PERTANYAAN
Efy Iysha
Assalamu’a laikum? Hukum b0ncengan m0t0r dg lwn jenis bukan mahr0m apa yaa??
JAWABAN
Masaji Antoro
Waalaikums alam
Hukum berbonceng an ria tersebut tidak diperboleh kan kecuali bila bisa terhindar dari fitnah (hal-hal yang diharamkan ) seperti :
• Tidak terjadi ikhtilath (persinggu ngan badan)
• Tidak terjadi kholwah (berkumpul nya laki-laki dan wanita di tempat sepi yang menurut kebiasaan umum sulit terhindar dari perbuatan yang diharamkan )
• Tidak melihat aurat selain dalam kondisi dan batas-bata s yang diperboleh kan syara’
• Tidak terjadi persentuha n kulit
1. الموسوعة الفقهية الكويتية الجزء الثالث صحـ 91
“إرداف التعريف” 1 – الإرداف مصدر أردف وأردفه أركبه خلفه ولا يخرج استعمال الفقهاء عن هذا المعنى “الحكم الإجمالي” 2 – يجوز إرداف الرجل للرجل والمرأة للمرأة إذا لم يؤد إلى فساد أو إثارة شهوة لإرداف الرسول للفضل بن العباس ويجوز إرداف الرجل لامرأته والمرأة لزوجها لإرداف الرسول لزوجته صفية رضي الله عنها وإرداف الرجل للمرأة ذات الرحم المحرم جائز مع أمن الشهوة وأما إرداف المرأة للرجل الأجنبي والرجل للمرأة الأجنبية فهو ممنوع سدا للذرائع واتقاء للشهوة المحرمة
“Definisi IRDAAF (BONCENGAN )” kata IRDAAF adalah mashdar dari lafadz ARDAFA, ARDAFAHU yang bermakna menaikkan/ membonceng seseorang di belakanya dan istilah ini tidak digunakan di kalangan Ulama Ahli Fiqh
HUKUM secara GLOBAL
Diperboleh kan seorang pria membonceng pria lain, wanita membonceng wanita lain bila memang tidak menimbulka n bahaya atau menimbulka n syahwat karena Rasulullah pernah membonceng sahabat fadhl Bin Abas, boleh juga suami membonceng istrinya, istri membonceng membonceng suaminya karena Rasulullah pernah membonceng istrinya Shofiyyah Ra.
Seorang pria membonceng wanita mahramnya hukumnya boleh dengan syarat aman dari gejolak nafsu, sedang seorang wanita membonceng pria yang bukan mahramnya dan seorang pria membonceng wanita yang juga bukan mahramnya hukumnya di larang untuk menghindar i hal-hal yang menjadi perantara dan timbulnya syahwat yang di haramkan.
Al-Mausû’a h al-Fiqhiyy ah vol. III hal. 91
Masalah ketentuan syarat-sya rat yang lain yang telah di sebutkan diatas bisa di lihat di : Syarh Muslim vol. XIV hal. 164-166, I’ânah at-Thâlibî n vol. I hal. 272, Al-Mausû’a h, alFiqhiyya h vol. II hal. 290-291
>> Erni Setyanings ih
assalamu’a laikum…m aaf mau ikut nanya sekalian, kalau misalnya ada perantara seorak anak ditengah apakah jg haram hkumnya?.. .trmakasih ..wassalam u ‘alaikum.
>> Masaji Antoro
Ning Erni Setyanings ih ~ Wa’alaikum salam Bila persinggun gannya secara langsung, maka haram bila tidak maka makruh…. ….
وَمِنْهُ الْوُقُوْف ُ لَيْلَةَ عَرَفَةَ أَوِ الْمَشْعَر ِ الْحَرَامِ وَالْاِجْت ِمَاعُ لَيَالِيَ الْخُتُوْم ِ آخِرَ رَمَضَانَ وَنَصْبُ الْمَنَابِ رِ وَالْخُطَب ُ عَلَيْهَا فَيُكْرَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ اخْتِلَاطُ الرِّجَالِ بِالنِّسَا ءِ بِأَنْ تَتَضَامَّ أَجْسَامُه ُمْ فَإِنَّهُ حَرَامٌ وَفِسْقٌ
“diantaran ya adalah saat wuquf dimalam arafah atau saat di masy’ar al-haram (muzdalifa h), berkumpul diakhir malam pada bulan ramadhan, mendengark an khutbah bersama-sa ma maka dimakruhka n selagi tidak terjadi percampura n antara pria dan wanita dengan gambaran jasad-jasa d mereka antara satu dan lainnya salaing bersinggun gan maka termasuk hal yang diharamkan dan perbuatan fasiq”.
I’aanah at-Thoolib iin I/313
اخْتِلَاطَ النِّسَاءِ بِالرِّجَا لِ إذَا لَمْ يَكُنْ خَلْوَةً لَيْسَ بِحَرَامٍ
Percampura n antara wanita dan pria asalkan tidak terjadi khalwat tidak diharamkan .
Al-majmuu’ IV/350
وَضَابِطُ الْخَلْوَة ِ اجْتِمَاعٌ لَا تُؤْمَنُ مَعَهُ الرِّيبَةُ عَادَةً بِخِلَافِ مَا لَوْ قُطِعَ بِانْتِفَا ئِهَا عَادَةً فَلَا يُعَدُّ خَلْوَةً ا هـ . ع ش عَلَى م ر مِنْ كِتَابِ الْعِدَدِ
Batasan yang dinamai khalwat adalah pertemuan yang tidak diamankan terjadinya kecyrigaan kearah zina secara kebiasaan berbeda saat dipastikan tidak akan terjadi hal yang demikian secara kebiasaann ya maka tidak dinamai khalwat.
Hasyiyah al-jamal IV/124
Wallaahu A’lamu Bis Showaab