She’Jasmin e Ayda Az-zahra >>
Apakah membunh ular dan semut it berdosa?
-
-
Ian Saputra >> Untuk apa dibunuh jika tidak membahayak
an dan mengancam nyawa kita? -
She’Jasmin
e Ayda Az-zahra>> Seandainya drmh byk smut,trus kesapu gt,pastine mati kan? Nah tu gmana? -
Latif Fathoni>>
Hati-hati dalam menyapunya .. cari ruang yang gak ada semutnya terlebih dahulu…u sahakan usir semut2 itu agar tak ada yg mati tersapu..m engenai ularbila sekiranya mngancam keslmatan saja.. -
She’Jasmin
e Ayda Az-zahra >> Kalo membnuh ulr berdosa gak? Apa ada nash-nya? -
Masaji Antoro>>م – مَا يُكْرَهُ قَتْلُهُ مِنَ الْحَشَرَا
تِ : كَرِهَ الشَّارِعُقَتْل بَعْضِ الْحَشَرَا تِ كَالضُّفْد َعِ لِمَا رَوَى عَبْدُ الرَّحْمَن ِ بْنُ عُثْمَانَ قَال : ذَكَرَ طَبِيبٌ عِنْدَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَوَاءً ، وَذَكَرَ الضُّفْدَع َ يُجْعَل فِيهِ ، فَنَهَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْل الضُّفْدَع ِ (1) . وَقَال صَاحِبُ الآْدَابِ الشَّرْعِيَّةِ (2) : ظَاهِرُهُ التَّحْرِي مُ . وَكَرِهَ قَتْل النَّمْل وَالنَّحْل، لِمَا رَوَى ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَال : نَهَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْل أَرْبَعٍ مِنَ الدَّوَابّ ِ : النَّمْلَة ُ ، وَالنَّحْل َةُ ، وَالْهُدْه ُدُ ، وَالصُّرَد ُ (3) . وَاسْتَثْنَى الْفُقَهَا ءُ النَّمْل فِي حَالَةِ الأَْذِيَّ ةِ ، فَإِِنَّهُ حِينَئِذٍ يَجُوزُ قَتْلُهُ . وَفَصَّل الْمَالِكِيَّةُ ، فَأَجَازُو ا قَتْل النَّمْل بِشَرْطَيْ نِ : أَنْ تُؤْذِيَ ، وَأَنْ لاَ يَقْدِرَ عَلَى تَرْكِهَا ، وَكَرِهُوه ُ عِنْدَ الإِِْذَاي َةِ مَعَ الْقُدْرَة ِ عَلَى تَرْكِهَا ، وَمَنَعُوه ُ عِنْدَ عَدَمِ الإِِْذَاي َةِ ، وَلاَ فَرْقَ عِنْدَهُمْ فِي ذَلِكَ بَيْنَ أَنْ تَكُونَ الإِِْذَاي َةِ فِي الْبَدَنِ أَوِ الْمَال . __________(1) حديث : نهى عن قتل الضفدع . أخرجه النسائي ( 7 / 420 ط المكتبة التجارية ) والحاكم ( 4 / 411 ط دائرة المعارف العثمانية ) وصححه ووافقه الذهبي(2) الآداب الشرعية 3 / 369(3) حديث : ” نهى عن قتل أربع من الدواب ” . أخرجه أبو داود ( 5 / 418 – 419 – تحقيق عزت عبيد دعاس ) وجود إسناده ابن مفلح المقدسي في ” الآداب الشرعية ” ( 3 / 373 – ط المنار ) .وَقَدْ ذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِ كِيَّةُ إِِلَى جَوَازِ قَتْل الْحَشَرَا تِ ، لَكِنَّ الْمَالِكِ يَّةَ شَرَطُوا لِجَوَازِ قَتْل الْحَشَرَا تِ الْمُؤْذِي َةِ أَنْ يَقْصِدَ الْقَاتِل بِالْقَتْل دَفْعَ الإِِْيذَا ءِ لاَ الْعَبَثَ ، وَإِِلاَّ مُنِعَ حَتَّى الْفَوَاسِ قُ الْخَمْسُ الَّتِي يُبَاحُ قَتْلُهَا فِي الْحِل وَالْحَرَم ِ . وَقَسَمَ الشَّافِعِيَّةُ الْحَشَرَا تِ إِِلَى ثَلاَثَةِ أَقْسَامٍ : الأَْوَّل : مَا هُوَ مُؤْذٍ مِنْهَا طَبْعًا ، فَيُنْدَبُقَتْلُهُ كَالْفَوَا سِقِ الْخَمْسِ ، لِحَدِيثِ عَائِشَةَ قَالَتْ : أَمَرَ الرَّسُول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَتْل خَمْسِ فَوَاسِقَ فِي الْحَرَمِ : الْحِدَأَة ُ ، وَالْغُرَا بُ ، وَالْفَأْر َةُ ، وَالْعَقْر َبُ ، وَالْكَلْب ُ الْعَقُورُ (1) وَأُلْحِقَ بِهَا الْبُرْغُو ثُ وَالْبَقُّ وَالزُّنْب ُورُ ، وَكُل مُؤْذٍ . الثَّانِي : مَا يَنْفَعُ وَيَضُرُّ فَلاَ يُسَنُّ قَتْلُهُ وَلاَ يُكْرَهُ .