukul2 diri tu emang pantesnya buat rasa penyesalan mereka….
eehhhh knp org syi’ah indonesia kok pake niru2 mereka orang iran ya…. emang keturunan mereka apa ya….?????????
@ pemerhati, betul beb, emang gitu orang syi’ah tu sesukanya aj, udah sering ngacau ama hadits di bilang dongeng kayak mereka itu paling alim aja lebih alim dari ibn hajar alasqolani n sukanya pake nyelewengin isi kitab….
bukankah kematian syd husein tu karena mendatangi undangan orang2 iraq yang ingin baiat, tapi apa yang mereka perbuat ketika syd husein dah sampai ke mereka justru mereka bepaling dan memusuhi serta memerangi ahlul bait. mereka tu kayaknya taqiyah minta syd husein datang klo dah datang trus mereka berbalik arah memusuhi dan ingin membunuh syd husein….
kayak2nya emang pantas acara karbala (asyura) buat mereka orang2 syiah iraq dan iran sebagai hari duka krn mereka gak bisa membantu syd husein justru mmusuhi krn lbh condong ama ibn ziyad…
ritual pukul2 diri tu emang pantesnya buat rasa penyesalan mereka….
eehhhh knp org syi’ah indonesia kok pake niru2 mereka orang iran ya…. emang keturunan mereka apa ya….?????????
@ yek gowul sekaligus abu bakar saleh, tulisan nt mungkin dianggap ilmiah oleh orang2 seperti anda, tapi bagi yang baca kitab, akan mengerti kalo nt adalah bodoh atau penyeleweng kitab,
@ pengunjung, ana akan paparkan isi tulisan (copypaste) yek gowul bertentangan dengan kitab2 yang mereka ambil.
1. Anda hanya kemukakan permasalahan yang tertulis dalam kitab padahal di kitab itu pula dipaparkan jawabannya. Kamu sengaja berkhianat dari kitab itu sendiri.
Para pengunjung website yang terhormat, isi tulisan yek gowul memang tertulis di kitab zaadul ma’ad juz 2 hal 66-77 pada masalah2 yang musykilah, akan tetapi pengarang menerangkan setelahnya jawaban2 dari masalah2 itu sehingga tidak ada kontradiksi padanya. Pengen liat, klik disini.
2. Anda sengaja memotong keterangan isi kitab untuk membela pendapat anda yang sesat padahal dikitab itu pula disebutkan riwayat2 hadits akan kesunahan puasa Asyura’, sebagaimana riwayat sydt Hafshah berikut :
وَقَالَتْ حَفْصَةُ : أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعَهُنّ رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرُ وَثَلَاثَةُ أَيّامٍ مِنْ كُلّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَا الْفَجْرِ ذَكَرَهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ رَحِمَهُ اللّهُ
Ada empat hal yang tidak ditinggalkan oleh Rasulullah SAW : puasa Asyura’, puasa hari-hari sepuluh malam dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulannya dan dua rakaat shalatsunnah fajar. (lihat Musnad Imam Ahmad, hadits 25254)
Demikian juga hadits riwayat Imam Ahmad :
وَذَكَرَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النّبِيّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ أَنّهُ كَانَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجّةِ وَيَصُومُ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيّامٍ مِنْ الشّهْرِ أَوْ الِاثْنَيْنِ مِنْ الشّهْرِ وَالْخَمِيس وَفِي لَفْظٍ الْخَمِيسَيْنِ .
“ Rasulullah SAW berpuasa 9 hari di bulan Dzilhijjah, puasa Asyura’, puasa tiga hari tiap bulannya, atau hari senin dan kamis “
3. Anda katakan ibn atsir berkata “Ia adalah nama Islam.”.
Anda tidak mengerti arti ucapan Ibn Atsir kalo begitu, maksud sebenarnya, orang2 yahudi dan orang2 arab berpuasa di tanggal 10 Muharram, namun hari itu tidak dinamkan saat itu dengan hari Asyura’. Nama hari Asyura’ dikenal di zaman Islam. Olah karena itu Ibn Atsir berkata Asyura’ adalah nama islam.
4. Anda katakan bahwa : “Dalam ajaran kaum Yahudi tidak ditemukan adanya puasa Asyûrâ’ dan sekarang pun mereka tidak melakukannya dan tidak pula menganggapnya sebagai hari raya dan hari besar! “
Sebenarnya kami udah menjelaskan ini di atas, tapi mungkin anda belum faham juga, jadi ana terangkan lagi buat anda. Maklum anda cuman copypaste bukan komentar ilmiah.
Orang yahudi dahulu sangatlah berbeda dengan orang yahudi sekarang. Dulu mereka percaya dengan berita Taurat akan kedatangan seorang Nabi terakhir yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad). Namun mereka mengingkarinya setelah mengetahui bahwa Nabi Muhammad dari arab bukan dari kaum Yahudi. Perlu anda ketahui, ada beberapa amalan yang dilakukan orang yahudi atau orang arab tapi tetap diberlakukan dalam islam seperti menghormati asyhurul hurum, puasa Asyura’, dan masih banyak lainnya.
5. Anda menyebutkan dalam kitab Albidayah wan Nihayah bahwa puasa ramadhan diwajibkan ketika Rasulullah masih tinggal di Makkah (belum hijrah), itu ada disebelah mana ya ..??? justru yang ana dapatkan sangat berseberangan dengan apa yang anda disebutkan. Dalam kitab Albidayah wan Nihayah itu sendiri justru dinyatakan puasa Ramadhan diwajibkan tahun kedua setelah hijrah sebelum peperangan Badar.
البداية والنهاية – (ج 3 / ص 311)
فصل في فريضة شهر رمضان سنة ثنتين قبل وقعة بدر قال ابن جرير (1): وفي هذه السنة فرض صيام شهر رمضان وقد قيل إنه فرض في شعبان (2) منها، ثم حكى أن رسول الله صلى الله عليه وسلم حين قدم المدينة وجد اليهود يصومون يوم عاشوراء فسألهم عنه فقالوا هذا يوم نجى الله فيه موسى [ وغرق فيه آل فرعون ] (3).
6. Adapun hadits riwayat Mu’awiyah yang mengatakan :
عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَوْمَ عَاشُورَاءَ عَامَ حَجَّ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ يَا أَهْلَ الْمَدِينَةِ أَيْنَ عُلَمَاؤُكُمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَلَمْ يَكْتُبْ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَأَنَا صَائِمٌ فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ
Maksudnya adalah puasa Asyura’ yang asalnya wajib (harus dikerjakan) berubah menjadi sunnah (berpahala jika dikerjakan namun boleh ditinggalkan) setelah diwajibkan puasa Ramadhan. Keterangan tersebut juga disebutkan dalam kitab zaadul ma’ad juz 2 hal. 72.
Adapun untuk yang lainnya, kami gak perlu mengulangi lagi keterangan karena udah kami terangkan panjang-lebar di atas.
PERHATIAN :
Kepada saudara2, jika orang2 syi’ah membawa dalil dari kitab, maka cek terlebih dahulu karena mereka suka berbohong dan memelintir isi kitab. Akan tetapi, jika dari diri mereka sendiri, maka “ jika orang bodoh yang berkata, katakan salama”.
@ yek gowul sekaligus abu bakar saleh, tulisan nt mungkin dianggap ilmiah oleh orang2 seperti anda, tapi bagi yang baca kitab, akan mengerti kalo nt adalah bodoh atau penyeleweng kitab,
@ pengunjung, ana akan paparkan isi tulisan (copypaste) yek gowul bertentangan dengan kitab2 yang mereka ambil.
1. Anda hanya kemukakan permasalahan yang tertulis dalam kitab padahal di kitab itu pula dipaparkan jawabannya. Kamu sengaja berkhianat dari kitab itu sendiri.
Para pengunjung website yang terhormat, isi tulisan yek gowul memang tertulis di kitab zaadul ma’ad juz 2 hal 66-77 pada masalah2 yang musykilah, akan tetapi pengarang menerangkan setelahnya jawaban2 dari masalah2 itu sehingga tidak ada kontradiksi padanya. Pengen liat, klik disini.
2. Anda sengaja memotong keterangan isi kitab untuk membela pendapat anda yang sesat padahal dikitab itu pula disebutkan riwayat2 hadits akan kesunahan puasa Asyura’, sebagaimana riwayat sydt Hafshah berikut :
وَقَالَتْ حَفْصَةُ : أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعَهُنّ رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرُ وَثَلَاثَةُ أَيّامٍ مِنْ كُلّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَا الْفَجْرِ ذَكَرَهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ رَحِمَهُ اللّهُ
Ada empat hal yang tidak ditinggalkan oleh Rasulullah SAW : puasa Asyura’, puasa hari-hari sepuluh malam dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulannya dan dua rakaat shalatsunnah fajar. (lihat Musnad Imam Ahmad, hadits 25254)
Demikian juga hadits riwayat Imam Ahmad :
وَذَكَرَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النّبِيّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ أَنّهُ كَانَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجّةِ وَيَصُومُ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيّامٍ مِنْ الشّهْرِ أَوْ الِاثْنَيْنِ مِنْ الشّهْرِ وَالْخَمِيس وَفِي لَفْظٍ الْخَمِيسَيْنِ .
“ Rasulullah SAW berpuasa 9 hari di bulan Dzilhijjah, puasa Asyura’, puasa tiga hari tiap bulannya, atau hari senin dan kamis “
3. Anda katakan ibn atsir berkata “Ia adalah nama Islam.”.
Anda tidak mengerti arti ucapan Ibn Atsir kalo begitu, maksud sebenarnya, orang2 yahudi dan orang2 arab berpuasa di tanggal 10 Muharram, namun hari itu tidak dinamkan saat itu dengan hari Asyura’. Nama hari Asyura’ dikenal di zaman Islam. Olah karena itu Ibn Atsir berkata Asyura’ adalah nama islam.
4. Anda katakan bahwa : “Dalam ajaran kaum Yahudi tidak ditemukan adanya puasa Asyûrâ’ dan sekarang pun mereka tidak melakukannya dan tidak pula menganggapnya sebagai hari raya dan hari besar! “
Sebenarnya kami udah menjelaskan ini di atas, tapi mungkin anda belum faham juga, jadi ana terangkan lagi buat anda. Maklum anda cuman copypaste bukan komentar ilmiah.
Orang yahudi dahulu sangatlah berbeda dengan orang yahudi sekarang. Dulu mereka percaya dengan berita Taurat akan kedatangan seorang Nabi terakhir yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad). Namun mereka mengingkarinya setelah mengetahui bahwa Nabi Muhammad dari arab bukan dari kaum Yahudi. Perlu anda ketahui, ada beberapa amalan yang dilakukan orang yahudi atau orang arab tapi tetap diberlakukan dalam islam seperti menghormati asyhurul hurum, puasa Asyura’, dan masih banyak lainnya.
5. Anda menyebutkan dalam kitab Albidayah wan Nihayah bahwa puasa ramadhan diwajibkan ketika Rasulullah masih tinggal di Makkah (belum hijrah), itu ada disebelah mana ya ..??? justru yang ana dapatkan sangat berseberangan dengan apa yang anda disebutkan. Dalam kitab Albidayah wan Nihayah itu sendiri justru dinyatakan puasa Ramadhan diwajibkan tahun kedua setelah hijrah sebelum peperangan Badar.
البداية والنهاية – (ج 3 / ص 311)
فصل في فريضة شهر رمضان سنة ثنتين قبل وقعة بدر قال ابن جرير (1): وفي هذه السنة فرض صيام شهر رمضان وقد قيل إنه فرض في شعبان (2) منها، ثم حكى أن رسول الله صلى الله عليه وسلم حين قدم المدينة وجد اليهود يصومون يوم عاشوراء فسألهم عنه فقالوا هذا يوم نجى الله فيه موسى [ وغرق فيه آل فرعون ] (3).
6. Adapun hadits riwayat Mu’awiyah yang mengatakan :
عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَوْمَ عَاشُورَاءَ عَامَ حَجَّ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ يَا أَهْلَ الْمَدِينَةِ أَيْنَ عُلَمَاؤُكُمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَلَمْ يَكْتُبْ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَأَنَا صَائِمٌ فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ
Maksudnya adalah puasa Asyura’ yang asalnya wajib (harus dikerjakan) berubah menjadi sunnah (berpahala jika dikerjakan namun boleh ditinggalkan) setelah diwajibkan puasa Ramadhan. Keterangan tersebut juga disebutkan dalam kitab zaadul ma’ad juz 2 hal. 72.
Adapun untuk yang lainnya, kami gak perlu mengulangi lagi keterangan karena udah kami terangkan panjang-lebar di atas.
PERHATIAN :
Kepada saudara2, jika orang2 syi’ah membawa dalil dari kitab, maka cek terlebih dahulu karena mereka suka berbohong dan memelintir isi kitab. Akan tetapi, jika dari diri mereka sendiri, maka “ jika orang bodoh yang berkata, katakan salama”.
Dari atas sampai ke bawah, perasaan, belum ada hujjah dr org2 syi’ah mengenai tradisi mereka memukul2 dada, melukai tubuh, dan membuat “ogoh2” khas org hindu. Kok rasanya kita (sunni) seperti di dekte oleh mereka dan gak ada bantahan yg ilmiah.
Yang merasa syi’ah, tolong sebutkan dalil2 mengenai tradisi di atas (mukul dada, melukai tubuh dll). Kemudian kita diskusikan disini kebenarannya. Biar fair gitu.
Dari atas sampai ke bawah, perasaan, belum ada hujjah dr org2 syi’ah mengenai tradisi mereka memukul2 dada, melukai tubuh, dan membuat “ogoh2” khas org hindu. Kok rasanya kita (sunni) seperti di dekte oleh mereka dan gak ada bantahan yg ilmiah.
Yang merasa syi’ah, tolong sebutkan dalil2 mengenai tradisi di atas (mukul dada, melukai tubuh dll). Kemudian kita diskusikan disini kebenarannya. Biar fair gitu.
@ iwan, bau bangkai yang busuk itu memang keluar dari orang2 yang mulutnya suka mencaci shahabat, pikirannya hanya membuat rekayasa penipuan sejarah dengan mengatakan hadits2 Asyura’ adalah buatan musuh2 syd Husein serta dongeng belaka. Tunjukkan di kitab mana hal demikian disebutkan ????
Memang benar ” paling tidak ada, 3 ciri madzhab syiah :
1. paling tidak ada akhlaqnya,
2. paling tidak tinggi ibadahnya,
3. paling tidak ada ilmunya.
@ iwan, bau bangkai yang busuk itu memang keluar dari orang2 yang mulutnya suka mencaci shahabat, pikirannya hanya membuat rekayasa penipuan sejarah dengan mengatakan hadits2 Asyura’ adalah buatan musuh2 syd Husein serta dongeng belaka. Tunjukkan di kitab mana hal demikian disebutkan ????
Memang benar ” paling tidak ada, 3 ciri madzhab syiah :
1. paling tidak ada akhlaqnya,
2. paling tidak tinggi ibadahnya,
3. paling tidak ada ilmunya.
Karena orang2 syiah mulai mengabaikan etika, menyebut hadits asyura sebagai dongeng, rekayasa politik, khayalan kaum pendongeng dll. Padahal ini adalah pendapat para ulama besar seperti Imam Abdullah Al-Haddad dan lainnya. Maka tak ada salahnya kalo kita singkap seperti apakah kehidupan para ulama syiah sebenarnya…
Silakan dinilai dan BANDINGKAN dengan Ulama Ahlissunnah
KALO Yang Ini ASLI, bukan DONGENG
TOKOH SYIAH BERCIUMAN BIBIR DENGAN LAKI-LAKI.. (hwek!)
mulut yang selalu mencaci para sahabat itu sedang berciuman mesra
KLIK VIDEO
DI SINI
Karena orang2 syiah mulai mengabaikan etika, menyebut hadits asyura sebagai dongeng, rekayasa politik, khayalan kaum pendongeng dll. Padahal ini adalah pendapat para ulama besar seperti Imam Abdullah Al-Haddad dan lainnya. Maka tak ada salahnya kalo kita singkap seperti apakah kehidupan para ulama syiah sebenarnya…
Silakan dinilai dan BANDINGKAN dengan Ulama Ahlissunnah
KALO Yang Ini ASLI, bukan DONGENG
TOKOH SYIAH BERCIUMAN BIBIR DENGAN LAKI-LAKI.. (hwek!)
mulut yang selalu mencaci para sahabat itu sedang berciuman mesra
KLIK VIDEO
DI SINI
yang ini HIBURAN PARA TOKOH SYIAH..!
yang ini HIBURAN PARA TOKOH SYIAH..!
@ elfasi : km udh kehilangan rasionalitas..hanya dgn ketentuan ilmu hadist yg mengatakan shbt tsiqah km telah meninggalkan akalmu….
Pecinta Fatimah: g usah diladenin org yg berargument yg tdk rasional…
@ elfasi : km udh kehilangan rasionalitas..hanya dgn ketentuan ilmu hadist yg mengatakan shbt tsiqah km telah meninggalkan akalmu….
Pecinta Fatimah: g usah diladenin org yg berargument yg tdk rasional…
@ buat pembenci Syi’ah :
”Agama adalah cinta dan cinta adalah agama”
(Imam Ja’far al-Shadiq)
”Orang yang paling rahim adalah yang memaafkan padahal sebetulnya ia mampu membalas-dendam”
(Imam Husayn)
”Agama adalah cinta dan cinta adalah agama”. Imam Ja’far sesungguhnya hanya sedang mengungkapkan prinsip dasar, yang melandasi semua ajaran dan prinsip agama Islam. Memang, siapa bisa membantah bahwa di atas semuanya Islam adalah agama cinta?
Karena itu, apa saja yang dilakukan oleh para penghulu agama ini tak mungkin dapat dilihat dengan benar kecuali dengan kaca mata cinta. Bukan hanya ketika Nabi saw. mengampuni orang-orang Tha’if yang memprosekusinya, atau ketika ia memaafkan semua kafir Quraisy yang menindasnya justru ketika ia gilang-gemilang menaklukkan mereka di Fath Makkah, tapi bahkan ketika beliau saw. memerangi mereka. Penghukuman, peperangan, bakan pembunuhan adalah bukan saja bagian dari kecintaan kepada kemanusiaan dan upaya menyelamatkannya dari kerusakan yang dibuat orang-orang yang telah menganiaya diri (fitrah)-nya, tapi juga bagian dari kecintaan kepada pelakunya. Ia harus dihukum agar mendapat pelajaran demi perbaikan dirinya. Bahkan jika ada yang harus dibunuh, maka tujuannya adalah mencegahnya dari lebih jauh menganiaya diri sendiri, yang akan menyengsarakannya di dunia dan di kehidupan yang lain kelak setelah kematiannya.
Persis inilah yang dilakukan Imam Husayn ketika ia meninggalkan Makkah untuk pergi ke Kufah, dan akhirnya syahid di tengah perjalanan – Karbala – bersama nyaris semua anggota keluarga dan segelintir pengikut-setianya. Peristiwa Karbala, karena itu, pasti bukan persoalan ambisi untuk berkuasa.
Imam Husayn, seperti ayahnya, pastilah sorang fataa. Seorang kesatria-sufi. Ungkapan Nabi Muhammad saw. — laa fataa illaa ’Ali (tak ada kesatria seperti Ali) — tentu tak kurang-kurang sesuai untuk putranya ini. Karena, bukankah Nabi yang sama mengatakan tentang sang putra, bahwa ia Tuan dari seluruh martir (sayyid al-syuhada)? Tapi, seperti fataa, bukan saja dia adalah ahli perang dan pemberani didikan sang ”singa” (haydar) Ali. Tapi, seperti ayah, ibu, dan kakeknya pula, dia adalah teladan ”penyangkalan diri” sempurna, dan simbol-puncak kecintaan kepada Tuhan.
Inilah katanya :
”Butalah mata seseorang yang tidak menganggap bahwa Engkau mengawasinya. Merugilah peniagaan seseorang yang belum memperoleh cinta-Mu sebagai labanya”
Atau :
”Apakah gerangan yang diperoleh seseorang yang kehilangan Diri-Mu? Masih adakah kekurangan bagi seseorang yang mendapatkanmu?”
Memang fataa sama sekali bukan hanya kesatria perang yang sakti mandraguna dalam menaklukkan musuh-musuhnya. Sama sekali tak bisa diperbandingkan dengan itu semua, fataa adalah penakluk diri sendiri, ego angkara-murka yang selalu cenderung mendorong ke arah pembangkangan kepada Allah. Dia tentu adalah mujahid. Tapi bukan hanya mujahid dalam peperangan, melainkan mujahid al-nafs (kesatria perang melawan diri sendiri). Itu sebabnya dikatakan, tak ada peperangan di medan tempur(jihad ash-ghar atau jihad kecil) yang dilakukan tanpa didahului peperangan –hati melawan nafsu angkara-murka (jihad besar atau jihad akbar).
Sebagai seorang fataa seperti ayahnya, dia adalah sayyid al-fityan, simbol keberanian, kedermawanan, dan ketanpa-pamrihan. Seperti kata Nabi saw. kepada Ali ra. (yang dikutip banyak sufi) : ”Wahai Ali, seorang fataa adalah orang yang jujur, percaya, amanah, pengasih, pelindung kaum papa, amat dermawan dan santun, gemar berbuat amal-amal baik, dan berpenampilan sederhana.” Seorang fataa memiliki harga diri (muruwwah). Bukan saja harga diri di depan orang lain, melainkan harga diri sebagai manusia, yang tak hendak menurunkan kemanusiannya dengan menganiaya fitrahnya. Seorang fataa, meneladani Tuhannya, mendahulukan kasih sayang atas kemurkaan. Seperti Tuhan yang siap mengampuni semua dosa, ia tak putus asa terhadap orang-orang. Dan ini sama sekali tak bertentangan dengan prinsip keadilan. Seperti dikatakan Reza Shah-Karemi, dilihat dari perspektif ontologis, kasih sayang adalah satu aspek keadilan.
Bukan hanya Islam, bahkan (atau, seharusnya, tentu) mazhab Syi’ah, adalah mazhab cinta. Bukankah, kalau kita harus menyebut satu saja ciri mazhab ini, itulah mesti ”wilayah”? Wilayah adalah kepemimpinan, ketundukan kepada pemimpin. Tapi wilayah juga sepenuhnya berarti kecintaan, pengasihan. Kecintaan dan pengasihan kepada pimpinan, sekaligus kecintaan pemimpin (waliy) kepada yang dipimpinnya. Kecintaan pemimpin sebagai perpanjangan tangan Wali-Puncaknya, yaitu Allah Swt.?
Orang boleh mengira bahwa lawannya cinta adalah kebencian. Sehingga, untuk mencintai seseorang, atau mencintai Allah, kita harus membenci musuh-musuh orang itu atau musuh-musuh Tuhan.. Tapi, hemat saya, lawannya cinta bukanlah kebencian. Cinta adalah keseluruhan. Tak ada ruang di luar cinta. Tak ada lawan-kata untuk cinta. Kalau pun mesti ada kosa kata ”kebencian” maka itu hanya layak ditujukan kepada perbuatan, bukan kepada orang-orang. Kita boleh, bahkan harus, benci kepada perbuatan buruk. Tapi tetap oleh kecintaan kita agar tak ada manusia apa pun yang terus terjebak ke dalam keburukan. Kita harus membenci perbuatan orang, kita tentu saja boleh memperingatkan, bahkan menghukum jika diperlukan. Tapi, kebencian kepada perbuatan buruk, peringatan, bahkan hukuman tetap harus ditetskan dari sumber cinta.
Karena itu, sudah pasti, Karbala bukan persoalan kebencian. Karbala boleh jadi melibatkan kejahatan dan kekejian terbesar sepanjang sejarah kemanusiaan, tapi tetap saja ia adalah persoalan cinta. Persoalan cinta Tuhan, dan melebur (kembali) ke dalam Dia. Persoalan memaafkan, dan bukan kebencian. Persoalan memaafkan, dan menjadi seperti Tuhan. Karena itu, Karbala tentu bukan hanya persoalan memukul-mukul dada, apalagi melukai tubuh sendiri. Dan sudah pasti Karbala bukan hanya soal laknat-melaknat.
Satu lagi. Tragedi Karbala bukan hanya bukan persoalan orang-orang yang mengaku sebagai pengikut mazhab Syi’ah atau mazhab Ahl al-Bayt (Keluarga Rasul) saja – apalagi tak ada sesungguhnya Muslim yang boleh merasa sebagai bukan pengikut Keluarga Rasul. Siapa pun akan mengerdilkan peristiwa Karbala jika tak melihatnya sebagai memiliki tujuan kemanusiaan universal. Bahkan tak hanya terbatas pada kaum Muslim belaka. Inilah kata Muthahhari, seorang ulama besar yang telah membaktikan diri sebagai pengikut Imam Husayn r.a dengan cara mendedikasikan hidupnya bagi perbaikan kemanusiaan dan mengorbankan dirinya sbagai syahid untuk misinya itu :
(“Salah satu) syarat bagi suatu gerakan suci (seperti Karbala) adalah bahwa ia tak semestinya memiliki tujuan yang besifat personal, yang (hanya) terkait dengan kepentingan individual. Ia harus bersifat universal dan meliputi seluruh kemanusiaan dan spesies manusia. …. Seseorang yang melancarkan perjuangan seperti ini sesungguhnya mewakili semua manusia. … Inilah sebabnya Rasul saw. menyatakan : “Husayn adalah (bagian) dariku dan aku (bagian) dari Husayn”. (Yakni, bukankah Allah Swt, memfirmankan bahwa Rasul saaw. diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam?).
Buku ini terutama adalah upaya, seperti kata Rumi, untuk melihat Karbala dengan memusatkan perhatian kepada Imam Husayn, pusat-agung dari semua peristiwa ini. Kepada teladan kecintaan sempurna kepada Tuhan dan kemanusiaan universal, serta penyangkalan diri habis-habisan di hadapannya. Bukan kepada peperangan, pertumpahan darah, kejahatan, kekejaman, kehewanan, dan nafsu ingin balas dendam. Bahkan juga bukan semata-mata duka dan kesedihan. Buku ini adalah tentang kita belajar cinta kepada Tuhan dan kemanusiaan, dari Tuan-Nya Para Penghulu Syuhada ini. Seperti Iqbal saja, kita bisa berkata : Peran Husayn di Karbala begitu agungnya sehingga ia memupuskan gagasan-buas tentang kekejaman dan keberdarah-dinginan. Gelombang darah Husayn, kata penyair anak-benua pencinta Keluarga Nabi ini, telah menciptakan taman yang menyimbolkan pengorbanannya bagi pelestarian kebebasan dan kebenaran. Persis seperti yang diungkapkan Zaynab ra., di tengah bau anyir darah keluarga Imam Husayn di padang Karbala : ”Aku mencium harum bau surga di sini.”[1] Sehingga, seperti kata Rumi tentang peristiwa ini :
“… kalau ini persoalan menyawang (dunia ruhani), kenapa tidak berani, kenapa tak menyokong (orang lain), kenapa tak berkorban-diri, dan sempurna terpuasi?”
Semoga Allah Swt. membuka dada kita selapang-lapangnya untuk dapat merasakan luapan cinta Imam Husayn, dan meneladaninya, meski mungkin besarnya cuma setetes dibanding samudera yang dibentangkannya.
“Bumi bergetar, berguncang; langit meraung-raung
Ini bukan perang, ini adalah pengejawantahan cinta”
“Kesusahan syahadah, dengar!, adalah hari suka-cita.
Yazid bahkan tak peroleh sezarah cinta ini
Kematian adalah hujan untuk anak-anak Ali”
“Kesusahan syahadah adalah seluruh musim hujan penuh suka-cita
Yazid tak temukan jejak-jejak cinta ini
Untuk dibunuh adalah keputusan Imam sendiri
sejak mula-mula sekali”
“Surga adalah kediaman merka
dalam kejayaan mereka telah mangkat ke surga
Mereka telah malih fana dalam Tuhan
dengan-Nya mereka telah jadi Dia”
(Abdul-Lathif dari Bhit,1689-1752)
@ buat pembenci Syi’ah :
”Agama adalah cinta dan cinta adalah agama”
(Imam Ja’far al-Shadiq)
”Orang yang paling rahim adalah yang memaafkan padahal sebetulnya ia mampu membalas-dendam”
(Imam Husayn)
”Agama adalah cinta dan cinta adalah agama”. Imam Ja’far sesungguhnya hanya sedang mengungkapkan prinsip dasar, yang melandasi semua ajaran dan prinsip agama Islam. Memang, siapa bisa membantah bahwa di atas semuanya Islam adalah agama cinta?
Karena itu, apa saja yang dilakukan oleh para penghulu agama ini tak mungkin dapat dilihat dengan benar kecuali dengan kaca mata cinta. Bukan hanya ketika Nabi saw. mengampuni orang-orang Tha’if yang memprosekusinya, atau ketika ia memaafkan semua kafir Quraisy yang menindasnya justru ketika ia gilang-gemilang menaklukkan mereka di Fath Makkah, tapi bahkan ketika beliau saw. memerangi mereka. Penghukuman, peperangan, bakan pembunuhan adalah bukan saja bagian dari kecintaan kepada kemanusiaan dan upaya menyelamatkannya dari kerusakan yang dibuat orang-orang yang telah menganiaya diri (fitrah)-nya, tapi juga bagian dari kecintaan kepada pelakunya. Ia harus dihukum agar mendapat pelajaran demi perbaikan dirinya. Bahkan jika ada yang harus dibunuh, maka tujuannya adalah mencegahnya dari lebih jauh menganiaya diri sendiri, yang akan menyengsarakannya di dunia dan di kehidupan yang lain kelak setelah kematiannya.
Persis inilah yang dilakukan Imam Husayn ketika ia meninggalkan Makkah untuk pergi ke Kufah, dan akhirnya syahid di tengah perjalanan – Karbala – bersama nyaris semua anggota keluarga dan segelintir pengikut-setianya. Peristiwa Karbala, karena itu, pasti bukan persoalan ambisi untuk berkuasa.
