Kata orang tua, tempat mengubur ari ari itu harus diberi lampu biar anaknya terang hatinya. bahkan ada yang ngasih cabai biar anaknya jadi pemberani. bagaimana hukum semua itu…..? terimakasih.
From : syafi’i ima < syafii_ima@yahoo.co.id
FORSAN SALAF menjawab :
Ari-ari bayi yaitu tempat janin selama dalam kandungan bukanlah termasuk bagian tubuh dari bayi dan juga bukan bagian dari ibu si bayi, sehingga tidak ada kewajiban sama sekali dalam hal memandikan atau menguburnya. Oleh karena itu, diperbolehkan untuk tidak dikubur bahkan dibuang sekalipun (selama tidak mengganggu orang lain).
Adapun berkeyakinan dengan memberi lampu dapat menerangi hati si bayi atau dengan memberi cabai dapat menjadikan si bayi pemberani, hukumnya haram bahkan dapat menyebabkan kesyirikan jika meyakini lampu dan cabai itu yang memberikan pengaruh bukan Allah, –wal ‘iyadzu billah min dzalik-.
حواشي الشرواني – (ج 3 / ص 161(
قوله: (ولو ما يقطع للختان) فرع هل المشيمة جزء من الام أو من المولود حتى إذا مات أحدهما عقب انفصالها كان لها حكم الجزء المنفصل من الميت فيجب دفنها وإذا وجدت وحدها وجب تجهيزها والصلاة عليها كبقية الاجزاء أو لانها لا تعد من أجزاء واحد منهما خصوصا المولود فيه نظر فليتأمل سم على المنهج أقول الظاهر أنه لا يجب فيها شئ ع ش عبارة البجيرمي أما المشيمة المسماة بالخلاص التي تقطع من الولد فهي جزء منه وأما المشيمة التي فيها الولد فليست جزأ من الام ولا من الولد قليوبي وبرماوي اه.
حاشية الجمل – (ج 7 / ص 143(
وَعِبَارَةُ الْبِرْمَاوِيِّ أَمَّا الْمَشِيمَةُ الْمُسَمَّاةُ بِالْخَلَاصِ فَكَالْجُزْءِ ؛ لِأَنَّهَا تُقْطَعُ مِنْ الْوَلَدِ فَهِيَ جُزْءٌ مِنْهُ وَأَمَّا الْمَشِيمَةُ الَّتِي فِيهَا الْوَلَدُ ، فَلَيْسَتْ جُزْءًا مِنْ الْأُمِّ وَلَا مِنْ الْوَلَدِ انْتَهَتْ .
حاشية البجيرمي على الخطيب – (ج 3 / ص 245(
وَالْمَشِيمَةُ الْخَارِجَةُ مَعَ الْوَلَدِ طَاهِرَةٌ وَهَلْ هِيَ جُزْءٌ مِنْ الْأُمِّ أَوْ مِنْ الْوَلَدِ وَيَتَرَتَّبُ عَلَيْهِ إذَا مَاتَ أَحَدُهُمَا يَجِبُ دَفْنُهَا مَعَهُ ، وَتَصِحُّ الصَّلَاةُ عَلَيْهَا وَغُسْلُهَا وَتَكْفِينُهَا وَمُوَارَاتُهَا فِيهِ نَظَرٌ ا هـ رَحْمَانِيٌّ .
حاشيتا قليوبي – وعميرة – (ج 4 / ص 407(
أَمَّا الْمَشِيمَةُ الَّتِي فِيهَا الْوَلَدُ فَلَيْسَتْ جُزْءًا مِنْ الْأُمِّ وَلَا مِنْ الْوَلَدِ انْتَهَى .
الفتاوى الفقهية الكبرى – (ج 3 / ص 70)
Alhamdulillah
Masalah ini saya tanyakan juga di….yang menghukum adzan dan iqomah bagi bayi yang baru di lahirkan tapi ngak pernah di jawab
Sbtulx klo memang lampu itu bisa membuat hati bayi menjadi terang g usa pakek lampu yg lima wat… Tp skalian pakek lampu merkuri… Biar tamba terang skali
mantap penjelasannya karena yg menjawab bukan terlahir dr sang ibu jd sama sekali tdk menghargai semua itu ,bagus-bagus jawaban yg sangat tdk manusiawi
assalamualaikum ustd, saya mau tanya , apakah mengadzani bayi yg baru lahir itu, si bayi itu dimandikan dulu biar bersih dari darah baru kemudian di adzani atau langsung diadzani walaupun ada darahnya? Sukron.
