NASHOIHUL IBAD Karya SYEIKH NAWAWI AL-BANTANIE yang merupakan syarah atas kitab AS-SYAIKH SYIHABUDDIN AHMAD BIN HAJAR AL-ASQOLANI (IBNU HAJAR AL-ASQOLANI) (2)
BAB TSUNA’I (dua-dua).
Didalamnya terdapat 30 nasehat,ya itu 4 khobar, dan 26 atsar.
Yang kami (imam Nawawie Al-bantani e) maksud dengan Khobar ialah sabda-sabd a Nabi SAW, sedangkan Atsar ialah ucapan-uca pan sahabat dan tabi’in.
Diantara 30 nasehat itu.. maqola yang pertama: Hadist yg diriwayatk an dari Nabi SAW, bahwasanny a beliau bersabda: (DUA PERKARA, TIDAK ADA SESUATU APAPUN YG LEBIH UTAMA DARI KEDUANYA YAITU BERIMAN KEPADA ALLAH DAN MEMBERI MANFA’AT KEPADA ORANG ISLAM) baik dengan ucapan, kedudukan, harta, atau dengan badan.
Rasulullah SAW bersabda: ” siapa saja yg memasuki pagi hari, ia tidak berniat Mendzolimi seseorang, maka diampuni baginya terhadap segala dosa. Dan siapa saja yang memasuki pagi hari berniat menolong orang yang teraniaya dan memenuhi keperluan orang islam, maka baginya pahala seperti pahala haji mabrur”.
Dan Nabi SAW bersabda: ” hamba yg paling dicintai Allah adalah manusia yang paling bermanfa’a t bagi manusia lainnya. Dan amal perbuatan yang paling utama ialah memasukkan rasa senang ke dalam hati orang yang beriman, dengan cara menyingkir kan rasa lapar darinya, atau menghilang kan kesusahan darinya, atau membayarka n hutangnya. ”
(DUA PERILAKU, TIDAK ADA SESUATUPUN YANG LEBIH KOTOR DARI KEDUANYA YAITU MENYEKUTUK AN ALLAH DAN MEMBAHAYAK AN ORANG2 ISLAM) pada tubuh2 mereka, atau harta2 mereka. Karna sesungguhn ya seluruh perintah Allah ta’ala kembali kepada 2 perkara yaitu mengagungk an Allah dan menyayangi makhluk-Ny a.
Sebagaiman a Allah berfirman: …”dirik anlah sholat dan tunaikanla h zakat” (qs. Al-baqarah :43)
Dan firman Allah ta’ala:….”ber syukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu”… (qs:lukman :14)
Diriwayatk an dari Uwais Al-Qarniy, bahwasanny a beliau berkata: ”aku lewat di salah satu pantai bertemu dengan seorang rahib (pendeta yahudi), lalu aku berkata: ”wahai rahib,apa derajat awal yang bisa dicapai oleh seorang murid”
Rahib berkata:” melawan kedzhalima n dan meringanka n punggung dari berbagai tanggung jawab, karna sesungguhn ya tidak akan meningkat amal seseorang, sementara ia mempunyai tanggung jawab atau perbuatan dzholim”
Maqola kedua Nabi SAW bersabda: (HENDAKLAH KALIAN DUDUK DENGAN ULAMA) yakni mereka yang beramal sesuai dengan ilmunya (DAN MENDENGARK AN PERKATAAN ORANG-ORAN G BIJAK) yakni mereka yang mengenal/ mengetahui Zat Allah ta’ala, mereka yang sesuai den gan kebenaran dalam ucapan dan tindakanny a/amalnya (KARNA SESUNGGUHN YA ALLAH TA’ALA MENGHIDUPK AN HATI YANG MATI DENGAN CAHAYA HIKMAH) yakni ilmu yang bermanfa’a t(SEBAGAIMA NA DIA MENGHIDUPK AN BUMI YANG MATI DENGAN AIR HUJAN).
Dan didalam hadist riwayat imam Thobroni dan Abu Hanifa:”d uduklah kalian dengan para pembesar ilmu,berta nyalah kalian kepadaa ulama,dan bergaullah kalian dengan hukama/ orang bijak”.
Dan didalam riwayat lain:”dud uklah dengan ulama dan para pemilik kebijaksan aan,dan bergaullah dengan para pembesar ilmu”.
Maksudnya adalah..ul ama itu ada 3 macam:
1.ulama yang menguasai hukum-huku m Allah ta’ala, mereka adalah para pemegang/ ahli fatwa.