Imam Husayn, seperti ayahnya, pastilah sorang fataa. Seorang kesatria-sufi. Ungkapan Nabi Muhammad saw. — laa fataa illaa ’Ali (tak ada kesatria seperti Ali) — tentu tak kurang-kurang sesuai untuk putranya ini. Karena, bukankah Nabi yang sama mengatakan tentang sang putra, bahwa ia Tuan dari seluruh martir (sayyid al-syuhada)? Tapi, seperti fataa, bukan saja dia adalah ahli perang dan pemberani didikan sang ”singa” (haydar) Ali. Tapi, seperti ayah, ibu, dan kakeknya pula, dia adalah teladan ”penyangkalan diri” sempurna, dan simbol-puncak kecintaan kepada Tuhan.
Inilah katanya :
”Butalah mata seseorang yang tidak menganggap bahwa Engkau mengawasinya. Merugilah peniagaan seseorang yang belum memperoleh cinta-Mu sebagai labanya”
Atau :
”Apakah gerangan yang diperoleh seseorang yang kehilangan Diri-Mu? Masih adakah kekurangan bagi seseorang yang mendapatkanmu?”
Memang fataa sama sekali bukan hanya kesatria perang yang sakti mandraguna dalam menaklukkan musuh-musuhnya. Sama sekali tak bisa diperbandingkan dengan itu semua, fataa adalah penakluk diri sendiri, ego angkara-murka yang selalu cenderung mendorong ke arah pembangkangan kepada Allah. Dia tentu adalah mujahid. Tapi bukan hanya mujahid dalam peperangan, melainkan mujahid al-nafs (kesatria perang melawan diri sendiri). Itu sebabnya dikatakan, tak ada peperangan di medan tempur(jihad ash-ghar atau jihad kecil) yang dilakukan tanpa didahului peperangan –hati melawan nafsu angkara-murka (jihad besar atau jihad akbar).
Sebagai seorang fataa seperti ayahnya, dia adalah sayyid al-fityan, simbol keberanian, kedermawanan, dan ketanpa-pamrihan. Seperti kata Nabi saw. kepada Ali ra. (yang dikutip banyak sufi) : ”Wahai Ali, seorang fataa adalah orang yang jujur, percaya, amanah, pengasih, pelindung kaum papa, amat dermawan dan santun, gemar berbuat amal-amal baik, dan berpenampilan sederhana.” Seorang fataa memiliki harga diri (muruwwah). Bukan saja harga diri di depan orang lain, melainkan harga diri sebagai manusia, yang tak hendak menurunkan kemanusiannya dengan menganiaya fitrahnya. Seorang fataa, meneladani Tuhannya, mendahulukan kasih sayang atas kemurkaan. Seperti Tuhan yang siap mengampuni semua dosa, ia tak putus asa terhadap orang-orang. Dan ini sama sekali tak bertentangan dengan prinsip keadilan. Seperti dikatakan Reza Shah-Karemi, dilihat dari perspektif ontologis, kasih sayang adalah satu aspek keadilan.
Bukan hanya Islam, bahkan (atau, seharusnya, tentu) mazhab Syi’ah, adalah mazhab cinta. Bukankah, kalau kita harus menyebut satu saja ciri mazhab ini, itulah mesti ”wilayah”? Wilayah adalah kepemimpinan, ketundukan kepada pemimpin. Tapi wilayah juga sepenuhnya berarti kecintaan, pengasihan. Kecintaan dan pengasihan kepada pimpinan, sekaligus kecintaan pemimpin (waliy) kepada yang dipimpinnya. Kecintaan pemimpin sebagai perpanjangan tangan Wali-Puncaknya, yaitu Allah Swt.?
Orang boleh mengira bahwa lawannya cinta adalah kebencian. Sehingga, untuk mencintai seseorang, atau mencintai Allah, kita harus membenci musuh-musuh orang itu atau musuh-musuh Tuhan.. Tapi, hemat saya, lawannya cinta bukanlah kebencian. Cinta adalah keseluruhan. Tak ada ruang di luar cinta. Tak ada lawan-kata untuk cinta. Kalau pun mesti ada kosa kata ”kebencian” maka itu hanya layak ditujukan kepada perbuatan, bukan kepada orang-orang. Kita boleh, bahkan harus, benci kepada perbuatan buruk. Tapi tetap oleh kecintaan kita agar tak ada manusia apa pun yang terus terjebak ke dalam keburukan. Kita harus membenci perbuatan orang, kita tentu saja boleh memperingatkan, bahkan menghukum jika diperlukan. Tapi, kebencian kepada perbuatan buruk, peringatan, bahkan hukuman tetap harus ditetskan dari sumber cinta.
Karena itu, sudah pasti, Karbala bukan persoalan kebencian. Karbala boleh jadi melibatkan kejahatan dan kekejian terbesar sepanjang sejarah kemanusiaan, tapi tetap saja ia adalah persoalan cinta. Persoalan cinta Tuhan, dan melebur (kembali) ke dalam Dia. Persoalan memaafkan, dan bukan kebencian. Persoalan memaafkan, dan menjadi seperti Tuhan. Karena itu, Karbala tentu bukan hanya persoalan memukul-mukul dada, apalagi melukai tubuh sendiri. Dan sudah pasti Karbala bukan hanya soal laknat-melaknat.
Satu lagi. Tragedi Karbala bukan hanya bukan persoalan orang-orang yang mengaku sebagai pengikut mazhab Syi’ah atau mazhab Ahl al-Bayt (Keluarga Rasul) saja – apalagi tak ada sesungguhnya Muslim yang boleh merasa sebagai bukan pengikut Keluarga Rasul. Siapa pun akan mengerdilkan peristiwa Karbala jika tak melihatnya sebagai memiliki tujuan kemanusiaan universal. Bahkan tak hanya terbatas pada kaum Muslim belaka. Inilah kata Muthahhari, seorang ulama besar yang telah membaktikan diri sebagai pengikut Imam Husayn r.a dengan cara mendedikasikan hidupnya bagi perbaikan kemanusiaan dan mengorbankan dirinya sbagai syahid untuk misinya itu :
(“Salah satu) syarat bagi suatu gerakan suci (seperti Karbala) adalah bahwa ia tak semestinya memiliki tujuan yang besifat personal, yang (hanya) terkait dengan kepentingan individual. Ia harus bersifat universal dan meliputi seluruh kemanusiaan dan spesies manusia. …. Seseorang yang melancarkan perjuangan seperti ini sesungguhnya mewakili semua manusia. … Inilah sebabnya Rasul saw. menyatakan : “Husayn adalah (bagian) dariku dan aku (bagian) dari Husayn”. (Yakni, bukankah Allah Swt, memfirmankan bahwa Rasul saaw. diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam?).
Buku ini terutama adalah upaya, seperti kata Rumi, untuk melihat Karbala dengan memusatkan perhatian kepada Imam Husayn, pusat-agung dari semua peristiwa ini. Kepada teladan kecintaan sempurna kepada Tuhan dan kemanusiaan universal, serta penyangkalan diri habis-habisan di hadapannya. Bukan kepada peperangan, pertumpahan darah, kejahatan, kekejaman, kehewanan, dan nafsu ingin balas dendam. Bahkan juga bukan semata-mata duka dan kesedihan. Buku ini adalah tentang kita belajar cinta kepada Tuhan dan kemanusiaan, dari Tuan-Nya Para Penghulu Syuhada ini. Seperti Iqbal saja, kita bisa berkata : Peran Husayn di Karbala begitu agungnya sehingga ia memupuskan gagasan-buas tentang kekejaman dan keberdarah-dinginan. Gelombang darah Husayn, kata penyair anak-benua pencinta Keluarga Nabi ini, telah menciptakan taman yang menyimbolkan pengorbanannya bagi pelestarian kebebasan dan kebenaran. Persis seperti yang diungkapkan Zaynab ra., di tengah bau anyir darah keluarga Imam Husayn di padang Karbala : ”Aku mencium harum bau surga di sini.”[1] Sehingga, seperti kata Rumi tentang peristiwa ini :
“… kalau ini persoalan menyawang (dunia ruhani), kenapa tidak berani, kenapa tak menyokong (orang lain), kenapa tak berkorban-diri, dan sempurna terpuasi?”
Semoga Allah Swt. membuka dada kita selapang-lapangnya untuk dapat merasakan luapan cinta Imam Husayn, dan meneladaninya, meski mungkin besarnya cuma setetes dibanding samudera yang dibentangkannya.
“Bumi bergetar, berguncang; langit meraung-raung
Ini bukan perang, ini adalah pengejawantahan cinta”
“Kesusahan syahadah, dengar!, adalah hari suka-cita.
Yazid bahkan tak peroleh sezarah cinta ini
Kematian adalah hujan untuk anak-anak Ali”
“Kesusahan syahadah adalah seluruh musim hujan penuh suka-cita
Yazid tak temukan jejak-jejak cinta ini
Untuk dibunuh adalah keputusan Imam sendiri
sejak mula-mula sekali”
“Surga adalah kediaman merka
dalam kejayaan mereka telah mangkat ke surga
Mereka telah malih fana dalam Tuhan
dengan-Nya mereka telah jadi Dia”
(Abdul-Lathif dari Bhit,1689-1752)
@ Untuk sekutunya Yazid!!!
Membumikan Tragedi Karbala
Itulah mengapa disebutkan bahwa Imam Husein as dengan revolusinya berhasil menjaga kemurnian agama Islam. Sebuah ungkapan yang menarik “Islam muncul dengan Nabi Muhammad saw dan kekal dengan Imam Husein as”. Imam Husein as adalah lambang perjuangan menentang penguasa yang lalim. Penguasa yang tidak hanya hidup di zaman itu, Yazid hanya sebuah simbol. Penguasa lalim ada dan hidup di setiap masa. Semboyan “Pantang Hina” yang diucapkan oleh Imam Husein as tetap abadi dan tidak pudar oleh ruang dan waktu. Di sini perjuangan Imam Husein as menang. Kemenangan karena dilandasi oleh keimanan.
“Sesungguhnya benar-benar terdapat pelajaran pada kisah-kisah mereka (orang-orang terdahulu) bagi orang- orang yang memiliki akal” (Yusuf: 111)
Sering kali orang mengatakan bahwa sejarah adalah guru manusia. Kebanyakan mereka yang belajar dari sejarah adalah orang-orang yang berhasil. Sejarah bukan hanya untuk dibaca tapi perlu dikaji. Sejarah dibaca untuk diambil pelajaran. Al-Quran banyak menceritakan umat-umat terdahulu. Bagaimana sebuah bangsa hancur karena perbuatan mereka. Al-Quran menyebutkan bahwa pembangkangan mereka terhadap perintah Allah yang membuat Allah menurunkan azabnya.
Sebaliknya, umat yang berhasil dan jaya tidak muncul begitu saja. Sejarah memiliki undang-undangnya sendiri. Kejayaan dan kemenangan punya aturannya dan kehancuran dan kekalahan punya aturannya sendiri. Itulah yang sering diistilahkan dengan determinasi sejarah.
Undang-undang kemenangan oleh Allah dengan indah dilukiskan, “Kamulah orang- orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (Ali Imran: 139). Allah memberikan syarat kepada sebuah umat yang ingin menang dan jaya. Salah satu syaratnya adalah keimanan. Dengan bekal keimanan inilah Allah memenangkan pasukan Thalut yang jumlahnya sangat sedikit ketika menghadapi bala tentara Jalut. Hal yang Allah memenangkan umat Islam dalam perang Badar. Keimanan sering membalik perhitungan yang berlandaskan kuantitas. Allah swt berfirman: “Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (Baqarah: 249).
Kehancuran sebuah umat juga punya undang-undang. Setiap umat yang memiliki syarat-syarat itu akan hancur. Allah berfirman: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang- orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur- hancurnya” (Isra’: 16).
Bila kita meyakini bahwa sejarah punya peran penting bagi manusia untuk menata masa depannya, peristiwa Karbala pada tahun 61 hijriah menjadi sangat penting. Sebuah peristiwa paling penting dalam sejarah perjalanan Islam. Saat-saat Islam berada di persimpangan jalan. Ketika Yazid bin Muawiyah mengaku sebagai khalifah Allah di muka bumi. Khalifah sebagai pengganti Nabi Muhammad saw. Ia dikenal sebagai pemabuk, penjudi dan perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim, apa lagi orang yang bergelar khalifah Allah.
Mengapa kita harus mengenang kembali tragedi karbala?
Mengapa kita harus menghidupkan kembali peristiwa yang terjadi kira-kira 14 abad yang lalu? Bukankah itu telah berlalu? Terlepas dari kejadian tersebut pahit dan menyedihkan ataupun menyenangkan dan apapun yang terjadi, itu semua sudah selesai, mengapa kita harus mengingat-ingat serta menghidupkannya kembali dan mengadakan acara-acara khusus untuk itu semua?
Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, kita mungkin perlu mengingat bahwa semua peristiwa sejarah yang terjadi pada setiap kaum memberikan pengaruh besar dan nasib buat kaum yang akan datang. Sebuah kasus dalam sejarah dengan bentuk yang sama mungkin tidak akan berulang kembali. Namun, bila dianalisa lebih dalam, setiap sejarah punya titik-titik kesamaan.
Salah satu faktor penting dan diterima secara aksiomatis adalah setiap manusia memiliki hawa nafsu dan akal. Dengan menekankan dan mengkaji dua faktor ini secara terpisah, lalu menerapkannya dalam setiap kasus sejarah dapat dikatakan kedua faktor ini mempunyai pengaruh yang kuat dalam mengendalikan terjadinya sebuah kasus sejarah.
Allah swt sangat menekankan manusia untuk melakukan perjalanan dan belajar dari sejarah. Banyak sudah orang yang melakukan perjalanan. Banyak sudah orang yang menyaksikan peninggalan-peninggalan bersejarah. Banyak sudah orang yang membaca sejarah dari buku-buku sejarah. Pertanyaannya adalah seberapa banyak orang yang mengambil pelajaran dari sejarah? Imam Ali as berkata: “Sungguh banyak pelajaran tapi sedikit sekali yang mengambil pelajaran”. Menguatkan itu, Allah swt berfirman: “Sesungguhnya benar-benar terdapat pelajaran pada kisah-kisah mereka (orang-orang terdahulu) bagi orang- orang yang memiliki akal (Yusuf: 111).
Kita diperintahkan untuk mengkaji sejarah orang-orang terdahulu agar dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari itu semua. Dalam sebuah kasus tentu ada titik lemah yang dilakukan. Itu perlu dipelajari untuk kemudian tidak diulangi di masa depan. Mengenang segala tragedi merupakan kunci untuk membuka rahasia-rahasia yang tersimpan di dalamnya agar masyarakat dapat mendeteksi kembali dan mengambil hikmat dari titik-titik tersebut.
Bila kejadian sejarah merupakan sumber segala pengaruh dan keberkahan, maka mengenang dan mengkajinya merupakan kunci untuk membuka berkah itu sendiri. Apa lagi, sebuah umat yang besar adalah yang menghargai sejarah dari pendahulu mereka. Tanpa sejarah sebuah umat kehilangan akar dan tidak beridentitas.
Membaca sejarah dapat menjadi sumber inspirasi. Namun, jangan lupa bahwa membuka lembaran sejarah terkadang membuat hati pilu. Terlebih lagi bila sejarah itu terkait dengan sebuah pembantaian manusia-manusia terbaik. Imam Husein as yang oleh Rasulullah saw disebut sebagai dirinya “Husein dariku dan aku dari Husein”.
Membuka kembali lembaran sejarah peristiwa Karbala tidak hanya untuk membacanya lalu bersama-sama menguraikan air mata. Ada pelajaran penting di sana. Sebuah misi yang membuat setiap pribadi yang ikut di dalamnya mengambil sebuah adegan yang saling mendukung melanjutkan misi Imam Husein as. Beliau keluar untuk melakukan revolusi setelah melihat perilaku Yazid bin Muawiyah yang sewenang-wenang.
Peperangan berlangsung tidak berimbang. Imam Husein as dan sahabat-sahabatnya lebih memilih mereguk cawan syahadah ketimbang terhina dalam hidupnya. Terhina oleh penguasa zalim berjubah orang saleh. Mereka lebih memilih mati memperjuangkan ajaran Rasulullah ketimbang melihat agama ini dimanipulasi oleh orang-orang semacam Yazid.
Sejarah mencatat bahwa Imam Husein as dengan jumlah pasukan sekitar 72 orang dibantai oleh ribuan pasukan Ibnu Ziyad. Kalahkah Imam Husein as yang membawa bendera keimanan dan kesabaran? Apakah di sini logika al-Quran tidak dapat diterapkan? Bukankah Allah akan memenangkan orang-orang beriman? Bukankah berapa banyak kelompok yang kecil berhasil mengalahkan kelompok besar?
Logika al-Quran masih berlaku. Kemenangan tidak dilihat dari bentuk fisik melulu. Al-Quran menjelaskan bahwa jumlah kecil juga dapat menang dengan tujuan menjelaskan bahwa kemenangan tidak dengan kuantitas. Kemenangan harus dilihat dari tujuan. Apakah misi itu berhasil mewujudkan tujuannya, sekalipun pelaku dan pembawa misi itu telah tiada?
Tentu jawabannya adalah positif. Imam Husein as dan sahabat-sahabatnya memang tercabik-cabik jasadnya. Namun misinya tetap berlanjut. Misi imam Husein as yang semula adalah melakukan kewajiban amar makruf dan nahi mungkar masih tetap berlanjut. Misi itu masih terus dikenang. Karena tanpa revolusi Karbala, agama ini akan hancur.
Itulah mengapa disebutkan bahwa Imam Husein as dengan revolusinya berhasil menjaga kemurnian agama Islam. Sebuah ungkapan yang menarik “Islam muncul dengan Nabi Muhammad saw dan kekal dengan Imam Husein as”. Imam Husein as adalah lambang perjuangan menentang penguasa yang lalim. Penguasa yang tidak hanya hidup di zaman itu, Yazid hanya sebuah simbol. Penguasa lalim ada dan hidup di setiap masa. Semboyan “Pantang Hina” yang diucapkan oleh Imam Husein as tetap abadi dan tidak pudar oleh ruang dan waktu. Di sini perjuangan Imam Husein as menang. Kemenangan karena dilandasi oleh keimanan.
Bila mengenang tragedi Karbala memiliki peran yang sebegitu penting dalam kehidupan seseorang, maka merugilah mereka yang melupakan ataupun tidak memberikan perhatian khusus atas peristiwa bersejarah ini.[]
Penulis: Mahasiswa S1 Jurusan Ulumul Quran di Universitas Imam Khomeini Qom, Republik Islam Iran
@ Untuk sekutunya Yazid!!!
Membumikan Tragedi Karbala
Itulah mengapa disebutkan bahwa Imam Husein as dengan revolusinya berhasil menjaga kemurnian agama Islam. Sebuah ungkapan yang menarik “Islam muncul dengan Nabi Muhammad saw dan kekal dengan Imam Husein as”. Imam Husein as adalah lambang perjuangan menentang penguasa yang lalim. Penguasa yang tidak hanya hidup di zaman itu, Yazid hanya sebuah simbol. Penguasa lalim ada dan hidup di setiap masa. Semboyan “Pantang Hina” yang diucapkan oleh Imam Husein as tetap abadi dan tidak pudar oleh ruang dan waktu. Di sini perjuangan Imam Husein as menang. Kemenangan karena dilandasi oleh keimanan.
“Sesungguhnya benar-benar terdapat pelajaran pada kisah-kisah mereka (orang-orang terdahulu) bagi orang- orang yang memiliki akal” (Yusuf: 111)
Sering kali orang mengatakan bahwa sejarah adalah guru manusia. Kebanyakan mereka yang belajar dari sejarah adalah orang-orang yang berhasil. Sejarah bukan hanya untuk dibaca tapi perlu dikaji. Sejarah dibaca untuk diambil pelajaran. Al-Quran banyak menceritakan umat-umat terdahulu. Bagaimana sebuah bangsa hancur karena perbuatan mereka. Al-Quran menyebutkan bahwa pembangkangan mereka terhadap perintah Allah yang membuat Allah menurunkan azabnya.
Sebaliknya, umat yang berhasil dan jaya tidak muncul begitu saja. Sejarah memiliki undang-undangnya sendiri. Kejayaan dan kemenangan punya aturannya dan kehancuran dan kekalahan punya aturannya sendiri. Itulah yang sering diistilahkan dengan determinasi sejarah.
Undang-undang kemenangan oleh Allah dengan indah dilukiskan, “Kamulah orang- orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (Ali Imran: 139). Allah memberikan syarat kepada sebuah umat yang ingin menang dan jaya. Salah satu syaratnya adalah keimanan. Dengan bekal keimanan inilah Allah memenangkan pasukan Thalut yang jumlahnya sangat sedikit ketika menghadapi bala tentara Jalut. Hal yang Allah memenangkan umat Islam dalam perang Badar. Keimanan sering membalik perhitungan yang berlandaskan kuantitas. Allah swt berfirman: “Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (Baqarah: 249).
Kehancuran sebuah umat juga punya undang-undang. Setiap umat yang memiliki syarat-syarat itu akan hancur. Allah berfirman: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang- orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur- hancurnya” (Isra’: 16).
Bila kita meyakini bahwa sejarah punya peran penting bagi manusia untuk menata masa depannya, peristiwa Karbala pada tahun 61 hijriah menjadi sangat penting. Sebuah peristiwa paling penting dalam sejarah perjalanan Islam. Saat-saat Islam berada di persimpangan jalan. Ketika Yazid bin Muawiyah mengaku sebagai khalifah Allah di muka bumi. Khalifah sebagai pengganti Nabi Muhammad saw. Ia dikenal sebagai pemabuk, penjudi dan perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim, apa lagi orang yang bergelar khalifah Allah.
Mengapa kita harus mengenang kembali tragedi karbala?
Mengapa kita harus menghidupkan kembali peristiwa yang terjadi kira-kira 14 abad yang lalu? Bukankah itu telah berlalu? Terlepas dari kejadian tersebut pahit dan menyedihkan ataupun menyenangkan dan apapun yang terjadi, itu semua sudah selesai, mengapa kita harus mengingat-ingat serta menghidupkannya kembali dan mengadakan acara-acara khusus untuk itu semua?
Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, kita mungkin perlu mengingat bahwa semua peristiwa sejarah yang terjadi pada setiap kaum memberikan pengaruh besar dan nasib buat kaum yang akan datang. Sebuah kasus dalam sejarah dengan bentuk yang sama mungkin tidak akan berulang kembali. Namun, bila dianalisa lebih dalam, setiap sejarah punya titik-titik kesamaan.
Salah satu faktor penting dan diterima secara aksiomatis adalah setiap manusia memiliki hawa nafsu dan akal. Dengan menekankan dan mengkaji dua faktor ini secara terpisah, lalu menerapkannya dalam setiap kasus sejarah dapat dikatakan kedua faktor ini mempunyai pengaruh yang kuat dalam mengendalikan terjadinya sebuah kasus sejarah.
Allah swt sangat menekankan manusia untuk melakukan perjalanan dan belajar dari sejarah. Banyak sudah orang yang melakukan perjalanan. Banyak sudah orang yang menyaksikan peninggalan-peninggalan bersejarah. Banyak sudah orang yang membaca sejarah dari buku-buku sejarah. Pertanyaannya adalah seberapa banyak orang yang mengambil pelajaran dari sejarah? Imam Ali as berkata: “Sungguh banyak pelajaran tapi sedikit sekali yang mengambil pelajaran”. Menguatkan itu, Allah swt berfirman: “Sesungguhnya benar-benar terdapat pelajaran pada kisah-kisah mereka (orang-orang terdahulu) bagi orang- orang yang memiliki akal (Yusuf: 111).
Kita diperintahkan untuk mengkaji sejarah orang-orang terdahulu agar dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari itu semua. Dalam sebuah kasus tentu ada titik lemah yang dilakukan. Itu perlu dipelajari untuk kemudian tidak diulangi di masa depan. Mengenang segala tragedi merupakan kunci untuk membuka rahasia-rahasia yang tersimpan di dalamnya agar masyarakat dapat mendeteksi kembali dan mengambil hikmat dari titik-titik tersebut.
Bila kejadian sejarah merupakan sumber segala pengaruh dan keberkahan, maka mengenang dan mengkajinya merupakan kunci untuk membuka berkah itu sendiri. Apa lagi, sebuah umat yang besar adalah yang menghargai sejarah dari pendahulu mereka. Tanpa sejarah sebuah umat kehilangan akar dan tidak beridentitas.
Membaca sejarah dapat menjadi sumber inspirasi. Namun, jangan lupa bahwa membuka lembaran sejarah terkadang membuat hati pilu. Terlebih lagi bila sejarah itu terkait dengan sebuah pembantaian manusia-manusia terbaik. Imam Husein as yang oleh Rasulullah saw disebut sebagai dirinya “Husein dariku dan aku dari Husein”.
Membuka kembali lembaran sejarah peristiwa Karbala tidak hanya untuk membacanya lalu bersama-sama menguraikan air mata. Ada pelajaran penting di sana. Sebuah misi yang membuat setiap pribadi yang ikut di dalamnya mengambil sebuah adegan yang saling mendukung melanjutkan misi Imam Husein as. Beliau keluar untuk melakukan revolusi setelah melihat perilaku Yazid bin Muawiyah yang sewenang-wenang.
Peperangan berlangsung tidak berimbang. Imam Husein as dan sahabat-sahabatnya lebih memilih mereguk cawan syahadah ketimbang terhina dalam hidupnya. Terhina oleh penguasa zalim berjubah orang saleh. Mereka lebih memilih mati memperjuangkan ajaran Rasulullah ketimbang melihat agama ini dimanipulasi oleh orang-orang semacam Yazid.
Sejarah mencatat bahwa Imam Husein as dengan jumlah pasukan sekitar 72 orang dibantai oleh ribuan pasukan Ibnu Ziyad. Kalahkah Imam Husein as yang membawa bendera keimanan dan kesabaran? Apakah di sini logika al-Quran tidak dapat diterapkan? Bukankah Allah akan memenangkan orang-orang beriman? Bukankah berapa banyak kelompok yang kecil berhasil mengalahkan kelompok besar?
Logika al-Quran masih berlaku. Kemenangan tidak dilihat dari bentuk fisik melulu. Al-Quran menjelaskan bahwa jumlah kecil juga dapat menang dengan tujuan menjelaskan bahwa kemenangan tidak dengan kuantitas. Kemenangan harus dilihat dari tujuan. Apakah misi itu berhasil mewujudkan tujuannya, sekalipun pelaku dan pembawa misi itu telah tiada?
Tentu jawabannya adalah positif. Imam Husein as dan sahabat-sahabatnya memang tercabik-cabik jasadnya. Namun misinya tetap berlanjut. Misi imam Husein as yang semula adalah melakukan kewajiban amar makruf dan nahi mungkar masih tetap berlanjut. Misi itu masih terus dikenang. Karena tanpa revolusi Karbala, agama ini akan hancur.
Itulah mengapa disebutkan bahwa Imam Husein as dengan revolusinya berhasil menjaga kemurnian agama Islam. Sebuah ungkapan yang menarik “Islam muncul dengan Nabi Muhammad saw dan kekal dengan Imam Husein as”. Imam Husein as adalah lambang perjuangan menentang penguasa yang lalim. Penguasa yang tidak hanya hidup di zaman itu, Yazid hanya sebuah simbol. Penguasa lalim ada dan hidup di setiap masa. Semboyan “Pantang Hina” yang diucapkan oleh Imam Husein as tetap abadi dan tidak pudar oleh ruang dan waktu. Di sini perjuangan Imam Husein as menang. Kemenangan karena dilandasi oleh keimanan.
Bila mengenang tragedi Karbala memiliki peran yang sebegitu penting dalam kehidupan seseorang, maka merugilah mereka yang melupakan ataupun tidak memberikan perhatian khusus atas peristiwa bersejarah ini.[]
Penulis: Mahasiswa S1 Jurusan Ulumul Quran di Universitas Imam Khomeini Qom, Republik Islam Iran
Mas muhibbin, sekali lagi siapapun yang mencermati dialog ini, pastilah bisa menilai seperti apa akhlak dan keimanannya antum dan rekan2 yang sesungguhnya. Saya ketika menulis di kolom ini tak terasa air mata saya membasahi pipi saya, sangat prihatin dengan kondisi ummat ini. Generasi seperti inikah ya Allah yang akan melanjutkan misi Rasulullah??? Agama yang sangat MULIA… Tapi ya… kita masih punya harapan, semoga generasi ke depan lebih cerdas, akhlaknya lebih mulia, lebih santun dalam berargumen, menggunakan logika yang benar, dan yang paling penting semoga mereka senantiasa mendapat bimbinganMu. Kalo masalah dalil nggak perlu saya mengulangi apa yang telah disampaikan oleh rekan2 saya. Sudah sangat jelas dalil-dalilnya, baik naqli maupun aqli. Udalah mas kita kembalikan aja kepada pemilik KEBENARAN.Karena biar bagaimanapun dalilnya kalo hati mas dan rekan2nya udah keras dan tertutup, tidak ada yang bisa menolong kecuali ALLAH SWT. DI DALAM HATI MEREKA ADA PENYAKIT, LALU DIAMBAH ALLAH PENYAKITNYA, DAN BAGI MEREKA SIKSA YANG PEDIH” (QS.AlBaqarah : 10) Gitu aja dulu mas ya.. Salam sama teman2.Wassalam
Mas muhibbin, sekali lagi siapapun yang mencermati dialog ini, pastilah bisa menilai seperti apa akhlak dan keimanannya antum dan rekan2 yang sesungguhnya. Saya ketika menulis di kolom ini tak terasa air mata saya membasahi pipi saya, sangat prihatin dengan kondisi ummat ini. Generasi seperti inikah ya Allah yang akan melanjutkan misi Rasulullah??? Agama yang sangat MULIA… Tapi ya… kita masih punya harapan, semoga generasi ke depan lebih cerdas, akhlaknya lebih mulia, lebih santun dalam berargumen, menggunakan logika yang benar, dan yang paling penting semoga mereka senantiasa mendapat bimbinganMu. Kalo masalah dalil nggak perlu saya mengulangi apa yang telah disampaikan oleh rekan2 saya. Sudah sangat jelas dalil-dalilnya, baik naqli maupun aqli. Udalah mas kita kembalikan aja kepada pemilik KEBENARAN.Karena biar bagaimanapun dalilnya kalo hati mas dan rekan2nya udah keras dan tertutup, tidak ada yang bisa menolong kecuali ALLAH SWT. DI DALAM HATI MEREKA ADA PENYAKIT, LALU DIAMBAH ALLAH PENYAKITNYA, DAN BAGI MEREKA SIKSA YANG PEDIH” (QS.AlBaqarah : 10) Gitu aja dulu mas ya.. Salam sama teman2.Wassalam
@ abu debeg, ketika kita berbicara tentang hukum fiqh, maka harus sesuai dengan kaedah fikih. jika kita berbicara tentang tafsir suatu ayat, maka haruslah sesuai dengan kaedah pentafsiran ayat, begitu juga hadits, harus sesuai dengan kaedah hadits (musthalah hadits), karena jika tidak, akan mengartikan suatu hadits dengan sembrono dan jauh dari apa yang dimaksud oleh Nabi, inilah yang banyak dilakukan oleh orang2 seperti anda n orang syiah lainnya hanya memandang pada rasio n pahamnya tapi melupakan kaedahnya. Akhirnya menganggap suatu hadits shohih dikatakan sebagai DONGENG BELAKA karena tidak sesuai dengan paham mereka.
mas ABU DEBEG, gimana menurut anda apa yang orang syiah, memutarbalikkan isi kitab seperti di atas, bukankah ini penipuan ??? inikah cara orang syiah untuk mendapatkan simpati dari orang lain dan dianggap sebagai ilmiah walaupun dengan penipuan ????? Apakah begini caranya ahlil bait untuk mencari simpati dan dukungan orang lain ???
