ERTANYAAN :
Ajis Bmyu
Asslmu’ala ikum, nyuwunsewu kaliyan ustadz/ dzah sedoyo,.
Saya mw tanya :
1. 14 hari yg lalu ibu saya meninggal dunia dkrnakan sakit, &speningga lnya beliau trsangkut mslh hutang piutang, nah saya sbagai ahli waris kan dianjurkan ato dwjibkan atas sangkut paut utangpiuta ng tsb yah??
2. slama sbulan pnuh bln Ramadhan 1432 H kmaren ibu saya tdk bs b’puasa krna sakit’y.. Nah pertanyaan ya: utang puasa ramadhan kmaren itu trmasuk tanggungan ahliwaris ato tdk? Jika iya hrz dbyar dlm bentuk/ brupa apa?
Mohon saran/ jwbnnya, Maturnuwun skdherenge .
JAWABAN :
Nur Hasyim S. Anam
hutang ibu anda lunasi dengan harta warisannya
Zal Zul
من بعد وصية بها أو دين
… (Pembagian -pembagian warisan tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. ” [QS. an-Nisa’ / 11]
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ اْلأَكْوَع ِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِجَنَازَة ٍ لِيُصَلِّي َ عَلَيْهَا فَقَالَ هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ قَالُوا لاَ فَصَلَّى عَلَيْهِ ثُمَّ أُتِيَ بِجَنَازَة ٍ أُخْرَى فَقَالَ هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ قَالُوا نَعَمْ قَالَ صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُم ْ قَالَ أَبُو قَتَادَةَ عَلَيَّ دَيْنُهُ يَا رَسُولَ اللهِ فَصَلَّى عَلَيْهِ. [رواه البخاري]
“Diriwayat kan dari Salmah Ibn al-Akwa’, bahwa kepada Nabi saw dihadapkan jenazah seseorang untuk dishalatka n. Nabi bertanya: Apakah jenazah ini mempunyai hutang? Mereka (para shahabat) menjawab: Tidak. Kemudian Nabi saw menyalatka nnya. Setelah itu kepada Nabi saw dihadapkan jenazah yang lain. Nabi saw bertanya: Apakah jenazah ini mempunyai hutang? Mereka menjawab: Ya. Kemudian Nabi saw memerintah kan kepada para shahabat: Shalatkanl ah jenazah temanmu ini. Abu Qatadah berkata: Wahai Rasulullah , saya yang menanggung hutangnya. Kemudian Nabi menyalatka n jenazah itu.” [HR. al-Bukhari
-
Didin Banjarmasi
n Ajis, perjelas pertanyaannomer dua.. Apakah sejak bulan ramadhan sampai meninggal 14 hari yang lalu, Ibu anda tak pernah sehat, atau tak pernah menemukan kesempatan sehat sehingga sempat berpuasa Qodho? jika ya, maka jawabnya TIDAK ADA KEWAJIBAN PADA AHLU WARIS. Tidak wajib puasa untuknya, juga tak wajib bayar fidyah untuknya... nasnya{ فرع } في مذاهب العلماء فيمن مات وعليه صوم فاته بمرض أو سفر أو غيرهما من الاعذار ولم يتمكن من قضائه حتى مات * ذكرنا أن مذهبنا أنه لا شئ عليه ولا يصام عنه ولا يطعم عنه بلا خلاف عندنا وبه قال أبو حنيفة ومالك والجمهورFar’unpada madzhab Ulama ttg orang meninggal yg mempunyai tanggunganpuasa, sebab Sakit, perjalanan atau uzur lainnya, dan tidak pernah menemukan kesempatan untuk mengqodhon ya sampai mati. Telah kami sebutkan bahwa madzhab kita, bahwa tak ada kewajiban apa2 atasnya, tidak dipuasakan, tidak juga dibayarkan fidyah tanpa ada perselisih an antara kita (syafi’iyy ah), demikian pula penapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Jumhur Ulama… Majmuu’ Syarh muhadzdzab…. -
الحال الثاني أن يكون موته قبل التمكن من القضاء بأن لا يزال مريضا أو مسافرا من أول شوال حتى يموت فلا شيء في تركته ولا على ورثتهإعانة الطالبين
-
Ajis BmyuBang didin@ Ya, beliau (Almh ibu) berat utk mng’Qodo dkrnakan sakit yg bgitu kompleks (kankerrah
im,ginjal, liver) yg dideritany a slama kurangLbih 2tahun, adakh pnjelasan lain??
- Didin Banjarmasi
n
kalau begitu, nuqilan saya di atas sudah benar..Tid ak ada kewajiban apa2 atas anda…
tahlilan atau baca Quran saja untuk ibu anda…