Assalamu ‘alaikum
habib ana mau nanya tentang hakikat ibtila’ (cobaan)? n gmana caranya memadukan hadis nabi “idza ahabballohu abdan ibtalaahu” apabila Alloh cinta pada seorang hamba maka akan memberi cobaan. dan ada keterangan apabila kemungkaran dan kemaksiatan telah merajalela maka Alloh akan menurunkan bala’ pada penduduk tersebut. Dari kedua keterangan tersebut seakan-akan menunjukkan kontradiksi ?
syukron ala jawabikum.
FORSAN SALAF menjawab :
Ibtila’ dan bala’ dalam segi bahasa adalah sama, bisa berarti ujian (cobaan) atau hukuman. Musibah yang turun dari Allah menjadi ujian bagi kaum beriman dan hukuman bagi orang kafir atau fasiq. Hal ini dapat digambarkan : ujian yang diberikan guru kepada muridnya tidaklah sama dengan hukuman yang diberikan kepada muridnya. Ujian diberikan dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan murid, sedangkan hukuman diberikan karena kesalahan murid. Demikian juga latihan fisik (contoh, push up) atau olah raga yang diberikan komandan kepada bawahannya tidaklah sama dengan hukuman yang diberikan kepadanya.
Seorang hamba yang soleh jika mendapatkan musibah adalah sebagai ujian untuk kesabaran dan keridhoannya terhadap Tuhan. Namun hamba yang tidak soleh (kafir atau fasiq) mendapatkan musibah sebagai hukuman atas kesalahannya.
Contoh : musibah banjir, bagi orang mukmin yang bersabar itu adalah ujian atas keimanan mereka. Sedangkan bagi orang yang kafir dan fasiq, merupakan hukuman atas kekafiran dan kemaksiatan mereka.
Kesimpulan : walaupun ada kesamaan bentuk antara ujian dan hukuman, namun tujuan berbeda. Ujian diberikan untuk mengetahui keberhasilan seorang hamba yang nantinya dibalas dengan terhapusnya dosa atau meningkatkan derajat di akherat. Sedangkan hukuman semata-mata untuk mengadzab tanpa ada sedikitpun kebaikan setelahnya.
فيض القدير – (ج 1 / ص 316)