@ abu debeg, ketika kita berbicara tentang hukum fiqh, maka harus sesuai dengan kaedah fikih. jika kita berbicara tentang tafsir suatu ayat, maka haruslah sesuai dengan kaedah pentafsiran ayat, begitu juga hadits, harus sesuai dengan kaedah hadits (musthalah hadits), karena jika tidak, akan mengartikan suatu hadits dengan sembrono dan jauh dari apa yang dimaksud oleh Nabi, inilah yang banyak dilakukan oleh orang2 seperti anda n orang syiah lainnya hanya memandang pada rasio n pahamnya tapi melupakan kaedahnya. Akhirnya menganggap suatu hadits shohih dikatakan sebagai DONGENG BELAKA karena tidak sesuai dengan paham mereka.
mas ABU DEBEG, gimana menurut anda apa yang orang syiah, memutarbalikkan isi kitab seperti di atas, bukankah ini penipuan ??? inikah cara orang syiah untuk mendapatkan simpati dari orang lain dan dianggap sebagai ilmiah walaupun dengan penipuan ????? Apakah begini caranya ahlil bait untuk mencari simpati dan dukungan orang lain ???
Alhamdullilah ana jadi paham dengan artikel … terima kasih team forsansalaf
Alhamdullilah ana jadi paham dengan artikel … terima kasih team forsansalaf
Dalil sunni mengenai kesunnahan puasa sdh di paparkan dg baik. Mana dalil2 org sy’ah?
Dari atas sampai kebawah, yg syi’ah hanya ngomong “ngalor ngidul”, “dongeng”, yg gak jelas juntrungnya.
Sekali lg, sy mnt dalil dr org syi’ah mengenani kesunnahan, anjuran atau apalah namanya, dalam tradisi sy’iah (nangis2, mukul2, ngarak “ogoh” dll, dll). Ayo … kita diskusikan disini.
Sy sdh gatel pengen tahu dan mendiskusikannya disini !!!!!!!
Dalil sunni mengenai kesunnahan puasa sdh di paparkan dg baik. Mana dalil2 org sy’ah?
Dari atas sampai kebawah, yg syi’ah hanya ngomong “ngalor ngidul”, “dongeng”, yg gak jelas juntrungnya.
Sekali lg, sy mnt dalil dr org syi’ah mengenani kesunnahan, anjuran atau apalah namanya, dalam tradisi sy’iah (nangis2, mukul2, ngarak “ogoh” dll, dll). Ayo … kita diskusikan disini.
Sy sdh gatel pengen tahu dan mendiskusikannya disini !!!!!!!
@abu debeg dan wong iran anda ini koq raksye ya …. anda mengeluarkan dalil2 dari kitab2 kita tapi dengan cara yang licik sekali … dan alhamdulillah sudah terbongkar semua kebohongan anda koq malah sekarang anda menebarkan seolah-olah syiah itu penuh kasih sayang,penuh cinta padahal yang menebarkan kebencian terhadap para sahabat itu siapa?klo bukan orang syiah siapa lagi dengan gayanya yang seakan-akan cinta ahlul bait ….
dan cerita sayyidina husein itu sudah kita ketahui semuanya tapi bukan dengan membubuhi cerita2 sesungguhnya …
kita juga sedih susah tapi bukan dengan cara2 yang seperti anda lakukan dengan cara menaburkan kebencian … padahal sayyidina ali zainal abidin sendiri setelah peristiwa itu tidak membalasnya dan tidak menaburkan kebencian terhadap pecinta2nya…klo begitu dari mana ya asal usul kebencian itu..klo bukan orang2 syiah,siapa lagi!!walhasil anda gak ilmiah sekali,,,jawab donk dari tanggapan2 yang sudah ada…bukan sok menebarkan kecintaan tapi dibaliknya menebarkan kebencian.
@abu debeg dan wong iran anda ini koq raksye ya …. anda mengeluarkan dalil2 dari kitab2 kita tapi dengan cara yang licik sekali … dan alhamdulillah sudah terbongkar semua kebohongan anda koq malah sekarang anda menebarkan seolah-olah syiah itu penuh kasih sayang,penuh cinta padahal yang menebarkan kebencian terhadap para sahabat itu siapa?klo bukan orang syiah siapa lagi dengan gayanya yang seakan-akan cinta ahlul bait ….
dan cerita sayyidina husein itu sudah kita ketahui semuanya tapi bukan dengan membubuhi cerita2 sesungguhnya …
kita juga sedih susah tapi bukan dengan cara2 yang seperti anda lakukan dengan cara menaburkan kebencian … padahal sayyidina ali zainal abidin sendiri setelah peristiwa itu tidak membalasnya dan tidak menaburkan kebencian terhadap pecinta2nya…klo begitu dari mana ya asal usul kebencian itu..klo bukan orang2 syiah,siapa lagi!!walhasil anda gak ilmiah sekali,,,jawab donk dari tanggapan2 yang sudah ada…bukan sok menebarkan kecintaan tapi dibaliknya menebarkan kebencian.
org dayak baru keluar dari hutan ni…..
Asyikk sekali rupanya milis ini.krn baru bergabung n biar nyambung,maka sy bc dr atas.
stlh sy analisa dr atas,gak ilmiah sekali comment org syi’i.ada yg mengambil analisa kang dajjal..eh kang jalal.tp ternyata bkn ahli analisa.ada lg abu debeg yg bw hikmah2,padahal sy yg br masuk langsung faham klo ini forum dialog mencari kebenaran,nnti aja mas sy belikan buku hikmah2.ada wong iran yg bahas keimanan,padahal mrk sndri g iman kpd allah,buktinya allah bisa salah dlm mentakdirkan dlm mslh BADA’ dLM aqidah mrk…..akhirx sy bisa simpulkan,org syi’i yg comment disini msh level 1,padahal yg lain dah level 7.payah………………….
teruskan forsansalaf.
org dayak baru keluar dari hutan ni…..
Asyikk sekali rupanya milis ini.krn baru bergabung n biar nyambung,maka sy bc dr atas.
stlh sy analisa dr atas,gak ilmiah sekali comment org syi’i.ada yg mengambil analisa kang dajjal..eh kang jalal.tp ternyata bkn ahli analisa.ada lg abu debeg yg bw hikmah2,padahal sy yg br masuk langsung faham klo ini forum dialog mencari kebenaran,nnti aja mas sy belikan buku hikmah2.ada wong iran yg bahas keimanan,padahal mrk sndri g iman kpd allah,buktinya allah bisa salah dlm mentakdirkan dlm mslh BADA’ dLM aqidah mrk…..akhirx sy bisa simpulkan,org syi’i yg comment disini msh level 1,padahal yg lain dah level 7.payah………………….
teruskan forsansalaf.
@abu debeg
anda ini bisanya koq copy paste aja,,,,sekalian kasih tau pada orang 2 syiah sendiri suruh hadir dan bergabung sm kita,,,seperti heidar yang sering ente ambil artikelnya….biar sekalian gitu.
anda gak level sama kita2 .
@abu debeg
anda ini bisanya koq copy paste aja,,,,sekalian kasih tau pada orang 2 syiah sendiri suruh hadir dan bergabung sm kita,,,seperti heidar yang sering ente ambil artikelnya….biar sekalian gitu.
anda gak level sama kita2 .
@ All Pengunjung, mohon dalam mengirim komentar, tidak keluar dari pembahasan apalagi hanya dengan mengirim copypaste dari website lain. Website ini kita buat untuk diskusi ilmiah. Oleh karena itu, kami tidak akan memasukkan kirman2 yang hanya copypaste atau nukilan dari buku2. Sejarah terbunuhnya syd Husein, kita mempunyai data beserta buku rujukan yang lebih valid.
Sebenarnya kami tidak menolak atau melarang acara mengenang terbunuhnya syd Husein, akan tetapi yang kita diskusikan adalah :
1. Benarkah cara mengenang syd Husein dengan memukul2 badan, melukai diri bahkan menyakiti anak kecil ??
2. Puasa Asyura’ itu sunnah atau bid’ah ?? Buktikan dengan dalil2nya !!
Sekali lagi kami mohon pembahasan tidak keluar dari isi artikel agar website ini benar2 ilmiah.
Terima kasih
@ All Pengunjung, mohon dalam mengirim komentar, tidak keluar dari pembahasan apalagi hanya dengan mengirim copypaste dari website lain. Website ini kita buat untuk diskusi ilmiah. Oleh karena itu, kami tidak akan memasukkan kirman2 yang hanya copypaste atau nukilan dari buku2. Sejarah terbunuhnya syd Husein, kita mempunyai data beserta buku rujukan yang lebih valid.
Sebenarnya kami tidak menolak atau melarang acara mengenang terbunuhnya syd Husein, akan tetapi yang kita diskusikan adalah :
1. Benarkah cara mengenang syd Husein dengan memukul2 badan, melukai diri bahkan menyakiti anak kecil ??
2. Puasa Asyura’ itu sunnah atau bid’ah ?? Buktikan dengan dalil2nya !!
Sekali lagi kami mohon pembahasan tidak keluar dari isi artikel agar website ini benar2 ilmiah.
Terima kasih
Puasa assyura bid’ah ?? ini langsung aja lihat videonya dari Habib Ali Aljufrie ttg peristiwa Karbala dimana Sayyidina Husein berpuasa………. perhatikan di awal ceritanya yakni berpuasanya Sayyidina husein pd 10 Muharram. Syukran. http://www.youtube.com/watch?v=i5o_OEGx_bg&feature=related
Puasa assyura bid’ah ?? ini langsung aja lihat videonya dari Habib Ali Aljufrie ttg peristiwa Karbala dimana Sayyidina Husein berpuasa………. perhatikan di awal ceritanya yakni berpuasanya Sayyidina husein pd 10 Muharram. Syukran. http://www.youtube.com/watch?v=i5o_OEGx_bg&feature=related
stlah sy lihat,org syi’i ini ingin menjadikan asyuro hari tuk berkabung…ya sah2 aja.
Klo ingin fair,jangan asyuro aja hari berkabung,hari2 yg lain jg dong,spt hari kematian syd hasan,syd ali dll.lebih2 hari kematian rosul,krn smua bersumbee darinya.mgkn di hari kematian rosul mrk mmbuat ritual,tp tdk sebesar ritual asyuro.klo blh sebenarnya di hari kematian rosul hrs lbh besar.
Dan mslh ta’dim kpd imam,yg plg tepat ta’dim di dlm hati,bkn spt di iraq,iran,,,ketika asyuro keluar ke jalan laki,perempuan bahkan anak kecil.ada yg memukul’dadanya dg akar pohon,bahkan ada yg dg pedang.g tau lg ya di indonesia knp g begitu….bisa jd g dpt izin dr pemerintah atau takut dikira gila.
Ana pikir ritual spt itu bkn lah mrk susah dg kematian imam husen,tp mrk merasa bersalah dg terbunuhnya imam husen krn emang pelakunya.ato mrk sembunyi di balik ritual tsb,padahal mrk merasa senang dg kematian sang imam.
Buktinya di iran pembunuh syd umar makamnya dibangun qubbah besar krn dianggap psbg pahlawan dan berjasa dg membunuh imam yg adil syd umar bin khottob!
stlah sy lihat,org syi’i ini ingin menjadikan asyuro hari tuk berkabung…ya sah2 aja.
Klo ingin fair,jangan asyuro aja hari berkabung,hari2 yg lain jg dong,spt hari kematian syd hasan,syd ali dll.lebih2 hari kematian rosul,krn smua bersumbee darinya.mgkn di hari kematian rosul mrk mmbuat ritual,tp tdk sebesar ritual asyuro.klo blh sebenarnya di hari kematian rosul hrs lbh besar.
Dan mslh ta’dim kpd imam,yg plg tepat ta’dim di dlm hati,bkn spt di iraq,iran,,,ketika asyuro keluar ke jalan laki,perempuan bahkan anak kecil.ada yg memukul’dadanya dg akar pohon,bahkan ada yg dg pedang.g tau lg ya di indonesia knp g begitu….bisa jd g dpt izin dr pemerintah atau takut dikira gila.
Ana pikir ritual spt itu bkn lah mrk susah dg kematian imam husen,tp mrk merasa bersalah dg terbunuhnya imam husen krn emang pelakunya.ato mrk sembunyi di balik ritual tsb,padahal mrk merasa senang dg kematian sang imam.
Buktinya di iran pembunuh syd umar makamnya dibangun qubbah besar krn dianggap psbg pahlawan dan berjasa dg membunuh imam yg adil syd umar bin khottob!
Luar Biasa Teladan yang ditunjukkan cucu baginda Nabi Muhammad SAW. semoga semangat seperti itu tumbuh subur di Indonesia…. berani m’bela kebenaran dan b’pihak pada kaum yang dilemahkan. Berpuasa ??? insya Allah, dengan mengharapkan berkah dan rasa turut b’duka cita pada cucu nabi yang agung.
Luar Biasa Teladan yang ditunjukkan cucu baginda Nabi Muhammad SAW. semoga semangat seperti itu tumbuh subur di Indonesia…. berani m’bela kebenaran dan b’pihak pada kaum yang dilemahkan. Berpuasa ??? insya Allah, dengan mengharapkan berkah dan rasa turut b’duka cita pada cucu nabi yang agung.
ANA SETUJU DNG ABUQNAN 24 DESEMBER AGAR SYIAH NUNJUKKAN DALIL2 MASALAH MUKUL2 DA2,NGELUKAI DIRI,,MANA DALILNYA??????????????JNG NGALOR NGIDUL OMONGANNYA!!!!!!!!!!!!!!untuK iwan 24 desember NT PANTAS UTK NANGIS BUKAN CUMA AIR MATA TP KL PERLU AIR MATA DARAH KRN NGELIAT ORANG2 YG AKAN NGELANJUTKAN MISI ROSUL????BENER MAS NGELIAT GIMANA KEBOHONGAN DARI MISI2 SYIAH,KEBOHONGAN MENGATAS NAMAKAN AHLU BAIT!!!!!!!!nangis terus mas,kl butuh tissue nanti ana kirim………….sok nangis sok rohmat…………..JNG CUMA OMONG SYIAH JWB DNG DALIL KITAB!!!!!!!!!!!!!DAN INI BKN CASTING TUK MAIN SINETRON HINGGA NANGIS2AN SEGALA,NGERTI WAN!!!!!!!!!!!!!!
ANA SETUJU DNG ABUQNAN 24 DESEMBER AGAR SYIAH NUNJUKKAN DALIL2 MASALAH MUKUL2 DA2,NGELUKAI DIRI,,MANA DALILNYA??????????????JNG NGALOR NGIDUL OMONGANNYA!!!!!!!!!!!!!!untuK iwan 24 desember NT PANTAS UTK NANGIS BUKAN CUMA AIR MATA TP KL PERLU AIR MATA DARAH KRN NGELIAT ORANG2 YG AKAN NGELANJUTKAN MISI ROSUL????BENER MAS NGELIAT GIMANA KEBOHONGAN DARI MISI2 SYIAH,KEBOHONGAN MENGATAS NAMAKAN AHLU BAIT!!!!!!!!nangis terus mas,kl butuh tissue nanti ana kirim………….sok nangis sok rohmat…………..JNG CUMA OMONG SYIAH JWB DNG DALIL KITAB!!!!!!!!!!!!!DAN INI BKN CASTING TUK MAIN SINETRON HINGGA NANGIS2AN SEGALA,NGERTI WAN!!!!!!!!!!!!!!
@agsadarma : anda mengatakan luar biasa Teladan yang ditunjukkan cucu baginda Nabi Muhammad SAW. di indonesia.klo blh tau teladan yg bagaimana ?
@agsadarma : anda mengatakan luar biasa Teladan yang ditunjukkan cucu baginda Nabi Muhammad SAW. di indonesia.klo blh tau teladan yg bagaimana ?
@forsansalaf
saya sangat bangga sekali dengan adanya website ini…dengan fair nya menampilkan semua comment yang masuk, kecuali comment yang gak ilmiah sehingga semua kedok dari syiah dan lainnya terbongkar, bukan seperti website2 lainnya yang hanya memasukkan comment yang bisa menguntungkan dia dan sebaliknya yang tidak menguntungkan dia dan bikin dia terbongkar tidak ditampilkan….Forsansalaf teruslah maju pantang mundur karena anda dalam kebenaran.
@forsansalaf
saya sangat bangga sekali dengan adanya website ini…dengan fair nya menampilkan semua comment yang masuk, kecuali comment yang gak ilmiah sehingga semua kedok dari syiah dan lainnya terbongkar, bukan seperti website2 lainnya yang hanya memasukkan comment yang bisa menguntungkan dia dan sebaliknya yang tidak menguntungkan dia dan bikin dia terbongkar tidak ditampilkan….Forsansalaf teruslah maju pantang mundur karena anda dalam kebenaran.
Ya KHer Majlas Ma’anaa Ajieb ajieb …….lET’S Go Too FinSh
Ya KHer Majlas Ma’anaa Ajieb ajieb …….lET’S Go Too FinSh
sssssssstttttttt……………….jangan rame-rame..
Ada yg lg melakukan ritual mlm ini.
Mudah2an bsk g ada yg skt jantung krn mukul2 dada nya.
sssssssstttttttt……………….jangan rame-rame..
Ada yg lg melakukan ritual mlm ini.
Mudah2an bsk g ada yg skt jantung krn mukul2 dada nya.
wah mana nih… orang syiahnya kok gak muncul…lagi sibuk pukul2 diri ya…??? atau lagi pindah ke persi semua…
katanya orang syiah paling tinggi ilmunya n siap berdiskusi secara ilmiah, mana pertanyaan dari mas forsansalaf belum dijawab, mas abuqnan tanya tapi gak dijawab juga…
mana nih orang syiah yang pinter atau lulusan iran, muncul dong disini kita diskusikan secara ilmiah kalo antum katakan paling benar…atau antum semua memang payah cuman besar mulut aja……
wah mana nih… orang syiahnya kok gak muncul…lagi sibuk pukul2 diri ya…??? atau lagi pindah ke persi semua…
katanya orang syiah paling tinggi ilmunya n siap berdiskusi secara ilmiah, mana pertanyaan dari mas forsansalaf belum dijawab, mas abuqnan tanya tapi gak dijawab juga…
mana nih orang syiah yang pinter atau lulusan iran, muncul dong disini kita diskusikan secara ilmiah kalo antum katakan paling benar…atau antum semua memang payah cuman besar mulut aja……
terimakasih atas infonya dari forsansalaf.
kalau puasa tanggal 9 muharram terlewat (lupa), lalu tetap berpuasa pada tanggal 10 muharram, apakah tanggal 11 muharram kita sebaiknya berpuasa atau cukup di tanggal 10 muharam saja?
mohon jawabannya…
terimakasih atas infonya dari forsansalaf.
kalau puasa tanggal 9 muharram terlewat (lupa), lalu tetap berpuasa pada tanggal 10 muharram, apakah tanggal 11 muharram kita sebaiknya berpuasa atau cukup di tanggal 10 muharam saja?
mohon jawabannya…
@Erjey : jawbannya udah ada di teman kita yang bernama elfasi tangal
15 December 2009 at 16:52
4. Pertentangan dengan perintah Nabi untuk selalu berbeda dengan orang Yahudi dan Nasrani.
Dikatakan bahwa : Nabi SAW diriwayatkan meniru tradisi Yahudi untuk melakukan puasa Asyura. Bukankah Nabi berulang-ulang mengingatkan umatnya untuk tidak meniru tradisi Yahudi dan Nashara? “Bedakan dirimu dari orang Yahudi,” kata Rasulullah SAW.
Benar sekali Nabi memperingatkan kepada umatnya untuk selalu berbeda dengan orang Yahudi atau Nasrani, akan tetapi Nabi memerintahkan puasa Asyura’ bukanlah dikarenakan meniru perbuatan orang2 yahudi, namun karena menilai apa yang dilakukan oleh orang Yahudi adalah positif karena mereka mengikuti Nabi mereka dalam berpuasa. Bukankah Nabi sudah melakukaan puasa dan memerintahkannya untuk berpuasa di hari Asyura’ bahkan sebelum hijrah kemudian mengetahui amalan orang Yahudi sebagaimana penjelasan di atas. Oleh karena itu, Nabi berencana untuk berpuasa di hari kesembilan (tasu’a’) sebagaimana dirwayatkan Ibn Umar dan diriwayatkan oleh Imam Muslim agar berbeda dengan orang Yahudi dalam melaksanakan puasa Asyura’. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad :
وَلِأَحْمَدَ مِنْ وَجْه آخَر عَنْ اِبْن عَبَّاس مَرْفُوعًا صُومُوا يَوْم عَاشُورَاء وَخَالِفُوا الْيَهُود ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ
Raslullah SAW bersabda “ berpuasalah kalian di hari Asyura’ dan berbedalah dengan orang-orang Yahudi. Berpuasalah juga hari sebelumnya (hari kesembilan/tasu’a) atau hari setelahnya (tanggal 11 Muharram).”
@Erjey : jawbannya udah ada di teman kita yang bernama elfasi tangal
15 December 2009 at 16:52
4. Pertentangan dengan perintah Nabi untuk selalu berbeda dengan orang Yahudi dan Nasrani.
Dikatakan bahwa : Nabi SAW diriwayatkan meniru tradisi Yahudi untuk melakukan puasa Asyura. Bukankah Nabi berulang-ulang mengingatkan umatnya untuk tidak meniru tradisi Yahudi dan Nashara? “Bedakan dirimu dari orang Yahudi,” kata Rasulullah SAW.
Benar sekali Nabi memperingatkan kepada umatnya untuk selalu berbeda dengan orang Yahudi atau Nasrani, akan tetapi Nabi memerintahkan puasa Asyura’ bukanlah dikarenakan meniru perbuatan orang2 yahudi, namun karena menilai apa yang dilakukan oleh orang Yahudi adalah positif karena mereka mengikuti Nabi mereka dalam berpuasa. Bukankah Nabi sudah melakukaan puasa dan memerintahkannya untuk berpuasa di hari Asyura’ bahkan sebelum hijrah kemudian mengetahui amalan orang Yahudi sebagaimana penjelasan di atas. Oleh karena itu, Nabi berencana untuk berpuasa di hari kesembilan (tasu’a’) sebagaimana dirwayatkan Ibn Umar dan diriwayatkan oleh Imam Muslim agar berbeda dengan orang Yahudi dalam melaksanakan puasa Asyura’. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad :
وَلِأَحْمَدَ مِنْ وَجْه آخَر عَنْ اِبْن عَبَّاس مَرْفُوعًا صُومُوا يَوْم عَاشُورَاء وَخَالِفُوا الْيَهُود ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ
Raslullah SAW bersabda “ berpuasalah kalian di hari Asyura’ dan berbedalah dengan orang-orang Yahudi. Berpuasalah juga hari sebelumnya (hari kesembilan/tasu’a) atau hari setelahnya (tanggal 11 Muharram).”
@ Elfasi saya ingin mengomentari kata antum2 tentang lukisan2 yang dibuat syiah,,,,,!banyak orang melarang tentang fanatik tp dia tidak melihat dirinya apakah ada sifat fanatik atau tidak….!
orang seperti anda (pengikut Jalaludin Rahmat) baru mengerti kebesaran beliau. Oleh karena itu, mengaji dan belajarlah..!!!!! jangan sok pintar seperti guru anda (jalaludin).
Apa anda ingin mengetahui lukisan2 kebohongan yang dibuat oleh pendusta2 yang mengaku pecinta ahlul bait mulai dari lukisan Nabi, syd Ali, syd Hasan dan syd Husein dst, bahkan lukisan itu juga dipakai dalam acara Asyura mereka di Indonesia ???
diatas adalah spucuk coment antum,kita sebenarnya harus mengaris bawahi maksud antum lukisan yang sperti apa…..!agar kita tidak salah menafsiri
@ All Pengunjung, mohon dalam mengirim komentar, tidak keluar dari pembahasan apalagi hanya dengan mengirim copypaste dari website lain. Website ini kita buat untuk diskusi ilmiah. Oleh karena itu, kami tidak akan memasukkan kirman2 yang hanya copypaste atau nukilan dari buku2. Sejarah terbunuhnya syd Husein, kita mempunyai data beserta buku rujukan yang lebih valid.
Sebenarnya kami tidak menolak atau melarang acara mengenang terbunuhnya syd Husein, akan tetapi yang kita diskusikan adalah :
1. Benarkah cara mengenang syd Husein dengan memukul2 badan, melukai diri bahkan menyakiti anak kecil ??
2. Puasa Asyura’ itu sunnah atau bid’ah ?? Buktikan dengan dalil2nya !!
Sekali lagi kami mohon pembahasan tidak keluar dari isi artikel agar website ini benar2 ilmiah.
Terima kasih
askum kepada forsan salaf kenapa banyak comeent yang disana seharusnya perlu diklarifikasi atau di benarkan tp tidak ada teguran,apabila yang ngasih comment agak menuju titik terang suatu permasalahn malah ditegur dengan JAnGAn COPY PASTE DAN LAIN2…..!kok ada yang aneh ya
@ Elfasi saya ingin mengomentari kata antum2 tentang lukisan2 yang dibuat syiah,,,,,!banyak orang melarang tentang fanatik tp dia tidak melihat dirinya apakah ada sifat fanatik atau tidak….!
orang seperti anda (pengikut Jalaludin Rahmat) baru mengerti kebesaran beliau. Oleh karena itu, mengaji dan belajarlah..!!!!! jangan sok pintar seperti guru anda (jalaludin).
Apa anda ingin mengetahui lukisan2 kebohongan yang dibuat oleh pendusta2 yang mengaku pecinta ahlul bait mulai dari lukisan Nabi, syd Ali, syd Hasan dan syd Husein dst, bahkan lukisan itu juga dipakai dalam acara Asyura mereka di Indonesia ???
diatas adalah spucuk coment antum,kita sebenarnya harus mengaris bawahi maksud antum lukisan yang sperti apa…..!agar kita tidak salah menafsiri
@ All Pengunjung, mohon dalam mengirim komentar, tidak keluar dari pembahasan apalagi hanya dengan mengirim copypaste dari website lain. Website ini kita buat untuk diskusi ilmiah. Oleh karena itu, kami tidak akan memasukkan kirman2 yang hanya copypaste atau nukilan dari buku2. Sejarah terbunuhnya syd Husein, kita mempunyai data beserta buku rujukan yang lebih valid.
Sebenarnya kami tidak menolak atau melarang acara mengenang terbunuhnya syd Husein, akan tetapi yang kita diskusikan adalah :
1. Benarkah cara mengenang syd Husein dengan memukul2 badan, melukai diri bahkan menyakiti anak kecil ??
2. Puasa Asyura’ itu sunnah atau bid’ah ?? Buktikan dengan dalil2nya !!
Sekali lagi kami mohon pembahasan tidak keluar dari isi artikel agar website ini benar2 ilmiah.
Terima kasih
askum kepada forsan salaf kenapa banyak comeent yang disana seharusnya perlu diklarifikasi atau di benarkan tp tidak ada teguran,apabila yang ngasih comment agak menuju titik terang suatu permasalahn malah ditegur dengan JAnGAn COPY PASTE DAN LAIN2…..!kok ada yang aneh ya
@ pemberantas kefanatikan, kalo anda minta lukisan seperti apa , apakah anda gak tau lukisan yang selalu dibawa oleh orang syiah ketika ritual ayura’ dan mereka anggap sebagai lukisan syd Husein ? kira2 dari mana sumbernya mas..? padahal syd Husein udah hampir 1000 tahun, bukankah ini kebohongan yang mereka bawa…
ni mas klo mau tau contoh lukisannya, klik disini : http://www.swaramuslim.com/ebook/html/022/index.php
mas, fanatik tu boleh2 aja kalo ngikuti ama orang yang benar, tapi klo ngikuti orang yang salah, maka gak boleh fanatik.
di atas ana kan udah buktikan kesalahan Jalaluddin yang menyelewengkan isi kitab..!!! masak ana harus ikut Jalaluddin biar gak fanatik, padahal udah jelas2 salah ..
gimana menurut anda (orang syiah) yang menganggap jalaluddin benar, coba buktikan mas kebenarannya.!!!! apakah penyelewengan isi kitab bisa anda benarkan lalu anda terus aja mengikutinya ???
mas klo ada yang mau masuk kubangan, apa anda akan tetap mengikutinya karena anda pengikutnya..??? justru nt ni yang pantes dianggap fanatik, udah tau salah masih aja ngikuti Jalaluddin Rahmat…
@ pemberantas kefanatikan, kalo anda minta lukisan seperti apa , apakah anda gak tau lukisan yang selalu dibawa oleh orang syiah ketika ritual ayura’ dan mereka anggap sebagai lukisan syd Husein ? kira2 dari mana sumbernya mas..? padahal syd Husein udah hampir 1000 tahun, bukankah ini kebohongan yang mereka bawa…
ni mas klo mau tau contoh lukisannya, klik disini : http://www.swaramuslim.com/ebook/html/022/index.php
mas, fanatik tu boleh2 aja kalo ngikuti ama orang yang benar, tapi klo ngikuti orang yang salah, maka gak boleh fanatik.
di atas ana kan udah buktikan kesalahan Jalaluddin yang menyelewengkan isi kitab..!!! masak ana harus ikut Jalaluddin biar gak fanatik, padahal udah jelas2 salah ..
gimana menurut anda (orang syiah) yang menganggap jalaluddin benar, coba buktikan mas kebenarannya.!!!! apakah penyelewengan isi kitab bisa anda benarkan lalu anda terus aja mengikutinya ???
mas klo ada yang mau masuk kubangan, apa anda akan tetap mengikutinya karena anda pengikutnya..??? justru nt ni yang pantes dianggap fanatik, udah tau salah masih aja ngikuti Jalaluddin Rahmat…
@ pemberantas kefanatikan,
Maaf, kiranya perlu kami jelaskan lagi bahwa website ini dibuat untuk diskusi ilmiah bukan untuk debat kusir. Pertama, Kami tampilkan artikel beserta sumber2 rujukannya. Kemudian, kami memberikan ruang bagi yang kurang setuju atau tidak setuju untuk berkomentar dan mengemukakan bantahan2 secara ilmiah. Setelah itu, bagi pengunjung dapat pula menjawab komentar2 bantahan atau jika tidak ada, maka kami akan menjawab. Oleh karena itu, kami harus menseleksi isi komentar yang masuk, jika tidak ada hubungan dengan isi artikel baik bantahan atau dukungan, atau tidak ada hubungan dengan jawaban komentar2 yang masuk, maka tidak kami approve demi menjaga website ini supaya lebih ilmiah.