الثَّالِثُ: مَا لاَ يَظْهَرُ فِيهِ نَفْعٌ وَلاَ ضَرَرَ كَالْخَنَا فِسِ ، وَالْجُعْل اَنِ ، وَالسَّرَط َانِ فَيُكْرَهُ قَتْلُهُ . وَيَحْرُمُعِنْدَهُمْ قَتْل النَّمْل السُّلَيْم َانِيِّ ، وَالنَّحْل وَالضُّفْد َعِ ، أَمَّا غَيْرُ السُّلَيْم َانِيِّ ، وَهُوَ الصَّغِيرُ الْمُسَمَّ ى بِالذَّرِّ ، فَيَجُوزُ قَتْلُهُ بِغَيْرِ الإِِْحْرَ اقِ ، وَكَذَا بِالإِِْحْ رَاقِ إِنْ تَعَيَّنَ طَرِيقًا لِدَفْعِهِ . وَذَهَبَ الْحَنَابِلَةُ إِِلَى اسْتِحْبَا بِ قَتْل كُل مَا كَانَ طَبْعُهُ الأَْذَى مِنَ الْحَشَرَا تِ ، وَإِِنْ لَمْ يُوجَدْ مِنْهُ أَذًى قِيَاسًا عَلَى الْفَوَاسِ قِ الْخَمْسِ ، فَيُسْتَحَ بُّ عِنْدَهُمْ قَتْل الْحَشَرَا تِ الْمُؤْذِي َةِ كَالْحَيَّ ةِ ، وَالْعَقْر َبِ ، وَالزُّنْب ُورِ ، وَالْبَقِّ ، وَالْبَعُو ضِ ، __________(1) الحديث سبق تخريجه ف / 7وَالْبَرَاغِيثِ ، وَأَمَّا مَا لاَ يُؤْذِي بِطَبْعِهِ كَالدِّيدَ انِ ، فَقِيل : يَجُوزُ قَتْلُهُ ، وَقِيل : يُكْرَهُ ، وَقِيل : يَحْرُمُ . وَقَدْ نَصُّوا عَلَى كَرَاهَةِ قَتْل النَّمْل إِلاَّ مِنْ أَذِيَّةٍ شَدِيدَةٍ ، فَإِِنَّهُيَجُوزُ قَتْلُهُنّ َ ، وَكَذَا الْقُمَّل (1) . __________(1) تبيين الحقائق 2 / 66 ، بدائع الصنائع 2 / 196 ، والفواكه الدواني 2 / 455 ، 456 ، حاشية الجمل 5 / 273 ، نهاية المحتاج 3 / 343 ، 344 ط مصطفى الحلبي ، كشاف القناع 2 / 439 ، الإقناع 2 / 235(2) سورة المائدة / 95JENIS BINATANG KECIL BUMI YANG MAKRUH DIBUNUHSyariat agama melarang membunuh sebagian jenis binatang seperti katak berdasarkan riwayat dari Abdur Rohman Bin Utsman “Seorang tabib menjelaska n obat di sisi Rosulullah shallallaa hu ‘alaihi wa sallam, kemudian ia menyebut katak, Rosulullah kemudian melarang membunuh katak” (HR an-Nasaai VII/420, Hakim IV/ 411 dishahihkan oleh adz-Dzahab i) Bahkan pengarang kitab ‘Adaab asy-syar’iyyah’ cendurung memilih hokum haram (Adaab asy-syar’i yyah III/369) Makruh hukumnya membunuh semut dan lebah berdasarkan hadits riwayat Ibnu ‘Abbas ra “Rosululla h shallallaa hu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh empat binatang, semut, lebah, burung hudhud dan burung shurrod” (HR. Abu Daud V418-419) Para Ulama Fiqih membatasi pelaranganhukum membunuh binatang semut diatas terhadap semut yang menyakiti, mereka menyatakan dalam kondisi semacam ini semut boleh dibunuh. Sedangkan kalangan madzhab malikiyyahmerinci bolehnya membunuh semut dengan dua ketentuan yaitu saat ia menyakiti dan tidak mampu dihindari, mereka memakruhka n membunuhny a bila masih mampu dihindari dan mengharamk an membunuhny a saat semutnya tidak menyakiti baik menyakiti pada tubuh atau harta. Kalangan hanafiyyahdan malikiyyah memperbole hkan membunuh binatang serangga hanya saja menurut kalangan malikiyyah diperboleh kan membunuh serangga yang menyakiti bila tujuan saat membunuhny a untuk menolak penganiaya annya bukan sekedar main-main bila sekedar main-main maka haram membunuhny a bahkan hingga pembunuhan terhadap lima binatang ‘fawaasiq’ yang diperkenan kan dibunuh ditanah haram ataupun tanah halal. Kalangan