Lafad Hamdalah Yang Paling Utama
Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya menjelasakan: “Disunahkan untuk menulis hamdalah di permulaan karya kitab, begitupula di permulaan belajar bagi para guru, dan permulaan membaca bagi para murid di hadapan gurunya, baik yang dibaca adalah hadits, fiqih, atau selain keduanya. Lafadz terbaik hamdalah adalah:
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
Sebagian ulama Syafiiyah sebagaimana disebutkan pula dalam Al Adzkar mengataan bahwa hamdalah yang paing utama adalah dengan mengatakan:
اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang menunaikan syukur atas nikmat-nikmatnya dan sebanding pula dengan tambahan nikmat itu.
Ada juga sebagian ulama yang mengatakan bahwa paling utamanya pujian adalah:
اَلْحَمْدُ لِلهِ بِجَمِيعِ مَحَامِدِهِ كُلِّهَا مَا عَلِمْتُ مِنْهَا وَمَا لَمْ أَعْلَمْ
Aku memuji Allah dengan seluruh puja-puji kepada-Nya baik yang aku ketahui ataupun yang tidak aku ketahui
Sebagian ulama menambahkan:
عَدَدَ خَلْقِهِ كُلِّهِمْ مَا عَلِمْتُ مِنْهُمْ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ
Pujian itu sejumlah seluhur makhluk-Nya baik yang aku ketahui atau tidak.
Dalam hadits yang dikeluarkan Imam Ibnu Majah RA bahwa Sayyidah Aisyahh RA mengatakan. “Nabi SAW, apabila melihat apa yang disukai akan mengatakan:
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatan dari-Nya menjadi sempurna segala kebaikan.
Dan Apabila Nabi SAW melihat sesuatu yang tidak disukai beliau akan mengatakan:
اَلْحَمْدُ لِلهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ, رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ حَالِ أَهْلِ النَّارِ
Segala puji bagi Allah dalam segala keadaaan. Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keadaan penghuni neraka.*dzr
ٍٍSumber: Kasyifatus Saja Syarah Safinatun Naja, Syaikh Nawawi Al Banteni RA