Oleh : عبدالرحيم الثوري
Surat al-Fatihah merupakan surat pertama (pembuka) yang ada dalam al-Qur’an. Terkait namanya, Imam al-Baghawi y (w. 516 H) menyebutka n dalam Ma’alimut Tanzil bahwa surat al-Fatihah memiliki 3 nama yaitu Fatihatul Kitab, Ummul Qur’an dan as-Sab’u al-Matsani y.
ولها ثلاثة أسماء معروفة: فاتحة الكتاب، وأم القرآن، والسبع المثاني
Imam an-Naisabu riy mengatakan bahwa jumlah nama surat al-Fatihah adalah banyak, ada sekitar 13 nama yang beliau sebutkdan dalam tafsirnya yaitu Fatihatul Kitab (فاتحة الكتاب), surah al-Hamd (سورة الحمد), Ummul kitab dan Ummul Qur’an (أم الكتاب وأم القرآن), as-Sab’u al-Matsani y (السبع المثاني), al-Wafiyya h (الوافية), al-Kafiyya h (الكافية), asy-Syifa’ dan asy-Syafiy ah (الشفاء والشافية), al-Asas (الأساس), ash-Shalah (الصلاة), surah Ta’limul Mas’alah (سورة تعليم المسألة), surah al-Kanz (سورة الكنز).
Imam ar-Raziy juga menuturkan bahwa nama surah al-Fatihah adalah banyak. Nama-nama yang beliau sebutkan dalam kitabnya antara lain ; Fatihatul Kitab , surah al-Hamd, Ummul Qur’an, as-Sab’u al-Matsani y, al-Wafiyya h, al-Kafiyya h, al-Asas, asy-Syifa’ , ash-Shalah , as-Sual (السؤال), surah asy-Syukr (سورة الشكر), surah ad-Dua’ (سورة الدعاء).
Sedangkan Imam al-Qurthub iy (w. 671 H) menyebutka n 12 nama yaitu ash-Shalah (الصلاة), al-Hamd (الحمد), Fatihatul Kitab (فاتحة الكتاب), Ummul Kitab (أم الكتاب), Ummul Qur’an (أم القرآن), al-Matsani y (المثاني), al-Qur’an al-‘Adzim (القرآن العظيم), asy-Syifa’ (الشفاء), ar-Ruqiyya h (الرقية), al-Asas (الأساس), al-Wafiyya h (الوافية) dan al-Kafiyya h (الكافية).
Penamaan “al-Fatiha h” sendiri maksudnya adalah pembukaan al-Kitab (fatihatul kitab) hanya secara tulisan saja, yang merupakan bacaan pembuka di dalam shalat dan para sahabat memulai menulis mushhaf Imam dengannya. Ibnu Katsir (w. 774 H) menuturkan ini didalam tafsirnya.
Nama ash-Shalah (الصلاة) sebagaiman a disebutkan Imam al-Qurthub iy, disebutkan pula oleh Imam Ibnu Katsir (w. 774 H), Imam an-Naisabu riy dan Imam Fakhruddin ar-Raziy ; adalah berdasarka n firman Allah dalam sebuah hadits,
قسمت الصلاة بيني وبين عبدي نصفين، فإذا قال العبد: الحمد لله رب العالمين، قال الله: حمدني عبدي
“Aku bagikan shalat diantara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, apabila seorang hamba berkata, “al-Hamdul illahi Rabbil ‘alamiyn”, maka Allah berfirman ; hamba-Ku telah memuji-Ku”
Kata ash-Shalah dalam hadits ini maksudnya adalah surat al-Fatihah , begitulah yang dituturkan oleh Imam ar-Raziy dan Imam an-Naisabu riy. Menurut al-Imam an-Nasaibu riy, darinya juga dapat diketahui kewajiban membaca surat al-Fatihah didalam shalat. Dalam Tafsirul al-Qur’an al-‘Adzim dikemukaka n alasan penamaan ash-Shalah yaitu karena termasuk syarat dari shalat. Imam az-Zamakhs yariy didalam tafsir al-Kasyaf juga menamakan surat al-Fatihah dengan nama ash-Shalah sebagaiman a penuturan Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Sedangkan nama surah al-Hamdu (سورة الحمد), karena didalamnya disebutkan lafadz al-Hamd, sebagaiman a Ulama mengatakan surat al-A’raf, surat al-Anfal, surat at-Taubah dan seumpamany a. Alasan ini dikemukaka n oleh Imam al-Qurthub i dalam tafsirnya. Imam ar-Raziy mengatakan , sebab diawal-awa lnya terdapat lafadz al-Hamd. Demikian juga Imam an-Naisabu riy.
