Assalamu’alaykum wr wb..
Saya pernah ditanya Quran itu makhluk atau bukan.Setau saya Imam Ahmad bin Hambal mempertahankan pendapatnya bahwa Quran adalah kalam Allah bukan makhluk. Sebenarnya bagaimana menurut pendapat para Ulama Aswaja tentang hal ini.
FORSAN SALAF menjawab :
Menurut pendapat ulama’ ahli sunnah wal jamaah Al-Qur’an sebagai kalam Allah bukan mahluk.dalil-dalil yang menyatakan bahwa Al-Qur’an bukan makhluk sebagai berikut :
- Ibn Abbas mentafsiri QS. Az-Zumar / 28 : kalimat غير ذي عوج maknanya bukan mahluk.
- Hadits riwayat Abi Darda’, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
« القرآن كلام الله غير مخلوق »
“ Al-Qur’an adalah kalam Allah bukanlah mahluk “
- Riwayat Baihaqi dari Anas bin Malik :
القرآن كلام الله ، وليس كلام الله بمخلوق
“ Al-Qur’an adalah kalam Allah, dan kalam Allah bukanlah mahluk “
- Ulama’ mutakallimin (ahli tauhid) menyatakan bahwa Al-Qur’an bukanlah mahluk. Mereka berhujjah karena Al-Qur’an adalah kalam Allah yang berarti berkaitan langsung dengan sifat Allah SWT yaitu kalam. Sifat-sifat Allah semuanya dahulu (qodim/azali) bukanlah baru (huduts) sebagaimana sifat-sifat mahluk. Oleh karena itu mereka menyatakan bahwa Al-Qur’an bukanlah mahluk.
Berbeda dengan pendapat mu’tazilah yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.
المجموع – (ج 18 / ص 41)
والحق أن القرآن كلام الله وصفة من صفات ذاته فتنعقد اليمين به، كما لو قال وجلال الله وعظمته. وقوله ” هو مخلوق ” فهذا كلام المعتزلة، وإنما الخلاف مع الفقهاء، ولاشك أن مذاهب المتكلمين لها تأثيرها على تقرير أحكام الفروع عند الفقهاء وقد روى عن ابن عمر مرفوعا أن القرآن كلام الله غير مخلوق وقال ابن عباس في قوله تعالى ” قرآنا عربيا غير ذى عوج ” أي غير مخلوق.
الدر المنثور – (ج 8 / ص 448)
قُرْآَنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِي عِوَجٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (28)
أخرج الآجري في الشريعة وابن مردويه والبيهقي في الأسماء والصفات عن ابن عباس رضي الله عنهما في قوله { قرآناً عربياً غير ذي عوج } قال : غير مخلوق . وأخرج الديلمي في مسند الفردوس عن أنس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم في قوله { قرآناً عربياً غير ذي عوج } قال : غير مخلوق . وأخرج ابن شاهين في السنة عن أبي الدرداء رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال « القرآن كلام الله غير مخلوق » . وأخرج ابن أبي حاتم في السنة والبيهقي في الأسماء والصفات عن الفرج بن زيد الكلاعي رضي الله عنه قال : قالوا لعلي رضي الله عنه : حكمت كافراً ومنافقاً فقال : ما حكمت مخلوقاً ، ما حكمت إلا القرآن . وأخرج البيهقي وابن عدي عن أنس بن مالك رضي الله عنه أنه قال : القرآن كلام الله ، وليس كلام الله بمخلوق . وأخرج البيهقي عن عكرمة رضي الله عنه قال : صلى ابن عباس رضي الله عنهما على جنازة ، فلما وضع الميت في قبره قال له رجل : اللهم رب القرآن اغفر له . فقال له ابن عباس رضي الله عنه : مَهْ لا تقل مثل هذا منه بدا وإليه يعود . وفي لفظ فقال ابن عباس : ثكلتك أمك . . ! إن القرآن منه . وأخرج البيهقي عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال : القرآن كلام الله . وأخرج البيهقي عن سفيان بن عيينة رضي الله عنه قال : أدركت مشيختنا منذ سبعين سنة منهم عمرو بن دينار يقولون : القرآن كلام الله ليس بمخلوق . وأخرج البيهقي عن جعفر بن محمد عن أبيه قال : سأل علي بن الحسين عن القرآن فقال : ليس بخالق ولا بمخلوق ، وهو كلام الخالق .وأخرج البيهقي عن قيس بن الربيع قال سألت جعفر بن محمد رضي الله عنه عن القرآن فقال : كلام الله قلت : مخلوق؟ قال : لا . قلت : فما تقول فيمن زعم أنه مخلوق؟ قال : يقتل ولا يستتاب . وأخرج الفريابي وعبد بن حميد وابن جرير وابن المنذر عن مجاهد رضي الله عنه في قوله { قرآناً عربياً غير ذي عوج } قال : غير ذي سلس .