Harapan kami, ajukan komentar2 anda bukan sekedar copypaste kiriman.
Wassalam.
@ pemberantas kefanatikan,
Maaf, kiranya perlu kami jelaskan lagi bahwa website ini dibuat untuk diskusi ilmiah bukan untuk debat kusir. Pertama, Kami tampilkan artikel beserta sumber2 rujukannya. Kemudian, kami memberikan ruang bagi yang kurang setuju atau tidak setuju untuk berkomentar dan mengemukakan bantahan2 secara ilmiah. Setelah itu, bagi pengunjung dapat pula menjawab komentar2 bantahan atau jika tidak ada, maka kami akan menjawab. Oleh karena itu, kami harus menseleksi isi komentar yang masuk, jika tidak ada hubungan dengan isi artikel baik bantahan atau dukungan, atau tidak ada hubungan dengan jawaban komentar2 yang masuk, maka tidak kami approve demi menjaga website ini supaya lebih ilmiah.
Harapan kami, ajukan komentar2 anda bukan sekedar copypaste kiriman.
Wassalam.
asslamualikum wr.wb saya mau tanya saya pernah melihat web yang ber aqidah syiah disana saya menemukan bahwa mereka selalu merayakan dan kesyahidan keluarga rasul misal:milad rasul,milad sayyidatuna fatimah,hasan dan husein beserta memperingati kesyahidannya,ustad kenapa didalam aqidah ana yaitu ahlussunaah wal jammaah tidak pernah mendemgar acara2 tersebut hanya maulid rasul dan wafatnya rasul sedangkan ahlul baitnya tidak pernah ada acara khusus memperingatinya……? afwan
asslamualikum wr.wb saya mau tanya saya pernah melihat web yang ber aqidah syiah disana saya menemukan bahwa mereka selalu merayakan dan kesyahidan keluarga rasul misal:milad rasul,milad sayyidatuna fatimah,hasan dan husein beserta memperingati kesyahidannya,ustad kenapa didalam aqidah ana yaitu ahlussunaah wal jammaah tidak pernah mendemgar acara2 tersebut hanya maulid rasul dan wafatnya rasul sedangkan ahlul baitnya tidak pernah ada acara khusus memperingatinya……? afwan
@ 455394F, memperingati dan menceritakan sejarahnya orang2 soleh (haul) adalah acara yang baru diadakan. Bahkan dizaman alhabib Abdullah Alhaddad pun masih belum ngetrend. Oleh karena itu sah2 aja kalu anda mengadakan haul2 syd Ali, syd Hasan, syd Husein dan lain-lainnya. Akan tetapi, sejarah dan biografi mereka sudah banyak dikenal dan tertulis dalam berbagai kitab. Para habaib membuat acara haul bagi orang2 yang soleh yang belum setenar mereka dan juga tulisan sejarah belum banyak tercatat dan diketahui oleh muslimin. Oleh karena itu kami ulangi lagi komentar kami “ matahari tidak perlu penerangan lagi, akan tetapi lampu2 perlu diperbanyak supaya lebih terang” artinya mereka ahlil bait laksana matahari yang terang benderang, tetapi orang2 yang soleh bagaikan lampu penerang yang perlu ditambah penerang2 lainnya.
Intinya, sah2 aja acara itu dilakukan asal tidak bertentangan dengan syariat. Permasalahannya apakah acara Asyura’ yang diadakan sekarang ini sesuai dengan ajaran syari’at ???
@ 455394F, memperingati dan menceritakan sejarahnya orang2 soleh (haul) adalah acara yang baru diadakan. Bahkan dizaman alhabib Abdullah Alhaddad pun masih belum ngetrend. Oleh karena itu sah2 aja kalu anda mengadakan haul2 syd Ali, syd Hasan, syd Husein dan lain-lainnya. Akan tetapi, sejarah dan biografi mereka sudah banyak dikenal dan tertulis dalam berbagai kitab. Para habaib membuat acara haul bagi orang2 yang soleh yang belum setenar mereka dan juga tulisan sejarah belum banyak tercatat dan diketahui oleh muslimin. Oleh karena itu kami ulangi lagi komentar kami “ matahari tidak perlu penerangan lagi, akan tetapi lampu2 perlu diperbanyak supaya lebih terang” artinya mereka ahlil bait laksana matahari yang terang benderang, tetapi orang2 yang soleh bagaikan lampu penerang yang perlu ditambah penerang2 lainnya.
Intinya, sah2 aja acara itu dilakukan asal tidak bertentangan dengan syariat. Permasalahannya apakah acara Asyura’ yang diadakan sekarang ini sesuai dengan ajaran syari’at ???
@ Pemberantas kefanatikan & Sekutunya :
Anda ini sadar ga’?? yang fanatik itu siapa?? Orang Syi’ah sendirilah yang fanatik!! Salah satu buktinya dalam forum ini, Orang Syi’ah di tanya oleh team forsan sbb: “1. Benarkah cara mengenang syd Husein dengan memukul2 badan, melukai diri bahkan menyakiti anak kecil ??
2. Puasa Asyura’ itu sunnah atau bid’ah ?? Buktikan dengan dalil2nya !!” namun hasilnya apa?? belum ada dari Orang Syi’ah yang bisa menjawabnya, yang ada jawab diluar pembahasan sehingga tambah kelihatan lah kefanatikannya dan kedangkalan ilmunya dan semakin jelaslah agidah Syi’ah agidah yang di perbudak hawa nafsu!
@ Pemberantas kefanatikan & Sekutunya :
Anda ini sadar ga’?? yang fanatik itu siapa?? Orang Syi’ah sendirilah yang fanatik!! Salah satu buktinya dalam forum ini, Orang Syi’ah di tanya oleh team forsan sbb: “1. Benarkah cara mengenang syd Husein dengan memukul2 badan, melukai diri bahkan menyakiti anak kecil ??
2. Puasa Asyura’ itu sunnah atau bid’ah ?? Buktikan dengan dalil2nya !!” namun hasilnya apa?? belum ada dari Orang Syi’ah yang bisa menjawabnya, yang ada jawab diluar pembahasan sehingga tambah kelihatan lah kefanatikannya dan kedangkalan ilmunya dan semakin jelaslah agidah Syi’ah agidah yang di perbudak hawa nafsu!
saya sebagai org yg baru disini,melihat jawaban yg tidak masuk akal utk menyanggah pendapat syiah : contoh Imam Husein mati syahid itu kebahagiaan,itu sangat tidak manusiawi ..apakah pantas kalau Rosul meninggal kita lantas gembira,krn beliau pasti disurga ? ttp bukan spt itu akhlak Islam..Dalam riwayat bukankah beliau sll menangis dalam beberapa riwayat yg ada hub nya dng riwayat Riwayat Husein..jangan anda bantah dng mengatakan tidak ada riwayat atau doif dll..Bukankah Fatimah juga menangis ketika akan ditinggal wafat Rosul dan tidak gembira ..Atau kira 2 benarkah riwayat lebaran Muharam hari gembira utk semua Nabi dalam riwayat sunni dan hari bencana utk Nabi kita ,atas musibah pembantaian cucu kesayangan dan seluruh keluarganya oleh umatnya ? Apakah ketika kel kita dibantai pantas kalau melihat tetangga kita saat itu berlebaran gembiRa ? Apakah pantas kita yg mengaku beragama Islam lalai atas peringatan hari pembantaian kel Nabi ini ?apalagi kita saat itu merayakannya sebagai hari berlebaran gembira ??bukankah yg jadi yatim itu yatimnya Imam ALi zainal Abidin bin Husein yg paling pantas diperingati? ? Beliau saksi hidup yg melihat kepala ayahnya ,ibunya ,kakak2 dan saudaranya dibantai didepan mata kepalanya sdr?
..manakah yg lebih tragis penderitaan Imam Ali zainal Abidin yg seluruh kel nya dibantai dan tidak akan kembali atau Nabi ya’qub yg hanya kehilangan satu anaknya hingga buta kedua matanya dan itupun yusuf akan kembali ? kemudian riwayat Ibn Abbas yg umur 3 tahun anda bilang tsigah ?apanya yg tsigah utk anak yg usia 3 th ,apapun alasannya,apa yg bisa diingat anak umur bayi 3 tahun dan kemudian meriwayatkan nya ketika dewasa dan anda bilang Tsigah dan riwayatnya bisa diterima ? / logika apa yg anda pakai ?Bukankah kita harus membela kel Rosul sebagai tanda kesetiaan kita dan kecuntaankita kpd beliau dan menyatakan bela sungkawa atas hari peringatan musibah pembantaiian keluarganya? dan kalian beralasan dengan houl org tua kalian yg tak dikenal dunia Islam dng alsan Imam Husein matahari dan mrk lampu kecil …Ini Alasan apa lagi ?Bukankah Rosul menangis dalam riwayat2 sunni utk Imam Husein dan bukan utk Org tua atau wali2 kita ?adakah sejarah Islam yg mencatat peringatan org tua kita dan rosul memerintahkannya sambil khotbah dimasjid madinah sambil menuntun Hasan dan Husein spt hadis Al wasoya yg dikutip Ustad ali Asgaf dalam majalah terbitan darul aitam wasoya ?Dalm riwayat mutawatir dikitab kitab sunni spt mustadrak al hakim,ibn Hajar,Bayhaqi dalm dalail nubuwah,thobari,ibn asakir,tahzibul kamal majmau jawahid dan segudang lanya bukan Sunnah Nabiyg pertama kali menagisi Husein dibeberapa tempat ? Jadi bukankah itu Tangisan Asyuro oleh contoh hidup kita Nabi ..jikaNabi sunahnya menangis setiap ingat Asyuro memandang Husein ,mengapa kita lalai dan malah berlebaran gembira ?Apakah pantas kita gembira dan kita punya Nabi dan fatimah juga menagis ,begitu pula para sahabat yg mendengar hotbah dan hadis nabi dimasjid Nabawi ttg pembantaian asyuro dihadapan para sahabatnya dng hasan dan husein dikanan kirinya …Ini semua riwayat yg jauh lebih muttawatir dan masuk akal ketimabang hari gembira semua Nabi dan kesedihan utk kel Rosul kita ?
Bukankah Imam ALi Zainal Abidin Adalah satu2 nya kakek para habaib sedunia dimanapun keturunan husein dan apapun bangsanya ? Adakah para wali habaib yg dibuat houlnya secara lokal kalau Imam Ali zaenal Abidin tidak selamat di karbala ? Anda beralasan terlalu naif bilang ini sdh takdir .saya mau tanya apa yg diluar takdir ALLAH swt? masalahnya anda sekarang dipihak yazid yg berhari raya karena kemenangannya atau dirumah duka kel Rosul kalian yg menerima ujian dan musibah ..Bukankah Allah berfirman Qul La As’alukum alaihi ajron illa mawadah fil qurba ? dan dalam kitab 6 ahlusunnah dijelaskan bahwa Huseinlah diantara al qurba .Kalau Ibrahim ketika berkorban ALLAH menggantinya dengan seekor domba ? Sementara Imam Husein Mengorbankan Nyawanya dng sebenar benarnya utk mengembalikan kemuliaan agama Islam kakeknya yg sdh dimanipulir oleh yazid dan antek 2 nya ?manakah secara akal normal yg lebih besar pengorbananya?mengenai tepuk 2 dada ,apanya yg salah ,apkh sakit ?atau mau lompt2 an gembira ,sambil bernyanyi yadana dana ?diacara itu diperingati dan dibacakan sejarah kemuliaan dan kehormatan KEL Nabi Yg sama sekali TIDAK MENGHORMATI NABI YG SANGAT MENCINTAI KELUARGANYA INI DAN TELAH di injak2 oleh sebagian besar muslimin yg berpihak kpd pemerintahan fir’aun yazid bin Namrud Muawityah yg meracun hasan kakaknya ?SEMUA TAKDIR DAN KITA DISINIPUN TAKDIR TETAPI MASALAHNYA SEKALI LAGI KITA ADA DIPIHAK YG MANA ? DIPIHAK YG MENANG DAN LEBARAN GEMBIRA ATAU DIPIHAK ROSUL YG MENAGIS DAN YG MAU MELANJUTKAN MISI PENGORBANAN IMAM HUSEIN UTK REVOLUSI ISLAM UIVERSAL DUNIA ?ATAU APAKAH MENURUT ANDA IMAM HUSEIN MATUI SIASIA? APAKAH ROSUL TERTAWATAWA KETIKA MENDENGAR TRAGEDI ASYURO KRN HUSEIN SYAHID DISURGA ATAU MENANGIS ? DAN KITA HARUS MENGIKUTI CARA BELIAU SEBAGAI SUNAHNYA YG NYATA ..KALAU ADA FITNAH YG JELEK YG KITA DENGAR ,MENGAPA KITA TIDAK MENGAMBIL YG BAIKNYA SAJA ? MISALNYA SAJA KETIKA ACARA MAULID DAN AYAT AL QUR”AN DIBACAKAN KEMUDIAN ADA HABAIB DATANG TERLAMBAT DAN TETAP MAU DUDUK DIDEPAN ,ORG2 BERDIRI DAN PEMBACAAN AL QUR’AN YG WAJIB DIHORMATI TIDAK DIHIRAUKAN ,APAKAH MAULIDNYA YG SALAH ATAU SEBAGIAN TATACARANYA OLEH OKNUM YG MENYALAHKAN ATURAN MAINNYA ? MUDAH @AN ALLAH MENUNJUKKI HAMBANYA INI ..HUSEIN MINNI DAN ANA MIN HUSEIN (Hadis saw yg dibacakan HABIB UMAR BIN HAFIZ SELALU DALAM PIDATONYA)..BERARTI HUSEIN MENGIKUTI SUNAH ROSUL DAN KITA HADIR UTK BERSAMA DALAM SUNNAH KEDUANYA YG SERASI TAK BERLAINAN ARAH..AFWAN WA SALAM
@ musthofa chevi habsyi, tidak masuk akal atau nt yang gak punya akal sehingga gak menerima yang ilmiah..????. Anda ini muter2 aja argumentnya gak ketemu ujung pangkalnya.
Kan udah diterangkan, kita semua pasti merasa sedih dengan kematian syd Husein, tapi tidak ada hujjah untuk menjadikan hari itu sebagai HARI RATAPAN sebagaimana anda orang2 syiah. Kita tetap melakukan di hari itu amalan2 yang diatur oleh Nabi. Begitulah yang dikatakan oleh habib Abdullah Alhaddad. Gak ada kebahagiaan karena kematian syd Husein apalagi karena mengikuti Yazid pembunuh syd Husein, itu hanya rekayasa orang syiah aja untuk kita tinggalkan amalan2 sunnah dan mengikuti amalan2 orang2 persi yang tidak berdasar.
Tentang tangisan Nabi karena khabar Jibril akan kematian syd Husein udah diterangkan di artikel bahwa Nabi juga menangis karena kematian Ibrohim anaknya dan lainnya, emangnya nt gak baca..??. berapa banyak klo begitu hari berkabung ???????
MAS, JANGAN BICARA MASALAH HADITS, ANDA TIDAK MENGERTI TNTANG ILMU HADITS, NGAWUR JADINYA…
Menepuk dada tidak apa-apa apalagi melukai diri..????, belajar yg bener dan baca lagi komentar2 di atas males kami mengulang-ulangi.
Cinta ahlil bait udah tertanam di hati ahlissunnah wal jamaah bahkan kami menghormati anda bukan krn ilmiah anda atau ibadah anda (karena anda tidak seperti datuk2 anda di Indonesia), tapi karena anda cucu Rasulullah. Tetapi aneh anda bukan mengikuti salaf anda sendiri, tapi megikuti cara2 orang2 persi. Harapan kami, anda kembali lagi seperti salaf2 anda semula bukan orang2 yang mengaku cinta ahlil bait tapi berakidah sesat.
Sekali lagi wahai syd Alhabsyi, klo anda mempunyai akal, anda pasti mengikuti salaf anda yang udah berhasil.
@chevi
anda ini koq seakan-akan mengkondisikan ahussunnah waljama’ah ini orang yang benci dengan ahlul bait dan tidak cinta ahlul bait … apakah anda kira orang tua2 anda itu juga termasuk orang yang benci terhadap ahlul bait karena tidak melakukan ratapan yang seperti anda lakukan sungguh durhaka sekali orang yang mempunyai prasangka seperti ini cinta ahlul bait itu bukan dengan menebarkan kebencian tapi dengan mengikuti toriqoh datuk2 anda bukan malah nyimpang, apalagi bikin sesuatu yang gak ada dasarnya,anda sadar gak yang anda ikuti itu orang2 mana?? dan terbunuhnya sayidina husein itu dimana?? bukankah yang anda ikuti itu orang2 yang benci trhadap ahlul bait tapi dengan berkulitkan cinta ahlul bait dan bukankah yang anda ikuti itu orang yang pernah berkhianat terhadap sayyidina husein waktu terbunuhya cucu kesayangan Rosulullah…anda tinggalkan datuk2 anda malah ikuti mereka dan anda diajak ilmiah malah jawabannya kesana kemari dan malah gak ada ilmiahnya sama sekali,,,disini kan forum ilmiah buka forum pinter2an ngomong…ana perhatikan koq kebanyakan argumen2 anda dan semisal anda koq mbulet…cermati dulu artikel2 nya dan argumen2 nya, baru nanggapi…oke sobat.belajar yang giat dengan hati yang bersih bukan dengan penuh kebencian.insyaALLAH ALLAH akan membuka hati kita semua.AMIIIIIN
@ chevi : saya kira smua akan sedih jika ada keluarganya ada yg terbunuh,apalagi jika yg meninggal tadi msh keluarga n keturunan dr baginda nabi s.a.w. namun apakah kesedihan itu memang harus ditunjukkan dg melakukan ritual yg spt anda dkk lakukan n stlh itu mencampakkan ajaran sang imam !! atau lbh bagus jika berkabung itu kita simpan didalam hati n kita konsisten n meneruskan perjuangan sang imam ?
knp anda tidak melakukan ritual spt as-syuro juga di hari kematian syd umar n syd usman,kematiannya kan jg tragis !!!
apakah anda tdk melakukan ritual di hari kematian keduanya krn emang anda membenci dan bangga dg kematian keduax ? atau anda tidak melakukan ritual di hari kematian mereka berdua krn emang golongan abdulloh bin saba’ lah dalang di balik pembunuhan keduanya ?????????
tolong untuk ustad aswaja,jgn kita main di web ini aja.biar gak dikatan jago kandang.
coba masuk di web : jakfari.wordpress.com disini para sahabat di kafirkan,syari’at islam di kaburkan.ana baru masuk kesitu n menbantahnya.jd para asatid aswaja tlg di bereskan juga org syi’ah yg ada di web itu.
hmm….
pertama-tama hati2 akan sikap taqiyahnya orang syiah…
kedua…syiah itu memang sesat dan jelas..
bahkan diantara mereka ada ritual bersujud di kuburan ulama mereka diantaranya di kuburan khomeini..
mereka juga punya ka’bah tersendiri di iran……
mereka orang ynag bodoh dan jahil……sekaligus orang ynag memusuhi para sahabat bahkan menkafirkan para sahabat ….padhal Allah SWT sudah ridho thd para sahabat baca a taubah ayat 100…jika ga beriman degan ayat ini..kafir !!!
mereka para pencaci istri-istri rasulullah SAW…….
dan banyak lagi…melukai diri pada peringatan hari besar mereka…..
apakah Rasulullah pernah melukai diri sendiri dalam beribadah atau meratapi kematian seseorang…bukankah meratapi kematian seseorang termasuk dalam salah satu kekufuran ???
jelas sudah..jalaludin rahmat ?????????!!!!!!
ulama juga bukan…ahli hadist juga bukan…………seorang syiah ??? mungkin…kemungkinan besar…!!!
ah dasar SYI’AH…MUSUH UMAT ISLAM..!!!
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Akhii di FORSAN yang dirahmati Allah….
Syukron atas penjelasan di atas, tapi ana masih ada pertanyaan, tolong di jelaskan…. Apakah ada kaitannya/hubungannya anatara ‘asyura ( 10 Muharram ) dengan kisah Nabi Musa, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Yunus dan lain-lain…? Tolong sebutkan dalilnya kalau ada. trimakasih….. Wassalam
forsan salaf (author: kalau menurut saya acara asyuro sudah sesuai hanya saja itu dri individu nya jadi apabla ada syiah yang mengadakan asyuro dengan melukai tubuhnya itu haram karena peimimpin tertinggi iran telah mengharamkan seperti hanya saja itu individu2 yang masih awam
@ 455394f:
berarti anda sama dengan kita ahlis sunnah mengenang syd husein bukan dengan cara2 org persia,tlg mas nasehati temen2 nt jgn meniru org2 persi.
pertanyaannya: pemimpin tertinggi iran mulai kapan mengharamkan ? dan kenapa mullah2 sblm nya tdk mengharamkan? apa baru sekarang mengetahui hukum nya haram ? atau fatwa itu dari anda sndri ?
aladin:
mas afwan ana tidak tempatnya untuk menasegai karena ana adalah seorang yang awam.tp ana usaha untuk mengingatkan agar mereka mejadi syiah2 yang benar
untuk pemimpin tertinggi iran,antum harus memaka kacamata anti kefanatikan soalnya perkataan ulama’2 iran mulai dahulu melarang dengan melukai badan lihat buku fatwa2 pemimpin tertinggi iran
forsan salaf afwan ana mau comment sedikit akhina forsan yang saya hormati sekiranya team forsan menegur para commenator agar berkata yang akhlaq karena kami di forsan bukan mencari pertengkaran argumen akan tetapi kami mencari kebenaran yang haqiqi,tetapi sekarang banak comenator yang seakan mengajak kita agar untuk berdebat argumen bukan untuk mencari kebenaran
masykur
@ all pengunjung, mohon dalam memberikan komentar secara ilmiah dan dengan kepala dingin, bukan menjatuhkan orang lain tapi memberikan arahan menuju kebenaran agar website ini menjadi fasilitator diskusi ilmiah bukan ajang debat. Terima kasih.
@Team Forsan yang terhormat:
jadi menurut anda, jika kita menangisi dan bersedih di hari syahid nya Al husain,itu dianggap salah atau tidak ? dan al afu, ana bisa minta sanad dan matan nya dari hadist2 yang anti buat di atas ? Bukan nya saya tidak percaya, tapi adist sendiri, dibukukan,tidak kurang dari 2 abad setelah Rosulullah Meninggal, selama 200 tahun itu, … banyak sekali yang berubah.
Menrut saya, lebih baek, Team Forsan mencari tau dulu siapa Imam husain, bagaiman Imam Husain bisa terbunuh bersama 73 anggota keluarganya, bagaiman Imam Husain bisa di bantai OLEH ORANG2 YANG MENGAKU ISLAM ?? pelajar itu dulu, barulah anda membuat catatan, karena jika catatan anda ini salah, anda kaan mempertanggung jawabkan nya di depan semua Ahlul Bait, anda baca saja dulu buku2 imam husain, dan insya Allah, saya bisa pastikan bahwa, anda akan menangis bersedih, jika didalam hati kita masih mempunyai kecintaan kepada mereka Ahlul BAit, Afwan
455394f:
oke dech………..tlg tampilin fatwa2 dari ulama iran yg mengharamkan ritual asyuro’ dg memukul atau melukai diri nya ?????
@ sayyidah, anda ini udah baca artikel di atas beserta komentar2 yang masuk dengan seksama atau tidak ??? keliatannya anda gak memahami ama isi artikel, baca lagi n baca terus baru komentar anda udah ketinggalan jauh klo tanya seperti itu.
gak usah bahas hadits dah, wong anda baca aja gak paham pake bahas hadits segala…
sekali lagi baca n baca n baca terus………
Imam Husein as dan syi’ahnya saat peristiwa Asyura di Karbala melakasanakan puasa Asyura ga yah?
Salamun ala man ittaba’al huda.
Saya hanya ingin memberi penambahan wawasan berdasarkan dalil-dalil dari kedua pihak agar seimbang pembahasannya, mengenai : Puasa Asyura’ itu sunnah atau bid’ah ?? Buktikan dengan dalil2nya !!
—–
Kita semua sudah membaca dan membahas dalil-dalil dari pihak sunni, untuk itu dibawah ini saya berikan dalil-dalil dari pihak syiah, silahkan untuk dibahas.
1. Dalam kitab diriwayatkan ath-Thusi dalam “Tahdziibu al-Ahkaam”; 4/299, “al-Ibtishaar”; 2/134 :
يروي عن أبي عبد الله عليه السلام عن أبيه أن علياً عليهما السلام قال : صوموا العاشوراء-هكذا- التاسع والعاشر فإنه يكفر ذنوب سنة
Lakukanlah puasa Hari Asyura’ pada tanggal sembilan dan sepuluh, sebab itu dapat menghapuskan dosa-dosa selama satu tahun.
2. Diriwayatkan dari Abu al-Hasan a.s :
وروى عن أبي الحسن عليه السلام أنه قال: صام رسول الله صلى عليه وآله وسلم يوم عاشوراء
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa ‘alaih berpuasa pada Hari Asyura’
3. Di dalam “Tahdziib al-Ahkaam; 3/300. “Al-Ibtishaar; 2/134 :
وروى عن جعفر عن أبيه عليه السلام أنه قال:صيام يوم عاشوراء كفارة سنة
Puasa Hari Asyura’ dapat menghapuskan (dosa-dosa) setahun.
@ kasralsanam: Iye trus Imam Husein as puasa jg ga saat 9 atw 10 Muharram di Karbala ? Atw pd saat peristiwa tsb Imam Husen as menyinggung2x masalah puasa Asyura kpd para syi’ahnya atw kpd para mushnya ga ?. Secara diakan cucu Nabi SAW pasti tahu sunnah Nabi SAW kan.
nangis buat cucu rasul aja pada perhitungan lo…di yinggal pacar aja nangisx minta ampun.emg apaan yg dah di dpt dr dy..pi nangisin penghulu pemuda di sorga aja pake dalil segala yg lo minta….mikir pake otak…
syi’ah bukan g punya dalil yg lo minta tp mereka malez ngasih tw lo pada..cz pada bebel semua otaknye…
af1 ye
@Kiryu:
Eh Bang!! yang bahas nangisnya siapa???? baca dulu dunk.. catatannya & commentnya!! jangan asal ceplas ceplos kayak kambing!! kalo ada dalil, mana ???? dasar syiah banyak ngomong!!
Assalamua’laikum wbt
kepada saudaraku seislam sekalian. berakhlak lah kita dlm mencari kebenaran!!! krn akhlak sesama muslim lebih dituntut (ikram muslimin).
kepada yg alim (mempunyai pengetahuan dan diberi faham agama) jdlah anda seperti awan yg membawa hujan..krn awan pergi kepada semua jenis tanah dan menurunkan hujan yg dpt diambil manfaat oleh makhluk dibumi. jgnlah kalian menjadi seperti perigi (telaga air) yg hanya menunggu org dtg mengambil air. inilah perumpamaan yg org2 alim buat utk mereka yg bergelar ulama…kalian perlu jumpa ummat utk ajar ummat tentang agama, bukan menunggu ummat datang..walaupon ada yg dtg…yg dtg itu sudah pasti yg ada kemahuan pada agama…tetapi yg x ada kemahuan pd agama siapa mahu ajarkan??
janganlah kalian bergaduh hnya disebatkan perkara2 furu’.
dlm hal ehwal dunia pn begitu bnyak khilaf, inikan agama yg begitu luas..dan hanya org yg diberi kefahaman oleh ALLAH akan faham mengikut kehendak ALLAH dan Rasul.
misalnya perkataan ‘balance’; kalau diberi kepada seorang akauntan, balance bermaksud baki. kalau diberi kepada seorg engineer kereta, balance bermaksud balance body kereta atau tayar kereta, kalau diberi kepada seorang arkitek, balance bermaksud kestabilan bangunan, kalau diberi kepada seorang penari ballet, balance bermaksud menstabilkan badan….
saudaraku,
ALLAH sengaja wujudkan khilaf dikalangan ulama agar setiap inci sunnah Nabi saw itu hidup sehingga hari kiamat, contonhya isu qunut: dalam mazhab syafie org berqunut, manakala dalam mazhab hanafi org x berqunut, tetapi dua2 mazhab ada hujjah masing2.
seandainya semua ummat hanya ikut mazhab syafie, maka satu sunnah telah luput dr muka bumi iaitu tidak berqunut, manakala seandainya semua ummat ikut mazhab hanafi, maka satu sunnah telah luput dr muka bumi iaitu berqunut.
dalam hadis ada Nabi berqunut dan dalam hadis juga ada Nabi x berqunut..bukankanh itu semua sunnah Nabi..dan ALLAH telah pelihara sunnah Nabi utk kekal sehingga kiamat. itulah maksud “rahmatan lil a’lamin”…rahmat utk sekelian alam sehingga kiamat..sedangkan jasad Nabi sudah tidak ada..tetapi setiap inci kehidupan Nabi ALLAH hidupkan sehingga hari kiamat agar agama ini terus bersinar di muka bumi.
wallahua’lam.
