Judul: Menolak Wahabi, Membongkar Penyimpangan Sekte Wahabi; dari Ibnu Taimiyah hingga Abdul Qadir At-Tilmisani
Halaman: 304 Halaman
Bahasa : Arab dan Indonesia
Soft Cover
Buku karya Wakil Rais Akbar dan Pendiri Nahdlatul Ulama, KH. Muhammad Faqih Maskumambang, ini ditulis tahun 1922 atau empat tahun sebelum kelahiran Nahdlatul Ulama (NU).
Kitab berjudul “An-Nushush al-Isamiyyah fi Radd al-Wahhabiyyah” ini adalah karangan berbahasa Arab pertama yang membantah paham Islam anti-madzhab seperti Wahabi yang ditulis ulama asal Indonesia. Ini membuktikan persoalan wahabi sudah menjadi sedemikian momok di awal abad ke-20.
K.H. Muhammad. Faqih Maskumambang sendiri adalah putra keempat K.H. Abdul Djabbar yang masih merupakan keturunan dari Joko Tingkir alias Sultan Hadiwijaya. Ia memimpin Pesantren Maskumambang mulai tahun 1325H. sampai 1353 H. Ia seorang ulama besar yang terkenal di pulau Jawa, bahkan sampai keluar Jawa. Ia ahli dalam bidang Ilmu Tafsir, Tauhid, Fiqih, Nahwu dan Balaghah, Mantiq, Ushul Fiqih dan lain-lain. Ia sangat aktif dalam mengajar.
Ia juga menulis beberapa buku. Salah satu buku karya dia yang masih dapat dibaca adalah “Al-Mandzumah Al-Dailah fi Awaili Al-Asyhur Al-Qamariyah” yang berisi tentang ilmu falaq [astronomi].Buku yang terdiri dari dua teks, yakni teks. pertama berupa nadzam, sedang teks kedua berisi natsar (prosa).ini ditemukan pada koleksi K.H. Abdul Hadi (pengasuh Pondok Pesantren Langitan tahun 1921-1971), sebagai salah satu buku yang diajarkan kepada dia ketika belajar kepada K.H. Faqih Maskumambang pada tahun 1930.
Penulisan buku yang terdiri dari nadhom dan prosa ini menunjukkan bahwa dia telah mengadakan pendidikan ilmu fisika astronomi dengan cara yang menyenangkan.Dia juga menjadikan agama mampu melintasi ilmu fisika-astronomi, iimu sosial pendidikan dan ilmu-ilmu humaniora [sastrra].Dan pendidikan dengan cara yang menyenangkan ini telah tertata rapi di Pesantren Maskumambang tempo dulu.
Kemasyhuran dan kedalaman pengetahuan dia tersebut menjadikan Pondok Pesantren Maskumambang sangat terkenal dan santri-santrinya pun berdatangan dari pelbagai daerah.
Pada tahun 1937 M. bertepatan dengan tahun 1353 H. K.H. Muhammad. Faqih berpulang ke Rahmatullah dalam usia 80 tahun dengan meninggalkan karya tulis yang jumlahnya belasan.
Sumber : Penerbit Sahifa
Kalo mau beli bukunya gimana?
Harganya berapa?
Klo sudah terbit bs dcari d gramedia