Israf (Berlebihan) Dalam Wudhu’

18 thoughts on “Israf (Berlebihan) Dalam Wudhu’”

1. yudi says:

   istinsyaq dgn tangan kanan dan istintsar dgn tangan kiri itu seperti apa?
   Mngusap kpla itu apakah dwishol dgn mmbsuh kedua tlinga?

     Juli 13, 2010 at 10:33 pm
2. forsan salaf says:

   @ yudi, Pelaksanaannya yaitu Ketika memasukkan air dengan menggunakan tangan kanan, dan dalam membantu untuk mengeluarkannya dari lubang hidung dengan menggunakan tangan kiri.
   Dalam mengusap kepala sunnah untuk meratakan ke semua bagian kepala dan menyertakan juga mengusap telinga selain tiga tahapan dalam mengusap telinga di atas. Adapun pelaksanaan mengusap telinga (tiga tahapan di atas) terpisah dari mengusap kepala artinya dilakukan setelah selesai mengusap kepala kecuali mengikutsertakan saja sebagaimana di atas.

     Juli 14, 2010 at 9:26 am
3. yudi says:

   oh iyaa.. Iyaa..
   Wajah saya dtmbuhi jerawat, saya menggunakan wudlu sbg obat yg saya lakukan sblum tdur. Adakah sbuah riwayat yg menyatakan bahwa wudlu bisa dgunakan sbg obt?

     Juli 14, 2010 at 4:20 pm
4. M.husin says:

   Ana mau tanya ustd. Bolehkah, Niat ketika membasuh wajah di dalam wudhu diganti dengan azam(cita-cita)? Sukron ala ajwaabikum.

     Juli 23, 2010 at 9:15 pm
5. forsan salaf says:

   @ yudi, maaf, kami belum menemukan riwayat bahwa wudhu’ bisa menjadi obat jerawat, tapi yang ada adalah akan menampakkan cahaya nanti di akhirat. Namun jika kita pikirkan dari segi kesehatan, semakin sering orang berwudhu’ berarti semakin sering menjaga kebersihan khususnya wajah, maka tidaklah mustahil apabila wudhu’ berguna untuk mencegah tumbuhnya jerawat yang umumnya dari kotoran dan lemak wajah.

   @ M. Muhsin, Hakikat dari niat adalah pengukuhan hati dalam menyengaja suatu yang bersamaan dengan melakukannya. Tempat niat adalah hati, sedangkan ucapan dengan lisan adalah sunnah.
   Jika yang anda maksudkan dengan azam adalah hanya meniatkan dalam hati tanpa nit dengan lisan, maka tetap sah, namun jika yang anda maksudkan adalah tanpa pengukuhan dalam hati tapi hanya keinginan (angan-angan), maka tidak sah, karena tidak dinamakan niat.

     Juli 24, 2010 at 10:12 am
6. yudi says:

   alhamdulillah, trima kasih banyak kepada tim FS.
   Saya ingin brtanya lagi,
   1) sholat witr it bisa kah dilakukan 2x dlm semalam?
   2) bagaimana jika sholat witr dilakukan lebih dulu, kemudian baru sholat malam. misalx, sholat witrx dikerjakan sebelum tidur takut2 tidak terbangun pada tengah malamx. kmudian tba2 trbngun pada tengah malamx dan sholat malam. apakah hal ini, skdar mslh k’afdholan atau bgmana?

     Agustus 2, 2010 at 10:22 am
7. forsan salaf says:

   @ yudi,
   Paling banyaknya shalat witir adalah 11 rakaat, dan paling sedikitnya satu rakaat. Dalam pelaksanaannya jika mengerjakan 3 rakaat bisa dengan washl (dengan satu kali salam) atau fashl (dengan dua kali salam yaitu mengerjakan dua rakaat salam lalu satu rakaat salam).
   Shalat witir hanya satu kali setiap malamnya, karena ada sabda Rasulullah SAW :
   لا وتران في ليلة
   “ tidak ada pelaksanaan dua kali witir dalam satu malam”
   Oleh karena itu, jika sudah melaksanakan shalat witir (3 rakaat ataukah lebih) sebelum tidur, maka ketika bangun malam tidak diperbolehkan mengerjakan shalat witir lagi satu rakaat untuk menggenapkannya, walaupun hendak mengerjakan shalat tahajjud. Adapun hadits Nabi SAW :
   اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
   “ jadikanlah akhir (penutup) shalat malammu dengan shalat witir “
   Maksud dari hadits di atas adalah keutamaan menjadikan penutup shalat malam dengan witir sebagaimana shalat siang ditutup dengan bilangan ganjilnya shalat maghrib seperti yang dijelaskan dalam kitab Fathu al-Bari syarh Shohih Bukhori. Sehingga jika telah shalat witir di awal setelah shalat isyak, maka tetap diperbolehkan baginya untuk melaksanakan shalat sunnah lain seperti tahajjud tanpa mengerjakan shalat witir kembali.

     Agustus 6, 2010 at 9:34 pm
8. Abu Rayyan says:

   Melanjutkan pertanyaan sdr Yudi:
   Di bulan Romadhon ada sholat tarawih & witir
   1. Apakah perbedaan sholat tarawih & sholat tahajjud?
   2. Bagaimana afdholnya (urutan pelaksanaan) untuk sholat tarawih, witir dan tahajjud

   Syukron atas penjelasann

     Agustus 7, 2010 at 10:11 am
9. forsan salaf says:

   @ abu rayyan,
   1. perbedaan antara shalat tarawih dan tahajjud :
   SHALAT TARAWIH adalah shalat sunnah mutlak di malam bulan Ramadhan. Jumlah rakaat menurut kebanyakan riwayat adalah 20 rakaat.
   SHALAT TAHAJJUD adalah shalat malam setelah tidur dan melaksanakan shalat Isya’. jumlah rakaatnya tidak terbatas.