Syafi’iyyah membagi binatang serangga menjadi tiga bagian : • Binatang yang perangainya memang menyakiti, maka sunah membunuhny a seperti binatang ‘fawaasiq’ yang lima berdasarka n hadits riwayat ‘Aisyah ra “Rosululla h shallallaa hu ‘alaihi wa sallam memerintah kan membunuh binatang ‘fawaasiq’ yang lima ditanah haram yaitu : Burung rajawali, burung gagak, tikus, kalajengki ng dan anjing buas” (HR. Disamakan hukumnya , nyamuk, kutu, kumbang besar dan setiap binatang yang menyakiti.• Binatang yang bermanfaattapi membahayak an maka membunuhny a tidak sunah dan tidak makruh. • Binatang yang tidak tampak manfaat dan bahayanya seperti kumbang besar dan kepiting hitam maka makruh membunuhnya. Menurut kalangan Syafiiyyahharam hukumnya membunuh semut ‘sulamany’ , lebah dan katak, sedang selain semut ‘sulamany’ boleh dibunuh dengan cara tidak membakarny a, namun bila membakar adalah jalan satu-satun ya hukumnya juga boleh. Kalangan hanabilah menilai membunuh serangga yang perangainya memang menyakiti seperti ular, kalajengki ng, kumbang besar, kutu dan nyamuk hukumnya suanah meski saat dibunuh tidak sedang menyakiti. (Tabyiin alHaqaaiq II/ 66, Badaa-I’ as-shonaa-I’ II/ 196, alFawaakih ad-Dawaany II/455, Hasyiyah aljamal V/273, Nihaayah alMuhtaaj III/343, Kasyf alqanaa’ II/439, dan al-Iqna’ II/235 alMausuu’ah alFiqhiyya h 17/283 Wallahu A’lamu bis Showaab.
-
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubung i oleh membran amniotik. Sekarang ini mereka menghidupi setiap benua kecuali Antartika, dan saat ini mereka dikelompok kan sebagai:
- Ordo Crocodilia
(buaya, garhial, caiman, dan alligator) : 23 spesies - Ordo Sphenodont
ia (tuatara Selandia Baru): 2 spesies - Ordo Squamata (kadal, ular dan amphisbaen
ia (“worm-liz ards”)): sekitar 7.900 spesies - Ordo Testudinat
a (kura-kura , penyu, dan terrapin): sekitar 300 spesies
Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa spesies Squamata bersifat vivipar (melahirka n). Reptil vivipar memberi makan janin mereka menggunaka n sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia.
Ukuran reptil bervariasi , dari yang berukuran hingga 1,6 cm (tokek kecil, Sphaerodac tylus ariasae) hingga berukuran 6 m dan mencapai berat 1 ton (buaya air asin, Crocodylus porosus). Cabang ilmu pengetahua n alam yang mempelajar i reptil adalah herpetolog i.
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca “insekta”) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropod a) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”) [1]
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi [1] Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenopter a (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidopter a (misalnya kupu-kupu dan ngengat)[2 ]. Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap [2].
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.[1] Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonis asi di bumi. [1]