Nadia Faelasufha >>
Di bulan Ramadhan benarkah syaithn-sy aithon dibelenggu ?
Tetapi faktanya sewaktu sedang puasa..
Habis subuh kok ramai asyik berpacaran ?
dan maksiat masih saja tetap terjadi ? kenapa ea ?
-
-
Masaji Antoro >>Karena masih dimungkink
an kejelekan tersebut terjadi akibat nafsu yang jelek dari seseorang atau pengaruh setan dari bangsa manusia… وقال القرطبي بعد أن رجح حمله على ظاهره فإن قيل كيف نرى الشرور والمعاصى واقعة في رمضان كثيرا فلو صفدت الشياطين لم يقع ذلك فالجواب أنها إنما تقل عن الصائمين الصوم الذي حوفظ على شروطه وروعيت ادابه أو المصفد بعض الشياطين وه…م المردة لاكلهم كما تقدم في بعض الروايات أو المقصود تقليل الشرور فيه وهذا أمر محسوس فإن وقوع ذلك فيه أقل من غيره اذلا يلزم من تصفيد جميعهم أن لا يقع شر ولا معصية لأن لذلك اسبابا غير الشياطين كالنفوس الخبيثة والعادات القبيحة والشياطين الإنسية وقال غيره في تصفيد الشياطين في رمضان إشارة إلى رفع عذر المكلف كأنه يقال له قد كفت الشياطين عنك فلا تعتل بهم في ترك الطاعة ولا فعل المعصيةBerkata alQurthubysetelah mengunggul kan pernyataan hadits ““pada bulan ramadhan pintu neraka ditutup rapat dan pintu surga dibuka selebar lebarnya dan setan diborgol ” pada zhahirnya hadits Bila ditanyakan“Bagaimana kita masih banyak melihat kejelekan dan maksiat terjadi dibulan ramadhan bila memang setan telah di borgol ?” Kejelekan tersebut menjadi jarang terjadi pada orang yang berpuasa dengan menjalankan semua syarat-sya ratnya dan menjaga adab-adabn ya. Atau yang diborgol hanyalah sebagian setan tidak semuanya seperti keterangandisebagian riwayat terdahulu Atau yang dimaksud adalah sedikitnyakejelekan dibulan ramadhan, ini adalah hal nyata karena kejelekan dibulan ramadhan kenyataann ya memang lebih sedikit dibanding dibulan-bu lan lainnya dan bukan berarti apabila semua setan diborgol dibulan Ramadan sekalipun, tidak akan terjadi kejelekan dan kemaksiata n karena masih dimungkink an kejelekan tersebut terjadi disebabkan oleh nafsu yang jelek atau setan dari setan sebangsa manusia. Dan berkata ulama lainnya “Pengertian setan dibelenggu dibulan Ramadan adalah tidak adanya lagi alas an seorang mukallaf, seolah-ola h dikatakan : Telah tercegah setan dari menggodamu maka jangan beralasan dirimu karenanya saat meninggalk an ketaatan dan menjalani kemaksiata n. Fath alBaari IV/114-115Wallaahu A’lamu Bis Showaab..
-