Posisi Makmum Ketika Shalat Berjamaah

18 thoughts on “Posisi Makmum Ketika Shalat Berjamaah”

1. Aam says:

   jadi jari kaki si makmum ujung2nya ga sejajar ama tumitnya Imam ya? klo melanggar itu apa konsekuensinya ya? pa Berjamaahnya batal ato gmn?

   lalu klo ada Makmum ke-2 yg dateng, dmn sebaiknya dia ambil posisi? di sebelah kiri Imam sejajar Makmum pertama? ato tepat di belakang Imam dan menjawil (mmberi tnda dg menepuk pelan bahu makmum pertama) agar mundur?
   Seingat saya waktu Ta’lim di Ndaleme Ustadz Hadi Al Aydrus hal ini masih belum saya tangkap kepastiannya mana yg lebih utama, coz beliau juga mau nyari referensi lagi.

   Maturnuwun

     November 20, 2009 at 9:17 am
2. Aam says:

   jadi jari kaki si makmum ujung2nya ga sejajar ama tumitnya Imam ya? klo melanggar itu apa konsekuensinya ya? pa Berjamaahnya batal ato gmn?

   lalu klo ada Makmum ke-2 yg dateng, dmn sebaiknya dia ambil posisi? di sebelah kiri Imam sejajar Makmum pertama? ato tepat di belakang Imam dan menjawil (mmberi tnda dg menepuk pelan bahu makmum pertama) agar mundur?
   Seingat saya waktu Ta’lim di Ndaleme Ustadz Hadi Al Aydrus hal ini masih belum saya tangkap kepastiannya mana yg lebih utama, coz beliau juga mau nyari referensi lagi.

   Maturnuwun

     November 20, 2009 at 9:17 am
3. forsan salaf says:

   @ aam, kami katakan di atas DISUNNAHKAN” artinya yang afdhol, sehingga jika agak mundur atau agak maju, maka tetap sah selama tumit makmum tidak lebih depan dari tumit imam. Namun jika tumit makmum lebih kedepan dari pada tumit imam, maka tidak sah.
   jika datang lagi makmum ke-2, maka berdiri disamping kiri imam sejajar dengan makmum pertama, kemudian mereka berdua mundur sambil merapatkan shaf atau imam maju kedepan lalu kedua makmum merapatkan shafnya… bukan dengan memberi isyarat makmum pertama untuk mundur dengan menepuk pelan bahunya dan bukan langsung berdiri agak kebelakang daripada makmum pertama..

     November 20, 2009 at 9:34 pm
4. forsan salaf says:

   @ aam, kami katakan di atas DISUNNAHKAN” artinya yang afdhol, sehingga jika agak mundur atau agak maju, maka tetap sah selama tumit makmum tidak lebih depan dari tumit imam. Namun jika tumit makmum lebih kedepan dari pada tumit imam, maka tidak sah.
   jika datang lagi makmum ke-2, maka berdiri disamping kiri imam sejajar dengan makmum pertama, kemudian mereka berdua mundur sambil merapatkan shaf atau imam maju kedepan lalu kedua makmum merapatkan shafnya… bukan dengan memberi isyarat makmum pertama untuk mundur dengan menepuk pelan bahunya dan bukan langsung berdiri agak kebelakang daripada makmum pertama..

     November 20, 2009 at 9:34 pm
5. zen says:

   Alhamdulillah mudah2an dapat difahami, sehingga tidak menyebabkan konflik horisontal diantara umat islam lebih2 ketika dalam sholat. (Maklum ust, saya termasuk orang yang masih ksulitn utk khusyuk. Lebih2 ketika da sdr muslim yg sholat berjama’ah disebelah kita tapi berusaha mengejar kaki kita utk merapatkan kakinya)

     November 29, 2009 at 10:04 pm
6. zen says:

   Alhamdulillah mudah2an dapat difahami, sehingga tidak menyebabkan konflik horisontal diantara umat islam lebih2 ketika dalam sholat. (Maklum ust, saya termasuk orang yang masih ksulitn utk khusyuk. Lebih2 ketika da sdr muslim yg sholat berjama’ah disebelah kita tapi berusaha mengejar kaki kita utk merapatkan kakinya)

     November 29, 2009 at 10:04 pm
7. muttaqin says:

   Berkaitan dengan posisi kaki saat shalat berjamaah ada hadits berikut :
   ” Dari Nu’man bin Basyir : Dan aku melihat semua yang shalat saling mendekatkan antara pundak dengan pundak dan mata kaki dengan mata kaki lainnya (HR Bukhari)

     Desember 11, 2009 at 5:36 am
8. muttaqin says:

   Berkaitan dengan posisi kaki saat shalat berjamaah ada hadits berikut :
   ” Dari Nu’man bin Basyir : Dan aku melihat semua yang shalat saling mendekatkan antara pundak dengan pundak dan mata kaki dengan mata kaki lainnya (HR Bukhari)

