632.FIQH SHOLAT; BAGAIMANA HUKUMNYA DOMPET YG ADA NAJISNYA
PERTANYAAN
Abdullah Alif’alit Al-Jawi
Assalamual aikum
ini ta ambil contoh pd diri sndiri,
.
Di dlm dompetku trselip barang najis yg ga bsa dbuang/ di suci, akhirnya bila tiap sholat dompet aku gletakin ddpan / blkang aku brdiri,
gmana tuh hukumnya?
JAWABAN
Mbah Jenggot Wa ‘alaikum salam.
Boleh/sah selama g dibawa sholat.
Masaji Antoro Wa’ alaikumsal am
DIANTARA SYARAT SAHNYA SHALAT, TEMPAT SHALATNYA HARUS SUCI, ASALKAN DOMPET TERSEBUT TIDAK TERBAWA SAAT IA SHALAT MAKA SHALATNYA HUKUMNYA SAH
وأما المكان فليكن كل ما يماس بدنه طاهرا (ح) وما لا يماس فلا بأس بنجاسته الا ما يحاذي صدره في السجود ففيه وجهان لانه كالمنسوب إليه) * يجب أن يكون ما يلاقى بدن المصلي وثيابه من موضع الصلاة طاهرا خلافا لابي حنيفة حيث قال لا يشترط الا طهارة موضع القدمين وفي رواية طهارة موضع القدمين والجبهة ولا يضر نجاسة ما عداه الا أن يتحرك بحركته …. ولو صلي علي بساط تحته نجاسة أو على طرف آخر منه نجاسة أو على سرير قوائمه على نجاسة لم يضر خلافا لابي حنيفة حيث قال ان كان يتحرك ذلك الموضع بحركته لم يجز
Yang dimaksud suci tempat shalatnya adalah setiap tempat yang bersentuha n dengan badan (juga pakaian) orang shalat, sedang yang tidak bersentuha n tidak bahaya najisnya kecuali tempat yang sejajar dengan dadanya saat sujud yang dalam masalah ini terdapat dua pendapat (yang salah satu pendapatny a menyatakan sujudnya tidak sah) karena tempat tersebut dinisbatka n juga area shalatnya.
Diwajibkan setiap tempat yang bertemu dengan badan, pakaiannya dalam keadaan suci.
Berbeda menurut pendapat Abu Hanifah yang hanya mewajibkan sucinya tempat kedua telapak kakinya meski dalam riwayat lain beliau juga menyaratka n sucinya tempat kedua telapak kakinya dan dahinya dan tidak bahaya najis diselain tempat tersebut kecuali tempat tersebut ikut bergerak saat ia bergerak dalam shalatnya… ..
Bila seseorang shalat sedang dibawah permadanin ya, atau ujung tempat lainnya, atau shalat diatas ranjang yang tiang-tian gnya terdapat najis maka tidak bahaya berbeda dengan pendapat Abu Hanifah bila tempat tersebut ikut bergerak saat ia bergerak dalam shalatnya maka tidak boleh.
Syarh al-Wajiiz IV/34
Wallaahu A’lamu Bis Showaab