تفسير البغوي – (ج 7 / ص 117)
{ قُرْآنًا عَرَبِيًّا } نصب على الحال، { غَيْرَ ذِي عِوَجٍ } قال ابن عباس: غير مختلف. قال مجاهد: غير ذي لبس. قال السدي: غير مخلوق. ويروى ذلك عن مالك بن أنس، وحكي عن سفيان بن عيينة عن سبعين من التابعين أن القرآن ليس بخالق ولا مخلوق (2) { لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ } الكفر والتكذيب به.
تذهيب شرح السنوسية أم البراهين ص50
واعلم أنه يطلق على الكتب المنزلة على الرسل أنها كلام الله تعالى لأنه ظهرت منه تعالى إحداثا وتركيبا ولم يحدثها غيره ولا يجوز أن يقال : إن جبريل عليه السلام هو الذي ركب هذه الحروف في نفسه ثم أنزلها على سيدنا محمد عليه السلام بل الله تعالى علم جبريل هذه الألفاظ وأمره بإنزالها على سيدنا محمد عليه السلام وهذه الألفظ ليست هي نفس الصفة النفسية كما يتوهم البعض بل هي دالة عليها دلالة عقلية أو عرفية لأن الألفاظ مركبة وحادثة(1)والصفة الننفسية التي هي الكلام لايجوز أن تكون كذلك لأن الحوادث لاتقوم بالخالق عز وجل ومن هذا الباب يطلق على هذه الكلمات المنزلةعلى الرسل أنه كلام الله تعالى
(1) لايجوز أن يقال : كلام الله مخلوق أو حادث ويقصد بكلام الله ألفاظ الكتب السماوية لئلا يتوهم من ذلك حدوث الكلام القديم وكذا لا يجوز أن يقال : القرآن مخلوق أو حادث لأن القرآن يطلق على اللفظ المنزل على نبينا ومولانا محمد صل الله عليه وسلم للإعجاز وعلى صفة الكلام القائمة بذات الله تعالى فربما يتوهم من إطلاق أن القرآن مخلوق أوحادث حدوث الصفة القائمة بذاته تعالى نعم يجوز أن يقال ذلك في مقام التعليم
Assalamu’alaikum….
Mohon maaf sebelumnya……… dan mohon diluruskan jika ada yang keliru…..
Saya kira pendapat Imam Ahmad bin Hambal yang menyatakan Al-quran (dan semua tulisan yang menggunakan huruf hijaiyah) bukan makhluk ataupun para imam ahli sunnah lainnya yang berbeda pendapat dengan Imam Ahmad bin Hambal seperti Abil Hasan Al Asy’ari yang menyatakan sebagian bukan makhluk (Al-quran) dan sebagian makhluk (selain Al-quran) adalah bentuk penghormatan terhadap kalam Allah . Jika kita memahami 2 pendapat tersebut dengan seksama dan seimbang, Insya Allah sebenarnya tidak ada perbedaan karena maksud dan tujuannya sama (saya tidak mengomentari pendapat mu’tazilah). Yang perlu digaris bawahi adalah beliu2 para imam dan wali memiliki cara pemahaman yang berbeda dengan kita dalam artian kita tidak mempunyai kemampuan untuk mampu memahami sesuatu seperti yang dimiliki oleh para Auliya’ Allah. Maka dari itu kita mesti harus selalu belajar dan belajar… dari sumber yang benar… dari orang yang sholeh bersambung hingga ke Rasulullah. Semoga kita mendapatkan manfaat dari diskusi2 semacam ini dan bukan malah saling mempertahankan pendapat masing2.
