PERTANYAAN :
Lailia Zain
assalamu’a laikum…
mau tanya masalah asi yg diperdagan gkan,itu bagaimana mnrt islam?apal agi skrng sdh ada keju n es krim yg dibuat dr asi (di luar negeri).mo hon penjelasan nya…trim s
JAWABAN :
Masaji Antoro
Wa’alaikum salam
JUAL BELI ASI (AIR SUSU IBU)
Menurut MALIKIYYAH , SYAFI’IYYA H dan pendapat yang paling shahih dikalangan HANABILAH menghukumi BOLEH
Sedang menurut MALIKIYYAH menyatakan TIDAK BOLEH
ويصح بيع لبن الآدميات لأنه طاهر منتفع به فأشبه لبن الشياه ومثله لبن الآدميين بناء على طهارته وهو المعتمد كما مر في باب النجاسة
Dan sah hukumnya menjual air susu wanita karena ia suci dan dapat diambil manfaatnya maka hukumnya menyerupai susu kambing, juga sama bolehnya menjual air susu laki-laki karena memandang kesucianny a dan yang demikian adalah pendapat yang dapat dijadikan pegangan.
Mughni al-Muhtaaj II/12
(فرع)
بيع لبن الآدميات جائز عندنا لا كراهة فيه هذا المذهب وقطع به الاصحاب الا الماوردى والساشى والرويانى فحكوا وجها شاذا عن أبى القاسم الانماطى من اصحابنا أنه نجس لا يجوز بيعه وانما يربى به الصغير للحاجة وهذا الوجه غلط من قائله وقد سبق بيانه في باب إزالة النجاسة فالصواب جواز بيعه قال الشيخ أبو حامد هكذا قاله الاصحاب قال ولا نص للشافعي في المسألة هذا مذهبنا
* وقال ابو حنيفة ومالك لا يجوز بيعه وعن أحمد روايتان كالمذهبين
CABANG
Menjual air susu wanita boleh menurut kami (Syafi’iyy ah) tidak makruh sama sekali dan ini pendapat yang dijadikan madzhab dan menjadi keputusan pengikut-p engikut syafi’iyya h kecuali menurut al-Mawardi , as-Saasyi dan ar-Royyaan i yang menurut mereka dengan mengutip pendapat Abu Qasim menyatakan bahwa air susu adalah najis yang tidak dapat diperjual belikan dan diberikan pada bayi kecil karena ada kepentinga n…. Dst
Abu Hanifah dan Imam Malik menyatakan tidak boleh sedang menurut Imam Ahmad terdapat dua pendapat
Al-Majmuu’ Syarh al-Muhadzd zab IX/254
بَيْعُ لَبَنِ الآْدَمِيّ ِ :
11 – ذَهَبَ الْمَالِكِ يَّةُ وَالشَّافِ عِيَّةُ وَهُوَ الأَْصَحُّ عِنْدَ الْحَنَابِ لَةِ إِلَى جَوَازِ بَيْعِ لَبَنِ الآْدَمِيّ َةِ إِذَا حُلِبَ ، لأَِنَّهُ لَبَنٌ طَاهِرٌ مُنْتَفَعٌ بِهِ ، وَلأَِنَّه ُ لَبَنٌ أُبِيحَ شُرْبُهُ ، فَأُبِيحَ بَيْعُهُ قِيَاسًا عَلَى سَائِرِ الأَْنْعَا مِ ، وَلأَِنَّه ُ يَجُوزُ أَخْذُ الْعِوَضِ عَنْهُ فِي إِجَارَةِ الظِّئْرِ ، فَأَشْبَهَ الْمَنَافِ عَ . وَلاَ يَجُوزُ بَيْعُهُ عِنْدَ الْحَنَفِي َّةِ وَهُوَ قَوْل جَمَاعَةٍ مِنَ الْحَنَابِ لَةِ ، لأَِنَّ اللَّبَنَ لَيْسَ بِمَالٍ فَلاَ يَجُوزُ بَيْعُهُ ، وَالدَّلِي ل عَلَى أَنَّهُ لَيْسَ بِمَالٍ إِجْمَاعُ الصَّحَابَ ةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَالْمَعْق ُول ،
__________
(1) بدائع الصنائع 5 / 145 ، والفروق للقرافي وتهذيبه 3 / 240 – 241 ، ونهاية المحتاج 1 / 227 ، والمغني 4 / 288 .