     Desember 11, 2009 at 5:36 am
9. baru belajar says:

   tolong jawaban no.1 dan no 2 disertai dalil dan artinya.thx

     Januari 28, 2010 at 7:06 pm
10. baru belajar says:

    tolong jawaban no.1 dan no 2 disertai dalil dan artinya.thx

      Januari 28, 2010 at 7:06 pm
11. forsan salaf says:

    @ baru belajar, kami tidaklah menjawab pertanyaan kecuali kami tampilkan pula dalilnya dari hadits atau nash kitabnya. Di atas kan sudah kami tampilkan referensinya dari kitab mu’tabaroh baik dari kitab syarh hadits atau kitab fikhnya.
    Anda bisa melihat sendiri nash kitabnya di atas.
    jika anda menginginkan hadits beserta terjemahannya, kami akan bawakan haditsnya berikut ini :
    1. tentang meratakan shof :
    – hadits riwayat Imam Ahmad
    عَنْ أَنَسٍ قَالَ
    قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَاصُّوا الصُّفُوفَ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَقُومُ فِي الْخَلَلِ
    Rasulullah SAW bersabda ” rapatkanlah shaf2 kalian, karena sesungguhnya syaitan berada diantara shaf yang renggang”
    Dalam kitab FAIDHUL QODIR, maksud dari “rapatkanlah shaf2 kalian” adalah dengan sekiranya tidak memungkinkan lagi untuk ditempati orang berdiri atau lewat diantara yang satu dengan yang lain.

    – riwayat Abdullah bin Umar
    أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ لَمْ يَقُلْ عِيسَى بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ
    bahwasanya Rasulullah SAW bersanda ” dirikanlah shof2 dan bersejajarlah diantara pundak2 kalian, tutuplah celah (diantara shof), dan lemah lembutlah dalam menarik tangan saudara kalian (untuk berdiri menjadi satu shof) dan jangan tinggalkan celah/ruang untuk syaitan. Barang siapa yang menyambung shof, maka Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya), barang siapa yang memutus shof, maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Nya)”

    2. posisi makmum laki-laki satu orang
    hadits riwayat Imam Bukhori dari hadits Ibn Abbas :
    عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
    نِمْتُ عِنْدَ مَيْمُونَةَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي فَقُمْتُ عَلَى يَسَارِهِ فَأَخَذَنِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ
    dari Ibn Abbas, berkata ” aku menginap di rumah bibiku Maimunah, sedangkan Nabi malam itu berada di rumah itu pula,
    Nabi bangun malam lalu berwudhu’ dan shalat. lalu akau mengikutinya dengan berdiri disebelah kiri belakang, kemudian Nabi menarikku dan menjadikanku berada disamping kanan beliau”

      Januari 31, 2010 at 12:08 pm
12. forsan salaf says:

    @ baru belajar, kami tidaklah menjawab pertanyaan kecuali kami tampilkan pula dalilnya dari hadits atau nash kitabnya. Di atas kan sudah kami tampilkan referensinya dari kitab mu’tabaroh baik dari kitab syarh hadits atau kitab fikhnya.
    Anda bisa melihat sendiri nash kitabnya di atas.
    jika anda menginginkan hadits beserta terjemahannya, kami akan bawakan haditsnya berikut ini :
    1. tentang meratakan shof :
    – hadits riwayat Imam Ahmad
    عَنْ أَنَسٍ قَالَ
    قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَاصُّوا الصُّفُوفَ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَقُومُ فِي الْخَلَلِ
    Rasulullah SAW bersabda ” rapatkanlah shaf2 kalian, karena sesungguhnya syaitan berada diantara shaf yang renggang”
    Dalam kitab FAIDHUL QODIR, maksud dari “rapatkanlah shaf2 kalian” adalah dengan sekiranya tidak memungkinkan lagi untuk ditempati orang berdiri atau lewat diantara yang satu dengan yang lain.

    – riwayat Abdullah bin Umar
    أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ لَمْ يَقُلْ عِيسَى بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ
    bahwasanya Rasulullah SAW bersanda ” dirikanlah shof2 dan bersejajarlah diantara pundak2 kalian, tutuplah celah (diantara shof), dan lemah lembutlah dalam menarik tangan saudara kalian (untuk berdiri menjadi satu shof) dan jangan tinggalkan celah/ruang untuk syaitan. Barang siapa yang menyambung shof, maka Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya), barang siapa yang memutus shof, maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Nya)”

    2. posisi makmum laki-laki satu orang
    hadits riwayat Imam Bukhori dari hadits Ibn Abbas :
    عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
    نِمْتُ عِنْدَ مَيْمُونَةَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي فَقُمْتُ عَلَى يَسَارِهِ فَأَخَذَنِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ
    dari Ibn Abbas, berkata ” aku menginap di rumah bibiku Maimunah, sedangkan Nabi malam itu berada di rumah itu pula,
    Nabi bangun malam lalu berwudhu’ dan shalat. lalu akau mengikutinya dengan berdiri disebelah kiri belakang, kemudian Nabi menarikku dan menjadikanku berada disamping kanan beliau”