2.ulama yang hanya ma’rifat kepada Zat Allah saja, mereka adalah para Hukama (orang-ora ng bijak/ sufi). Maka didalam bergaul dengan mereka terjadi pencerahan Akhlak, karna hati mereka memancarka n ma’rifatul lah, dan sirr mereka memancarka n cahaya-cah aya keagungan Allah.
3.ulama dengan kedua macam tersebut mereka adalah Al-Kubaro (pembesar ulama), karna sesungguhn ya bergaul dengan Ahlillah menghasilk an perilaku yang terpuji.
Manfa’at pandangan melebihi manfa’at ucapan. Maka siapa saja yang pandangann ya bermanfa’a t kepadamu,m aka akan bermanfa’a t segala ucapannya, dan siapa yang tidak demikian (pandangan nya), maka tidak bermanfa’a t (ucapannya ).
Imam Suhrowardi y perna mengelilin gi salah satu masjid Khoif di mina, wajah beliau berseri-se ri. Lalu beliau ditanya mengenai hal itu.
Lalu beliau berkata: ”sungguh Allah mempunyai hamba-hamb a yg apabila mereka melihat seseorang, maka orang tersebut mendapatka n kebahagian (dunia/ akhirat) dan aku sedang mencari hal itu
Nabi SAW. Bersabda: ”akan datang suatu zaman atas umatku, dimana mereka lari/ menjauhi para Ulama dan Fuqoha, lalu Allah menguji mereka dengan 3 macam ujian:
Ujian pertama, Allah ta’ala menghilang kan keberkahan dari usaha mereka.
Ujian kedua, Allah ta’ala memberikan kekuasaan kepada penguasa Dzolim atas mereka.
Yang ketiga, mereka keluar dari dunia (mati) tanpa iman.”
Naudzu billah min dzalik
Maqolah yang ketiga: Dari Abu Bakar Shiddiq RA: (”SIAPA SAJA YANG MASUK KUBUR TANPA BEKAL) yakni berupa amal sholeh (MAKA SEAKAN-AKA N IA MENGARUNGI LAUTAN TANPA PERAHU”) yakni, maka ia akan benar2 tenggelam dan tidak ada yang bisa menyelamat kannya, kecuali orang-oran g yang bisa menyelamat kannya.
Sebagaiman a Nabi SAW bersabda: ”keadaan mayat didalam kubur tak ubahnya seperti orang yang tenggelam yang butuh pertolonga n.”
yakni, yg mencari sesuatu agar mendapatka n pertolonga n
Maqolah ke empat (DARI UMAR RA) dikutip dari syekh Abdul Mu’thiy as-samlawi : ” bahwasanny a Nabi SAW bersabda kepada Malaikat Jibril AS: ”jelaskan padaku kebaikan-k ebaikan Umar”
Lalu jibril berkata: ”seandain ya lautan menjadi tinta,pepo honan menjadi pena, maka pasti aku tidak dapat menghitung nya”
Lalu Nabi Bersabda: ”jelaskan padaku kebaikan-k ebaikan Abubakar”
Lalu Jibril berkata: ”Umar adalah salah satu kebaikan dari berbagai kebaikan Abubakar”
(KEMULIAN DUNIA DENGAN HARTA,DAN KEMULIAN AKHIRAT DENGAN AMAL SHALEH)
Maksudnya: tidak akan kuat dan baik urusan dunia kecuali dengan harta benda, dan tidak akan menjadi kuat dan baik urusan Akhirat kecuali dengan amal-amal Shaleh.
Maqolah kelima: (DARI UTSMAN RA: ”GELISAH TERHADAP DUNIA ADALAH KEGELAPAN DIDALAM HATI, DAN GELISA TERHADAP AKHIRAT ADALAH CAHAYA DIDALAM HATI)
maksudnya adalah bersedih dalam urusan yang berkaitan dengan urusan dunia, akan menjadikan kegelapan didalam hati, sedangkan bersedih dalam urusan yg berkaitan dengan akhirat menjadikan penerang hati.
Ya Allah, jangan Engkau jadikan dunia sebagai kegelisaha n kami yang paling besar dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai tempat tujuan ilmu kami.
maqola ke enam: (DARI ALI RA.:”SIAP A SAJA MENCARI ILMU,MAKA SURGA BERADA DALAM PENCARIAAN YA. DAN SIAPA SAJA MENCARI MA’SIAT MAKA NERAKA BERADA DALAM PENCARIANN YA”) maks udnya: siapa saja yang sibuk dengan ilmu yang bermanfa’a t yg tidak boleh bagi setiap orang baligh lagi berakal tidak mengetahui nya,maka hakikatnya adalah sebagai pencari surga dan Ridho Allah ta’ala dan siapa saja yang ingin bermaksiat ,maka hakikatnya adalah ia sebagai pencari neraka dan murka Allah ta’ala.
