Fadur Mu
Tolong postingkan hadits :” hari ini lebih baik dari hri kemarin ”
-
-
Masaji Antoro >>>من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح، ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون“Barangsia
pa yang harinya (hari ini) lebih baik dari sebelumnya , maka ia telah beruntung, barangsiap a harinya seperti sebelumnya , maka ia telah merugi, dan barangsiap a yang harinya lebih jelek dari sebelumnya , maka ia tergolong orang-oran g yang terlaknat” Derajat hadts diatas ada yang mengatakanmaudhuu’ (palsu) ada menyatakan dha’if namun ada hadits yang derajatnya marfuu’ yang memiliki arti mirip dengan hadits diatas yaitu : رقم الحديث: 457(حديث مرفوع) حَدِيثُ : ” مَنِ اسْتَوَى يَوْمَاهُ فَهُوَ مَغْبُونٌ ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُونٌ ” ، لَا يُعْرَفُ إِلَّا فِي مَنَامٍ لِعَبْدِ الْعَزِيزِبْنِ أَبِي رَوَّادٍ ، قَالَ : أَوْصَانِي بِهِ فِي الرُّؤْيَا بِزِيَادَة ٍ فِي آخِرِهِ ، رَوَاهُ الْبَيْهَق ِيُّ ، وَلَعَلَّ الزِّيَادَ ةَ ” وَمَنْ لَمْ يَكُنْ فِي زِيَادَةٍ فَهُوَ فِي نُقْصَانٍ ” وَلِلَّهِ دَرُّ الْبُسْتِي ِّ : زِيَادَةُ الْمَرْءِ فِي دُنْيَاهُ نُقْصَانُ وَرِبْحُهُ غَيْرَ مَحْضِ الْخَيْرِ خُسْرَانُ وَقَدْ قَالَ تَعَالَى : وَالْعَصْر ِ { 1 } إِنَّ الإِنْسَان َ لَفِي خُسْرٍ { 2 } إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَ اتِ وَتَوَاصَو ْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَو ْا بِالصَّبْر ِ سورة العصر آية 1-3 . “Barangsiapa yang dua harinya (hari ini dan kemarin) sama maka ia telah merugi, barangsiap a yang harinya lebih jelek dari hari sebelumnya maka ia tergolong orang-oran g yang terlaknat” Asal usul hadit ini tidak diketahui kecuali dalam mimpinya ‘Abd ‘aziz Bin Abi rawaad, dia berkata “Nabi berwasiat kepadaku dalam sebuah mimpi, dengan disebutkankata tambahan diakhirnya ” (HR al-baehaqy ), kemungkina n isi tambahanny a adalah “Barangsia pa tidak terdapat tambahan diharinya maka ia dalam kekurangan .
-
Kalau mengikuti pemunculan hadits tsb., bolehjadi bisa kacau. Artinya, menurut yang satu begini menurut yg lain begitu. Begitulah status informasi yg muncul dari manusia. Jangankan Alhadits yg penuh dg kontroversi. Alquran sendiripun bisa masuk ke dalam dunia kontroversi. Betapa tidak? Konon ada juga mushaf versi Ibnu Abbas atau Ibnu Mas’ud, bahkan Alquran versi Syi’ah. Lalu bila sudah seperti ini, seperti apa ilmu-ilmu agama itu?. Disinilah akal akan memandu, mana yang masuk akal dan mana yg irrasional, dan kecerdasan pula yang akan menentukan pilihan. Bila dalam pemunculannya hadit ini dha’if atau maudhu’ bolehjadi benar bahwa itu dha’if atau maudhu’. Namun bila kita mengangkat kontennya, sangat cocok untuk masa kini. Lantaran usaha meningkatkan nilai kebaikan merupakan ciri manusia yang professional. Tegasnya, bila menghendaki kemajuan tinggalkan hadits-hadits yang menghambatnya, lepas dari predikat shahih atau tidak. Namun, setidaknya ada pegangan yang kuat, yakni Alquran, Walau di kemudian hari bolehjadi Alquran-pun kena sweeping pula.
Kalau mengikuti pemunculan hadits tsb., bolehjadi bisa kacau. Artinya, menurut yang satu begini menurut yg lain begitu. Begitulah status informasi yg muncul dari manusia. Jangankan Alhadits yg penuh dg kontroversi. Alquran sendiripun bisa masuk ke dalam dunia kontroversi. Betapa tidak? Konon ada juga mushaf versi Ibnu Abbas atau Ibnu Mas’ud, bahkan Alquran versi Syi’ah. Lalu bila sudah seperti ini, seperti apa ilmu-ilmu agama itu?. Disinilah akal akan memandu, mana yang masuk akal dan mana yg irrasional, dan kecerdasan pula yang akan menentukan pilihan. Bila dalam pemunculannya hadit ini dha’if atau maudhu’ bolehjadi benar bahwa itu dha’if atau maudhu’. Namun bila kita mengangkat kontennya, sangat cocok untuk masa kini. Lantaran usaha meningkatkan nilai kebaikan merupakan ciri manusia yang professional. Tegasnya, bila menghendaki kemajuan tinggalkan hadits-hadits yang menghambatnya, lepas dari predikat shahih atau tidak. Namun, setidaknya ada pegangan yang kuat, yakni Alquran, Walau di kemudian hari bolehjadi Alquran-pun kena sweeping pula.