@husin,wa’alaikumsalam.
mengadzani bayi disunnahkan segera setelah bayi dilahirkan,agar kalimat pertama yang didengar oleh bayi adalah kalimat takbir dan tauhid.
apa bener tuch author? hadistnya mana ? shahih nda ? bukannya yang pertama di denger bayi suara dokter / suster ” anaknya sudah keluar alhamdullilah”?? atau ga pernah punya anak jadi asal aja nulisnya?? yang SHAHIH DI TAHNIK, DARI BUKHARI DAN MUSLIM
@ hafidz, Kesunahan dalam mengdzani bayi yang baru lahir adalah berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, Baihaqi dan banyak lagi lainnya yaitu :
عن عبيد الله بن أبي رافع عن أبيه قال : رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته فاطمة بالصلاة .
Dari Ubaidillah bin Abi Rofi’ dari ayahnya berkata :” Aku melihat Rasulullah SAW adzan di telingannya syd Hasan ketika dilahirkan oleh sydt Fatimah dengan adzan shalat “.
Hadits ini dinyatakan oleh Imam Abu Isa derajatnya hasan – Shohih bahkan oleh menurut ulama’ kebanggan wahabi syekh Albani, hadits ini adalah hadits hasan, sehingga sangat bisa untuk dijadikan Hujjah.
Dalam riwayat Baihaqi terdapat hadits yang berbunyi :
« من ولد له مولود فأذن في أذنه اليمنى ، وأقام في أذنه اليسرى رفعت عنه أم الصبيات »
“barang siapa mempunyai anak lalu ia meng-adzani di telinga kanannya dan meng-iqomati di telinga kirinya, maka akan dihindarkan dari gangguan Ummu Shibyan (jin pengganggu anak kecil) ”
Mas Hafidz dan All pengunjung, Kami tidaklah menampilkan jawaban dalam situs ini kecuali berdasarkan dalil baik dari al-Qur’an, Hadits Nabi ataukah perkataan ulama’ yang mu’tabar, bukan atas doktrin ataukah klaim kami belaka.
Mudah-mudahan bermanfaat, amin.
good answer. lanjtkan. .whabi gx sah ddngar.
Assalamualaikum,
Al Hamdu Lillah kami sangat salut dan mendukung Forum ini, Forum yang benar-benar Ahlussunnah Wal Jamaah, Enolong Sunnah seakaligus menghormati para Ulama’ Salaf dan para Habaib, semoga saya sekeluarga dapat BAROKAH dan manfat dari forum ini
Wassalamualaikum
@ fauzul hakim, wa’alaikum salam Wr. Wb.
Alhamdulillah jika anda bisa terus bergabung dan aktif di website ini, mudah-mudahan Allah memberikan kepada kita semua dan anda ilmu yang bermanfaat, serta mendapatkan keridhoan Allah SWT, amin.
mantap penjelasannya karena yg menjawab bukan terlahir dr sang ibu jd sama sekali tdk menghargai semua itu ,bagus-bagus jawaban yg sangat tdk manusiawi..
mantap.. mantap..
@ unnamed, mohon maaf, dari jawaban yang kami tampilkan di website ini bukanlah dari pendapat kami sendiri, melainkan dari pendapat para ulama’, oleh karena itu kami tampilkan pula referensinya dari kitab-kitab fikih dan lainnya.
Namun perlu untuk diketahui, kemuliaan seorang ibu bukanlah dari ari-ari yang dikuburkan, atau lainnya. Ari-ari seorang ibu dikuburkan atau tidak bukanlah menjadi ukuran akan kemuliaan seorang ibu, karena ari-ari pada dasarnya hanyalah lapisan plasenta yang termasuk bagian tubuh lebih dari seorang perempuan yang memang tidak dibutuhkan lagi ketika sudah melahirkan. Dan pada dasarnya menguburkan ari-ari hanyalah kebiasaan dari masyarakat kita saja yang tidak pernah disyari’atkan sama sekali dalam Islam, sehingga keyakinan yang tidak sesuai dengan akidah Islam seperti mengakui pemberian lampu atau cabai bisa berpengaruh pada si anak justru akan membahayakan pada keimanan kita. Nau’dzu billah min dzalik.
orang kota semua ya… kalau ditempatku kubur ari2 gak dikasih lampu (lampu botol) pas malam bisa digali kucing/anjing… dan kalau ngelihat ari2 anak dicabik2 binatang kok ya kayaknya bakalan gimana gitu hati ini.
