Di dalam kitab “Tabaqat As-Syafi’iyyah Al-Kubra” jilid 2 halaman 234 cetakan Dar Ihya al-Kutub al-‘Arabiyyah diterangkan (lihat tulisan yang ada di foto) yang artinya sebagai berikut:
“Dan telah berkata Abu Ali Al-Ghassani Al-Hafidz: Abul Fathi Nashr bin Al-Hasan yang berdomosili di Sakna-Samarqand telah memberi kabar kepada kami bahwa telah datang kepada kami orang Balnasi pada tahun 464 H / 1072 M dan dia berkata:
Telah terjadi musim kemarau yang panjang di daerah kami di Samarqandi pada suatu tahun yang lalu. Orang-orang di sana sudah berkali-kali berusaha memohon hujan kepada Allah swt tapi tak kunjung tiba juga. Kemudian, seorang laki-laki yang shaleh yang terkenal dengan nama Shalah mendatangi penghulu Samarqandi. Dia berkata kepada penghulu itu:
Sesungguhnya aku bermimpi dengan sebuah mimpi yang akan aku perlihatkan kepadamu. Jawab penghulu: Mimpi apa itu?. Kata laki-laki shalih itu: Aku bermimpi bahwa engkau keluar bersama orang-orang Samarqandi menuju makam Imam Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari (Imam Bukhari, pengarang kitab Shahih Al-Bukhari).
Di sisi makam beliau kami memohon hujan kepada Allah swt. Mudah-mudahan Allah menurunkan hujan kepada kami !.
Jawab penghulu: Itulah sebaik-baik mimpi yang telah kau alami.
Kemudian, penghulu itu keluar bersama orang-orang Samarqandi menziarahi makam Imam Bukhari dan memohon kepada Allah swt supaya diturunkan hujan. Orang-orang itupun menangis di sisi makam Imam Bukhari.
Mereka minta syafa’at kepada beliau supaya Allah segera menurunkan hujan. Tak lama kemudian Allah menurunkan hujan yang sangat lebat sekali. Orang-orang di Khartanak pun pada berdiri selama kira-kira 7 hari sambil menunggu redanya hujan. Seseorang takkan mampu untuk bisa sampai ke daerah Samarqandi dikarenakan hujan yang sangat deras. Sedangkan jarak antara Samarqandi dan Khartanak kira-kira 3 mil.