Islam datang pada masa jahiliyah dalam keadaan asing, dan telah datang masanya di mana islam saat ini dirasakan asing oleh pemeluknya . Sungguh benar sabda Rasulullah shallallah u ‘alaihi wa sallam:
بَدَأَ الْإِسْلَا مُ غَرِيبًا وَسَيَعُود ُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَ اءِ
“Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaiman a awalnya, maka thuuba (beruntung lah) orang-oran g yang asing.” (HR Muslim).
Makna Asing
Definisi asing dalam hadits di atas bukanlah mutlak diberikan bagi seorang yang tampil beda di tengah masyarakat nya. Akan tetapi, asing di sini bermakna seorang muslim yang melaksanak an syariat Islam dengan benar ketika masyarakat melupakann ya. Ketika ia melaksanak annya, masyarakat di sekitarnya mengingkar inya bahkan menentangn ya. Makna asing di sini dijelaskan dalam hadits lain bahwasanya mereka adalah: “orang-ora ng yang berbuat kebajikan ketika manusia rusak”, dan dalam riwayat lain mereka adalah: “orang-ora ng shalih di antara banyaknya orang-oran g yang buruk, orang yang menyelisih i mereka lebih banyak dari yang mentaati mereka”.
Makna Thuuba
Thuuba dalam hadits di atas ditafsirka n secara berbeda, sebagian ulama menafsirka nnya dengan nama pohon di surga, sebagian mengatakan ia adalah kebaikan yang banyak, sebagian mengatakan ia adalah surga. Akan tetapi, semua makna tersebut adalah benar. Seorang muslim yang teguh di atas agamanya, berpegang pada tuntunan Nabinya yang suci di saat manusia sudah melupakan tuntunan tersebut, walaupun dia dicela, dihina, diasingkan karena melaksanak an agama Allah maka Dia akan menyiapkan baginya kebaikan yang sangat banyak.
Ahlussunna h adalah Kelompok Terasing
Ahlus Sunnah adalah orang-oran g yang menghidupk an sunnah-sun nah Rasulullah dalam seluruh perkara, baik dalam ibadah, perilaku, dan dalam segala bidang kehidupann ya. Oleh karena itu, biasanya mereka menjadi orang-oran g yang dipandang asing di tengah masyarakat nya dikarenaka n mereka menghidupk an sunnah yang sebelumnya belum dikenal atau mereka menyelisih i adat istiadat setempat yang berseberan gan dengan syari’at. Maka Ahlus Sunnah adalah kelompok terasing.
Para ulama biasa mensifati Ahlus Sunnah dengan keterasing an dan jumlah yang sedikit. Al-Hasan Al-Bashri rahimahull ah berkata kepada sahabat-sa habat beliau, “Wahai Ahlus Sunnah, lemah lembutlah kalian semoga Allah ta’ala merahmati kalian, karena kalian termasuk orang-oran g yang paling sedikit”. Yunus bin Ubaid rahimahull ah berkata, “Tidak ada satupun yang lebih asing dari As-Sunnah dan orang yang mengenalny a”. Sufyan At-Tsauriy rahimahull ah berkata, “Berbuat baiklah kepada Ahlus Sunnah karena mereka adalah orang-oran g asing”.
Sunnah yang dimaksudka n di atas bukanlah sebagaiman a pengertian menurut ulama fiqh, yaitu sesuatu yang apabila dikerjakan mendapatka n pahala dan apabila ditinggalk an tidak mendapat dosa. Namun yang dimaksud para ulama di atas dengan sunnah adalah jalan hidup Rasulullah shallallah u ‘alaihi wa sallam dalam beragama. Itulah jalan yang Nabi shallallah u ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya berada di atasnya yaitu jalan yang terbebas dari segala bentuk syubhat (virus pemikiran) dan syahwat (virus mengingink an hal-hal yang Allah larang). Jadi tepatlah pengertian Ahlus Sunnah yang dikatakan Al-Fudhail bin Iyaadh yaitu mereka adalah orang yang mengerti tentang barang-bar ang halal apa saja yang masuk ke perutnya. Karena memakan barang-bar ang yang halal merupakan perkara sunnah paling penting yang dipegangi oleh Nabi shallallah u ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya .
Keterasing an Islam Saat Ini
Saudaraku, saat ini telah terlihat bagaimana kebenaran sabda Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Kaum muslimin saat ini yang sudah jauh dari agamanya membolehka n berbagai perkara yang sudah jelas-jela s dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya dan melarang perkara yang Allah dan Rasul-Nya perbolehka n. Lihatlah contohnya perkara zina yang jelas-jela s dilakukan di depan umum dan disebarlua skan. Masyarakat malah membiarkan perbuatan ini, bahkan menyanjung nya pelakunya karena dia telah mengakui kesalahann ya. Sedangkan orang yang melakukan perbuatan yang jelas-jela s halalnya dalam syari’at ini yaitu poligami malah dihujat, dicela bahkan dituduh sebagai orang yang memperturu tkan hawa nafsunya, wal’iyudzu billah. Inilah keterasing an Islam saat ini.
Wahai Dzat yang membolak-b olakkan hati, tetapkan hati kami diatas agama-Mu, wahai dzat yang memalingka n hati, palingkan hati kami pada ketaatan kepada-Mu.