      Januari 31, 2010 at 12:08 pm
13. forsan salaf says:

    @ baru belajar, kami tidaklah menjawab pertanyaan kecuali kami tampilkan pula dalilnya dari hadits atau nash kitabnya. Di atas kan sudah kami tampilkan referensinya dari kitab mu’tabaroh baik dari kitab syarh hadits atau kitab fikhnya.
    Anda bisa melihat sendiri nash kitabnya di atas.
    jika anda menginginkan hadits beserta terjemahannya, kami akan bawakan haditsnya berikut ini :
    1. tentang meratakan shof :
    – hadits riwayat Imam Ahmad
    عَنْ أَنَسٍ قَالَ
    قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَاصُّوا الصُّفُوفَ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَقُومُ فِي الْخَلَلِ
    Rasulullah SAW bersabda ” rapatkanlah shaf2 kalian, karena sesungguhnya syaitan berada diantara shaf yang renggang”
    Dalam kitab FAIDHUL QODIR, maksud dari “rapatkanlah shaf2 kalian” adalah dengan sekiranya tidak memungkinkan lagi untuk ditempati orang berdiri atau lewat diantara yang satu dengan yang lain.

    – riwayat Abdullah bin Umar
    أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ لَمْ يَقُلْ عِيسَى بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ
    bahwasanya Rasulullah SAW bersanda ” dirikanlah shof2 dan bersejajarlah diantara pundak2 kalian, tutuplah celah (diantara shof), dan lemah lembutlah dalam menarik tangan saudara kalian (untuk berdiri menjadi satu shof) dan jangan tinggalkan celah/ruang untuk syaitan. Barang siapa yang menyambung shof, maka Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya), barang siapa yang memutus shof, maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Nya)”

    2. posisi makmum laki-laki satu orang
    hadits riwayat Imam Bukhori dari hadits Ibn Abbas :
    عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
    نِمْتُ عِنْدَ مَيْمُونَةَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي فَقُمْتُ عَلَى يَسَارِهِ فَأَخَذَنِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ
    dari Ibn Abbas, berkata ” aku menginap di rumah bibiku Maimunah, sedangkan Nabi malam itu berada di rumah itu pula,
    Nabi bangun malam lalu berwudhu’ dan shalat. lalu akau mengikutinya dengan berdiri disebelah kiri belakang, kemudian Nabi menarikku dan menjadikanku berada disamping kanan beliau”

      Januari 31, 2010 at 12:08 pm
14. Azizah says:

    Alhamdulillah, banyak sekali yang bisa saya pelajari dari forum ini. Mudah2an bermanfa’at untuk kita semua, amin.
    Saya mau tanya tentang Shaf jama’ah wanita (Imamnya wanita dan Ma’mumnya wanita atau jama’ah wanita). Apakah Ma’mum sejajar dg imam ataukah ke belakang sedikit?
    Syukran.

      Maret 24, 2010 at 3:35 am
15. Azizah says:

    Alhamdulillah, banyak sekali yang bisa saya pelajari dari forum ini. Mudah2an bermanfa’at untuk kita semua, amin.
    Saya mau tanya tentang Shaf jama’ah wanita (Imamnya wanita dan Ma’mumnya wanita atau jama’ah wanita). Apakah Ma’mum sejajar dg imam ataukah ke belakang sedikit?
    Syukran.

      Maret 24, 2010 at 3:35 am
16. Azizah says:

    Alhamdulillah, banyak sekali yang bisa saya pelajari dari forum ini. Mudah2an bermanfa’at untuk kita semua, amin.
    Saya mau tanya tentang Shaf jama’ah wanita (Imamnya wanita dan Ma’mumnya wanita atau jama’ah wanita). Apakah Ma’mum sejajar dg imam ataukah ke belakang sedikit?
    Syukran.

      Maret 24, 2010 at 3:35 am
17. forsan salaf says:

    @ azizah, Amin..
    Posisi imam wanita dalam shalat berjamaah wanita adalah sejajar dengan makmum (tidak lebih kedepan dengan makmum) sebagaimana posisi imam shalat jamaah dalam keadaan telanjang.
    Namun menurut Imam Romli, lebih kedepan sedikit daripada makmum.
    Dan menentang dengan posisi ini hukumnya makruh bahkan bisa menghilangkan fadhilah jamaah.
    lihat : hasyiah al-Jamal juz 1 hal 545

      April 11, 2010 at 10:18 pm
18. forsan salaf says:

    @ azizah, Amin..
    Posisi imam wanita dalam shalat berjamaah wanita adalah sejajar dengan makmum (tidak lebih kedepan dengan makmum) sebagaimana posisi imam shalat jamaah dalam keadaan telanjang.
    Namun menurut Imam Romli, lebih kedepan sedikit daripada makmum.
    Dan menentang dengan posisi ini hukumnya makruh bahkan bisa menghilangkan fadhilah jamaah.
    lihat : hasyiah al-Jamal juz 1 hal 545

      April 11, 2010 at 10:18 pm