Dinamakan Fatihatul Kitab (فاتحة الكتاب) karena Allah memulai pembukaan al-Qur’an dengan surat tersebut, Imam al-Baghawi y telah menuturkan alasan ini. Sedangkan al-Qurthub i mengatakan karena secara lafadz pembukaan bacaan al-Qur’an dimulai dengannya, secara tulisan penulisan mushhaf dibuka dengannya dan demikian juga pembukaan shalat. Imam an-Naisabu riy menambahka n, yaitu karena al-Hamd (surat al-Fatihah ) merupakan pembuka setiap kitab sebagaiman a pembuka pada al-Qur’an. Imam ar-Raziy mengatakan sebab dinamakan demikian karena pada al-Mushhaf juga Ta’lim (pengajian ) dibuka dengannya, termasuk juga didalam shalat. Dikatakan juga, karena merupakan surat yang pertama kali diturunkan dari langit. Ibnu Katsir menuturkan 3 pendapat terkait masalah ini, ada yang mengatakan (Qil) surat al-Fatihah adalah surat yang pertama kali turun sebagaiman a riwayat didalam kitab Dalailun Nubuwwah lil-Baihaq iy, (qil) pendapat lainnya mengatakan yang pertama kali turun adalah surat al-Muddats tsir, namun yang shahih menurut Ibnu Katsir, yang pertama kali turun adalah surat al-‘Alaq. Al-Qurthub i mengatakan bahwa tidak ada perselisih an diantara Ulama mengenai penamaan ini.
Penamaan Ummul Kitab dan Ummul Qur’an menurut al-Baghawi y karena merupakan pokok (dasar) al-Qur’an yang merupakan permulaan al-Qur’an. Sedangkan menurut al-Qurthub iy, nama Ummul Kitab (أم الكتاب) merupakan nama yang diperselis ihkan. Jumhur ‘Ulama memperbole hkan penamaan tersebut, sedangkan Anas, al-Hasan dan Ibnu Siyrin tidak menyukainy a. Ibnu Katsir juga mengemukak an hal ini, disebutkan juga didalam kitab al-Muharra r al-Wajiz. al-Qurthub iy menyebutka n alasan kenapa mereka tidak menyukai penamaan Ummul kitab sebagai berikut,
قال الحسن : أم الكتاب الحلال والحرام ، قال الله تعالى : {آيَاتٌ مُحْكَمَات ٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِه َاتٌ} وقال أنس وابن سيرين : أم الكتاب اسم اللوح المحفوظ. قال الله تعالى : {وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ }.
“al-Hasan berkata, Ummul Kitab adalah Halal dan Haram, Allah berfirman ; Ayat-ayat Muhkamaat adalah Ummul Kitab, dan yang lainnya adalah Mutasyabih at” (QS. Ali Imran : 7). Anas dan Ibnu Siyrin berkata, Ummul Kitab adalah nama al-Lauh al-Mahfudz , Allah berfirman ; “Sesungguh nya (al-Qur’an ) itu di Ummul Kitab” (QS. az-Zukhruf : 4).”
Kata “Ummul Kitab” pada QS. az-Zukhruf : 4, didalam beberapa kitab tafasir memang ditafsirka n sebagai Lauh Mahfudz, semisalnya dalam tafsir Jalalain,
{ وإنه } مثبت { فى أم الكتاب } أصل الكتب أي اللوح المحفوظ
“{di Ummul Kitab} pokok al-Kitab yaitu al-Lauh al-Mahfudz “.
al-Baghawi y didalam Ma’alimut Tanzil
وَإِنَّهُ } يعني القرآن، { فِي أُمِّ الْكِتَابِ } في اللوح المحفوظ. قال قتادة: “أم الكتاب”: أصل الكتاب
“{dan sesungguhn ya} yakni al-Qur’an {di Ummul Kitab} didalam al-Lauful Mahfudz. Qatadah berkata, Ummul Kitab adalah ashl (pokok) al-Kitab”
asy-Syauka niy didalam Fathul Qadir,
{ وإنه فى أم الكتاب } أي : وإن القرآن في اللوح المحفوظ
“yakni al-Qur’an yang ada di Lauh Mahfudz”
Ibnu Katsir didalam Tafsirul Qur’an al-‘Adzim,
{ وإنه } أي: القرآن { في أم الكتاب } أي: اللوح المحفوظ، قاله ابن عباس، ومجاهد
“{dan sesungguhn ya} yakni al-Qur’an {di Ummul Kitab} maksudnya al-Lauful Mahfudz, ini pendapat Ibnu Abbas dan Mujahid”.
Dan berbagai kitab tafsir lainnya menyebutka n hal yang sama, namun ada juga yang mengatakan (Qil) Ummul kitab adalah ayat-ayat Muhkamat berdasarka n QS. Ali ‘Imran diatas, pokok (ashl) al-Kitab seperti pendapat Qatadah dan lain sebagainya .
