PERTANYAAN :
Adhi NoerMocham mad Khusna II
assalamual aikum..Per tanyaan kisah nyata yang berlangsun g kemarin pas meninggaln ya pak JE Habibie (Red) saudara pak Bj habibie, sy lihat di televisi pas pelaksanaa n sholat jenazah ada makmum perempuan barisnya di depan dan barisan belakangny a makmum laki2,..Pe rtanyaanya bagaimana hukumnya sholat jenazah untuk makmum perempuan tersebut?? ?
JAWABAN :
>> Nursalim Syarqowie
Dalam solat berjama’ah aturan pokoknya adalah ma,mum tdk sejajar/ lbh maju dari imam , adapun aturan2 lain baik itu menempatka n anak2/ prmpun di belakang dst itu brhbungan dg keutamaan , kalaw gk salah ingat pnjelasann y ada d,ktab fathul mu’ien.
>> Ghufron Bkl
sah shalaty tpi makruh.ian ah 2/25
>> Masaji Antoro
Wa’alaikum salam
Shalat janazah juga disyriatka n dikerjakan oleh kaum wanita hanya saja dalam pelaksanaa nnya tidak disunahkan mereka menshalati nya dengan berjamaah meskipun berjamaah bersama wanita-wan ita lainnya.
وان اجتمع نساء لا رجل معهن صلين عليه فرادى فان النساء لا يسن لهن الجماعة في الصلاة علي الميت وإن صلين جماعة فلا بأس }….
وهل يسقط هذا الفرض بصلاة النساء مع وجود الرجال فيه وجهان (أصحهما) لا يسقط وبه قطع الفورانى والبغوى وآخرون (والثاني) يسقط وبه قطع المتولي والخنثى كالمرأة في هذا (وأما) إذا لم يحضره الا النساء فانه يجب عليهن الصلاة عليه بلا خلاف ويسقط الفرض بفعلهن حينئذ بلا خلاف ويصلين فرادى فان صلين جماعة فلا بأس هذه عبارة الشافعي والاصحاب وسواء كان الميت رجلا أو امرأة وحكى الرافعي عن حكاية أبي المكارم صاحب العدة وجها ضعيفا انه يستحب لهن الجماعة في جنازة المرأة وهو شاذ
Dan bila berkumpul kaum wanita tidak terdapati kaum pria maka shalatlah atas janazah tersebut dengan sendiri-se ndiri karena kaum wanita tidak disunahkan berjamah dalam menjalanka n shalat janazah namun bila mereka shalat dengan berjamaah juga tidak masalah.
Apakah fardhu kifayahnya shalat janazah menjadi gugur dengan shalatnya kaum wanita padahal kaum pria masih ada ?Terdapat dua pendapat ulama, pendapat yang paling shahih menyatakan tidak gugur fardhu kifayahnya , pendapat inilah yang diputuskan oleh al-Fauraan i, al-Baghawy dan ulama-ulam a lainnya.
Pendapat yang kedua menyatakan gugurnya kewajiban secara kolektif shalat janazah oleh shalat kaum wanita, pendapat ini diputuskan ileh al-Mutawal ly, dalam permasalah an ini orang khuntsa (punya dua alat kelamin disamakan kaum wanita).
Sedang bila tidak ada yang hadir kecuali hanya kaum wanita maka wajib bagi mereka menshalati janazah dengan kesepakata n ulama, dan kefardhuan kifayah juga tergugurka n oleh shalat mereka juga dengan kesepakata n ulama namun shalatlah dengan sendiri-se ndiri sedang bila mereka shalat dengan berjamaah juga tidak masalah, demikianla h redaksi dari Imam Syafi’i dan para pengikutny a baik keberadan mayit laki atau wanita. Ar-Rafii menceritak an dari Abi al-Makaari m pemilik kitab al-‘Uddah sebuah pendapat dho’if bahwa mereka disunahkan shalat berjamaah dalam shalat janazahnya mayit wanita, ini adalah pendapat Syadz (aneh, ganjil).
Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhadzd zab V/211-213
Wallahu A’lam Bis Showaab
Link Diskusi >>