608. NERAKA
PERTANYAAN :
Rama Rif
NERAKA ITU ADA BERAPA TEMPAT SIH DAN BUAT GOLONG APA SAJA DI PENGHUNINY A mohon bimbingany a kum. . .
JAWABAN:
>> Mbah Jenggot:
“Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-mas ing pintu di huni (sekelompo k pendosa yang ditentukan )” (Qs al Hijr :44)
Diriwayatk an dalam Anwar Nu’maniyah dan Biharul Anwar bahwa ketika Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi saww memintanya untuk menjelaska n kondisi neraka. Jibril menjawab: “Wahai Nabi Allah, sesungguhn ya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara masing-mas ing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:
1. Hawiyah (arti harfiahnya : jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.
2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutuk an Allah.
3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).
4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutny a serta para penyembah api.
5. Huthamah (menghancu rkan hingga berkeping- keping), pintu ini untuk kaum Yahudi.
6. Sa’ir (arti harfiahnya : api yang menyala-ny ala), pintu ini untuk kaum kafir.
Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saw maminta Ia untuk menjelaska n pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: “Pintu ini untuk umatmu yang angkuh”; yang mati tanpa menyesali dosa-dosa mereka.
Lalu, Nabi saw mengangkat kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau pingsan. Ketika siuman beliau berkata: “Wahai jibril, sesunggguh nya engkau telah menyebabka n kesusahank u dua kali lipat. Akankah umatku masuk Neraka?”
Kemudian Nabi saw mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisanny a ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya: “Mengapa beliau begitu berduka?” Namun beliau tidak menjawab.
Saat itu, Imam Ali as sedang pergi melaksanak an satu misi, maka para sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (al-A’la:1 7).
Para sahabat pun menceritak an keadaan ayahnya (Rasululla h saw). Setelah mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya (cadar) yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir bersama orang-oran g ini terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: ” Aduhai! Sementara putri-putr i kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai”.
Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang menyedihka n dan juga keadaan para sahabatnya , kemudian ia berkata: “Wahai Ayahanda, Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah, demi tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu malam kami beristirah at, anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah Salman dan berkata “Apakah engkau memperhati kan dan mengambil pelajaran? ”
Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaiman a yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, “Mengapa Ayahanda menangis?” Nabi saww menjawab, “Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhn ya Jibril telah menyampaik an kepadaku sebuah ayat yang menggambar kan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pint u itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab”.
Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, “Sesungguh nya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal”. Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika siuman, beliau as berkata, “Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu?” Nabi saww menjawab, “Umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingk an dengan azab-azab yang lainya.
Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saww menangis dan meratap, “Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit”. Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, “Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkan ku, maka aku tidak akan mendengar tentang azab ini”, Ammar bin Yasir berkata, “Andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab”. Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-seba b duka cita itu, Salman menjawab, “Celakalah engkau dan aku, sesungguhn ya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka). Masihkah kita memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri kita lalai dan sibuk dengan kesenangan dunia yang sementara ini?