Terompet Itu Budaya Yahudi

TEROMPET ITU ADALAH BUDAYA YAHUDI..

2912-terompet-dalam-ard

Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah Anshar,

عَنْ أَبِى عُمَيْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمُومَةٍ لَهُ مِنَ الأَنْصَارِ قَالَ اهْتَمَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- لِلصَّلاَةِ كَيْفَ يَجْمَعُ النَّاسَ لَهَا فَقِيلَ لَهُ انْصِبْ رَايَةً عِنْدَ حُضُورِ الصَّلاَةِ فَإِذَا رَأَوْهَا آذَنَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا فَلَمْ يُعْجِبْهُ ذَلِكَ قَالَ فَذُكِرَ لَهُ الْقُنْعُ – يَعْنِى الشَّبُّورَ – وَقَالَ زِيَادٌ شَبُّورَ الْيَهُودِ فَلَمْ يُعْجِبْهُ ذَلِكَ وَقَالَ « هُوَ مِنْ أَمْرِ الْيَهُودِ ». قَالَ فَذُكِرَ لَهُ النَّاقُوسُ فَقَالَ « هُوَ مِنْ أَمْرِ النَّصَارَى ». فَانْصَرَفَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ

“Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat’. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabi pun tidak setuju, lantas beliau bersabda, ‘Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, ‘Itu adalah perilaku Nasrani.’ Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang.”
[HR. Abu Daud]

Berikut ini nasehat guru kita AlHabib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf terkait perayaan tahun baru dan penggunaan terompet:

“Tahun baru… Hati-hati. Saya yang penting sudah menyampaiken,.. perkoro tetep kamu melakuken hal yang tidak bagus,.. tanggung jawab sendiri nanti di hari kiamat. Ndak usah terompet terompet an…
Gak usah topi-topi kuncung iku..
Ono kencer e, ndak usah.

Kadang-kadang duwe putu koyo arek cilik. Masya Allah,.. nunggu jam 12 malem.. terompetan… sampeyan ndak tahu nunggu jam 12 malem untuk sujud kepada Allah tahajud.. ini apa.. perayaan model apa ini.. udahlah ndak usah sampeyan model begitu. Ada di rumah tidur, jam 2 bangun ibadah kepada Allah. itu yang bagus. kadang-kadang anak perempuannya diumbar ke mana-mana. Karena itu keluarganya dijaga masing-masing. Gak usah untuk merayakan model begitu… Gak usah.. Ajak ibadah kepada Allah. Diajak taat kepada Allah. jadi biar Islami.. kita ini semuanya..

Nah.. kalau setiap orang diantara kita ngingetken 10 orang yang lainnya… sudah kita menyelamatkan puluhan ribu mungkin ratusan ribu umat islam yang ada. Nah, karena itu bagi pendengar radio juga, tolong… kasihani diri anda dan keluarga anda.. ndak usah ikut-ikutan.. larut dalam yang demikian. jadilah orang islam yang dengan sebenarnya sejatinya, tidak katut-katut (ikut-ikutan. red) yang demikian, tidak hanyut yang demikian, tapi anda jadi orang yang diridhoi oleh Allah SWT…”
_____________________

Mari kita tinggalkan budaya kaum kuffar di malam tahun baru masehi ini.
Perbanyaklah ibadah supaya kita semuan dijadikan hamba yang diridhoi Allah dan mendapat rahmat Allah..

Sebarkan Kebaikan Sekarang
loading...

ustadz Salim Al Haddar

ustadz Salim Al Haddar has written 22 articles

Alumni UIN Malang Jurusan Tarbiyah Islamiyah, kemudian Nyantri di Pondok Anwarut Taufiq Batu dan Pondok Sunsal Pasuruan

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>