   2. Urutan afdholnya shalat sebagai berikut : shalat witir (karena ada khilaf dalam hukum wajibnya) lalu shalat Tarawih (karena disunnahkan berjamaah), lalu shalat tahajjud.

     Agustus 7, 2010 at 12:21 pm
10. Abu Rayyan says:

    Pertanyaan No. 2 maksudnya urutan pelaksanaannya bagaimana?
    1. Tarawih – Witir – Tahajjud
    2. Tarawih – Tahajjud – Witir
    Klo, no. 2, berarti setelah sholat berjama’ah tarawih, kita tidak ikut jama’ah witir

      Agustus 9, 2010 at 10:10 am
11. forsan salaf says:

    @ abu rayyan, Dalam pelaksanaan shalat witir, jika anda terbiasa bangun malam, maka lebih baik mengakhirkan shalat witirnya sebagai penutup shalat malam, karena ada hadits Nabi SAW :
    اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
    “ jadikanlah akhir (penutup) shalat malammu dengan shalat witir “
    sehingga urutan pelaksanaannya adalah : shalat tarawih, tahajjud dan witir.
    Namun, jika anda ada kekhawatiran tidak bangun malam, maka lebih baik mengerjakan shalat witir setelah shalat tarawih (sebelum tidur).

      Agustus 9, 2010 at 10:49 am
12. Joko says:

    Bagaimna hukumnya wudhu hanya yang wajibnya saja sedangkan yang sunnah tidak dikerjakan?

      September 20, 2010 at 8:33 am
13. forsan salaf says:

    @ joko, wudhu dengan mengerjakan wajibnya saja hukumnya sah dan makruh melakukan basuhan atau usapan kurang dari tiga kali.

      September 21, 2010 at 6:45 pm
14. Abu Muzakki says:

    Tapi yg perlu diperhatikan ketika wudlu … selain sesuai syariat juga dlm penggunaan air wudlu yg berlebihan ( mubadzir ), saya sering perhatikan orang sedang wudlu kadang bahkan hampir semua ketika membuka kran air dengan putaran penuh / maksimal sehingga banyak air yg terbuang percuma klo bisa dengan putaran 1/4 atau 1/3 atau 1/2 putaran sudah cukup ( air keluar normal ) mengapa tidak dilakukan baik wudlu di rumah / musholla lebih2 masjid, makanya ada kemakruhan lebih dari 3 basuhan yg menggunakan air …….

    wasssalam

    NB = sebaiknya di musholla atau masjid di tempel tulisan warning untuk berhemat air ketika wudlu

      November 9, 2010 at 11:17 am
15. Husin says:

    Assalamualaikum ustd. Saya mau tanya, bolehkah kita mengamalkan sunnah membasuh leher bagian belakang setelah membasuh dua telinga? Sukron ala ajwaabikum.

      Maret 7, 2011 at 8:32 am
16. forsan salaf says:

    @ Husin, Wa’alaikum salam Wr. Wb.
    Mengusap tengkuk (leher bagian belakang) dalam wudhu’ menurut Imam Ghozali, al-Baghawi dan ar-Rafi’i adalah sunnah. yaitu dengan menggunakan tangan kanan dan mengucapkan :
    اَللَّهُمَّ فُكَّ رَقَبَتِي مِنَ النَّارْ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ السَّلاَسِلِ وَاْلأَغْلاَلْ
    “ Ya Allah, selamatkanlah tengkukku dari neraka, dan aku berlindung kepada-Mu dari belenggu dan rantai (dari api di neraka) “

    Mereka berpendapat demikian mendasarkan pada hadits riwayat dari Imam Ahmad dan Abu Daud, bahwasanya :” Rasulullah SAW mengusap kepalanya (ketika wudhu’) hingga sampai pada belakang kepala dan sekitarnya hingga pada tengkuk “.

    Namun pendapat ulama’ lainnya menyatakan tidak ada kesunahan dalam mengusap tengkuk ketika wudhu’ dan menganggap dalil akan kesunahannya tidak benar.
    Dengan demikian, anda bisa menilai dan mengikuti yang mana, karena keduanya memiliki dalil dan para ulama’ yang menyatakan sunnah juga adalah ulama’ besar dan terkenal dengan kesholihannnya.

      Maret 8, 2011 at 7:44 pm
17. Husin says:

    Assalamualaikum ustd. Saya mau tanya, bagian wajah di dalam wudhu itu sampai mana saja? apakah dagu bagian bawah itu termasuk bagian wajah secara panjang sehingga wajib dibasuh di dalam wudhu? Sukron ala ajwabikum

      Mei 25, 2011 at 9:56 pm
18. forsan salaf says:

    @ husin, wa’alaikum salam wr. wb.
    Batasan wajah secara memanjang (vertikal) adalah dari tempat awal tumbuhnya rambut hingga pertemuan 2 tulang rahang. Dan secara melebar (horsontal) adalah antara kedua telinga.
    Namun untuk memastikan bahwa semua bagian wajah terbasuh secara yakin, maka wajib pula membasuh bagian yang lebih dari batasan wajah diatas disegala sisinya. Sehingga wajib membasuh pula sedikit dari bagian kepala dan dibawah dagu.

      Juni 15, 2011 at 9:01 pm