Syukron…
Assalamu’alaikum….
Mohon maaf sebelumnya……… dan mohon diluruskan jika ada yang keliru…..
Saya kira pendapat Imam Ahmad bin Hambal yang menyatakan Al-quran (dan semua tulisan yang menggunakan huruf hijaiyah) bukan makhluk ataupun para imam ahli sunnah lainnya yang berbeda pendapat dengan Imam Ahmad bin Hambal seperti Abil Hasan Al Asy’ari yang menyatakan sebagian bukan makhluk (Al-quran) dan sebagian makhluk (selain Al-quran) adalah bentuk penghormatan terhadap kalam Allah . Jika kita memahami 2 pendapat tersebut dengan seksama dan seimbang, Insya Allah sebenarnya tidak ada perbedaan karena maksud dan tujuannya sama (saya tidak mengomentari pendapat mu’tazilah). Yang perlu digaris bawahi adalah beliu2 para imam dan wali memiliki cara pemahaman yang berbeda dengan kita dalam artian kita tidak mempunyai kemampuan untuk mampu memahami sesuatu seperti yang dimiliki oleh para Auliya’ Allah. Maka dari itu kita mesti harus selalu belajar dan belajar… dari sumber yang benar… dari orang yang sholeh bersambung hingga ke Rasulullah. Semoga kita mendapatkan manfaat dari diskusi2 semacam ini dan bukan malah saling mempertahankan pendapat masing2.
Syukron…
@ ali, lebih jelasnya, Al-Qur’an memilki dua pengertian yaitu sifat kalam Allah SWT dan kalimat2 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk pengertian pertama, maka bukan makhluk karena berkaitan dengan dzat Allah SWT yang bersifat qodim. Adapun pengertian kedua, maka bisa dikatakan sebagai makhluk karena sifat tulisan/kalimat adalah ciptaan Allah SWT yang berarti makhluk Allah.
Namun perlu diketahui, tidak bisa secara mutlak dikatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk karena ditakutkan adanya pemahaman bahwa Al-Qur’an yakni sifat kalam Allah itu makhluk bukanlah qodim, hal ini sangat menyalahi akidah islam.
@ ali, lebih jelasnya, Al-Qur’an memilki dua pengertian yaitu sifat kalam Allah SWT dan kalimat2 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk pengertian pertama, maka bukan makhluk karena berkaitan dengan dzat Allah SWT yang bersifat qodim. Adapun pengertian kedua, maka bisa dikatakan sebagai makhluk karena sifat tulisan/kalimat adalah ciptaan Allah SWT yang berarti makhluk Allah.
Namun perlu diketahui, tidak bisa secara mutlak dikatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk karena ditakutkan adanya pemahaman bahwa Al-Qur’an yakni sifat kalam Allah itu makhluk bukanlah qodim, hal ini sangat menyalahi akidah islam.
Mau nanya,
(1) Apakah yg dimaksud Alquran ini adalah kitab yg kita pegang & baca sekarang ini?
(2) Jika ya, maka bukankah ia “hanya” sebuah benda yg bermula, dapat dibuat, dapat rusak, akan musnah dan sifat2 lain yg menjadi ciri makhluk?
(3) Jika tidak, maka ia berwujud apa?
(4) Jika ia bukan makhluk, semestinya ia Khalik. Sebab sesuatu entitas kalau ia bukan makhluk tentu khalik. Tidak ada entitas ketiga.
(5) Jika ia Kalam tapi bukan Khalik, bagaimanakah sifat2nya?