Udeh 2 minggu lebih mana nih jawaban bwt gw?! Jd ada 2 kemungkinan:
1. Imam Husein as & org Islam saat itu, tahu sunnah Nabi SAW, tp mereka tdk menjalankannya saat syahid di Karbala.
2. Emang puasa Asyura itu ga ada sblm syahidnya beliau as.
@ nomad, emangnya kesunahan itu didasarkan pada perbuatan syd Husein atau dari hadits Nabi ? n klo pun syd Husein tidak berpuasa itu gak masalah mas, karena hukumnya sunnah bukan wajib, tapi klo riwayat hadits kesunahan puasa Asyura’ dibatalkan karena syd Husein tidak puasa, itu tidak ilmiah namanya.
Sebenarnya orang syi’ah gak mau puasa pun gak ada masalah, tapi klo menyatakan puasa Asyura’ sebagai hari rayanya Yazid itu namanya orang bodoh yang tidak berdasar sama sekali.
@ nomad :
yang pasti syd husein ini selalu mengikuti jalan kakeknya muhammad bin abdillah s.a.w. adapun klo imam husen tdk puasa di hari tersebut mgkn beliau ada udzur ataupun yg lainnya,gak mgknlah cucu nabi gak mengerjakan ajaran kakeknya,imam husein itu ibaratnya tuan rumah dlm mslh syari’at,masa tuan rumah gak tau isi rumah nya ….. ?
klo asyuro’ adalah hari raya yazid,gak pernah ada di kitab mas,jangan2 ini cuma bualan orang syi’ah krn benci kpd yazid ??????????? kita juga benci,tapi gak pernah menyalahgunakan syari’at……
maka nya sebelum comment teliti dulu jangan cuma baca buku2 atau cuma dengar2 aja.
@fadhil : saya setuju dg anda,namun maaf mas,perbedaan kita dg syi’ah bkn pada furu’ tapi npada usuluddin.coba aja syi’ah suruh nunjukin rukun iman nya ??????????
Utk Elfasi & Aldin :
Kalian berpendapat bhw Imam Husen as tahu sunnah Nabi SAW ttg puasa Asyura, tp tdk melaksanakannya krn ada uzur. Tp itu msh berupa asumsi yg perlu kalian buktikan dgn riwayat yg valid. Pada saat pertempuran Karbala ada tdk riwayat Imam Husen as yg mengatakan kpd para syi’ahnya atw kpd musuhnya bhw hari tsb adl hari suka cita, hari para nabi as diberi pertolongan oleh Allah SWT & disunnahkan puasa?
Saya tunggu.
menurut pendapat saya memukuli at tidakny itu bs di kebelakangkan mungkin(dan memang trlalu brlbihan kl sampai melukai anggota badan)tp ada satu yg saya penasaran..knp kl bnyak riwayat yg mmbnarkan kjadian itu,kita(trmasuk saya mngkin)melupakan kjadian yg tragis itu(apalagi ini trjadi pd cucu rosul yg beliu bgitu mncintainya(bhkan rosulpun meratapi kmatian cucuny trsbut,kita saja ktika ada sdr kita yg trbunuh stidaknya pasti ada perasaan brsdih dan mratapi”,,yg kdua..mau syi’ah itu sndiri yg mbunuh at bukan yg jelas mreka tgelah berani mmbunuh sekaligus menghina harkat dan martabat rosulullah Saaw”sdikitnya saya merasa trcengan ktika ada umat yg brani membantai klrga rosul yg allah cintai krna kan allah mencintai yg dicintai rosul dan membenci yg di benci rosul
anehhh jg ya…kok kl memang org2 syiah ini mengajarkan ajaran yg di bawa oleh para kturunan rosulny,,knp mesti di salahkan,,para sahabat adakah org dekat nabi..tapi saya pikir cu2 nabi lbih dekat dng kakaeny sndiri
he..he..hahah…,,yg jelas saya sj bru mengetahui tragedi ini merasa brkabung atas kematian cu2 rosul ini,,”YA ALLAH LA’NATLAH ORG2YG MEMBANTAINYA DAN LA’NATLAH ORG YG MERIDHOI NY,,krn trnyata rosulmu begitu tersakiti hatinya….”Inalilahi wa inailaihirodji’un
revisi ada salah ktikan””anehhh jg ya…kok kl memang org2 syiah ini mengajarkan ajaran yg di bawa oleh para kturunan rosulny,,knp mesti di salahkan,,para sahabat adalah org dekat nabi..tapi saya pikir cu2 nabi lbih dekat dng kakaeny sndiri
revisi ada salah ktikan””anehhh jg ya…kok kl memang org2 syiah ini mengajarkan ajaran yg di bawa oleh para kturunan rosulny,,knp mesti di salahkan,,para sahabat adalah org dekat nabi..tapi saya pikir cu2 nabi lbih dekat dng kakaeny sndiri
kok jadi pada ngabhas puasa…mana pmbahasan kematian cu2 nabiny?inikan yg di aniaya cu2 nabi(g bs dianggap enteng lho)…ryan sang penjagal aja begitu heboh dan mengerikan beritany,,,,kok kita2 kaya yg cuek2 z nich…cu2 nabi di aniaya
terakhir”masing2 dr anda2 ini memiliki hadis’t,mmiliki riwayat,sehingga mmbdakan dlm keyakinan tp sy kira prbedaan ini adalah simbol perstuan islam..sesama islam(brtuhankan allah,brnabikan Muhammad saaw)adalah saudara”krna musuh islamyg sebenarnya adalah AMERIKA &ISRAEL..yg notabene mencoba menghancurkan islam baik dr dlm ataupun luar,,ktika musuh2 islam ini mengetahui di dlm islam nya saling brtikai maka mreka brtpuk tangan krna gembira melihat kita(islam)bermusuhan,krn ktika kita (islam brtikai maka melemahkan kekuatan islam itu sendiri dan menguatak musuh2 islam untuk lbih dapat menghancurkan islam”jd pndapat saya wahai sdra2ku marilah kita brpegamg pd keyakinan kita msing2(sesuai dng ilmuny)dengan tekad nrsatu untuk memukul jatuh para musuh2 ALLAH….smoga kita semua ada dlm lindungan aallah SWT dlm melawan kedzaliman yg trjadi di muka bumi ini(dlm wilayah allah)”’ALLAHUAKBAR”””MAMPUS..MAMPUS AMERIKA,MAMPUS..MAMPUS ISRAEL,MENANG..MENANG PALESTINA,JAYA..JAYALAH ISLAM
terakhir”masing2 dr anda2 ini memiliki hadis’t,mmiliki riwayat,sehingga mmbdakan dlm keyakinan tp sy kira prbedaan ini adalah simbol perstuan islam..sesama islam(brtuhankan allah,brnabikan Muhammad saaw)adalah saudara”krna musuh islamyg sebenarnya adalah AMERIKA &ISRAEL..yg notabene mencoba menghancurkan islam baik dr dlm ataupun luar,,ktika musuh2 islam ini mengetahui di dlm islam nya saling brtikai maka mreka brtpuk tangan krna gembira melihat kita(islam)bermusuhan,krn ktika kita (islam brtikai maka melemahkan kekuatan islam itu sendiri dan menguatak musuh2 islam untuk lbih dapat menghancurkan islam”jd pndapat saya wahai sdra2ku marilah kita brpegamg pd keyakinan kita msing2(sesuai dng ilmuny)dengan tekad nrsatu untuk memukul jatuh para musuh2 ALLAH….smoga kita semua ada dlm lindungan aallah SWT dlm melawan kedzaliman yg trjadi di muka bumi ini(dlm wilayah allah)”’ALLAHUAKBAR”””MAMPUS..MAMPUS AMERIKA,MAMPUS..MAMPUS ISRAEL,MENANG..MENANG PALESTINA,JAYA..JAYALAH ISLAM
Saya gak sempat baca semuax,tapi ana liat dialog ini asyik dan ilmiah banget.setelah saya baca bagian2 yg akhir ,saya bisa simpulkan
@nomad : di dalam syari’at islam semua sumber hukum merujuk kepada alqur’an,hadist,ijma’ n qiyas.jadi gak bisa kita sandarkan suatu hukum kepada seorang sahabat krn mereka bkn musyarri’.kecuali jika sahabat melakukan sesuatu,sedangkan sesuatu tsb tdk ada nash n tdk dilakukan oleh nabi,baru kita ambil karena mereka tdk melakukan sesuatu kcuali bersumber dari nabi.adapun masalah puasa dalilnya diatas sangat jelas kesunnahannya,jadi gak perlu lagi kita menunggu imam husen puasa apa gak.klo imam husen tiap hari sholat 1000 roka’at,apa anda mau melaksanakan seperti sang imam ????????????????
Saya gak sempat baca semuax,tapi ana liat dialog ini asyik dan ilmiah banget.setelah saya baca bagian2 yg akhir ,saya bisa simpulkan
@nomad : di dalam syari’at islam semua sumber hukum merujuk kepada alqur’an,hadist,ijma’ n qiyas.jadi gak bisa kita sandarkan suatu hukum kepada seorang sahabat krn mereka bkn musyarri’.kecuali jika sahabat melakukan sesuatu,sedangkan sesuatu tsb tdk ada nash n tdk dilakukan oleh nabi,baru kita ambil karena mereka tdk melakukan sesuatu kcuali bersumber dari nabi.adapun masalah puasa dalilnya diatas sangat jelas kesunnahannya,jadi gak perlu lagi kita menunggu imam husen puasa apa gak.klo imam husen tiap hari sholat 1000 roka’at,apa anda mau melaksanakan seperti sang imam ????????????????
@ all pengunjung, Sebenarnya ane udah males komentar.. tapi untuk melengkapi komentar mas elfasi, maka ane ikutan juga, orang2 syiah klo udah kehabisan amunisi (bahan2 diskusi) ngelantur jadinya, panjang lebar omongannya gak ada arahnya.
@ nomad & indri, anda masih bersikukuh bahwa tidak ada kesunahan puasa Asyura’, anda menganggap hadits2 itu hanya rekayasa dan syd Husein tidak berpuasa.
Bacalah koment kami dibawah ini !!
1. Syaari’ (yang menentukan hukum) adalah Allah dan Rasul, selainnya adalah mengikuti syari’at (ketentuan hukum). Oleh karena itu, setiap hal yang wajib, sunnah, haram dan makruh harus berdasarkan ketentuan Allah dan Rasul.
2. Ana bawakan riwayat dalam kitab syi’ah seperti kitab al-Istibshor juz 2 hal 134 akan kesunahan puasa Asyura’, dan tolong tanyakan kepada ustad2 syi’ah supaya dapat menjawab.
• Riwayat syd Ali yang memerintahkan untuk puasa :
يروي عن أبي عبد الله عليه السلام عن أبيه أن علياً عليهما السلام قال : صوموا العاشوراء-هكذا- التاسع والعاشر فإنه يكفر ذنوب سنة
Diriwayatkan dari Abi Abdillah dari ayahnya, bahwasanya syd Ali as berkata : “berpuasalah kalian Asyura’ tanggal 9 dan 10 Dzulhijjah, karena (puasa itu) bisa menebus dosa satu tahun.”
• Riwayat Abul Hasan :
عنه عن يعقوب عن يزيد عن ابي همام عن أبي الحسن عليه السلام قال : صام رسول الله صلى الله عليه وآله يوم عاشوراء
Diriwayatkan dari ABil Hasan, berkata : “ Rasulullah SAW berpuasa di hari Asyura’ ”
• Riwayat dari Jakfar dari ayahnya :
عن جعفر عن أبيه عليه السلام قال : صيام يوم عاشوراء كفارة سنة
Diriwayatkan dari Jakfar dari ayahnya, berkata : “Puasa di hari Asyura’ menebus dosa satu tahun”
Kami sertakan scan kitabnya, klik disini
Namun, dalam kitab itu sendiri, disebutkan riwayat2 dari selain Imam Ali yang bertentangan dengan riwayat syd Ali.
• Riwayat Najiyah bin Harits
حدثني نجية بن الحارث العطار قال : سألت ابا جعفر عليه السلام عن صوم يوم عاشوراء ؟ فقال : صوم متروك بنزول شهر رمضان والمتروك بدعة، قال نجية : فسألت ابا عبد الله عليه السلام عن ذلك من بعد ابيه فأجابني بمثل جواب ابيه ثم قال : اما انه صيام يوم ما نزل به كتاب ولا جرت به سنة الا سنة آل زياد بقتل الحسين عليه السلام
Berkata Najiyah bin Harits al-Atthar, “ aku bertanya kepada Aba Jakfar as tentang puasa hari Asyura’, beliau menjawab : ” puasa yang ditinggalkan dengan turunnya bulan Ramadhan, dan perkara yang ditinggalkan adalah bid’ah”, berkata Najiyah “ aku bertanya kepada Abu Abdillah tentang itu juga (puasa Asyura’) setelah bertanya kepada ayahnya, maka beliau menjawab dengan jawaban seperti ayahnya lalu berkata “ Ketahuilah, itu adalah puasa hari yang tidak ada tuntunan dari ayat al-Qur’an dan tidak ada juga dari hadits kecuali kesunahan dari keluarga Ziyad sebab membunuh syd Husein ”
• Riwayat Zurarah
حدثنا عبيد بن زرارة قال : سمعت زرارة يسأل ابا عبد الله عليه السلام عن صيام يوم عاشوراء ؟ فقال : من صامه كان حظه من صيام ذلك اليوم حظ ابن مرجانة وآل زياد ، قال : قلت وما حظهم من ذلك اليوم ؟ قال : النار
Berkata Ubaid bin Zurarah, “ aku mendengar Zurarah bertanya kepada Aba Abdillah tentang puasa Asyura’ ?, maka beliau menjawab :” barang siapa berpuasa (Asyura’), maka bagiannya (yang ia dapatkan) dari hari itu bagian (yang didapatkan) oleh Ibn Murjanah dan keluarga Ziyad “, lalu berkata, aku bertanya lagi :” apa bagian mereka ?, maka beliau menjawab : “ neraka”.
Kami sertakan scan kitabnya, klik disini
Kejanggalan2 yang muncul :
a. Adakah para Imam setelah syd Ali seperti syd Husein menentang riwayat syd Ali dan membuat riwayat2 baru ?
b. Bukankah riwayat syd Ali lebih awal daripada riwayat yang setelahnya dan ada sebelum pembunuhan syd Husein ?
c. Siapakah yang memalsukan riwayat2 setelah beliau akan rekayasa puasa Asyura’ atas nama ahlul bait ?.
Karena inilah, forsansalaf menjelaskan dengan gamblang agar kita tidak tertipu dengan propaganda cinta ahlil bait tapi memutar balikkan fakta.
@ all pengunjung, Sebenarnya ane udah males komentar.. tapi untuk melengkapi komentar mas elfasi, maka ane ikutan juga, orang2 syiah klo udah kehabisan amunisi (bahan2 diskusi) ngelantur jadinya, panjang lebar omongannya gak ada arahnya.
@ nomad & indri, anda masih bersikukuh bahwa tidak ada kesunahan puasa Asyura’, anda menganggap hadits2 itu hanya rekayasa dan syd Husein tidak berpuasa.
Bacalah koment kami dibawah ini !!
1. Syaari’ (yang menentukan hukum) adalah Allah dan Rasul, selainnya adalah mengikuti syari’at (ketentuan hukum). Oleh karena itu, setiap hal yang wajib, sunnah, haram dan makruh harus berdasarkan ketentuan Allah dan Rasul.
2. Ana bawakan riwayat dalam kitab syi’ah seperti kitab al-Istibshor juz 2 hal 134 akan kesunahan puasa Asyura’, dan tolong tanyakan kepada ustad2 syi’ah supaya dapat menjawab.
• Riwayat syd Ali yang memerintahkan untuk puasa :
يروي عن أبي عبد الله عليه السلام عن أبيه أن علياً عليهما السلام قال : صوموا العاشوراء-هكذا- التاسع والعاشر فإنه يكفر ذنوب سنة
Diriwayatkan dari Abi Abdillah dari ayahnya, bahwasanya syd Ali as berkata : “berpuasalah kalian Asyura’ tanggal 9 dan 10 Dzulhijjah, karena (puasa itu) bisa menebus dosa satu tahun.”
• Riwayat Abul Hasan :
عنه عن يعقوب عن يزيد عن ابي همام عن أبي الحسن عليه السلام قال : صام رسول الله صلى الله عليه وآله يوم عاشوراء
Diriwayatkan dari ABil Hasan, berkata : “ Rasulullah SAW berpuasa di hari Asyura’ ”
• Riwayat dari Jakfar dari ayahnya :
عن جعفر عن أبيه عليه السلام قال : صيام يوم عاشوراء كفارة سنة
Diriwayatkan dari Jakfar dari ayahnya, berkata : “Puasa di hari Asyura’ menebus dosa satu tahun”
Kami sertakan scan kitabnya, klik disini
Namun, dalam kitab itu sendiri, disebutkan riwayat2 dari selain Imam Ali yang bertentangan dengan riwayat syd Ali.
• Riwayat Najiyah bin Harits
حدثني نجية بن الحارث العطار قال : سألت ابا جعفر عليه السلام عن صوم يوم عاشوراء ؟ فقال : صوم متروك بنزول شهر رمضان والمتروك بدعة، قال نجية : فسألت ابا عبد الله عليه السلام عن ذلك من بعد ابيه فأجابني بمثل جواب ابيه ثم قال : اما انه صيام يوم ما نزل به كتاب ولا جرت به سنة الا سنة آل زياد بقتل الحسين عليه السلام
Berkata Najiyah bin Harits al-Atthar, “ aku bertanya kepada Aba Jakfar as tentang puasa hari Asyura’, beliau menjawab : ” puasa yang ditinggalkan dengan turunnya bulan Ramadhan, dan perkara yang ditinggalkan adalah bid’ah”, berkata Najiyah “ aku bertanya kepada Abu Abdillah tentang itu juga (puasa Asyura’) setelah bertanya kepada ayahnya, maka beliau menjawab dengan jawaban seperti ayahnya lalu berkata “ Ketahuilah, itu adalah puasa hari yang tidak ada tuntunan dari ayat al-Qur’an dan tidak ada juga dari hadits kecuali kesunahan dari keluarga Ziyad sebab membunuh syd Husein ”
• Riwayat Zurarah
حدثنا عبيد بن زرارة قال : سمعت زرارة يسأل ابا عبد الله عليه السلام عن صيام يوم عاشوراء ؟ فقال : من صامه كان حظه من صيام ذلك اليوم حظ ابن مرجانة وآل زياد ، قال : قلت وما حظهم من ذلك اليوم ؟ قال : النار
Berkata Ubaid bin Zurarah, “ aku mendengar Zurarah bertanya kepada Aba Abdillah tentang puasa Asyura’ ?, maka beliau menjawab :” barang siapa berpuasa (Asyura’), maka bagiannya (yang ia dapatkan) dari hari itu bagian (yang didapatkan) oleh Ibn Murjanah dan keluarga Ziyad “, lalu berkata, aku bertanya lagi :” apa bagian mereka ?, maka beliau menjawab : “ neraka”.
Kami sertakan scan kitabnya, klik disini
Kejanggalan2 yang muncul :
a. Adakah para Imam setelah syd Ali seperti syd Husein menentang riwayat syd Ali dan membuat riwayat2 baru ?
b. Bukankah riwayat syd Ali lebih awal daripada riwayat yang setelahnya dan ada sebelum pembunuhan syd Husein ?
c. Siapakah yang memalsukan riwayat2 setelah beliau akan rekayasa puasa Asyura’ atas nama ahlul bait ?.
Karena inilah, forsansalaf menjelaskan dengan gamblang agar kita tidak tertipu dengan propaganda cinta ahlil bait tapi memutar balikkan fakta.
gak usah debat atau saling hujat deh….
semua tahu bahwa Imam Husain a.s terbunuh dan dipenggal beserta keluarga (termasuk yang baru berusia beberapa bulan_) dan pengikutnya yang setia pada tanggal `10 Muharram…nah terserah antum semua…yang mau bersedih akan terbunuhnya cucu Rasulullah silahkan….yang menganggap hari tersebut adalah hari bergembira, ya silahkan…
gak usah debat atau saling hujat deh….
semua tahu bahwa Imam Husain a.s terbunuh dan dipenggal beserta keluarga (termasuk yang baru berusia beberapa bulan_) dan pengikutnya yang setia pada tanggal `10 Muharram…nah terserah antum semua…yang mau bersedih akan terbunuhnya cucu Rasulullah silahkan….yang menganggap hari tersebut adalah hari bergembira, ya silahkan…
untuk muhibin sdrku,..mnurut anda Syaari’ (yang menentukan hukum) adalah Allah dan Rasul, selainnya adalah mengikuti syari’at (ketentuan hukum). Oleh karena itu, setiap hal yang wajib, sunnah, haram dan makruh harus berdasarkan ktntuan allah dan rosul”prtanyaan sy:kl Rosul brkata “Aku adalah Husein dan Husein adalah aku,siapa yang memusuhinya maka ak memusuhinya dan siapa yg mencintainya maka aku mencintainy karena Husein adalah bagian dari aku”,lalu apa yg hndak kita cerna kalau Rosul brsikap dmikian,,.tp terlepas dari itu smua knp anda membahas puasa trus?trus knp puasa yg anda bahas puasa dzulhizah?kita kan lg ngabahas muharram,,dan apakah tdk terbsit kesedihan dlm diri anda peristiwa tragis yg menimpa cucu rosul anda sndiri?yg jelas2 rosul begitu mencintainya?
@ ali, jika anda tidak mampu untuk menjawab jangan ikutan komentar tapi ajak ustad2 syiah anda untuk berdiskusi di sini.
jangan memaksakan diri untuk diskusi tambah keliatan bodohnya….
emang siapa yang bilang klo hari Asyura’ adalah hari bergembira atas kematiannya syd Husein, namun tidak benar jika dikatakan hari itu sebagai hari berkabung karena tidak ada dalil sama sekali. Adapun jika anda bersedih di hari itu hingga meneteskan air mata, maka tidak ada salahnya selama dengan cara2 yang tidak melanggar aturan syari’at seperti melukai diri, dan juga tidak menghilangkan kesunahan puasa Asyura’ apalagi menganggapnya sebagai bentuk perayaan kemenangan Yazid atas syd Husein.
@ indri : anda ini cuma tau potongan hadist tp gak tau maksudnya.husen adlh aku , aku adlh husen dan barang siapa yg mengganggu husen berarti menggangguku.apa hubungan nya hadist iniu dg puasa asyyuro’ ????
sblmnya diatas kan prnh di singgung,siapa sih yang gak sedih dg kematian sang imam ? mngkn org munafiq aja yg g sedih.namun kesedihan yg ditunjukkan oleh syi’ah dg memukul2 badan n melukai kepala inilah yg tdk diajarkan oleh oleh imam husen,tp diajarkan oleh yahudi.
ana mau tanya,syd ali meninggal dlm keadaan tragis dan dibunuh juga.tp apakah imam husen mengenang kematian ayah nya ???? klo emang mengenang,apa spt cara nya orang syi’ah dg memukul2 dan melukai badan ?????
asal muasal ajaran syiah adalah dari Abdullah bin Saba (orang yahudi)
Ajaran syi’ah intinya adalah pengkambing hitaman yang mengatas namakan ahlil bait.
Orang syi’ah ini kalo memang mau tau tentang syi’ah itu bacaen 4kitan rujukan mereka(orang syi’ah) itu
1.Al Kaafi
2.Al Istibshor
3.Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih
4.At Tahdziib
inilah kitab2 rujukan daripada kitab orang-orang syi’ah
Dan berkatalah As_Sayyid Ja’far Ash-Shodiq untuk orang-orang syi;ah:
Kalau aku menjadi pemimpin aku jadi presiden aku jadi gubernur aku punya tentara aku akan mendekatkan diri kepada Allah S.W.T dengan darah-darahnya orang yang membenci Sayyidinia Abu-Bakar Ash-Shiddiq R.a dan Sayyidinia ‘Umar R.a darahnya akan aku alirkan( yaitu orang yang membenci Sahabat”Sayyidinia Abu-Bakar Ash-Shiddiq R.a dan Sayyidinia ‘Umar R.a” siapakah itu ya itu orang syi’ah)
Sadarlah yaa ihkwani…
Rasulullah menagis ngeliat kelakuannya antum-antum yang seperti ini,tobatlah………….!
asal muasal ajaran syiah adalah dari Abdullah bin Saba (orang yahudi)
Ajaran syi’ah intinya adalah pengkambing hitaman yang mengatas namakan ahlil bait.
Orang syi’ah ini kalo memang mau tau tentang syi’ah itu bacaen 4kitan rujukan mereka(orang syi’ah) itu
1.Al Kaafi
2.Al Istibshor
3.Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih
4.At Tahdziib
inilah kitab2 rujukan daripada kitab orang-orang syi’ah
Dan berkatalah As_Sayyid Ja’far Ash-Shodiq untuk orang-orang syi;ah:
Kalau aku menjadi pemimpin aku jadi presiden aku jadi gubernur aku punya tentara aku akan mendekatkan diri kepada Allah S.W.T dengan darah-darahnya orang yang membenci Sayyidinia Abu-Bakar Ash-Shiddiq R.a dan Sayyidinia ‘Umar R.a darahnya akan aku alirkan( yaitu orang yang membenci Sahabat”Sayyidinia Abu-Bakar Ash-Shiddiq R.a dan Sayyidinia ‘Umar R.a” siapakah itu ya itu orang syi’ah)
Sadarlah yaa ihkwani…
Rasulullah menagis ngeliat kelakuannya antum-antum yang seperti ini,tobatlah………….!
@indri:untuk muhibin sdrku,..mnurut anda Syaari’ (yang menentukan hukum) adalah Allah dan Rasul, selainnya adalah mengikuti syari’at (ketentuan hukum). Oleh karena itu, setiap hal yang wajib, sunnah, haram dan makruh harus berdasarkan ktntuan allah dan rosul”prtanyaan sy:kl Rosul brkata “Aku adalah Husein dan Husein adalah aku,siapa yang memusuhinya maka ak memusuhinya dan siapa yg mencintainya maka aku mencintainy karena Husein adalah bagian dari aku”,lalu apa yg hndak kita cerna kalau Rosul brsikap dmikian,,.tp terlepas dari itu smua knp anda membahas puasa trus?trus knp puasa yg anda bahas puasa dzulhizah?kita kan lg ngabahas muharram,,dan apakah tdk terbsit kesedihan dlm diri anda peristiwa tragis yg menimpa cucu rosul anda sndiri?yg jelas2 rosul begitu mencintainya?(ini kan testimoninya antum)
sekarang ana mau nanyak sama antum,diajarannya sayyidina ‘Ali yang mana yang menunjukkan bahwa sahabat nabi itu murtad…?
apa perlu ana bongkar semua kebusukan daripada kitab al-kaafi dan seluruh kitab rujukannya antum disini…?
kalo antum mau ntar ana beberkan semuanya…
ana g softoh,jangan maen2 antum sama ana,ana g terima sahabat nabi dihina seperti itu….
Persamaan Syiah dengan Yahudi
11 01 2008
Diantara kelompok-kelompok yang sangat menyerupai kesesatan-kesesatan yahudi adalah Syi’ah Rafidhah. Mereka telah berani merubah al-Qur’an, menghina para shahabat Nabi, bahkan berdusta atas nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam dengan cara membuat hadits-hadits palsu. Dan para ulama telah mencatat ada banyak kesamaan antara ajaran Syi’ah (Imamiyah/Rafidhah) dengan agama Yahudi, di antaranya:
1. Agama Yahudi mengatakan, tidak sah kerajaan kecuali pada keturunan Daud Alaihissalaam. Dan agama Syi’ah mengatakan, tidak sah kepemimpinan kecuali pada keturunan Ali Radhiyallahu ‘Anhu.
2. Agama Yahudi mengatakan, tidak ada jihad fi sabilillah sampai bangkitnya Dajjal dan turun pedang dari langit. Dan agama Syi’ah mengatakan, tidak ada jihad fi sabilillah sampai muncul Al Mahdi dan terdengar suara memanggil dari langit.
3. Agama Yahudi menunda sembayang sampai munculnya bintang. Dan agama Syi’ah menunda Maghrib sampai munculnya bintang.
4. Orang-orang Yahudi merubah Taurat dan Syi’ah merubah Al Qur’an.
5. Orang Yahudi memusuhi Jibril Alaihissalaam dan mengatakan dia adalah musuh kami dari kalangan Malaikat. Begitu pula kaum Syi’ah mengatakan Jibril Alaihissalaam keliru menyampaikan wahyu kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
SYI’AH AGAMA ANEH
Katanya mut’ah HALAL…….
Tapi aku mau mut’ah anakmu GAK BOLEHHH??
Katanya mut’ah halal banyak pahalanya……
Coba sebutkan nama2 perempuan yang pernah di mut’ah Imam Ali??GAK ADAAAA…….
Katanya Abu Bakar dan Umar telah menzalimi Imam Ali dengan merenggut paksa jabatan khalifah darinya???
Tapi kenapa Al Imam mau membaiat Abu Bakar dan Umar??
Kenapa Al Imam mau menjadi Qadhi di masa Umar??
Kenapa beliau tidak membongkar kubur keduanya dari sisi Rasulullah ketika dia berkuasa???
Katanya Abu Bakar perampok Kekhalifahan,Umar begal kekuasaan,Usman koruptor dan nepotisme……..
Tapi siapakah orang yang menemani perjuangan Rasullah dengan darah dan airmata,putrinya menjadi istri tercinta Rasulullah???
SAYYIDUNA ABU BAKAR AS SHIDDIQ RA……..
Siapakah mertua Rasulullah yang mulham,zahid ????
SAYYIDUNA UMAR AL FARUQ RA……….
Siapakah yang terpilih menjadi menantu Nabi 2 kali…yang mana tidak ada manusia di muka bumi ini yang menikahi 2 putri nabi selain dia ??????
SAYYIDUNA USMAN ZUN NURAIN…….
DAN KALAU MEMANG SYIAH YANG BENAR,BERARTI RASULULLAH YANG SUDAH SALAH MEMILIH MERTUA DAN MENANTU…APAKAH ITU LAYAK DITUDUHKAN KEPADA AL MAKSHUM SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM?????????