@ Nuruddin, Kita diperbolehkan untuk melindungi ari-ari seorang perempuan seperti dari kucing atau anjing dengan cara mengubur dan memberi lampu atau lainnya. Namun perlu untuk diketahui, itu semua tidaklah wajib bagi kita, dan bahkan jika didasari keyakinan bahwa pemberian lampu atau sejenisnya akan berpengaruh pada diri anak, maka tidak dibenarkan.
bismillah. sy setuju dengan yang disampaikan hafidz. telah jelas hukum adzan dan iqomah pada bayi baru lahir, bahwasanya tdk ada satupun hadis shohih yang menyatakan hal itu. Yang ada,riwayat yang shoih adalah bahwa Rosulullah mentahnik = melumatmatkan kurma lalu memasukkan kedalam mulut bayi. Demikian insyaAllah,Wallahu a’lam. Yahdikumullahu wayuslihu baalakum.
@ ramli, Mohon maaf, rupanya anda kurang mengetahui tatacara dalam istimbath hukum islam kaitannya dalam pengambilan dalil sebagai hujjahnya. Istimbath (pengambilan) hukum bisa menggunakan dalil yang shohih atau hasan, sedangkan hadits tentang kesunahan meng-adzani bayi telah diriwayatkan oleh banyak dari perowi hadits yang menunjukkan kuatnya hadits tersebut sebagai dalil, bahkan syekh Albani sendiri telah menyatakan bahwa hadits kesunahan mengadzani bayi yang baru lahir telah mencapai derajat HADITS HASAN, sehingga sangat bisa untuk dibuat hujjah dalam istimbath hukum islam.
@Forsan….Ya kher kalam Mahu Kilam…insyaallah seluruh team forsan diberi kesabaran dlm menjawab semua pertanyaan,baik yg benar2tidak tau maupun yg benar benar ingin menghancurkan aqidah kita….
alhamdulillah.
@ramli:
lebih bijak saudara belajar dulu mengenai ilmu hadis, sebelum berkomentar mengenai persoalan yg ada kaitannya dengan hadis.
terlihat disini anda belum cukup faham dalam masalah ini.
afwan.
terimakasih.
Sbenarnya mngubur ari2 itu sifatnya hnya tradisi sj bg d sbuah daerah,bg yg mngubur itu mrupakan sbuah bntuk dr rasa hormat/ta’dhim kpd yg mlahirkn.
Tp dg d brikannya lampu itu hnya sbuah tanda bhw d tmpat trsebut sdh ada seorang ibu yg mlahirkn,shingga dr saking mnancapnya cara trsebut sampai2 sbagian bsar masyarakat mengartikan lain tanpa mruju’ pd asbabnya,apa sih yg mlatarbelakangi semua itu?d zaman skarang kan bnyak faham2 yg dulunya hnya tradisi yg bukan syar’iy,malah skarang d anggap ‘adatul wajibah yg tdk boleh d tinggal.
Klo kita mau mngomentari wajib trhadap sbuah tradisi, mk hal yg prlu d prhatikan adalah,kita hrs nanya dl pd ssepuh yg msih ada/mnyelidiki dahulu akan asbabnya dl.
Yg sangat pnting bagi ikhwanina yg ckp faham dlm ilmu fiqh adlah,bgaimana cranya agar tradisi yg tdk syar’iy ini masyarakt tdk menganggap ssuatu yg hrs/wajib kita lakukan?tafakkar.dan dg sgala rndah hati,tlg jangan sampai saling mmprotes sana sini,sbab cara itu krang husnul khuluq yg sangat tdk pantas d lakukan oleh orang faham dlm ilmu fiqh.
‘afwan lakum.
Assalamualaikum
Bib,
Sebentar lagi saya akan menjadi seorang ayah untuk yang pertamakali
berkenaan dengan itu ijinnkan saya saya untuk mengajukan pertanyaan pada anda.
Bagaimana kalo mengubur ari-ari ini dengan pernak-pernik macam-macam, semacam uang dolar, pensil, dll atas permintaan ibu saya yang sangat saya hormati, dimana saya takut melukai perasaan ibu saya. Dan sudah menjadi kebiasaan untuk mengubur ari-ari seperti halnya yg berlaku untuk cucu-cucu beliau yang lahir terlebih dahulu (dari kakak-kakak saya)
Dan tolong doakan agar kelak keturunan saya dapat menjadi anak yang diridloi Allah SWT dan Sayiddina Muhammad SAW
Terimakasih
Wassalamualaikum