Maqolah ketujuh: (DARI YAHYA BIN MU’ADZ RA: TIDAK PERNAH BERMAKSIAT KEPADA ALLAH,SEOR ANG YANG MULIA)
Yakni orang yg terpuji perbuatann ya, yaitu orang yang memuliakan dirinya dengan bertakwa dan menjaga diri dari maksiat.
(DAN TIDAK PERNAH MENDAHULUK AN KEPENTINGA N DUNIA)
Yakni tidak mengedepan kan dan mengutamak annya
(ATAS AKHIRAT,SE ORANG YANG BIJAK).
Yakni orang yg benar dalam perbuatann ya, yaitu orang yang menahan dirinya dari sesuatu yang bertentang an dengan akal sehatnya.
Maqolah ke delapan: (DARI AL-A’MASYI ) nama beliau adalah Sulaiman bin Mahron Al-Kufiy RA. (”SIAPA SAJA YANG MODALNYA TAKWA, MAKA LISANNYA TIDAK MAMPU MENYIFATI KEUNTUNGAN AGAMANYA, DAN SIAPA SAJA YANG MODALNYA DUNIA, MAKA LISANNYA TIDAK MAMPU MENYIFATI KERUGIAN AGAMANYA.’ ‘)
Maksudnya adalah: siapa saja yang berpegang pada ketakwaan dengan tunduk patuh pada perintah2 Allah ta’ala dan menjauhi segala maksiat dengan mendasari segala perbuatann ya sesuai dengan syariat agama, maka ia memiliki kebaikan yang banyak yang tidak terhingga (sehingga lisan tidak mampu menyifatin ya).
Dan siapa saja yang berpegang pada perkara2 yang bertentang an dengan syariat agama, maka ia memiliki kejelekan yang banyak, tidak mampu lisan untuk menyebutka n banyaknya jumlah kejelekann ya itu.
Maqola kesembilan : (DARI SUFYAN ATS-TSAURI Y RA) beliau adalah guru Imam Malik ra. Beliau berkata: (SETIAP MAKSIAT) yang timbul (DARI NAFSU) yakni keinginan jiwa terhadap sesuatu (MAKA HAL ITU DAPAT DIHARAPKAN AMPUNANNYA ) yakni ampunan dari maksiat itu.
(SETIAP MAKSIAT) yg timbul (DARI KESOMBONGA N) yakni mengaku mempunyai kelebihan/ keutamaan (MAKA SESUNGGUHN YA HAL ITU TIDAK DAPAT DIHARAPKAN AMPUNANNYA , KARNA MAKSIAT IBLIS BERSUMBER DARI KESOMBONGA N) iblis menyangka bahwa sesungguhn ya ia lebih baik dari baginda kita Nabi Adam.
(DAN KESALAHAN) Nabi Adam AS. (BERSUMBER DARI NAFSU) dengan sebab keinginan beliau untuk merasakan buah Syahwat yang telah dilarang.
Maqolah kesepuluh: (DARI SEBAGIAN ORANG ZUHUD)
mereka adalah orang2 yang meremehkan dunia dan mereka tidak memperduli kannya, tetapi mereka hanya mengambil dari dunia sekedar kebutuhan mereka
mereka berkata: (SIAPA SAJA YANG BERBUAT DOSA)
Yakni ia menanggung /membawa dosa itu
(SEDANGKAN IA TERTAWA)
Yakni dalam keadaan gembira dengan menanggung dosa tersebut
(MAKA ALLAH AKAN MEMASUKANN YA KE NERAKA,DAL AM KEADAAN IA MENANGIS)
Karna sesungguhn ya haknya adalah menyesal dan memohon ampun kepada Allah terhadap dosa tersebut.
(DAN SIAPA YG MELAKUKAN KETA’ATAN SEDANGKAN IA MENANGIS)
Karna malu kepada Allah ta’ala dan takut kepada-Nya atas kelalaiann ya dalam keta’atann ya itu
(MAKA SESUNGGUHN YA ALLAH AKAN MEMASUKANN YA KE DALAM SURGA DALAM KEADAAN TERTAWA)
Yakni ia bergembira dengan sangat gembira karna berhasil dalam pencariaan ya, yaitu ampunan Allah ta’ala.