PERTANYAAN :
Mansur Chan Loch
APA BOLEH MENYAMAK DGN KOTORAN BURUNG..
JAWABAN
>> Masaji Antoro:
Menurut kalangan Syafi’iyya h, Malikiyyah dan sebagian pendapat dari madzhab hanabilah BOLEH karena tujuan menyamak kulit adalah menghilang kan lendir-len dir yang dapat membuat kulit menjadi rusak dan busuk sebelum dapat dimanfaatk an untuk kebutuhan manusia.
وَذَهَبَ فُقَهَاءُ الْمَالِكِ يَّةِ وَالشَّافِ عِيَّةِ وَهُوَ قَوْلٌ عِنْدَ الْحَنَابِ لَةِ : إِلَى أَنَّهُ لاَ يُشْتَرَطُ أَنْ يَكُونَ الدِّبَاغُ طَاهِرًا ، فَإِنَّ حِكْمَةَ الدِّبَاغِ إِنَّمَا هِيَ بِأَنْ يُزِيل عُفُونَةَ الْجِلْدِ وَيُهَيِّئ َهُ لِلاِنْتِف َاعِ بِهِ عَلَى الدَّوَامِ . فَمَا أَفَادَ ذَلِكَ جَازَ بِهِ ، طَاهِرًا كَانَ كَالْقَرَظ ِ وَالْعَفْص ِ ، أَوْ نَجِسًا كَزَرْقِ الطُّيُورِ (1) …. وَالْمَذْه َبُ عِنْدَ الْحَنَابِ لَةِ أَنَّهُ يُشْتَرَطُ أَنْ يَكُونَ الدِّبَاغُ طَاهِرًا ، لأَِنَّهَا طَهَارَةٌ مِنْ نَجَاسَةٍ فَلَمْ تَحْصُل بِنَجِسٍ ، كَالاِسْتِ جْمَارِ وَالْغَسْل (2) .
__________
(1) ابن عابدين 1 / 136 ، والدسوقي 1 / 55 ، ومغني المحتاج 1 / 82 ، وكشاف القناع 1 / 56 ، والمغني 1 / 70 .
(2) المغني 1 / 70 ، وكشاف القناع 1 / 76 .
Para Ulama Fiqh Kalangan Madhab Malikiyyah , Syafi’iyya h dan sebagian pendapat di kalangan madzhab Hanabilah menilai tidak disyaratka nnya perkara yang dibuat menyamak kulit harus suci sebab hikmah dalam menyamak adalah agar kebusukan kulit sebelum dimanfaatk an selamanya dapat menghilang kan, apapun yang dapat menghilang kannya diperboleh kan baik berupa perkara suci seperti al-Qarazh (semacam daun akasia) dan al’Afsh (nama pepohonan) ataupun berupa perkara najis seperti kotoran burung… (Ibn ‘Aabidiin I/ 136, ad-Dasuuqy I/ 55, Mughni al-Muhtaaj I/82, Kisyaaf al-Qinaa’ I/56 dan al-Mughny I/70)
Sedangkan pendapat yang dijadikan pilihan dikalangan Madzhab Hanabilah disyaratka nnya perkara yang dibuat menyamak kulit harus suci karena menyamak adalah menghilang kan najis maka tidak dapat berhasil menggunaka n perkara najis seperti pada masalah bersuci menggunaka n batu (peper-jav a.pent) dan masalah mandi. (al-Mughny I/70 dan Kisyaaf al-Qinaa’ I/76)
Al-Mausuu’ ah al-Fiqhiyy ah XX/228
وَيَحِلُّ تَسْمِيدُ الْأَرْضِ بِالزِّبْل ِ وَدَبْغُ الْجِلْدِ بِالنَّجَس ِ وَلَوْ مِنْ مُغَلَّظٍ مَعَ الْكَرَاهَ ةِ فِيهِمَا
Boleh hukumnya merabuk tanah dengan kotoran binatang dan menyamak kulit dengan najis meskipun dengan najis mugholladz oh disertai makruh pada keduanya.
Hasyiyah al-Bujairo mi VI/50
Wallaahu A’lamu Bis Showaab