PERTANYAAN :
Wandi Aljahil Alfaqir >>
Bolehkah mengambil bunga yg ada < di tanamannya atau terserak > di makam makam umum atau makam ulama atau wali ?
syukron jiddan.
JAWABAN :
JAWABAN :
Masaji Antoro >>>
Tidak boleh dan haram mengambil bunga di atas pusara tersebut < Apabila hanya sedikit tidak diperkenan kan——- — namun bila banyak terserak di atas pusara itu syaikh ibn Qosim membolehka n—-penyu nting >
ويحرم أخذ شيء منهما ما لم ييبسا لما في أخذ الأولى من تفويت حظ الميت المأثور عنه صلى الله عليه وسلم
__________ __________ ______
__________ __________ ____
( قوله ويحرم أخذ شيء منهما ) أي من الجريدة الخضراء ومن نحو الريحان الرطب وظاهره أنه يحرم ذلك مطلقا أي على مالكه وغيره
وفي النهاية ويمتنع على غير مالكه أخذه من على القبر قبل يبسه فقيد ذلك بغير مالكه وفصل ابن قاسم بين أن يكون قليلا كخوصة أو خوصتين فلا يجوز لمالكه أخذه لتعلق حق الميت به وأن يكون كثيرا فيجوز له أخذه…
( وقوله من تفويت حظ الميت ) أي منفعته وهو التخفيف عنه ببركة تسبيحها….
“Diharamka n mengambil sesuatu dari keduanya selagi belum mongering karena dapat menghilang kan bagian dan hak janazah yang dianjurkan oleh nabi Muhammad shallalaah u alaihi wasallam
(Keteranga n “Diharamka n mengambil sesuatu”) artinya tanaman hijau/ bunga-bunga basah diatas pusara.
Bila menilik zhahirnya keterangan diatas keharaman mengmbilny a mutlak baik bagi pemilik (penanam/ penabur) nya atau bagi orang lain.
Dalam kitab ‘an-Nihaay ah’ keharaman mengambiln ya saat ia belum kering hanya berlaku pada orang yang tidak meliki (menanam/ menabur) nya.
Ibnu Qaasim merinci “Bila tanaman hijau/ bunga-bunga basah diatas pusara tersebut sedikit (sejimpit atau dua jimpit) bagi pemilik (penanam/ penabur) nya haram mengambiln ya karena berhubunga n dengan hak nya mayat tapi bila tanaman hijau/ bunga-bunga basah diatas pusara tersebut banyak maka boleh ia mengambiln ya.
(Keteranga n ‘karena dapat menghilang kan bagian dan hak mayat) menghilang kan manfaatnya yaitu meringanka n siksaan mayat akibat bacaan tasbih tanaman/ bunga diatas pusara tersebut.
I’aanah at-Thoolib iin II/120