Salam
Mau nanya,
(1) Apakah yg dimaksud Alquran ini adalah kitab yg kita pegang & baca sekarang ini?
(2) Jika ya, maka bukankah ia “hanya” sebuah benda yg bermula, dapat dibuat, dapat rusak, akan musnah dan sifat2 lain yg menjadi ciri makhluk?
(3) Jika tidak, maka ia berwujud apa?
(4) Jika ia bukan makhluk, semestinya ia Khalik. Sebab sesuatu entitas kalau ia bukan makhluk tentu khalik. Tidak ada entitas ketiga.
(5) Jika ia Kalam tapi bukan Khalik, bagaimanakah sifat2nya?
Salam
@ abu-abu, di atas sudah kami jelaskan bahwa Al-Qur’an secara mutlak memiliki dua pengertian yaitu susunan kalimat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan berarti kalam ALlah SWT. Ketika Al-Qur’an diartikan sebagai tulisan atau susunan kalimat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, maka mahluk. Namun jika diartiken sebagai kalam Allah , maka bukan mahluk. Karena ada dua pengertian yang saling berbeda dalam sifatnya ini, maka tidak boleh secara mutlak mengatakan Al-Qur’an sebagai mahluk, karena bisa memberikan pengertian bahwa kalam ALlah adalah mahluk, dan ini menjadikan dzatnya Allah sama dengan dzat mahluk yang bisa berubah. ini suatu perkara yang mustahil terjadi pada dzat Allah.
Tidak semua yang bukan mahluk pasti kholiq, sebagaimana Al-Qur’an tidak bisa dikatakan sebagai kholiq. Akan tetapi Al-Qur’an tidak kita katakan sebagai mahluk karena Al-Qur’an adalah sifat kalam Allah, sifat kalam Allah berkaitan langsung dengan dzat Allah yang Maha Azali dan tetap. Karena AL-Qur’an berkaitan langsung dengan sifat Allah, maka tidak boleh mengatakannya sebagai mahluk karena memberikan esensi bahwa sifat Allah bisa berubah dan bisa rusak sebagaimana mahluk. Hal ini sangat mustahil terjadi pada dzat Allah SWT.
@ abu-abu, di atas sudah kami jelaskan bahwa Al-Qur’an secara mutlak memiliki dua pengertian yaitu susunan kalimat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan berarti kalam ALlah SWT. Ketika Al-Qur’an diartikan sebagai tulisan atau susunan kalimat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, maka mahluk. Namun jika diartiken sebagai kalam Allah , maka bukan mahluk. Karena ada dua pengertian yang saling berbeda dalam sifatnya ini, maka tidak boleh secara mutlak mengatakan Al-Qur’an sebagai mahluk, karena bisa memberikan pengertian bahwa kalam ALlah adalah mahluk, dan ini menjadikan dzatnya Allah sama dengan dzat mahluk yang bisa berubah. ini suatu perkara yang mustahil terjadi pada dzat Allah.
Tidak semua yang bukan mahluk pasti kholiq, sebagaimana Al-Qur’an tidak bisa dikatakan sebagai kholiq. Akan tetapi Al-Qur’an tidak kita katakan sebagai mahluk karena Al-Qur’an adalah sifat kalam Allah, sifat kalam Allah berkaitan langsung dengan dzat Allah yang Maha Azali dan tetap. Karena AL-Qur’an berkaitan langsung dengan sifat Allah, maka tidak boleh mengatakannya sebagai mahluk karena memberikan esensi bahwa sifat Allah bisa berubah dan bisa rusak sebagaimana mahluk. Hal ini sangat mustahil terjadi pada dzat Allah SWT.
Sy msh tdk faham bagaimana kita bisa mensifati AQ yg berupa kitab yg kita pegang ini yg notabene akan musnah, dgn sifat2 Allah swt? Kalam Allah swt di AQ yg mas maksud itu yg mana? Jika bersifat makhluk ya makhluk. Jika bukan ya khalik. Mohon dpt diterangkan lbh jauh.