(2) بدائع الصنائع 5 / 145 .
JUAL BELI ASI
Kalangan Malikiyyah dan Syafi’iyya h dan pendapat yang paling shahih dikalangan hanabilah menyatakan bolehnya jual beli ASI karena :
* Suci
* Dapat diambil manfaatnya
* ASI boleh diminum maka boleh untuk dijual dengan mengqiyask an hukumnya pada susu-susu binatang ternak lainnya
* Boleh menarik bea atas jasa menyusui anak orang
Menurut Hanafiyyah jual beli ASI hukumnya tidak boleh, ini juga sebuah pendapat yang terdapat dikalangan Hanabilah karena ASI bukan tergolong jenis harta yang dapat diperjual belikan berdasarka n IJMA’ para shahabat Nabi ra. Dan berdasarka n logika.
Al-Mausuu’ ah al-Fiqhiyy ah 35/199
Wallaahu A’lamu Bis Showaab
========== ========== =======
Lailia Zain
lha trus bgmn klo si anak mnm asi yg diperjual belikan tsb?apakah jg tdk mnjd anak sepersusua n ibu asi (dmn asi itu berasal)? smg paham mksd pertanyaan sy ^-^
Mbah Jenggot II
Syarat menyusu yang menjadikan si Penyusu anak Rodho’ yang puny asusu adalah:1. Susuan tersebut terjadi pada usia-usia di antara dua tahun pertama dari usia anak yang menyusu darinya. Dan jika seandainya usia yang menyusu itu di atas dua tahun maka tidaklah menjadikan nya haram untuk dinikahi, ini adalah pendapat jumhur ulama berdasarka n sabda Rasulullah saw, ”Tidak ada rodho’ (susuan) kecuali diantara usia dua tahun.” (HR. Daruquthni dari Ibnu Abbas).
Imam Malik menambahka n dari masa dua tahun itu dengan dua bulan dikarenaka n masa dua bulan ini dibutuhkan bagi anak itu sebagai masa transisiny a dari mengkonsum si susu kepada makanan lain. Hal itu apabila anak itu tidak disapih sebelum masa dua tahun sedangkan apabila ia sudah disapih dan makan makanan kemudian menyusu maka susuannya itu tidak menjadikan nya sebagai mahram.
Imam Abu Hanifah menentukan masa susuan itu adalah dua tahun setengah. Setengah tahun itu adalah masa transisi bagi anak itu untuk berpindah dari mengkonsum si susu kepada makanan yang lainnya.
2. Hendaklah anak itu menyusu sebanyak lima susuan secara terpisah sebagaiman a kebiasaan, dimana anak itu meninggalk an puting susunya dengan kehendakny a tanpa adanya halangan seperti bernafas, istirahat sejenak atau sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menjadikan nya lupa dari menyusu. Dalam hal ini tidak pula disyaratka n hisapan-hi sapan tersebut harus mengenyang kannya, demikian pendapat para ulama madzhab Syafi’i serta pendapat yang paling kuat dari para ulama madzhab Hambali.
Terhadap orang dewasa yang sudah baligh dan berakal yang menyusu kepada seorang wanita maka jumhur ulama dari kalangan sahabat, tabi’in dan para fuqoha mengatakan bahwa tidak ada susuan yang menjadikan nya mahram kecuali apabila terjadi pada saat ia masih kecil, meskipun terjadi perselisih an dalam penentuan batas usia anak kecil tersebut.
Diantara dalil-dali l yang dipakai jumhur adalah :
وَالْوَالِ دَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَه ُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْن ِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَ ةَ
Artinya : “…..Sela ma dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurn akan penyusuan. ” (QS. Al Baqoroh : 233)
Sabda Rasulullah saw, ”Sesungguh nya susuan itu hanyalah yang mengenyang kannya dari rasa lapar.” (HR. Bukhori Muslim) artinya susu yang diminumnya itu mengenyang kannya dan ia tidak memiliki makanan selainnya. Tentunya orang yang sudah dewasa tidaklah termasuk didalamnya terlebih lagi hadits ini menggunaka n kata-kata hanyalah. (al Fiqhul Islami wa Adillatuhu juz IX hal 6637 – 6638)