Ada Surga Dan Bidadri Dalam Masjid

Surga

Kita diciptakan oleh Allah SWT. di muka bumi ini tak lain, supaya mau beribadah dan bertaqarrub kepadaNya, sesuai dengan firman Allah yang sering kita dengar dalam Surat ad-Dzariyaat ayat 56.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنَ

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.

Bahkan dalam salah satu penafsiran yang ada dalam kitab Hasyiyah Sanusiah. Penciptaan Jin dan Manusia itu berakibat pada kewajiban mereka untuk beribadah kepada Allah SWT. lam yang ada pada kalimat لِيَعْبُدُوْنَ tersebut menggunakan makna shoiruroh (akibatnya), bukan dengan menggunakan makna ta’lil (alasan/supaya). Jadi sudah suatu kodrat bagi Jin dan Manusia untuk wajib menyembah, mengabdi Kepada Allah SWT.

Jika manusia sudah mendedikasikan dirinya kepada Allah SWT, dengan berbuat kesalehan, maka amal perbuatan yang ia lakukan pasti tidak sia-sia, karena Allah SWT sendiri menjajikan tempat bagi mereka yang jauh lebih indah, lebih luas, lebih menyenangkan, lebih elok daripada dunia. Yakni Surga.

Surga merupakan suatu tempat yang sakral nan abadi, tempat persinggahan terakhir bagi makhluk-makhluk Allah SWT. kemanisan yang ada di dunia ini hanya sementara, bahkan sekejap, sedangkan kemanisan yang ada pada surga berlipat ganda, sentausa dan tak pernah membosankan. Banyak orang yang mendambakan tempat tersebut, akan tetapi sedikit dari mereka yang mau menjalani aktifitas-aktifitas yang mengantarkan pada surga.

Ada beberapa amalan-amalan yang bisa meraih kenikmatan yang ada dalam surga. Rasulullah SAW. bersabda :

عَنْ أَبِي قَرْصَافَةَ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  اُبْنُوْ الْمَسَاجِدَ وَأَخْرَجُوْ الْقُمَامَةَ مِنْهَا، فَمَنْ بَنَى الِلّٰهِ بَيْتًا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ، وَإِخْرَاجُ الْقُمَامَةِ مِنْهَا مُهُوْرُ الْحُوْرِ الْعِيْنِ

Dari Abi Qarshah berkata, Rasulullah SAW. bersabda : Bangunlah masjid-masjid, dan keluarkanlah kotoran yang ada di dalamnya, barangsiapa yang medirikan sebuah bangunan (masjid) karena Allah, maka ia akan dibuatkan oleh Allah bangunan di Surga. Dan mengeluarkan kotoran yang ada dalam masjid merupakan mas kawinnya para bidadari.

Hadits ini mengandung 2 pesan, yakni kita sebagai umat muslim diperintahkan oleh Rasulullah saw. untuk mendirikan masjid dengan tujuan mengharap RidhaNya, yang mana masjid tersebut berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para muslim untuk menjalankan berbagai ibadah, mendekatkan diri kepada Allah. baik itu dengan shalat, khataman al-qur’an, dzikir, mendalami ilmu agama dan lain sebagainya. Dan bagi siapa saja yang mau mendirikan masjid, Rasulullah saw. menjaminankan baginya suatu rumah yang ada di surga kelak, dengan luas 10 kali lipatnya masjid yang didirikan tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang sudah difirmankan oelh Allah SWT :

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عِشْرُ أَمْثَالِهَا…

Artinya : “Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya…” (QS. Al An’am 160)

Pesan yang selanjutnya yaitu kita sebagai umat islam diperintahkan untuk membersihkan kotoran-kotoran atau debu-debu yang berserakan di masjid. Baik itu yang ada di lantai, dinding, maupun atap, dengan cara menyapu, mengepel, dan lain sebagainya. Bagi kita, pekerjaan tersebut merupakan suatu pekerjaan yang cukup ringan, akan tetapi balasannya di akhirat sungguh luar biasa.

Rasulullah berpesan, mereka yang mau meluangkan waktunya untuk sekedar kerja bakti membersihkan masjid, kelak akan mendapatkan mas kawin untuk “menikah” dengan bidadari-bidadari di surga, yang oleh Allah dianugerahi mata yang lebar serta bola mata yang  tajam. Al Munawi menambahkan, bahkan Allah menyediakan satu bidadari untuk setiap aktifitas bersih-bersihnya. Dan semakin banyak waktu yang dia habiskan untuk membersihkan masjid, semakin banyak pula dia memperoleh bidadari di Surga, sebaliknya, semakin jarang ia menghabiskan waktunya untuk membersihkan masjid, maka semakin sedikit pula ia memperoleh bidadari di Surga.

Banyak jalan menuju surga, sudah selayaknya kita menjadi sosok pemerhati plus pengamal sekian banyak ragam Ibadah yang sudah Allah dan RasulNya perintahkan. Merupakan suatu hal yang rugi jika kita meremehkan kebaikan-kebaikan yang dirasa kecil, akan tetapi mengandung suatu faidah yang cukup besar, seperti apa yang sudah disampaikan Rasulullah SAW. tadi.

Dikutip dari berbagai Refrensi :

  • Faidhul Qodiir syarh Jami’us Shaghir, karya Al-Munawi
  • At-Tanwiir syarh Jami’us Shaghir, karya Muhammad bin Isma’il As-Shan’ani
  • Hasyiyah Sanusiyah, karya Ibrahim Al-Baijuri

 

Oleh : Shofi Moehadjir   @shofiyurokhim

Penulis adalah santri “nduduk” di PP. Tarbiyatun Nasyiin Paculgowang Diwek Jombang, sebelumnya juga pernah mengenyam pendidikan di MA Muallimin PP. Mambaul Maarif Denanyar Jombang.
Shofiyurokhim

Sebarkan Kebaikan Sekarang
loading...

Ustadz Shofi Moehadjir

Ustadz Shofi Moehadjir has written 6 articles

Penulis adalah santri “nduduk” di PP. Tarbiyatun Nasyiin Paculgowang Diwek Jombang, sebelumnya juga pernah mengenyam pendidikan di MA Muallimin PP. Mambaul Maarif Denanyar Jombang.

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>