Salam
Sy msh tdk faham bagaimana kita bisa mensifati AQ yg berupa kitab yg kita pegang ini yg notabene akan musnah, dgn sifat2 Allah swt? Kalam Allah swt di AQ yg mas maksud itu yg mana? Jika bersifat makhluk ya makhluk. Jika bukan ya khalik. Mohon dpt diterangkan lbh jauh.
Salam
Jika AQ adalah Kalamullah artinya ia adalah dzat Allah swt. Jika bukan maka “kalamullah” yg mas maksudkan adalah makhluk.
Bukankah AQ diciptakan utk dapat dipahami oleh manusia. Sementara Allah swt tdk mungkin dapat dipahami oleh akal-pikiran manusia.
Salam
Jika AQ adalah Kalamullah artinya ia adalah dzat Allah swt. Jika bukan maka “kalamullah” yg mas maksudkan adalah makhluk.
Bukankah AQ diciptakan utk dapat dipahami oleh manusia. Sementara Allah swt tdk mungkin dapat dipahami oleh akal-pikiran manusia.
Salam
@ armand, sebelum ane jawab kebingungan ente, tolong jawab dulu pertanyaan ane ini :
1. apakah anda setuju klo Al-Qur’an itu Kalamullah ???
2. Apakah anda tau makna dari sifat kalamnya Allah ???
Klo belum tau, anda belajar aja dulu !!!
@ armand, sebelum ane jawab kebingungan ente, tolong jawab dulu pertanyaan ane ini :
1. apakah anda setuju klo Al-Qur’an itu Kalamullah ???
2. Apakah anda tau makna dari sifat kalamnya Allah ???
Klo belum tau, anda belajar aja dulu !!!
@muhibbin
Semestinya menurut adab, mas muhibbin menjawab dulu pertanyaan saya. Tapi baik sy berusaha jawab pertanyaan mas.
1. Bagi sy, Alquran yg kita pegang, yg dpt dibuat baru, yg kita pelajari, yg akan musnah ini adalah Makhluk bukan Kalamullah. Karena jika ia Kalamullah maka Ia adalah Khalik. Jika ia bukan Khalik, maka memisahkan Kalamullah dgn Khalik adalah bathil.
2. Bagian yg ini, jika mas muhibbin merasa lebih tau, silakan beri penjelasan ke sy. Sy akan menyimak.
Anggap saja mas muhibbin benar, sy lagi bingung. Maka tolong terangkan dan jawab pertanyaan sy.
Salam
@muhibbin
Semestinya menurut adab, mas muhibbin menjawab dulu pertanyaan saya. Tapi baik sy berusaha jawab pertanyaan mas.
1. Bagi sy, Alquran yg kita pegang, yg dpt dibuat baru, yg kita pelajari, yg akan musnah ini adalah Makhluk bukan Kalamullah. Karena jika ia Kalamullah maka Ia adalah Khalik. Jika ia bukan Khalik, maka memisahkan Kalamullah dgn Khalik adalah bathil.
2. Bagian yg ini, jika mas muhibbin merasa lebih tau, silakan beri penjelasan ke sy. Sy akan menyimak.
Anggap saja mas muhibbin benar, sy lagi bingung. Maka tolong terangkan dan jawab pertanyaan sy.
Salam
@ armand, jika jawaban anda seperti itu, berarti tidak ada yang dipermasalahkan lagi.
di atas kan udah disebutkan oleh forsansalaf klo al-Qur’an itu memiliki dua pengertian, sebagai kalamullah yang azali, berarti bukan makhluk, dan tulisan2 serta kertas2nya yang bisa rusak berarti makhluk. Jika anda memandang dari sisi tulisannya atau kertasnya yang bisa rusak, memang al-Qur’an adalah makhluk, karena gak mungkin sifatnya kholiq bisa rusak. Namun jika anda pandang dari sisi al-Qur’an sebagai kalamullah, maka gak bisa anda katakan sebagai makhluk karena bisa berakibat pada keyakinan bahwa sifat Allah yaitu kalam yang menyatu dengan dzat Allah bisa berubah sebagaimana pada makhluk, ini satu perkara yang mustahil terjadi pada dzat Allah SWT.
maaf, klo ane tanya balik anda, karena ane cuman mau tau anda memandang al-Qur’an itu dari sisi mana… itu saja, bukannya nge-tes anda.