Katanya menjunjung tinggi Sayidina Ali….ASADULLAH ALGHOLIB….HAYDAR BANI HASYIM…..
Tapi kenapa kekuasaan beliau di”rampas”????? beliau tidak mengangkat senjata seperti ketika memerangi Muawiyah??????
Kenapa ketika Sydh Fatimah Az zahra dizalimi oleh “Abu bakar dan Umar” beliau tidak melakukan perlawanan apapun???
Kalau sedemikian bencinya beliau kepada 2 sahabat mulia tersebut (yang oleh Khumaini dengan keji menyebutnya dengan SHANAMAY QURAYSY (DUA PATUNG SESEMBAHAN QURAISY)mengapa beliau masih mau menamakan anak2 nya dengan ABU BAKAR DAN UMAR???
Kalau memang membenci mereka adalah ajaran salaf Ba’alawi mengapa dalam rentetan nasab mereka begitu banyak bertaburan nama ABU BAKAR UMAR DAN USMAN………..
Katanya kitab pegangan setelah al Qur’an adalah Al Kafi…
Tapi ternyata oleh ulama syi’ah sendiri menyatakan AlKafi lebih banyak dhoif bahkan La ashla lahu nya daripada yang shahih????
ALHAMDULILLAH SEGALA PUJI BAGI ALLAH YANG TELAH MENYELAMATKAN AKU DARI AQIDAH ANEH INI……
SYIAH MENGATAKAN BAHWA QUR’AN MEREKA SAMA DENGAN QUR’AN YANG DIBACA OLEH AHLUS SUNNAH
Suatu ketika Khumaini ditanya tentang status salah seorang ulama mereka yang bernama ABUL HUSAIN MUHAMMAD TAQIYYUDIN AN NURI AT THIBRISY,maka Khumaini memujinya setinggi langit seraya menyarankan kaum syiah untuk membaca karya2nya
KETAHUILAH ULAMA INI LAH (AN NURI AT TIBRISHI) ADALAH ORANG YANG MENGARANG KITAB BERJUDUL “FASHLUL KHITAB FI ITSBAT TAHRIF KITAB RABBIL ARBAB” (FASLUL KHITAB TENTANG PENETAPAN BERUBAHNYA KITAB ALLAH RABBIL ARBAB)
SEKALI LAGI SYIAH AGAMA YANG ANEH……..
SYIAH MENGATAKAN BAHWA QUR’AN MEREKA SAMA DENGAN QUR’AN YANG DIBACA OLEH AHLUS SUNNAH
Suatu ketika Khumaini ditanya tentang status salah seorang ulama mereka yang bernama ABUL HUSAIN MUHAMMAD TAQIYYUDIN AN NURI AT THIBRISY,maka Khumaini memujinya setinggi langit seraya menyarankan kaum syiah untuk membaca karya2nya
KETAHUILAH ULAMA INI LAH (AN NURI AT TIBRISHI) ADALAH ORANG YANG MENGARANG KITAB BERJUDUL “FASHLUL KHITAB FI ITSBAT TAHRIF KITAB RABBIL ARBAB” (FASLUL KHITAB TENTANG PENETAPAN BERUBAHNYA KITAB ALLAH RABBIL ARBAB)
SEKALI LAGI SYIAH AGAMA YANG ANEH……..
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillah… web ini bagus sekali. Sebelum memberi comment untuk temanya, ane ingin memberikan saran untuk team forsan (buat jaga-jaga aja sih). Dari mata kuliah mengenai keamanan jaringan komputer terutama pada web, ane saranin team forsan membuat keamanan tambahan untuk keberadaan artikel2 berharga yang ada di sini. Saran ane sih cukup dengan membuat “back-up”pan seluruh web ini ke komputer lain. Jadi kalo ada hacker yang berniat jahat supaya dakwah islam yang benar ini menjadi hilang, akan bisa dicegah. Menurut ane ini cara tersederhananya, ‘afwan ane tidak akan panjang lebar membahas kemanan jaringan lagi.
Pada 2 januari yang lalu (malam minggu), ane ikut ta’lim bulanan bersama Guru ane Al Habib Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Qodir bil Fagih dari Malang di Masjid Al Bahri Jaktim. Ana takut nih sebenarnya mau ngasih comment disini, apalagi bawa-bawa nama guru ane lagi, takut ada yang salah ane pahami. Tolong dikoreksi bersama ya. Sedikit beliau (Al Habib Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Qodir bil Fagih) bahas tentang hari Asyuro ini, semoga bermanfaat. Tapi ini menurut yang ane dapat lo, dan pasti sangat kurang antara ilmu yang ana dapat dengan ilmu yang sebenarnya diberikan.
Kita tentunya telah mengetahui dan meyakini peristiwa-peristiwa agung apa saja yang terjadi di hari Asyuro. Dan kita pula mengetahui terjadinya Peristiwa Karbala, pun di hari Asyuro. Dengan dalil yang telah dipaparkan sebelumnya oleh para ustadz forsan, disunnahkan kita berpuasa pada hari ini dan satu hari sebelumnya atau sesudahnya. Tentu puasa yang kita lakukan sesuai dengan hadits Rasulullah saw dan ditambah lagi memang beberapa peristiwa agung yang telah Allah turunkan pada hari itu (namun kepada kaum syi’ah janganlah anda pahami bahwa peristiwa karbala adalah peristiwa agung di akidahnya para aswaja, sama sekali tidak demikian). Dengan semua peritiwa agung yang tejadi pada hari dimana telah Allah tentukan memang terjadi di Hari Asyuro itu, menjadikan Hari Asyuro ini adalah Hari yang Agung.
Kemudian kita sama-sama diperlihatkan kepada keagungan-Nya Dzat yang menciptakannya ini(hari Asyuro), bahwa hanya Dialah sejatinya Pemilik Keagungan dan Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu, tidak terkecuali atas Hari Asyuro ini. Allah dengan kekuasaan-Nya menyatukan peristiwa agung dengan peristiwa kesedihan dalam hari Asyuro agar kita sadar bahwa sesungguhnya yang agung itu sejatinya adalah Dzat yang menciptakan hari Asyuro itu, jadi bukan hari Asyuronya. Maka ingatlah Kebesaran Allah ketika kita berpuasa, melapangkan rezeki, dll yang disunnahkan di hari Asyuro ini. Dan semoga semakin menambah ma’rifat kita kepada Allah SWT bi barokatil yaumil Asyuro ini.
Adapun akidah aswaja diantaranya adalah mencintai Keluarga dan Anak Cucu Rasulullah saw dan para Sahabat Beliau saw yang semuanya diridhoi oleh Allah SWT (ada dalilnya loh kenapa sahabat digelari rodhiyallahu’anhu, tapi rasanya ane tidak pantas soalnya tahunya masih setengah-setengah. He..he.. Ana harap ustadz2 forsan bisa menjelaskannya kepada kita-kita yang awam ini). Adapun Yazid bin Mu’awiyyah bukanlah termasuk daripada sahabat Rasulullah saw (karena dia tidak bertemu dengan Rasulullah saw di masa hidup Rasulullah saw, ‘afwan tolong dikoreksi jika ane salah terkait dengan definisi siapa yang disebut sahabat Rasulullah saw itu dan Yazid bin Mu’awiyyahnya). Sedangkan ayahnya yaitu sydna Mu’awiyyah adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw dan juga juru tulisnya Rasulullah saw (bersama dengan sydn Zubair) yang ditunjuk secara khusus oleh Rasulullah saw sendiri, maka hati-hatilah wahai saudaraku (yang Syi’ah) dalam menilai para sahabat2 Rasulullah saw ini.
Udah dulu ye, ‘afwan nih kepanjangan comment-nya. Marilah kembaliii… wahai saudaraku yang syi’ah dan yang wahabiyah, kembalilah ke aswaja, lalu bersama-sama kita mencintai Allah swt, mencintai Rasulullah saw, keluarga serta sahabatnya saw dengan cara yang dicintai pula oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena niat yang baik saja tidaklah cukup tanpa mengetahui bagaimana melakukannya dengan cara yang baik pula.
Terakhir, sebetulnya nama ane iwan, tapi nama iwan sepertinya udah jadi jelek nih di web ini. Semoga saja nama iwan ini masih bisa diperbaiki di web yang mulia ini ya. He..he..
SHOLLU ‘ALA MUHAMMAD… ALLOHUMMA SHOLLI WA SALIM ‘ALAIH WA ‘ALA ALIH.
@elmuhibbin
sy melihat kebencian2 antum trhdp syiah luar biasa,sy melihat antum menilai syiah di sisi khilafiyah sj.pdhal banyak ajaran2 mereka yg pantas utk diikuti,
apalg anda menyamakan ajaran mereka sprti yahudi,ini sy anggap kelewat batas,
klu kita juga mengkritisi hadits2 dr ahlu sunnah ada jg hal2 yg bertentangan dg alquran n akal.sy sdikit mengkoreksi tulisan anda yg menyamakan syiah dg yahudi
1.masalah kepemimpinan
menurut sy syiah mermberikan dalil yg luar biasa trhdp mslh kepemimpinan,perbedaan ddgn sunni adlh mslh penafsiran,sy sbnrnya lebih condong membenarkan syiah dlm hal kepemimpinan baik scr dalil naqli maupun aqli mohon koreksi.(Q.albaqarah 124,almaidah 55-56dan bnyk lg yg lain)begitu jg dgn hadits yg banyak sekali berbicara mslh kepemimpinan.
kepemimpinan dgn penunjukan dr allah n rosul menuerut sy adalh yg paling masuk akal
2.jihad,skrg ini yg trmsk paling bnyak berjihad adlh orang2 syiah(hizbollah)
jd pernyataan anda tdk bisa diterima,klu itu maksd anda soal jihad
3.menunda sembahyang itu tafsiran anda,krn mereka jg bisa sj mengatakan ahlusunnah memajukan wkt sholat magrib,sy pikir mereka jg punya dalil yg kuat prihal tsb
4.Alquran,sampai skrg tdk terbukti mrk memiliki quran yg beda,dgn quran yg ada,lain dg injil atwpun taurat,jd anda terlalu melebih2kan atw anda memiliki quran versi mereka?
5.salh menyampaikan wahyu,ini fitnah trhdp syiah imamiyah.
sy menyampaikan ini jgn sampai anda trjbk dlm hal hal iktilaf yg tdk ada akhir,yg di untungkan hanyalh antek2 yahudi dlm melemahkan islam
salam damai…
AlhamdulillahiRabbil’Alamin
Mudah mudahan kita tetap mencintai Rasul dan Keluarganya dengan memelihara Sunnahnya dan menjaga Amanah nya.
dan bukan membuat ‘ibadah-ibadah’ lain atas nama ‘cinta’ terhadap mereka.
..Wahay insan jauhilah ‘cinta’ yang menyebabkan kebutaan…
..kebutaan yang menggiringmu dalam kesesatan…
..kesesatan yang bergelimang dengan kekufran…
..Tiada ganjaran(kufr) melainkan neraka…
wassalam
sy melihat kebencian2 antum trhdp syiah luar biasa,sy melihat antum menilai syiah di sisi khilafiyah sj.pdhal banyak ajaran2 mereka yg pantas utk diikuti (inikan testimoni antum)
jawaban ana:
Ana disini tidak menerangkan masalah khilafiah atau furui’yyah,tapi yang ana bahas disini adalah masalah usul ( tauhid dan aqidah )
Di Al-Kaafi juga diteranagkan adanya kekurangan ayat di Al-Qur’an.
Apakah ini yang ana maksud dengan Khilafiyah…?
apalg anda menyamakan ajaran mereka sprti yahudi,ini sy anggap kelewat batas,(inikan juga testimony antum)
ini jawabannya:
Habib Salim Bin Jindan mengatakan persamaannya antara aliran syi’ah dengan Yahudi.Sebenarnya ajarannya syi’ah adalah dari orang yahudi yang bernama ‘Abdullah bin Saba’ (orang yahudi).
klu kita juga mengkritisi hadits2 dr ahlu sunnah ada jg hal2 yg bertentangan dg alquran n akal(ini kan testimony antum)
ini jwabannya:
Anda kan orang yang paling pinter menyelipkan sesuatu yang tidak ada di Haditsnya Imam Bukhari trus orang syiah menyelipkan meyelipkan itu,trus mereka (orang-orang syi’ah) kritik dari pada itu.
4.Alquran,sampai skrg tdk terbukti mrk memiliki quran yg beda,dgn quran yg ada,lain dg injil atwpun taurat,jd anda terlalu melebih2kan atw anda memiliki quran versi mereka?( ini kan testimony antum)
Ana jawab:
Al-Kaafi juz2 hal 634, disini diterangkan (di AL-Kaafi) bahwa Al-Qur’an yang sebenarnya turun adalah 17.000 ayat bukan seperti Ulama-ulama dan Orang-orang Ahlusunnah Wal Jama’ah meyakininya bahwa Al-Qur’an adalah 6.666 ayat tidak kurang dan tidak lebih.
Dan memang orang-orang syi’ah membaca Al-Qur’an seperti kita sekarang,tapi mereka tetap berkeyakinan Al-Qur’an itu ada kekurangannya dan setelah Munculnya Imam Mahdi A.s (versinya orang syi’ah) yang dimana Al-Qur’an itu yang ditulis oleh Sayyidina ‘Ali R.a yang Mushaf itu Dinamakan Mushaf Fatimah.
Ulama Syi’ah yang bernama Husein bin Muhammad At-Thobasi mengarang kitab-kitab yang nama : Faslul Khitab Fi Tahrib Fi Kitab Rabbil Arbab (dan kitab ini adalah tulisan tangan dan Ustasz saya juga punya kitab ini dan kitab ini cukup tebal )
Dikitab itu dijelaskan bahwa Al-Qur’an benar-benar ada kekurangnnya
Apakah ini masih kurang jelas buat antum…?
5.salh menyampaikan wahyu,ini fitnah trhdp syiah imamiyah.
sy menyampaikan ini jgn sampai anda trjbk dlm hal hal iktilaf yg tdk ada akhir,yg di untungkan hanyalh antek2 yahudi dlm melemahkan islam
Jawaban ana
Na’am,itu ada di Al-Kaafi,bahkan setalah Nabi Muhammad Sudah meniggal Malaikat Jibril A.s tetap mengirimkan wahyu…
Ini adalah perkataan Ulama Syi’ah tentang 4Kitab rujukan mereka itu:
Bahwa paling baiknya dari pada kitab-kitab yang menulis tentang syi’ah ini atau hadits-hadits syi’ah ini adalah empat kitab dan itulah rujukan daripada Syi’ah imamiyah
Baik dalam masalah usul maupun dalam masalah furu’ daripada masa dahulu sampai sekarang ini yaitu Al-Kaafi,At-tahdzaiib,Al-Istibshor, Wa Man Laa Yahdurul Al Faqih dan hadits-hadits yang terdapat pada kitab-kitab ini (yang ana sebutin diatas) mutawatir (definisi mutawatir menurut Ulama Ahlusunnah Wal Jama’ah adalah hadistnya diriwayatkan lebih dari enam perawai Hadits).Isi kandungannya dari hadits-hadits itu pasti akan keshohihannya, sedangkan (dikeyakinan orang-orang syi’ah) kitab Al-Kaafi itu paling agung paling lama paling baik.
Ustadz Husein Al-Habsyi mengirim surat kepada Sayyid Muhammad bin ‘Alwi Al-Maliki yang dimana menerangkan isi kesohihan dari Al-Kaafi,itu sebelum Al-Kaafi udah ada yang punya dan Ustadz ana punya surat yang dikirim Ustadz Husein Al-Habsyi ke Sayyid Muhammad bin ‘Alwi Al-Maliki,tapi yang anehnya setelah orang-orang Ahlusunnah Wal Jama’ah memiliki dari kitab Al-Kaafi malah mereka bilang itu tidak ada di Al-Kaafi,bohong,dusta, bahkan mereka sampai ngomong kalo isi di kitab Al-Kaafi itu tidak semuanya shohih (ajiib…..)
Dan di Aqidahnya orang syi’ah disebutkan :Tidak beragama orang yang tidak bertaqiyah
Dan sekarang ana mau nanyak juga sama antum,apakah antum punya kitab rujukan kitab orang syi’ah (Al-Kaafi)…?
Kalam Al-Habib Abdullah Bin ‘Alwi Al-Haddad ( Shohibur Ratib ): Anda mengkritik para sahabat,berarti menghancurkan ini agama. Sekarang ana mau nanyak sama orang-orang syi’ah Antum-antum init au agama darimana kalo bukan dari sahabat nabi…?
Sekarang ana mau nanyak sama orang orang syi’ah:
1. Apakah Al-Habib Abdullah Bin ‘Alwi Al-Haddad tidak kenal sam Sayyidina Ja’far Ash_shodiq R.a…?
2. Apakah Al-Habib ‘Umar bin ‘Abdur Rahman tidak kenal dengan Sayyidina Muhammad Al-Bagir R.a…?
3. Apakah Al-Habib ‘Abdu Rahman Assegaf tidak kenal dengan Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin R.a…?
4. Apakah cumin antum-antum ini (orang syi’ah) saja yang cinta kenapda meraka…?
Kitab Orang Syi’ah adalah :
1. Al-Kaafi ditulis oleh (Muhammad ibn Ya’kub al Kulaini) Wafat ( 329 H)
2. Man la Yahdurul Faqih ditulis oleh ( Muhammad ibn ‘Ali ibn Babawaih al-Qummi) Wafat ( Wafat 381 H )
3. At Tahdziib Ahkam Syeikh Abu Ja’far Ath-Thusi ( 310 H )
4. Al Istibshor Syeikh Abu Ja’far Ath-Thusi ( 310 H )
Jawab pertanyaan semuanya itu…?
sy melihat kebencian2 antum trhdp syiah luar biasa,sy melihat antum menilai syiah di sisi khilafiyah sj.pdhal banyak ajaran2 mereka yg pantas utk diikuti (inikan testimoni antum)
jawaban ana:
Ana disini tidak menerangkan masalah khilafiah atau furui’yyah,tapi yang ana bahas disini adalah masalah usul ( tauhid dan aqidah )
Di Al-Kaafi juga diteranagkan adanya kekurangan ayat di Al-Qur’an.
Apakah ini yang ana maksud dengan Khilafiyah…?
apalg anda menyamakan ajaran mereka sprti yahudi,ini sy anggap kelewat batas,(inikan juga testimony antum)
ini jawabannya:
Habib Salim Bin Jindan mengatakan persamaannya antara aliran syi’ah dengan Yahudi.Sebenarnya ajarannya syi’ah adalah dari orang yahudi yang bernama ‘Abdullah bin Saba’ (orang yahudi).
klu kita juga mengkritisi hadits2 dr ahlu sunnah ada jg hal2 yg bertentangan dg alquran n akal(ini kan testimony antum)
ini jwabannya:
Anda kan orang yang paling pinter menyelipkan sesuatu yang tidak ada di Haditsnya Imam Bukhari trus orang syiah menyelipkan meyelipkan itu,trus mereka (orang-orang syi’ah) kritik dari pada itu.
4.Alquran,sampai skrg tdk terbukti mrk memiliki quran yg beda,dgn quran yg ada,lain dg injil atwpun taurat,jd anda terlalu melebih2kan atw anda memiliki quran versi mereka?( ini kan testimony antum)
Ana jawab:
Al-Kaafi juz2 hal 634, disini diterangkan (di AL-Kaafi) bahwa Al-Qur’an yang sebenarnya turun adalah 17.000 ayat bukan seperti Ulama-ulama dan Orang-orang Ahlusunnah Wal Jama’ah meyakininya bahwa Al-Qur’an adalah 6.666 ayat tidak kurang dan tidak lebih.
Dan memang orang-orang syi’ah membaca Al-Qur’an seperti kita sekarang,tapi mereka tetap berkeyakinan Al-Qur’an itu ada kekurangannya dan setelah Munculnya Imam Mahdi A.s (versinya orang syi’ah) yang dimana Al-Qur’an itu yang ditulis oleh Sayyidina ‘Ali R.a yang Mushaf itu Dinamakan Mushaf Fatimah.
Ulama Syi’ah yang bernama Husein bin Muhammad At-Thobasi mengarang kitab-kitab yang nama : Faslul Khitab Fi Tahrib Fi Kitab Rabbil Arbab (dan kitab ini adalah tulisan tangan dan Ustasz saya juga punya kitab ini dan kitab ini cukup tebal )
Dikitab itu dijelaskan bahwa Al-Qur’an benar-benar ada kekurangnnya
Apakah ini masih kurang jelas buat antum…?
5.salh menyampaikan wahyu,ini fitnah trhdp syiah imamiyah.
sy menyampaikan ini jgn sampai anda trjbk dlm hal hal iktilaf yg tdk ada akhir,yg di untungkan hanyalh antek2 yahudi dlm melemahkan islam
Jawaban ana
Na’am,itu ada di Al-Kaafi,bahkan setalah Nabi Muhammad Sudah meniggal Malaikat Jibril A.s tetap mengirimkan wahyu…
Ini adalah perkataan Ulama Syi’ah tentang 4Kitab rujukan mereka itu:
Bahwa paling baiknya dari pada kitab-kitab yang menulis tentang syi’ah ini atau hadits-hadits syi’ah ini adalah empat kitab dan itulah rujukan daripada Syi’ah imamiyah
Baik dalam masalah usul maupun dalam masalah furu’ daripada masa dahulu sampai sekarang ini yaitu Al-Kaafi,At-tahdzaiib,Al-Istibshor, Wa Man Laa Yahdurul Al Faqih dan hadits-hadits yang terdapat pada kitab-kitab ini (yang ana sebutin diatas) mutawatir (definisi mutawatir menurut Ulama Ahlusunnah Wal Jama’ah adalah hadistnya diriwayatkan lebih dari enam perawai Hadits).Isi kandungannya dari hadits-hadits itu pasti akan keshohihannya, sedangkan (dikeyakinan orang-orang syi’ah) kitab Al-Kaafi itu paling agung paling lama paling baik.
Ustadz Husein Al-Habsyi mengirim surat kepada Sayyid Muhammad bin ‘Alwi Al-Maliki yang dimana menerangkan isi kesohihan dari Al-Kaafi,itu sebelum Al-Kaafi udah ada yang punya dan Ustadz ana punya surat yang dikirim Ustadz Husein Al-Habsyi ke Sayyid Muhammad bin ‘Alwi Al-Maliki,tapi yang anehnya setelah orang-orang Ahlusunnah Wal Jama’ah memiliki dari kitab Al-Kaafi malah mereka bilang itu tidak ada di Al-Kaafi,bohong,dusta, bahkan mereka sampai ngomong kalo isi di kitab Al-Kaafi itu tidak semuanya shohih (ajiib…..)
Dan di Aqidahnya orang syi’ah disebutkan :Tidak beragama orang yang tidak bertaqiyah
Dan sekarang ana mau nanyak juga sama antum,apakah antum punya kitab rujukan kitab orang syi’ah (Al-Kaafi)…?
Kalam Al-Habib Abdullah Bin ‘Alwi Al-Haddad ( Shohibur Ratib ): Anda mengkritik para sahabat,berarti menghancurkan ini agama. Sekarang ana mau nanyak sama orang-orang syi’ah Antum-antum init au agama darimana kalo bukan dari sahabat nabi…?
Sekarang ana mau nanyak sama orang orang syi’ah:
1. Apakah Al-Habib Abdullah Bin ‘Alwi Al-Haddad tidak kenal sam Sayyidina Ja’far Ash_shodiq R.a…?
2. Apakah Al-Habib ‘Umar bin ‘Abdur Rahman tidak kenal dengan Sayyidina Muhammad Al-Bagir R.a…?
3. Apakah Al-Habib ‘Abdu Rahman Assegaf tidak kenal dengan Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin R.a…?
4. Apakah cumin antum-antum ini (orang syi’ah) saja yang cinta kenapda meraka…?
Kitab Orang Syi’ah adalah :
1. Al-Kaafi ditulis oleh (Muhammad ibn Ya’kub al Kulaini) Wafat ( 329 H)
2. Man la Yahdurul Faqih ditulis oleh ( Muhammad ibn ‘Ali ibn Babawaih al-Qummi) Wafat ( Wafat 381 H )
3. At Tahdziib Ahkam Syeikh Abu Ja’far Ath-Thusi ( 310 H )
4. Al Istibshor Syeikh Abu Ja’far Ath-Thusi ( 310 H )
Jawab pertanyaan semuanya itu…?
mana ini wan Aldj…?
Lagi maen petak umpet ya…?
Atau memang lagi ngumpet karena g bisa jawab…?
GAK TAU HAKIKAT SYIAH, @FORSANSALAF SOK TAU
LIHAT DONK D INTERNET TENTANG FATWA AYATOLLAH SAYYID ALI KHAMENEI AL HUSAINY MENGENAI ASYURA,BUKANNYA MREKA MENGHARAMKAN HAL BEGITUAN,
SYIAH YG MLAKUKAN HAL ITU IALAH SYIAH GHULAT,YG OLEH SYIAH IMAMIYAH SENDIRI D ANGGAP SESAT….
MAKANYA JANGAN JADI SOK TAU SYIAH, KALIANLAH YG BERTANGGUNG JAWAB APABILA HAL INI MENJADI PERSELISIHAN ANATAR UMMAT MUHAMMAD SAWW..
SUNGGUH SEMAKIN ORANG MENFITNAH AQIDAH KAMI SYIAH IMAMIYAH,KAMI SEMAKIN YAKIN DENGAN AJARAN YANG LURUS INI YG D BAWA OLAEH AHLULBAYT AS.
APABILA TIDAK ADA FITNAH,MAKA WAJIB BAGI KAMI UNTUK MERAGUKAN AJARAN YANG KAMI JALANI,,
SUNGGUH APABILA TIDAK ADA FITNAH ,CACIAN SERTA MAKIAN TERHADAP SYIAH,ITUY TDAK WAJAR….
ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA MUHAMMAD WA ALIHI MUHAMMAD
@ Fatimah Al-HAddar:
GAK TAU HAKIKAT SYIAH, @FORSANSALAF SOK TAU
LIHAT DONK D INTERNET TENTANG FATWA AYATOLLAH SAYYID ALI KHAMENEI AL HUSAINY MENGENAI ASYURA,BUKANNYA MREKA MENGHARAMKAN HAL BEGITUAN,
SYIAH YG MLAKUKAN HAL ITU IALAH SYIAH GHULAT,YG OLEH SYIAH IMAMIYAH SENDIRI D ANGGAP SESAT….
MAKANYA JANGAN JADI SOK TAU SYIAH, KALIANLAH YG BERTANGGUNG JAWAB APABILA HAL INI MENJADI PERSELISIHAN ANATAR UMMAT MUHAMMAD SAWW..
SUNGGUH SEMAKIN ORANG MENFITNAH AQIDAH KAMI SYIAH IMAMIYAH,KAMI SEMAKIN YAKIN DENGAN AJARAN YANG LURUS INI YG D BAWA OLAEH AHLULBAYT AS.
APABILA TIDAK ADA FITNAH,MAKA WAJIB BAGI KAMI UNTUK MERAGUKAN AJARAN YANG KAMI JALANI,,
SUNGGUH APABILA TIDAK ADA FITNAH ,CACIAN SERTA MAKIAN TERHADAP SYIAH,ITUY TDAK WAJAR….
ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA MUHAMMAD WA ALIHI MUHAMMAD
@ El_Muhibbin Menjawab :
Mau maen taqiyyah taqiyahan sama ana,g mempan
Ana ngasih tau seperti ini bukan ana benci,tapi karena ana orang yang cinta pada Ahli Baitnya Nabi Muhammad S.A.W.
Ana g terima nama Ahli Baitnya Nabi Muhammad S.A.W dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.Ana akan memperjuangkan terus nama Ahli Baitnya Nabi Muhammad S.A.W. Nama keluarga ana sendiri dirusak saja ana g terima apa algi ini nama Ahli Baitnya Nabi Muhammad S.A.W
Sudah cukup nama Ahli Baitnya Nabi Muhammad S.A.W hancur dimata Orang Wahaby gara-gara Ajaran Syi’ah. Dikarenakan di pemahamannya orang Wahaby, Ahli Bait adalah Syi’ah dan Syi’ah Adalah Ahli Bait.
Menangis Sayyidina Rasulullah S.A.W
Menangis Sayyidina ‘Ali R.a
Menangis Sayyidatina Fatimah Rah
Apakah anda akan terus mengatakan bahwa Ajarannya Ahli Baitnya Nabi S.A.W suka Melaknat….?
kalo anda Berani mengtatakan itu,apakah Antum Antum yang mengatakan itu apakah berani Disumpah dan berani mempertanggungkan perkataan dan sumpah antum nantinya Didunia terlebih-lebih di akherat…?
wis fat ojok ngamuk2…..
tobato koen….. mumpung sik enom……..
gak wedi di mut’ah tah koen?
melok o albatul kono iku loh fat….
datukmu nang hadramaut nangis ndelok koen melok syi’ah….
lek gak diaku putu yo opo?
@ aldj : 1.masalah kepemimpinan
menurut sy syiah mermberikan dalil yg luar biasa trhdp mslh kepemimpinan,perbedaan ddgn sunni adlh mslh penafsiran,sy sbnrnya lebih condong membenarkan syiah dlm hal kepemimpinan baik scr dalil naqli maupun aqli mohon koreksi.(Q.albaqarah 124,almaidah 55-56dan bnyk lg yg lain)begitu jg dgn hadits yg banyak sekali berbicara mslh kepemimpinan.
kepemimpinan dgn penunjukan dr allah n rosul menuerut sy adalh yg paling masuk akal
2.jihad,skrg ini yg trmsk paling bnyak berjihad adlh orang2 syiah(hizbollah)
jd pernyataan anda tdk bisa diterima,klu itu maksd anda soal jihad
3.menunda sembahyang itu tafsiran anda,krn mereka jg bisa sj mengatakan ahlusunnah memajukan wkt sholat magrib,sy pikir mereka jg punya dalil yg kuat prihal tsb
4.Alquran,sampai skrg tdk terbukti mrk memiliki quran yg beda,dgn quran yg ada,lain dg injil atwpun taurat,jd anda terlalu melebih2kan atw anda memiliki quran versi mereka?
