اعلم أن العرش سرير الملك و الاستواء الاستقرار و المراد به ههنا الاستيلاء و معنى الاستيلاء عليه كناية عن الملك لأنه من توابع الملك فذكر اللازم و أريد الملزوم يقال استوى فلان على سرير الملك على قصد الاخبار عنه بأنه ملك وان لم يقعد على السرير المعهود أصلا فالمراد بيان تعلق ارادته الشريفة بايجاد الكائنات وتدبير أمرها اذ الباري مقدس الانتقال والحلول وانما خلق العرش العظيم ليعلم المتعبدون الى أين يتوجهون بقلوبهم بالعبادة والدعاء فى السماء كما خلق الكعبة ليعلموا الى أين يتوجهون بأبدانهم فى العبادة فى الأرض
Artinya:
=====
Ketahuilah bahwa sesungguhnya ‘Arasy itu adalah singgasana raja. Dan, makna hakekat “Al-Istiwa’ adalah menetap atau bersemayam. Adapun yang dimaksud dengan “Al-Istiwa’ di sini adalah makna “menguasai”. Sedangkan, makna ‘Al-Istila’ kinayah dari seorang raja. Karena, itu termasuk sesuatu yang ikut pada raja. Maka diceritakan lazim dan dimaksud malzum, diucapkan: Fulan menguasai singgasana raja atas maksud memberi informasi darinya bahwa dia adalah raja, meskipun dia tidak duduk di atas singgasana yang telah diketahui pada asalnya. Maka yang dimaksud adalah menjelaskan hubungan kehendak-Nya yang mulya dengan penciptaan alam semesta dan mengatur urusan alam semesta. Karena, Dzat Maha Pencipta adalah Dzat Yang Maha Dipersihkan dari peralihan dan menempat (hulul). Dan, sesungguhnya Allah menciptakan ‘arasy yang agung supaya orang-orang yang beribadah ke arah mana mereka menghadapkan hati mereka dalam beribadah dan ke arah mana mereka menghadapkan wajah mereka dalam berdo’a ke langit, sebagaimana Allah menciptakan ka’bah supaya orang-orang mengetahui ke arah mana mereka menghadapkan badan mereka dalam beribadah di bumi.