@ armand, jika jawaban anda seperti itu, berarti tidak ada yang dipermasalahkan lagi.
di atas kan udah disebutkan oleh forsansalaf klo al-Qur’an itu memiliki dua pengertian, sebagai kalamullah yang azali, berarti bukan makhluk, dan tulisan2 serta kertas2nya yang bisa rusak berarti makhluk. Jika anda memandang dari sisi tulisannya atau kertasnya yang bisa rusak, memang al-Qur’an adalah makhluk, karena gak mungkin sifatnya kholiq bisa rusak. Namun jika anda pandang dari sisi al-Qur’an sebagai kalamullah, maka gak bisa anda katakan sebagai makhluk karena bisa berakibat pada keyakinan bahwa sifat Allah yaitu kalam yang menyatu dengan dzat Allah bisa berubah sebagaimana pada makhluk, ini satu perkara yang mustahil terjadi pada dzat Allah SWT.
maaf, klo ane tanya balik anda, karena ane cuman mau tau anda memandang al-Qur’an itu dari sisi mana… itu saja, bukannya nge-tes anda.
@muhibbin
Pertanyaan terakhir mas sdh sy jawab, bahwa sy memandang AQ itu sebagai Makhluk. Ada pun apakah ia Kalamullah atau bukan, dapat kita uji seperti berikut (ini adalah pertanyaan2 yg belum mas tanggapi);
(1) Apa yang dimaksud dgn “Kalamullah” itu? Bukankah Kalamullah adalah sifat2 Allah swt yang tak mungkin terpisah dgn dzat-Nya?
(2) Pada sisi mana AQ itu sebagai Kalamullah? Tulisannya? Atau apanya?
(3) Jika ia adalah entitas tersendiri yang bukan Khalik dan bukan Makhluk, lalu ia bersifat bagaimana? Adakah ia memiliki sifat Makhluk ataukah ia memiliki sifat Khalik? Mustahil bukan sebuah entitas akan memiliki sifat2 Makhluk sekaligus memiliki sifat2 Khalik?
(4) Jika AQ musnah (terbakar, hancur, dll). Apakah Kalamullah yg mas maksudkan juga ikut musnah? Atau bagaimana?
Mungkin maksud mas dan penulis thread ini adalah bahwa AQ itu adalah berisi kalam (firman2) Allah. Bukan Kalamullah yang mengandung pengertian Khalik. Jika demikian halnya maka keduanya memiliki pengertian yg sdh jauh berbeda.
Semoga Rahmat Allah swt selalu dilimpahkan kepada kita semua. Amin.
Salam
@muhibbin
Pertanyaan terakhir mas sdh sy jawab, bahwa sy memandang AQ itu sebagai Makhluk. Ada pun apakah ia Kalamullah atau bukan, dapat kita uji seperti berikut (ini adalah pertanyaan2 yg belum mas tanggapi);
(1) Apa yang dimaksud dgn “Kalamullah” itu? Bukankah Kalamullah adalah sifat2 Allah swt yang tak mungkin terpisah dgn dzat-Nya?
(2) Pada sisi mana AQ itu sebagai Kalamullah? Tulisannya? Atau apanya?
(3) Jika ia adalah entitas tersendiri yang bukan Khalik dan bukan Makhluk, lalu ia bersifat bagaimana? Adakah ia memiliki sifat Makhluk ataukah ia memiliki sifat Khalik? Mustahil bukan sebuah entitas akan memiliki sifat2 Makhluk sekaligus memiliki sifat2 Khalik?