5.salh menyampaikan wahyu,ini fitnah trhdp syiah imamiyah.
sy menyampaikan ini jgn sampai anda trjbk dlm hal hal iktilaf yg tdk ada akhir,yg di untungkan hanyalh antek2 yahudi dlm melemahkan islam
salam damai…
Jwb :
1.kopok ni telingax, kan udah di kabarin klo mau ngeluarin dalil tampilkan naskahnya. Dari ayat2 tersebut mana yg menunjukkan imam ali sbg pengganti rosul. Syahid dalil itu yg mana ? tafsir ayat nya tunjukin juga ? ini cara nya diskusi. Nanti krn ulama bisa mentafsirkan anda akan mentafsirkan juga krn punya pemahaman sendiri, keliatan goblok nya mas …………. Tampilin juga naskah hadist yg menyebutkan imam ali sbg kholifah. Jgn asal ngomong “begitu jg dgn hadits yg banyak sekali berbicara mslh kepemimpinan.” . tukang becak bias klo commentx spt ini.
2. yg di irak, afganistan n Pakistan orang hizbulloh……………………. Ngaca dulu.
hizbulloh yg Cuma beberapa org bias ngalahkan g masuk akal, iran aja yg lbh besar dr hizbulloh yg Cuma segilintir org g berani nyerang Israel. Klo bicara politik, sengaja Israel mengalah agar mata dunia tertuju pada hizbulloh boneka Israel. Ketika smua memberikan simpati pada hizbulloh, dari pintu inilah yahudi akan menggerogoti islam. IRAN AJA G BISA MENJATUHKAN ISRAEL, APALAGI HIZBULLOH MIMPI KALI…………………
4. yg no 4 ini apa anda mau saya tampilin naskah nya klo syi’ah mengatakan al-qur’an yg ada ini kurang ato beda ???????
5. ini juga no 5 apa anda mau bukti dari kitab anda, sekalian aja dech kita bongkar kepalsuan yg ada di kitab2 anda ??????
Apa anda mau mengakui sebelum kita beberkan disini n smua orng membcx. Kita gak menggertak, itu Cuma sifat pecundang yg suka menggertak. Kami g nampilin krn kami msh ada sedikit ihtirom kpd anda syi’ah2. maaf.
Saya Ini orang Syia’h
tlong kita hrgai kepercayaan kita masing2…
Saya masih sedikit Ilmu
tolong Sampaikan Kebenaran Dengan cara2 yang baik…
jgn sampai kita menjadi orang yang mebuat orang lain membenci kebenaran..
Thanks For Admin Forsan Salaf krn telah menambah pengetahuan ttg Dinamika ISLAM..
@dayak
anda lg yg muncul,tp dgn gaya yg sama,sok alim n ga punya etika,ga malu tuh sm org syiah..
1.sblum sy keluarkan dalil sy tanya dasar awl mslh kepemimpinan.
sy minta ke anda apa anda punya konsep kepemimpinan versi ahlu sunnah?
jwb ?n jelaskan..!spy kita tdk debat dgn adu takwil
2.kt anda:
IRAN AJA G BISA MENJATUHKAN ISRAEL, APALAGI HIZBULLOH MIMPI KALI…………………
kt sy:
anda tdk bc sejarah,apa anda prnh mendptkan riwayat bhw rosul pernah menyerang lwnnya terlebih dahulu?
cara anda adlh sifat org kafir,sprt yg dilakukan israel agresi ke palestin n libanon.dasar jahil…
n siapa bilang hizbollah tdk bisa mengalahkan israel?
bukti jelas bhw dgn senjata minim n dlm kondisi diisolasi oleh barat,mereka berhasil membunuh ratusan tentara israel bahkan tank2 israel banyak yg dihancurkan,sehingga mrk keluar dr libanon
anda payah krn suudhon,mana negara yg jelas2 menentang israel,klu bkn iran.
kt anda:
Klo bicara politik, sengaja Israel mengalah agar mata dunia tertuju pada hizbulloh boneka Israe
kt sy:
masya allah,puluhan thn mrk menderita n berjuang n ratusan ribu ummat islam yg syahid berjuang melawn israel,terus muncul seorang jahil sprt anda mengatakan bhw hizbollah adlh boneka israel…anda sdh termakan oleh fitnah2 wahabi nashibi
dr sini aja sbnrnya anda tdk level dlm diskusi,krn anda menerima info atw pelajaran hanya main telan,tnp ditelaah n difikirkan
4.kt anda:
yg no 4 ini apa anda mau saya tampilin naskah nya klo syi’ah mengatakan al-qur’an yg ada ini kurang ato beda ???????
kt sy:
basi..!krn anda main telan
ini sy buka lag diskusi sy dgn elmuhibbin
2.alkaafi..
ini sy bwkan ucapan dr seorang ulama syiah(95% lbh ulama syiah sependpt dgn nya)
dr Abu ja’far muhammad bin ali bin husein bin babwaih yg dikenal dgn syekh Shaduq
“kami meyakini bhw quran yg diturunkan allah kpd Rosul Nya Muhammad adlh(sama dengan)satu diantara 2 pembungkus(daffatyn).Dan ini adlh kitab yg berada ditangan ummat,n isinya tdk lbh besar dari itu.Jumlah surah sbgm umumnya diterima adalah seratus empat belas…Dan barang siapa yg menyatakan bhw quran ini lbh besar dr pd yg itu,maka iya adlah pendusta.”
Al-I’tiqadat al imammiyah,hal 77 versi bhs inggris
“Kami mengatakan bhw bgt banyak wahyu yg tlh diturunkan yg tdk dimasukan dlm alquran skrg,yg jika dikumpulkan,tdk diragukan lg jmlhnya 17000 ayat.meskipun itu semua wahyu,tp ayat2 tambahan itu bkn bag dr quran.jika ayat2 itu bag dr quran pstlah akan dimasukan ke dlm alquran yg kita miliki”
Al-I’tiqadat al imammiyah,hal 78-79 versi bhs inggris
3. muhammad husein atthabarsi(1838-1902)
sy tdk menyangka anda menerima kitab dr seorang wahabi(al hukumat al islamiyah)yg isinya sangat keji
muhammad husein attharbasi bkn lah seorang syiah,si wahabi mencatut nama attharbasi.
nama attharbasi ada 3,yg pertama sdh sy sebutkan
yg ke 2 Abu mansyur ahmad bin ali Attharbasi (abad ke 6)seorang syiah
yg ke 3 Abu ali tharbasi( 1093-1154)ini yg paling dikenal dikalangan syiah
apakatanya ttg quran:
“tdk ada satu kata pun ditambahkan pada quran.perkataan apapun mengenai kata2 yg ditambahkan,disangkal oleh kaum syiah n sbgian sunni mengatakan demikian tp kami menyangkal nya”
bgm menurut anda,yg dikitab2 shahih ahlusunnah ada yg menyatakan keraguannya atas kemurnian alquran?
kt anda:
5. ini juga no 5 apa anda mau bukti dari kitab anda, sekalian aja dech kita bongkar kepalsuan yg ada di kitab2 anda ??????
kt sy
sy anggap anda jahil klu cuma telan info,anda skrg lg telan kitab2 wahabi
klu anda mau bongkar kitab2 syiah,monggo..paling jg yg terbongkar bhw anda hanya seorang jahil yg sok alim
Kalo anda orang syi’ah antum baca kitab rujukan orang2 syi’ah itu terutama alkaafi di juz 1 juz 2 dan juz 8. Antum akan tau syi’ah itu islam atau sudah keluar daripada islam
@ erfanhasmin, terima kasih anda bisa mengatakannya secara terang2an tanpa taqiyah, ana sangat menghargai keterusterangan anda dalam hal ini….
Kita disini berusaha untuk mengungkapkan kebenarannya yaitu ritual ratapan Asyura’ dengan memukul dan melukai diri bahkan kepada anak kecil bukanlah ajaran ahlil bait. Bukan hanya orang syi’ah yang mencintai ahlul bait, tapi kita orang sunni pun mncintai mereka, tapi bukan dengan ritual ratapan sambil melukai diri gitu. Jika anda melakukannya tanpa menisbahkannya dengan ajaran ahlil bait, kita tidak akan komentar, tapi jika anda menisbahkan perbuatan yang keji dan tidak ada rahmat seperti itu kepada ahlil bait, maka kami akan angkat suara untuk menentangnya, karena kami sangat mencintai ahlil bait dan memandang keagungan akhlak mereka yang tidak mungkin melakukan hal yang sangat keji itu…..
So, klo bukan ajaran ahlil bait, maka buat apa kita melakukannya …????
elfasi:
kt anda:
So, klo bukan ajaran ahlil bait, maka buat apa kita melakukannya …????
kt sy:
he..he..he..ini ngomong dlm keadaan sadar ga ya..?
@el muhibbin:
kt anda:
. Antum akan tau syi’ah itu islam atau sudah keluar daripada islam
kt sy:
he..he..he.. klu kt anda keluar dr islam,ya..ga apa2 kan itu menurut anda.
menurut sy ahlusunnah n syiah adalah tdk keluar dr islam
ini semua krjaan orang kurang kerjaan
ahli sunnah cari gara2 terus kepada syiah, demikian pula sebaliknya, kayak anak kecil smua. dalil diumek-umek, diobok-obok kayak agama punyanya sendiri. yg satu menghukum yg lain demikian seterusnya. stop talking about sunnah syiah. kami masyarakat pingin ketengan jangan ruwet mazhab saja. ngerti gak, kayak anak kecil saja terus menerus gontok2an. agama kamu bukan Islam ya? namakan saja agama gontok2an.
many thanks
aslm semuanya..
lagi rame nih, sy jadi tertarik untuk nimbrung, tapi sy ingin ikut alur yg ditetapkan moderator forsansalaf yaitu :
“1. Benarkah cara mengenang syd Husein dengan memukul2 badan, melukai diri bahkan menyakiti anak kecil ??
2. Puasa Asyura’ itu sunnah atau bid’ah ?? Buktikan dengan dalil2nya !!”
sy coba jawab pertanyaan 1 saja saudara2ku, soalnya pertanyaan ke-2 butuh dalil dan sy akan mempelajari lebih lanjut sebelum memaparkannya.
muslim syiah (mahzab ja’fari) memperingati 10 muharram sebagai hari asyura dalam memperingati terbantainya cucunda kesayangan Rasulullah SAWW di padang karbala.
tradisi peringatan asyura sebagai napak tilas (maqtal) perjuangan Imam Husain dalam melawan penindas dizamannya bukanlah hal baru. jika kita mengikut riwayat hadist:
Hakim an-Naisaburi dalam Mustadrak Shahih Muslim dan Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw keluar menemui para sahabatnya setelah malaikat Jibril memberitahunya tentang terbunuhnya Imam Husain dan ia membawa tanah Karbala. Beliau menangis tersedu-sedu di hadapan para sahabatnya sehingga mereka menanyakan hal tersebut. Beliau memberitahu mereka, “Beberapa saat lalu Jibril mendatangiku dan membawa tanah Karbala, lalu ia mengatakan kepadaku bahwa di tanah itulah anakku Husain akan terbunuh.” Kemudian beliau pun menangis lagi dan para sahabat pun ikut menangis.
ini sebagai salah satu bukti bahwa bahkan Rasul Allah dan sahabat setianya adalah kelompok yang paling pertama berkumpul dan menangisi (maqtam) kematian Al Husain cucunda tercinta.
Oke, lanjut ke pembahasan mengenai “memukul2 badan, melukai diri bahkan menyakiti anak kecil” yg saudara bahasakan…
Tradisi dalam suatu agama kemudian berkembang dari masa ke masa selama ratusan hingga ribuan tahun sehingga memungkinkan terjadinya distorsi akibat bercampurnya kebiasaan yg satu dgn yg lain (akulturasi). contohnya di Indonesia,yakni terjadi pencampuran budaya Islam arab/persia dan jawa, setelah dakwah yg dilakukan oleh sunan kalijaga melalui akulturasi adat jawa dan dakwah islam.
ini pula yang terjadi di masyarakat bermahzab ja’fari di timur tengah, dimana peringatan asyura telah bercampur dengan budaya lainnya sehingga lahirlah budaya berupa “Qameh Zani” (melukai diri pada saat asyura). budaya ini sendiri menurut beberapa ahli sejarah merupakan budaya yg berkembang jauh setelah peringatan asyura itu sendiri. terdapat 3 hasil penelitian sejarah mengenai qameh zani ini :
1. Sebagian peneliti percaya qameh zani muncul di zaman Safawi, bahkan mereka menyebut Dinasti Safawi sebagai penggagasnya. Pada waktu itu di hari Asyura para penguasa Dinasti Safawi memerintahkan resimen tentara Qazalbash-nya yang dikenal dengan nama Fedayeen Qazalbash secara teratur melakukan Azadari.
2. Yousuf Qaravi dalam buku “Tarikh Negari Asyura va Tahrifat-e An” (Penulisan Sejarah Asyura dan Penyimpangannya) menulis, “Ada kemungkinan bahwa perilaku ini pertama kali dilakukan oleh para sufi dan darwisy, sebagaimana ditulis oleh Pietro Della Valle, seorang penjelajah di masa Syah Abbas Pertama.
3. Qameh zani dilakukan di masa Dinasti Qajar. Sekaitan dengan hal ini, Rasoul Jafarian mengatakan, “Banyak yang menanyakan sejak kapan munculnya qameh zani dan sineh zani (memukul dada)? Untuk menjawab masalah ini ada dua hingga tiga kemungkinan. Namun teori paling serius terkait hal ini menyebut India sebagai sumber aslinya.
Di timteng, utamanya Iran, Iraq, dan Pakistan, terdapat 2 macam peringatan asyura, yaitu dengan cara sederhana, berkumpul dan menangisi peristiwa karbala dengan memanjatkat syair2 yg membangkitkan kecintaan pada beliau.
cara yang lain yaitu qameh zani.
menarik untuk disimak adalah pendapat salah satu ulama besar Iran, yang merupakan salah satu keturunan langsung Rasulullah SAWW, Imam Khomeini, dalam buku Kasyf Al-Asrar mengatakan, “Saya juga harus berbicara khusus mengenai acara dan majelis yang diselenggarakan atas nama Imam Husein as. Kita sebagai orang-orang yang beragama tidak pernah mengatakan bahwa siapa saja baik melakukan perbuatan segala perbuatan. Betapa banyak ulama besar dan para ilmuwan yang menyebut perilaku ini (qameh zani) sebagai perbuatan yang tidak benar, bahkan berusaha mencegah perilaku tersebut.”
Ulama lain, Syahid Muthahhari dalam buku Jazebah va Dafeah Ali as mengatakan, “Qameh zani dan mengangkat genderang dan terompet adalah budaya Kristen Ortodoks kawasan Kaukasus yang menyebar ke Iran. Dikarenakan jiwa masyarakat Iran siap menerima pengaruh ini, dengan cepat budaya ini menyebar di kalangan masyarakat Iran.” Yang lebih menarik lagi, menurut penuturan Syahid Muthahhari, “Melukai badan dengan silet, memukul badan dengan rantai, menabuh genderang dan meniup terompet sampai sekarang masih dilakukan oleh para pemeluk Kristen Ortodoks saat memperingati kematian Isa Al-Masih.”
Dapat kita simpulkan bahwa budaya menyakiti diri sendiri secara berlebihan dalam qameh zani adalah bid’ah dari peringatan asyura, dan bahkan ulama2 syiah pun melarangnya. buktinya adalah belum perna ada seorangpun ulama syiah yg melakukan ritual ini.
sayang sekali, karena kadang media2 yang menginginkan perpecahan Islam mengekspos qameh zani secara berlebihan dan tidak berimbang. Di Iran, orang2 yang merayakan asyura dengan prilaku menyimpang ini sebenarnya hanya sedikit, tetapi ketidak berimbangan itulah yg mengakibatkan kita kadang terlalu cepat menggeneralisir org2 syiah hanya dengan melihat segelintir saja.
Salah satu bentuk keadilan kita dalam menganalisis adalah, jika kita mempelajari sesuatu, belajarlah dari orang yang paling mengetahuinya, jangan dari awamnya.
Allah SWT telah memperingatkan kita :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
Semoga tiap diskusi kita mendapatkan pencerahan ide yang mempersatukan kita, bukan memecah belah.
Wassalam
@ joel, mas, klo emang para ulama’ Iran telah melarang gameh zani, suruh aja mereka mengangkat suara pelarangan dan diekspose ke seluruh dunia biar semua penganut syi’ah tidak melakukan hal demikian dalam mengenang Imam Husein.. bukankah mereka bisa menguasai pemerintahan, sungguh sangat mudah untuk menghentikan gameh zani dengan bantuan pemerintahan… tapi yang terjadi, hal demikian kok masih banyak terjadi ya di Iran dan beberapa negara di dunia …?? apakah fatwa pengharamannya hanya isu belaka ataukah karena mereka tidak berani mengangkat suara di depan umum ..??
Tapi saya heran juga sama anda, anda keliatan berat menerima isi artikel di atas, padahal artikel menyatakan bahwa :” Janganlah melakukan perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah di hari yang mulia itu, apalagi berlabelkan cinta kepada Ahlil bait. Akan tetapi tingkatkan ibadah di hari itu khususnya dengan yang diajarkan oleh Nabi, karena itu adalah seruan Allah dan Rasul juga ahlil bait”.
@ joel :
anda tlah berbicara/comment dg yg no 1.
bagaimana dg yg no 2:
Puasa Asyura’ itu sunnah atau bid’ah ?? Buktikan dengan dalil2nya !!”
saya tunggu ulasan anda utk yg kedua ini dg dalil2 nya ya…………..
asslm. syukran atas tanggapannya.
@elfasi: telah sy katakan pada pembahasan sebelumnya bahwa beberapa ulama Iran telah mengeluarkan fatwa mengenai qameh zani. di Iran, fatqwa dari seorang mujtahid, apalagi yg berada pd posisi tertinggi yaitu rahbar, merupakan fatwa yg kuat.
orang2 penganut mahzab ja’fari (syi’ah) memiliki macam2 tingkatan yg sama dgn umat lain. yaitu orang awam (fasiq), serta berilmu (alim/fuqoha). dalam konteks marja’iyah ha’fari, setiap org awam (muqallid) wajib mengikut/menyerahkan urusannya pada seorang yang ahli (mujtahid).
meskipun demikian, org2 fasiq pun memiliki keragaman sikap sebagaimana org2 mahzab bahkan agama lain. secara umum dpt digolongkan sbb :
1. fasiq yang menyerahkan urusannya secara sadar pada mujtahid. (hal ini disebut “muqallid” atau orng yg bertaqlid)
2. fasiq yg kesadaran beragamanya rendah maka ia acuh terhadap urusannya, atau bertaqlid pada sesama fasiq.
untuk persoalan “qameh zani”, jika org itu patuh terhadap marja’/mujtahidnya, maka mereka tdk akan melakukan hal2 yg dilarang oleh marja’nya. sementara fasiq yg golongan kedua karena kefasiqannya yg didak menyerahkan urusan pada yg ahli, tetap saja melakukan hal2 yg tdk benar. jadi dapat disimpulkan bahwa org2 yg melakukan qameh zani itu adalah org2 fasiq yg berada gol kedua
Iran bukanlah negara yg memiliki masyarakat muslim syiah yg 100% berada pada golongan pertama, dan di dunia ini tdk ada satu negarapun yg tdk memiliki warga yg 100 persen patuh. perlu di ketahui jumlah penduduk Iran sekitar 78 juta jiwa. dari jumlah itu yg berkumpul melakukan qameh zani terkonsentrasi di beberapa tempat hanya sekitar 1-2 jt jiwa (itupun bukan hanya dari iran, tapi dari beberapa negara lain juga). sementara lebih dari 70 juta jiwa muslim syiah di Iran merayakan asyura hanya dgn maqtam dan maqtal.
2 pertanyaan menarik adalah :
“adilkah kita menjustifikasi bahwa 98% rakyat Iran salah hanya dengan menilai 2% yg melakukan qameh zani ????”
“adilkah jika org2 agama lain selain Islam menjustifikasi bahwa org2 Islam yg jumlahnya milyaran dgn label teroris yg mengancam org2 beragama lain hanya dengan menilai segelintir org muslim yg melakukannya ????”
kita melihat media2 yg mengulas asyura dgn cara qameh zani dgn liputan luar biasa, sementara yg memperingati dgn renungan maktam dan maktal (yang justru amat jauh lebh banyak jumlahnya) hampir tdk diliput. hal ini bisa saja terjadi karena 2 hal :
1. nilai jual berita mengenai “qameh zani” jauh lebih tinggi karena menampilkan gambar2 yg memikat mata dibandingkan maktal dan maktam. (kurang lebih sama dgn peliputan demonstrasi hari korupsi 2009 yg lalu, dimana selama 2 hari media sibuk mengulas kerusuhan demo di makassar, sementara demo di ratusan kota lain di Indonesia yg dilakukan secara damai, hampir luput dr pemberitaan)
2. terdapat konspirasi di belakang media asing yg ingin memecah-belah Islam dengan mengangkat dan membesar2kan bid’ah “qameh zani”, agar tercipta stereotip di masyarakat dunia dan muslim lainnya betapa berbahayanya muslim syiah.
sebelum sy akhiri, izinkan sy mengutip pembahasan mengenai politisasi qameh zani yang disampaikan oleh Ayatullah Sayyid Ali Khameini, Pemimpin Spiritual Republik Islam Iran 12 tahun lalu ketika beliau melawat masyarakat Mashad. Ujar beliau:
“Tatkala Komunis menguasa Azerbaijan pada zaman Uni Soviet, mereka berusaha memusnahkan segala warisan Islam. Mereka menjadikan masjid sebagai gudang sehingga tidak ada kesan-kesan mengenai Islam dan Syi’ah. Hanya satu perkara yang mereka tidak melarang yaitu Qameh Zani. Para pemimpin Komunis memerintahkan rezim mereka agar tidak membiarkan orang-orang Islam melakukan solat berjamaah dan membaca Al-Quran namun mereka membiarkan mereka melakukan Qameh Zani. Kerana Qameh Zani bagi mereka adalah alat propaganda anti agama dan Syi’ah”
@dayak: afwan akhi, sy belum bisa menjawab itu kaena literatur sy belum mencukupi dan sy tdk berani menjawab dgn pengetahuan yg setengah2, syukran atas masukannya…
wassalam
@all pengunjung(syiah dan aswaja)
Ana mau tau; Apa agama Islam khusus untuk keluarga Rasulullah saw atau untuk semua ummat manusia??????.Apa husain punya keutamaan khusus???.
Jawab pake dalil,ana mau tahu aja, ana tidak mau berdebat, afwan…
@ lewat aja, malas klo debat dengan orang model anda, tidak mengetahui sama sekali tentang keutamaan ahlil bait termasuk syd Hasan dan Husein, keutamaan mereka itu sangatlah banyak, anda bisa menemukannya di hadits2 Nabi. Akan tetapi kita orang aswaja tidak setuju dalam memperingati hari wafatnya syd Husein dengan cara seperti itu.
Ana sarankan kepada anda untuk belajar lagi tentang keutamaan dari ahlil bait, biar lebih mengenal siapakah mereka..
Assalammualaikum wr wb.
untuk mengetahui syiah yg sesungguhnya diperlukan pengakuan dari petinggi syiah itu sendiri. saya rekomendasikan buku berjudul ” MENGAPA SAYA KELUAR DARI SYIAH ? ” tulisan Sayid Husain Al Musawi, beliau adalah mantan salah satu ulama besar syiah di kota Najaf. di penutup tulisannya beliau nyatakan pembesar syiah kaya raya dari hasil menipu rakyat yg lugu berupa sumbangan wajib yg digunakan untuk membeli mobil mewah,hidup berfoya foya, melakukan kawin kontrak hanya untuk melampiaskan nafsu. juga dikatakan syiah didirikan oleh abdullah bin saba yg aslinya yahudi, cucunya dajjal!!!.mereka juga melakukan sodomi kepada para pemuda yg belum berjenggot.dia juga menjadi saksi bagaimana imam khomeini memperkosa anak balita atas nama kawin kontrak.
Selain beliau, ada Abu Al-fadhl Al Burqu’i yg dimasa hidupnya kedudukannya lebih tinggi dari khomeini.
juga ada Musa Al-Musawi, sahabat khomeini
juga ada Ahmad Al-kisrawi yg akhirnya dibunuh.
fatwa syiah najaf pada tanggal 20 Shafar 1421 H adalah: siapa yg bukan syiah maka mereka adalah kafir, murtad, sesat,buta mata hati, terlaknat.
untuk orang syiah, bacalah buku mantan pembesar kalian, bertobatlah sebelum ajal menjemput. untuk ahlus sunah waljama’ah baca juga agar tidak tertipu.
Wassalammualaikum wr wb.
@badar
klu anda seorang intelektual anda tdk akan termakan oleh fitnah2 wahabi
utk itu sy sarankan anda utk membaca jwban dr buku kotor tsb yaitu kitab dgn judul:demi allah “junjunglah kebenaran
oleh:Syekh ali al muhsin
klu anda seorang intelektual silahkan anda telaah kedua kitab tsb.
Assalamu’alaikum ww. Sdrku Sunni dan Syi’i, alangkah indahnya bilamana kita bisa mengendalikan dan menundukan hawa nafsu, termasuk nafsu mengunggulkan diri sendiri. Alangkah indahnya dan kokohnya Islam dan umat Islam bilamana kita ikhlas bersatu demi keagungan agama Allah yang penuh cahaya. Dari paparan diatas saya melihat alangkah sedikitnya para ulama Sunni sudi menggunakan hadis dan ajaran kepada Syd Hasan dan Husein atau bersanad kepada beliau. Demikian juga alangkah banyaknya ulama Sunni menggunakan sanad2 yang diluar ahlul bait dan ahlul kisaa. Namun Islam tetap saja luhur dan agung. Karena kebenaran Islam adalah nyata. Sejarah telah tercoreng oleh terbubunhnya hampir seluruh keturunan Nabi Rasulullullah Muhammah SAW khususnya dari golongan bani Hasyim, terutama Syd Hasan dan Husein dan putera-puterinya, keuali Syd Ali Z. Abidin RA yang masih bayi dan dalam keadaan sakit yang dibiarkan hidup. Dari Catatan sejarah sejak awal sudah nampak beberapa sahabat ada keengganan memilih ahlul bait yang dari bani Hasyim, terutama terah Syd Ali RA ataupun menawarkan kepada beliau sesuatu. Maafkan saya ini hanya sekadar pemikiran yang mungkin atau perkiraan yang bisa saja terjadi dimana masih ada dendam dan mungkin strategi atau agenda tersembunyi para pihak yang berhasrat atau adanya kepentingan tertentu dan bisa juga hubbuddunya dari sementara sahabat yang datang kemudian atau masih ada sejarah terluka pada pihak2 dan kesukuan dll, karena hampir setiap peperangan besar dan saat-saat kritis dan menentukan, Syd Ali RA selalu tampil sebagai penentu dan perajurit terpercaya dan paling tangguh pada zaman itu.
Sekarang kita umatnya yang datang kemudian. Dapatkah kita membuka hati dan membangun persatuan Islam secara jernih dan berencana untuk kejayaan agama Allah dimuka bumi dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati. Menjunjung kemuliaan hati dan Firman Allah yang Agung. Mungkin bagi sebagian kelompok yang ada di Medinah, Kufah dan Damsyik pada saat-saat genting pernah terjadi pengkhianatan dan kekejian diantara mereka, semata-mata adanya golongan yang inkar dan hasrat berbagai kepentingan. Oleh karena itu janganlah kita memperbesar dan mengompori lagi api pembakar suluh2 perpecahan umat ini. Mari kita himpunkan semua kebenaran Allah dan Rasulullah untuk kejayaan Islam dan umat Islam dan kemaslahatan umat manusia dan kebaikan alam semesta. Semoga benar2 terwujud dalam kehidupan kita suatu zaman dan keadaan baldatun thoyyibatun warabbun ghafur. Saya tidak mempunyai ilmu apapun baik pengetahuan Sunni ataupun Syi’i. Tapi saya insya Allah sangat cinta kpd Allah dan Rasulullah dan Umat Islam. Saya ingin umat ini benar2 dalam damai sesama muslim. Mari kita membantu rakyat dan umat Islam yang masih terjajah di Palestina, khususnya Gaza, Iraq, Afghanistan, Kashmir, Moro, Saudi Arabia, Lebanon, Syria, Chesnia, Ghana, Somalia, Uzbekistan dll. Mari kita membuat forum2 untuk mempersatukan umat seluruh dunia dan semua golongan dan berjuang dan berjihad untuk kemerdekaan, keadilan, kesejahteraan, dan kemajuan dan persatuan yang semakin kuat. Sadarilah bahwa umat Islam sangat ketinggalan dibidang teknologi, ilmu pengetahuan, perdagangan dan percaturan ekonomi dan keuangan dunia. Kita masih dikendalikan oleh para pihak diluar Islam. Kita tegakkan syariah dangan referensi Alqur’an dan Sunnah Rasulullah SAW secara kaffah.
Mohon dihentikan pertikaian dan perseteruan sesama umat Islam. Maafkan saya untuk hal2 yang tidak berkenan, dan maklumi segala kekuarangan saya yang dhaif dan sangat bodoh ini. Salam hormat dan ta’zhim saya kepada semua para ulama, penghulu dan imam2 serta para cerdik pandai semuanya. Semoga niat saya dapat diterima sebagai bagian partisipasi saya yang mencintai Allah dan Rasulullah SAW serta cinta agama Islam. Wassalamu’alaikum Ww.
@ arifin, mas, anda masih bisa menebarkan racun dibalik ajakan untuk kebaikan bersatu antara sesama muslim…. inilah trik org spt anda, ketika sudah terbongkar kedoknya, akan mengajak orang untuk bersatu, tp dibalik itu anda sisipkan doktrin kebencian kpd sahabat….
Anda katakan :”Dari paparan diatas saya melihat alangkah sedikitnya para ulama Sunni sudi menggunakan hadis dan ajaran kepada Syd Hasan dan Husein atau bersanad kepada beliau. Demikian juga alangkah banyaknya ulama Sunni menggunakan sanad2 yang diluar ahlul bait dan ahlul kisaa.”
Sungguh tuduhan yang tidak berdasar sama sekali, anda tidak pernah mempelajari kitab2 org sunni langsung menuduh enggan menggunakan riwayat dr ahlil bait…. mas, dalam pengambilan dalil itu bukan langsung menerima secara mentah apa yg datang kepada anda, tp kaji lagi, hadits itu shohih ataukah palsu, itulah yg dilakukan oleh org2 sunni….
Skrg justru ana yg akan bertanya sama anda…coba anda liat komentar saudara Muhibbain di atas tanggal 14 February 2010 at 12:43, disitu disebutkan beserta scan kitabx riwayat2 dr ahlil bait ttng perintah untuk melaksanakan puasa Asyura’… tp knp anda dan orang syi’ah lainnya menolaknya…ini mengklaim melakukan ajran ahlil bait bahkan menyatakan mereka ma’sum tp knp riwayat dr mrk tentang puasa asyura anda tolak ..????. Komentar dr saudara muhibbin hingga skrg tidak ada yang menjawabx, coba anda jawaba skrg…
@ all pengunjung, inilah salah satu trik dari mereka orang2 syi’ah, ketika terbongkar kedok mereka, maka mereka berusaha untuk menutupinya dgn ajakan bersatu dll, tp tetap tidak melupakan misi mereka untuk menebarkan kebencian kepada para sahabat…
saya tidak tahu banyak, dan setelah baca semua komentar, saya masih ragu. Dengan keraguan ini saya kembali saja pada nasehat guru agama saya, (berdasar Qur’an atau Hadist saya lupa) tinggalkan apa2 yang diragukan kebenarannya.
Terus, kenapa kita Islam ini mesti ada aliran2…?
Bukankah Rasulullah SAW itu cuma satu?
Mungkinkah Rasulullah SAW mengajarkan Islam kepada umatnya dalam bentuk aliran2…?
Mohon maaf jika ada kata yg salah.
Syi’i (kaum syiah) menyakiti dirinya pada hari Asyura adalah untuk menutupi kesalahannya yang fatal dimasa lampau,,, kesalahan apa??
Merekalah yang Membunuh Sayyidina Ali kw dan Sayyidina Hussain ra..dalam menutupi dan bermaksud membayar kesalahannya mereka menamakan dan mengakui bahwa diri mereka adalah Pecinta/bermahzab ahlulbayt, dan setiap hari Asyura mereka menyakiti diri mereka seakan mereka menggambarkan penebusan dosa mereka dimasa lampau, padahal jelas dan terang bahwasannya akidah mereka bertentangan dengan Ahlulbayt Rasulullah saw..
Naudzubillah Mindzalik…
Astaghfirullah al’adziim
Salam….
2 jam lbh sy membaca artikel + comen2 dr pengunjung. Dan sprt d web2 lain ujung2-a g da ti2k temu. Dan memang sulit utk bs ktmu, krn msng2 punya dasar yg menurt anggapan-a benar.
Pangkal dr tu smua sbtl-a adlh prbdaan antra sunni & syi’ah dlm menilai sahabat.
Sunni meyakini bhw sahabat Nabi SAW smua-a adil jd jarh wa ta’dil ga brlaku buat mrk. Adnya prslisihan dkalngan sahabat mnrt sunni tu mrupakn ijthad sahabat yg klo benar dpt 2 pahala n klo salah dpt 1 pahala. Tdk smpai menilai siapa salah/benar, wamaa jaraa baena shahabat naskutu.
Semntra tu syi’ah te2p branggapan bhw yg maksum hanya Nabi SAW n (Imam 12 yg mrk yakini), slain mrk tdk kebal/tdk trlpas dr kesalahan, jd jarh wa ta’dil jg brlaku tuk mrk…
Wassalaam
ya Robbiiyyyy
ga slese2 juga bahas ginian bertaon2… hahahaha
trus hasilnya apa nih? cuma ngebuktiin yg satu salah dan yg stu bener? wkwkwkkwkwkw
@elfasi : sudahlah kawan, mari kita berdiskusi lebih dewasa, sekarang kan kita mau diskusi tentang qamehzani, jadi fokus ke situ dulu. kan saya sudah jelaskan dengan argumen diatas tentang qamehzani, jadi nda perlu diskusi yg keluar batas agar lebih mengkerucut. kalau anda mau membantah argumen saya, lakukan secara dewasa, berikan bukti bahwa argumen saya salah.
@Kesatria Putih : buat anda juga, tolong baca pandangan saya diatas tentang qamehzani, jadi tdk perlu lagi ada komen2 yg keluar dari wacana.
maaf ya kalau ada kata2 yg menyinggung, itu semata2 untuk lebih tertib dan dewasanya diskusi kita disini kawan-kawan
syukran
@ joel, oke kawan yg dewasa…jika anda tidak setuju dengan gamehzani, berarti anda telah setuju dengan isi artikel di atas, klo udah demikian , gk perlu lagi anda komentari artikel ini…..
mas, walau ana gak setuju ama isi kitab kasf al-asrar karangan Imam Khumaeni, tapi yang perlu ana pertanyakan :” apakah di Iran sekarang telah mengamalkan dan mengikuti fatwa dari Khomaeni ?? ataukah justru bertentangan dengan fatwanya ??, jika memang mengikuti, lantas kapankah pemerintah Iran mengeluarkan larangan peringatan dengan qamehzani ???
ana amat butuh jawaban dari mereka mas…??
Syiah tak ubahnya sebuah agama
@All, Alhamdulillah dari komentar2 dan pendapat2 kita dapat saling menambah ilmu dan insyaAllah kita dapat sejalan dengan Junjungan kita yang mulia Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dalam manjalankan Aqidah Islam.
Sesuai dengan Imam Bukhari yang meriwayatkan hadits sbb:
“Belum sempurna iman seseorang apabila dia lebih mencintai seseorang daripada Aku.”
Maka fahamlah kita pabila ingin mencintai Rasulullah lakukanlah sebagaimana apa yang diajarkan, diamanatkan serta diamalkan beliau.
Mencintai keluarganya dan sahabat beliau wajib! kenapa wajib ?
didalam alqur’an surat alkautsar :
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (hai Nabi) nikmat (anak cucu keturunan) yang banyak, maka dirikanlah sholat karena (Allah) Tuhanmu dan berkorbanlah (sembelihlah kurban). Sesungguhnya orang yang membencimu dialah yang terputus (keturunannya).
At-Thabathabaiy dalam kitab tafsir “Al-Mizan” menjelaskan bahwa surat alkautsar turun berkaitan dengan orang2 musyrikin quraisy yang mengejek2 Rasulullah SAW sebagai “orang yang tidak mempunyai keturunan.”
kemudian Hadits yg dikutip Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, berasal dari Abu Bikrah sbb:
“Aku mendengar Rasulullah SAW berkata diatas mimbar, Al-Hasan berada disamping beliau dan beliau sebentar melihat kepadanya dan sebentar melihat kepada hadirin. “Putraku ini (sambil menunjuk kepada Al-Hasan) adalah sayyid. Mudah-mudahan dengan dia kelak akan mendamaikan dua golongan muslimin”
dan menurut catatan sejarah Alhasan memilih mundur dari pencalonan sebagai khalifah agar tidak ada perpecahan didalam persatuan umat muslimin pada saat itu.
dan juga menurut catatan sejarah yang semua kita disini pasti tau bahwa Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Almaliky Al-Hasani sebagai ulama terkenal pada masanya di Mekkah, mendamaikan perpecahan pada umat muslimin.
Hadits yang lain lagi dari At-Timudzy berasal dari Usamah bin Zaid sbb:
“Aku melihat Rasulullah dan Al-Hasan serta Al-Husain duduk diatas pangkuannya, kemudian beliau berkata: Dua orang anak2 ini adalah anak2 Ku dan anak2 Fathimah. Ya Allah, aku mencintai dua anak ini, maka cintailah mereka berdua dan cintailah pula orang yang mencintai kedua-duanya.”
Ketika Rasulullah SAW ditanya golongan mana yang selamat (al-Firqotun Najiyah), beliau bersabda : “Golongan yang seperti aku dan sahabatku.” (HR Turmudzi)
Apabila terjadi iktilaf, Rasulullah SAW memerintahkan umat islam untuk berpegang pada as-sawadul A’zhom, yakni golongan terbanyak dari kaum muslimin.
Alhamdulillah dari jaman dulu hingga sekarang, Ahlus Sunnah adalah as-sawadul A’zhom. Mereka adalah golongan yang selamat (al-Firqotun Najiyah), Semua ini berkat kemurahan Allah, berkat mereka selalu berpegang pada Qur’an, Sunnah, dan apa yang diyakini oleh kaum salaf yang saleh, yakni para sahabat dan tabi’in ridhwanullohi ‘alahim ajma’in.
Rasulullah SAW bersabda : “Jagalah diriku dengan menjaga sahabatku, jangan kalian menjadikan mereka sebagai sasaran (cacian sepeninggalku). Barang siapa mencintai mereka, maka ia mencintai mereka karena mencintai aku, Dan barang siapa membenci mereka, maka ia membenci mereka karena membenciku. Barang siapa menyakitiku berarti dia menyakiti ALLAH SWT. Dan barang siapa telah menyakiti ALLAH SWT, maka ia menjadi dekat dengan siksa-NYA.” (HR Turmudzi dan Ahmad)
Rasulullah SAW juga bersabda : “Jangan kalian mencaci sahabat2ku, demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, andaikan salah seorang diantara kalian menyedekahkan emas sebesar bukit uhud, maka sedekah itu tidak akan mampu menyamai satu mud sedekah mereka dan tidak pula menyamai setengahnya.” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)
Rasulullah SAW juga bersabda : “Para sahabatku seperti bintang-bintang dilangit, siapapun yang kalian jadikan panutan, maka kalian akan memperoleh petunjuk.” (HR Thabrani)
Rasulullah SAW juga bersabda : “Sebaik-baik masa adalah masaku, kemudian masa berikutnya, kemudian masa berikutnya dan kemudian masa berikutnya.” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)
Manalagi kalau bukan Alqur’an dan Hadits yang bukan menjadi akidah kita.
Mengenai pembahasan ilmiah diatas telah jelas mengenai puasa pada tanggal 10 Muharram dan kita umat muslim harus banyak bersyukur dan harus berbahagia memasuki bulan yang bersejarah ini, karena bulan ini adalah bulan spesial karena berbagai peristiwa kemenangan para nabi dan cucu Baginda Nabi Besar Muhammad SAW Al-Husein AS, Sungguh pendapat yang sangat bodoh lagi menjerumuskan kedalam kesesatan apabila mengambil hikmah dengan menyiksa diri dan mencaci serta melaknat para sahabat seakan tidak Ridha dengan rahasia Allah dibalik peristiwa tersebut. Sayyidina Husein pun mengetahui makna pada 10 Muharram dan berpuasa pada tanggal tersebut mengikuti kakek beliau.
Kemuliaan pada Tanggal 10 Muharram selain peristiwa yang dialami Al-Husein AS, seperti yang ada di kitab-kitab kuning :
1. Nabi Adam diterima taubatnya oleh Allah SWT. (bayangkan betapa agungnya 10 Muharram, dan bagaimana ketiadaan kita pabila Allah tidak menerima taubatnya Nabi Adam).
2. Nabi Idris mendapat derajat yang luhur, karena beliau membantu malaikat mengatur matahari, sehingga berkat do’a Nabi Idris, malaikat dapat melakukan tugasnya lebih mudah.
3. Nabi Musa mendapatkan anugerah Kitab Taurat. Hal itu terjadi ketika beliau berada di Bukit Tursina (Sinai).
4. Nabi Ibrahim AS terhindar dari fitnah Raja Namrud, Meski Beliau telah dilempar kedalam api, namun beliau tetap selamat. (Duhai sahabat pabila kalian tahu apakah yang menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api yang menyala2 tersebut?
karena NUR MUHAMMAD RASULULLAH SAW pada sulbi Nabi Ibrahim, dan berlanjut kepada sulbi Nabi Ismail, yang karena sebab NUR tersebut Ibrahim tidak dapat memutuskan leher Nabi Ismail AS, sehingga berganti jaman hingga kepada Rasulullah SAW dan kepada Al-Husein AS dan kepada Imam Ali Zainal Abidin AS, Alhamdulillah…
5. Nabi Nuh AS turun dari perahu penyelamat bersama umatnya yang beriman, terhindar dari Azab Allah.
6. Nabi Yusuf AS bebas dari penjara mesir akibat tuduhan zulaiha.
7. Nabi Ya’qub AS sembuh dari penyakit mata.
8. Nabi Yunus AS dapat keluar dari perut ikan nun.
9. Nabi Sulaiman AS memperoleh istana yang indah yang menjadikannya raja bagi manusia dan semua hewan dan jin.
10. Nabi Daud AS disucikan dari dosa.
11. Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya mendapat anugerah dan kewaspadaan dalam menetapi hidayah Al-Qur’an.
Oleh karena itu bagi Umat Muslim pabila ia masih mengalami hal yang utama itu (10 Muharram), disunatkan(diutamakan) untuk menjalankan ibadah puasa dan memperbanyak tafakkur serta menambah amal ibadahnya yang lain.
Sedang mengenai hadits2nya banyak dah diatas, dan merupakan Zumhur Ulama, kalo ga tau zumhur ulama apa mohon bertanya!
– Sedangkan apakah boleh larut dalam kesedihan pada 10 Muharram, sah2 saja!
– Apa boleh disertai menyakiti dan aniaya diri serta melaknat?
Itu adalah tindakan bodoh yang menyesatkan!
Adapun Asyura’ adalah hari sedih dan tidak mungkin ada kebahagian di dalamnya dikarenakan mengingat terbunuhnya sayyidina Husein di hari itu. Namun tidak dibenarkan pada hari itu melakukan ritual yang lain melebihi dari berpuasa dan tausi’ah (memberi belanja lebih) pada keluarga karena pada dasarnya hari itu sendiri adalah hari yang utama “(Tatsbitul Fu’ad)
sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW : “ bukanlah termasuk golonganku, orang yang memukul-mukul pipi-pipinya (karena kematian seseorang), dan merobek pakaian-pakaiannya serta menjerit sebagaimana orang-orang jahiliyah “
sebuah kisah dalam kitab rujukan Alhabib Abdullah bin Alwi Alhaddad, Pada jaman khalifah pertama Bani ‘Abbas, Saffah, suatu hari berziarah ke makam Rasulullah SAW. Ia mendengar seorang syarif syi’i yang berdiri tepat di hadapan kubur Rasulullah SAW, berkata :
“Setelah engkau meninggal kami di dzalimi, dianiaya, hak kami diambil.”
Saffah bertanya kepadanya : “Siapa yang berbuat dzalim, menganiaya dan mengambil hartamu?”
“Abu Bakar mengambil bagian kami dari rampasan perang khaibar dan fadak. Ia lalu memasukkannya ke Baitul Mall.” Jawab syi’i tersebut.
“Siapakah yang menjadi Khalifah setelah beliau?”
“Umar.”
“Apa yang Ia lakukan terhadap harta itu?”
“Ia berbuat seperti Abu Bakar dan terus menerus mendzalimi kami.”
“Kemudian siapa yang diangkat Khalifah setelahnya?”
“Utsman.”
“Apa yang Ia lakukan terhadap harta itu?”
“Ia berbuat seperti Abu Bakar dan Umar serta terus menerus mendzalimi kami.”
“Setelah dia siapa yang diangkat menjadi Khalifah?”
“Ali?”
“Apa yang Ia lakukan terhadap harta itu?”
Lelaki syi’i itu terdiam dan merasa sangat malu dan ingin lari dari tempat itu. Sebab ia tahu Sayyidina Ali juga melakukan sebagaimana yang dilakukan Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar dan Sayyidina Utsman.
Saffah lalu berkata kepadanya, “Demi Allah, kalau ini bukan hari pemerintahan pertamaku di pemerintahan, aku pasti menjadikanmu sebagai contoh bagi orang lain. Wahai musuh Allah kau menuduh Abu Bakar, Umar, dan Utsman telah mendzalimimu, padahal mereka berbuat seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dan Imam Ali.
Dari kisah ini Alhabib Abdullah bin Alwi Alhaddad berkata :
Mereka ini disebut rafidhah karena dahulu sekelompok orang yang merupakan leluhur mereka datang menemui Sayyidina Zaid bin ‘Ali, saudara Muhammad Al-Bagir yang dianggap oleh kelompok zaidiyah sebagai imam mereka dan Abu Hanifah menuntut ilmu darinya.
Mereka berkata kepada beliau: “Wahai Zaid, kami akan menjadi pasukanmu untuk menghadapi musuh-musuhmu dengan satu syarat, yaitu kamu berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar.”
Beliau menjawab: “Aku justru berlepas diri dari orang yang berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar.”
Mereka lalu berkata: “Kalau begitu kami akan meninggalkanmu.”
Beliau berkata: “Pergilah kalian adalah rafidhah.”
Sejak saat itu mereka disebut rafidhah.
Cocoklah pendapat Salaf Ahlus Sunnah :
“Andaikata kaum rafidhah diibaratkan burung, maka mereka adalah burung ar-rakham (Nasar), dan bila diibaratkan hewan tunggangan, maka mereka diibaratkan keledai.”
Iman Bukhori berkata : “Bagi saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka.
(Imam Bukhori / Kholgul Afail, halaman 125).
Abdul Qadir Albaghdadi berkata : “Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah, Jahmiyah dan Imamiyah adalah golongan yang mengikuti hawa nafsu yang telah mengkafirkan sahabat-sahabat terbaik Nabi, maka menurut kami mereka adalah kafir. Menurut kami mereka tidak boleh di sholatkan dan tidak sah berma’mum sholat di belakang mereka”.
(Al Fargu Bainal Firaq, halaman 357).
Ketika Alhabib Abdullah bin Alwi Alhaddad berusia 27 tahun, beberapa orang syi’ah masuk ke Yaman. Para ulama khawatir akidah masyarakat akan rusak karena pengaruh ajaran para pendatang syi’ah itu. Mereka lalu meminta beliau untuk merumuskan suatu do’a yang dapat mengokohkan akidah masyarakat dan menyelamatkan mereka dari faham yang sesat itu. Beliau memenuhi permintaan mereka lalu menyusun sebuah do’a yang akhirnya dikenal dengan RATIB HADDAD!
(Nafaisul ‘Uluwiyyah fil Masailis Shufiyyah)
sedangkan menurut Almusnid Alalamah Alhabib Umar bin Hafidz Sahibul Maulid Dhiyaul Lami :
“Akidah Bani Alawi turun temurun terajut dalam 2 kitab panutan, yang pertama: Khuluqul Muslim (Akhlaq seorang muslim) dari Imam Alghazali, dan yang kedua An-Nashaih ad-Diniyyah wal Washaaya al imaniyyah (Nasehat-nasehat Agama dan wasiat-wasiat keimanan).” Janganlah engkau terima suatu pemahaman yang bertentangan dari kedua kitab tersebut, karena inilah pegangan kami dari para salaf.”
(Beliau Masih hidup monggo ditanyakan, atau kepada murid2 beliau, Alhabib Jindan bin Novel bin Jindan, Alhabib Munzir bin Fuad Almusawa, dan lain2)
jadi kembali saya bertanya dengan pertanyaan rekan saya “Muhibbin” diatas :
Kejanggalan2 yang muncul :
a. Adakah para Imam setelah syd Ali seperti syd Husein menentang riwayat syd Ali dan membuat riwayat2 baru ?
b. Bukankah riwayat syd Ali lebih awal daripada riwayat yang setelahnya dan ada sebelum pembunuhan syd Husein ?
c. Siapakah yang memalsukan riwayat2 setelah beliau akan rekayasa puasa Asyura’ atas nama ahlul bait ?.
InsyaAllah kita semua dilindungi oleh Allah SWT dari kejahilan2, kebusukan2, yang menjadikan kita terperosok dalam kebodohan yang amat menyesatkan.
Amin yaa Rabbal Alamin..
salam kpd wong Djowo si brengsek..si adu domba..
mengapa kamu harus berdusta..tidakkah kamu sedar..Ayatullah Ali Khamenei mencium pipi si pesakit..bukannya bibir..jangan jadi pendusta lu…
kepada siapa yang tadi nya ada berkomentar begini..”mengapa harus sekarang ulama syiah mengharamkan qamezani..mengapa tidak ada mulla2 syiah zaman dulu yang mengharamkan…”
saudarakau…kamu telah memalukan diri kamu sendiri..ini,aku kasih taw sama kamu…ulama2 silam syiah yang mengharamkan qamezani..
[1]
Ayatullah Sayed Muhsin Hakim: Qamezani iaitu pisau yang dipukul pada badan bukanlah amalan beragama dan mustahab. Amalan ini memberi kesan buruk kepada Islam, umatnya dan Ahlul Bait.
[2]
Ayatullah Sayed Abul Qasim al-Khui berkata “Tidak ada sebarang dalil Syar’i yang membolehkan Qamezani,tidak ada jalan yang menghukumkan amalan itu sebagai mustahab.
[3]
Ayatullah Sayed Abul Hasan Esfahani: Penggunaan pisau, gendang, rantai dan Bouq (sejenis trompet dari tanduk) adalah haram dan bukan dari Syariat Islam.
[4]
Ayatullah Sayed Muhsin Amin Jabal ‘Amili berkata “Qamezani dan apa saja peralatan sambutan Asyura sepertinya adalah haram menurut hukum akal dan Syara’. Mencederakan kepala bukan sahaja tidak memberi manfaat di dunia dan pahala di akhirat, bahkan ia menyakiti jiwa serta haram menurut hukum syara’. Amalan ini juga menyebabkan Syiah dan Ahlul Bait diejek/dihina oleh orang ramai. Mereka akan menganggap amalan ini sebagai ganas. Tiada syak lagi bahawa amalan ini berasal dari bisikan Syaitan dan tidak mendatangkan keredaan Allah, Rasulnya dan Ahlul Bait.
[5]
Ayatullah As-Syahid Sayed Muhammad Baqir Sadr juga berkata ” Amalan ini adalah pekerjaan insan yang jahil dan para ulama sentiasa menghalang dan mengharamkannya”
[6]
Ayatullah Fadhil Lankarani berkata “Masalah Qamezani bukan sahaja tidak mendatangkan lebih banyak kesedihan dan kecintaan terhadap Imam Husain dan matlamat suci beliau. Namun ia tidak diterima, bahkan ia memberikan natijah yang buruk dalam pandangan rasional”.
[7]
Ayatullah Shalehi Mazandarani berkata “Dalam sumber Fiqh, Qamezani sama sekali tidak memberikan sebarang faedah dalam Azadari Imam Husain as”.
[8]
Ayatullah As-Syahid Murtadha Mutahhari “Upacara ini meniru budaya Kristian Ortodok Caucasus”
[9]
Ayatullah Muhammad Jawad Mughniah, “Upacara ini tidak sesuai dan Bid’ah menurut agama dan Mazhab”.
[10]
Ayatullah Musykini, “Perkara ini menimbulkan masalah menurut Syariat Islam. Bahkan ia mengandungi unsur-unsur haram dan umat Islam tidak boleh sekali-kali memasukkannya sebagai ibadah dalam berdukacita atas Imam Husain as
Ulama di zaman ini
-Ayatullah Sayed Ali Khamenei berkata “Qamezani adalah budaya yang direka; dan sama sekali tidak berkaitan dengan agama. tiada syak lagi, Allah tidak meridhainya.
Ketika Komunis menakluki rantau Azerbaijan-Soviet dahulu, semua kesan-kesan Islam di sana telah dihapuskan seperti masjid telah ditukar kepada gudang. Dewan dan Husainiyah ditukar menjadi gedung lain dan tidak ada sebarang tanda agama Islam dan Syiah yang berbekas; kecuali Qamezani sahaja yang dibenarkan…. mengapa? Ini adalah cara mereka memerangi agama Islam dan Syiah. Kadang-kadang musuh menggunakan alasan seperti ini untuk menentang agama. Setiap unsur khurafat diketengahkan supaya kemurnian Islam tercemar”.
-Ayatullah al-Uzma Jawadi Amili: Tidak dibenarkan melakukan perkara yang boleh menyebabkan Islam dihina dan kehormatan Islam direndahkan; Qamezani dan amalan seperti itu hendaklah dijauhi.
-Ayatullah Makarim Syirazi: Metodologi Azadari hendakkah tidak memberi sebarang kesempatan kepada musuh Islam dan menyebabkan penyalahgunaannya. Hendaklah acara besar ini tidak diperkecilkankan dan menyebabkan penghinaan kepada mazhab. Memukul badan dengan pisau atau rantai tajam hendaklah dijauhi.
-Ayatullah al-Uzma Mazaheri Esfahani: Memukul badan dengan pisau dan seumpanya adalah haram.
-Ayatullah al-Uzma Sayed Kazim Haeri: Perkara khurafat seperti Qamezani menyebabkan Islam dan Syiah mendapat nama buruk.
-Ayatullah Nuri Hamdani: Peserta Azadari hendaklah sentiasa menyedari keburukan Qamezani di mana pihak musuh sentiasa memikirkan cara menjajah dan melemahkan umat Islam serta mencetuskan bahaya dari dalam. Semoga Allah membantu umat Islam.
-Ayatullah al-Uzma Syaikh Muhammad Yaqubi: Tidak boleh melakukan sebarang kerja yang tidak berakal, membahayakan diri, menyebabkan penghinaan terhadap agama dan Maktab Ahlul Bait (as)… Oleh itu wajiblah kita menjauhi amalan-amalan seperti Qamezani atau yang mencederakan tubuh dengan alat-alat tajam.
-Ayatullah Muhammad Mahdi Asfahi: Amalan-amalan ini memberi kesan negatif dalam penyampaian pesanan Asyura kepada orang ramai dan ia menyebabkan acara Husaini diremehkan.
Memang ada ulama yang membenarkannya, tetapi dengan syarat ia diyakini tidak membawa mudharat kepada pelakunya. Tetapi secara logiknya sudah pasti tindakan ini akan membawa kemudharatannya. Malah para ulama ini sendiri tidak melakukannya.
jadi kesimpulannya, ajaran kami tidak pernah membenarkan amalan-amalan ini.
Kepada saudara Syiah yang masih lagi berkeras untuk melaksanakan Qame Zani, kami tidak menghalang apa yang kamu mahu buat, kerana kami tahu, kalian semua ikhlas melakukannya kerana ingin merasai kesakitan yang dirasai Imam Hussain(as) seperti mana Malik bin Nuwairah yg mencabut giginya untuk merasai sakitnya dan penderitaan Rasulullah SAWW ketika perang Uhud,lantaran kecintaannya kepada Nabi SAWW. Tetapi INGATLAH,INGATLAH wahai saudaraku.. amalan ini jika ada pun kebaikannya, akal yang logik lagi sihat akan segera mengetahui keburukannya adalah jauh lebih banyak kepada diri sendiri..bukankah nabi telah bersabda mencederakan diri dengan sengaja/sedar haram.
Pada pendapat saya, Malik bin Nuwairah mencederakan dirinya[mencabut giginya] bukanlah dalam keadaan sedar..jika dilihat secara zahir..Malik melakukannya dlm keadaan sedar..tetapi,,kita harus melihat jauh ke dalam sudut hati Malik..apakah ia sedar..?????
Jawabnya: Dia tidak sedar..
kerna disebabkan kecintaannya yang mendalam terhadap Nabi Muhammad SAWW,,,apabila dikhabarkan nabi tercabut giginya ketika perang Uhud..lantaran kecintaannya..timbul rasa tidak senang dalam hatinya akan penderitaan nabi…oleh kerana batinnya ketika itu dikuasai 100% kecintaan terhadap nabi ..dia tanpa sedar mencabut giginya…lalu tanpa sedar lagi..kerna dirinya dikuasai kecintaan dan rasa ingin merasai apa yang nabi rasa..ingin merasai penderitaan nabi…lantaran kecintaannya..dia mencabut lagi giginya..Masha Allah..moga rahmat Allah dilimpahkan ke atas Malik bin Nuwairah..Moga kita mencintai nabi sebagaimana Malik bin Nuwairah mencintai Nabi Muhammad SAWW..Ilahi Amin.
maaf..pembentulan..saya selalu keliru berkaitan dengan Malik bin Nuwairah dengan Uwais al-Qarni..
sebenarnya yang mencabut giginya adalah Uwais al-Qarni..
@husaynjan
waalaikum salam warohmatullah wabarakatuh
(mampir lagi memenuhi undangan husaynjan)
Mohon maaf kalo gambar pada video di atas kurang jelas, tapi jgn kuatir, ana masih punya gambar yg lebih jelas lagi,
kali ini korbannya seorang anak kecil
-semoga berkenan-
@wong jowo
hahaha…blum ada kemajuan..msh kotor jg otak mu
@wong jowo
semoga anda tobat dgn sebenar2nya tobat,krn sy sdh peringatkan anda berkali2.mdh2 ketika sy tulis dalil ini anda dgn gentel menyatakan taoubat anda disini
dalil:
1.dlm dzakhair al uqba hali 126
abuhurairah berkata:
pd swt hr nabi sawmenjulurkan lidahnya ke alhusein,lalu alhusein yg masih kecil itu senang melihat kemerahan lidah nabi saw
2.dlm kitab yg sama
abu ya’la bin marrah berkata:
sesungguhnya nabi saw memeluk husein n mengelus kepalanya lalu memncium mulutnya.
apa anda mau mengatakan bhw rosul melakukan perbuatan yg bejat..!!
sdh sy katakan otak anda lah yg bejat..!!
anda taubat..!!hai pencinta fitnah,…
klu blum akan sy tampilkan lg dalil yg lebih banyak utk memenuhi otak bejat mu…
hehe,, itu jg unt menuhi pesenan temenmu si Husaynjan
emang, otakq masih kotor, blum bisa SUCI sperti Bibir imam mu di foto itu,,.. benar2 Su-CI ( SUka CI** ) :-)
@wong jowo
berani anda menulis disini klu anda tobat..??
klu anda tdk berani berarti anda tdk lebih dr sekelompok orang seperti faithfredom yg gemar memfitnah n menhina rosul.apa yg diperbuat rosul trhdp al hasan n al husein dgn mencium bibir mereka dianggap mereka suatu sikap kelainan sex,seperti jg anda menganggap imam ali khamenei punya prilaku yg sama…
silahkan anda bertahan dgn kesombongan n kebejatan anda..
krn anda sendiri yg terima akibatnya..
assalamualaikum…
apakah ada amalan yg dilakukan para sahabat saat hari hari berkabung tsb.jadi apakah ada cara yg lebih sohih untuk bersedekah pd hari berkabung??,MOHON PENGETAHUAN NYA.