(4) Jika AQ musnah (terbakar, hancur, dll). Apakah Kalamullah yg mas maksudkan juga ikut musnah? Atau bagaimana?
Mungkin maksud mas dan penulis thread ini adalah bahwa AQ itu adalah berisi kalam (firman2) Allah. Bukan Kalamullah yang mengandung pengertian Khalik. Jika demikian halnya maka keduanya memiliki pengertian yg sdh jauh berbeda.
Semoga Rahmat Allah swt selalu dilimpahkan kepada kita semua. Amin.
Salam
kesalahan mu’tazilah : hanya berpegang kepada dalil aksioma satu akal tapi menolak dalil aksioma yang lain…
ciri khas ahlussunnah (menurut pengamatan saya) : menggabungkan dua askioma logika yang bertentangan : sebagai argumen untuk membantah mu’tazilah…
diantara dua kutub yang bertentangan adalah sifat pertengahan sebagaimana karakter ahlusunnah….
menggabungkan dua kutub bertentangan adalah peleburan dalam komposisi keyakinan sehingga menjadi suatu kekuatan yang dahsyat untuk bisa menggerakkan dunia,,,’
kenapa setiap ada arus panas dan arus dingin bertemu pastilah ada kekuatan alam yang dahsyat…
ternyata alam semesta adalah Al Qur’an juga, ayat kauniyah yang bisa mewakili filosofi al qur’an…
kenapa nabi Muhammad saw mengisyaratkan bahwa kelak kaum Tartar akan masuk Islam dan menjadi kekuatan dahsyat pembela Islam paling kuat…
karena ada dua sifat yang bertentangand dalam karakter khas orang Tartar…
kesalahan mu’tazilah : hanya berpegang kepada dalil aksioma satu akal tapi menolak dalil aksioma yang lain…
ciri khas ahlussunnah (menurut pengamatan saya) : menggabungkan dua askioma logika yang bertentangan : sebagai argumen untuk membantah mu’tazilah…
diantara dua kutub yang bertentangan adalah sifat pertengahan sebagaimana karakter ahlusunnah….
menggabungkan dua kutub bertentangan adalah peleburan dalam komposisi keyakinan sehingga menjadi suatu kekuatan yang dahsyat untuk bisa menggerakkan dunia,,,’
kenapa setiap ada arus panas dan arus dingin bertemu pastilah ada kekuatan alam yang dahsyat…
ternyata alam semesta adalah Al Qur’an juga, ayat kauniyah yang bisa mewakili filosofi al qur’an…
kenapa nabi Muhammad saw mengisyaratkan bahwa kelak kaum Tartar akan masuk Islam dan menjadi kekuatan dahsyat pembela Islam paling kuat…
karena ada dua sifat yang bertentangand dalam karakter khas orang Tartar…
dan dunia pun serasa jungkir balik hehe….
dan dunia pun serasa jungkir balik hehe….
sipat kalam yang wajib pada Allah SWT adalah : tidak berupa hurup , suara , tidak ada awalan dan tiada ada akhiran . jadi mengapa al quran di katakan kalam ALLAH swt adalah : di karenakan Al quraan adalah untuk menunjukan kalam ALLAH yang qodim …
karena kalam ALLAH bertaaluk yang namanya taaluk dillalah ( menunjukan ) . jadi kalau ada yang yang mengatakan Al quran adalah mahluk berarti sama aja pemahamannya dengan pemahaman mutazilah
semoga …. bermanfaat
sipat kalam yang wajib pada Allah SWT adalah : tidak berupa hurup , suara , tidak ada awalan dan tiada ada akhiran . jadi mengapa al quran di katakan kalam ALLAH swt adalah : di karenakan Al quraan adalah untuk menunjukan kalam ALLAH yang qodim …
karena kalam ALLAH bertaaluk yang namanya taaluk dillalah ( menunjukan ) . jadi kalau ada yang yang mengatakan Al quran adalah mahluk berarti sama aja pemahamannya dengan pemahaman mutazilah
semoga …. bermanfaat