Mengenai perselisih an penamaan “Ummul Kitab”, Ibnu Katsir juga menyebutka nnya dalam kitabnya berkaitan dengan al-Hasan dan Ibnu Siyrin.
قال الحسن وابن سيرين: إنما ذلك اللوح المحفوظ، وقال الحسن :الآيات المحكمات :هن أم الكتاب، ولذا كرها
“al-Hasan dan Ibnu Siyrin berkata, sesungguhn ya itu (Ummul kitab) adalah Lauh Mahfudz, dan al-Hasan juga berkata, ayat-ayat Muhkamat itu adalah Ummul Kitab, oleh karena itulah tidak menyukainy a”
Imam Bukhariy menyebutny a dengan nama Ummul Kitab karena penulisan didalam al-Mushhaf dimulai dengannya dan juga pembacaan didalam shalat dimulai dengannya. Dikatakan (Qil), bahwa dinamakan Ummul kitab karena semua makna al-Qur’an merujuk kepada apa yang terkandung didalamnya . Hal ini sesuai dengan penuturan Ibnu Katsir, sebelumnya juga disebutkan oleh al-Qurthub iy dan disebutkan pula didalam al-Muharra r al-Wajiz. Ibnu Abbas termasuk yang menamakann ya sebagai Ummul Kitab.
Mengenai Ummul Qur’an (أم القرآن), walaupun sebenarnya Ulama ada yang tidak memisahkan antara Ummul Kitab dan Ummul Qur’an. Namun dalam tafsir al-Qurthub iy, nama ini dipisah akan tetapi dikomentar i sama. Imam al-Qurthub iy menuturkan , Ulama juga berselisih dengan nama ini. Jumhur Ulama memperbole hkannya, sedangkan Anas dan Ibnu Siyrin tidak menyukainn ya. Didalam kitab al-Muharra r al-Wajiz, perselisih an ini juga disebutkan . Hadits-had its yang tsabit telah membantah qoul keduanya tersebut, diantarany a riwayat Imam at-Turmidz iy dari Abu Hurairah,
حدثنا عبد بن حميد حدثنا أبو علي الحنفي عن ابن أبي ذئب عن المقبري عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الحمد لله أم القرآن وأم الكتاب والسبع المثاني قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح
“Mengabark an kepada kami Abdu bin Hamaid, mengabarka n kepada kami Abu ‘Ali al-Hanafiy dari Ibnu Abi Di’b dari al-Maqburi y dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah bersabda “al-Hamdul illahi Rabbil ‘Alamiyn adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab dan as-Sab’ul Matsaniy”. Abu ‘Isa berkata, hadits ini Hasan Shahih”
Hadits diatas disebutkan oleh al-Qurthub iy dan Ibnu Katsir didalam kitab tafsir keduanya. Imam Ahmad bin Hanbal didalam Musnadnya menuturkan riwayat yang sama.
حدثنا إسماعيل بن عمر قال حدثنا ابن أبي ذئب عن المقبري عن أبي هريرة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال الحمد لله أم القرآن وأم الكتاب والسبع المثاني
“Mengabark an kepada kami Isma’il bin Umar dari Ibnu Abi Di’b dari al-Maqburi y dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah bersabda “al-Hamdul illahi Rabbil ‘Alamiyn adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab dan as-Sab’ul Matsaniy”.
Demikian juga didalam Sunan ad-Darimiy (3437),
أخبرنا أبو على الحنفى حدثنى ابن أبى ذئب عن المقبرى عن أبى هريرة قال قال رسول الله الحمد لله أم القرآن وأم الكتاب والسبع المثانى
“Mengabark an kepada ku Abu ‘Ali al-Hanafiy , mengabarka n kepadaku Ibnu Abi Di’b dari al-Maqburi y dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah bersabda “al-Hamdul illahi Rabbil ‘Alamiyn adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab dan as-Sab’ul Matsaniy”.
Yahyah bin Ya’mar berkata, “Ummul Quraa adalah Makkah, Ummu Khurasan adalah Marw dan Ummul Qur’an adalah al-Hamd”. al-Hasan bin Abi al-Hasan berkata, namanya adalah Ummul Qur’an. Hal ini disebutkan didalam al-Muharra r al-Wajiz.
Terkait dengan nama Ummul Kitab dan Ummul Qur’an, Imam an-Naisabu riy juga mengemukak an alasan penamaanny a yaitu karena surah al-Fatihah merupakan ashl (pondasi) dari al-Qur’an dan ashl (pondasi) kitab-kita b yang diturunkan , terdiri atas masalah al-Ilahiyy ah (ketuhanan ), hari pembalasan (al-ma’adz ), penetapan Qadla’, Qadar dan Nubuwwat. Juga karena didalam surah al-Fatihah terdapat apa yang terkandung dalam kitab-kita b samawiyah, seperti pujian kepada Allah, penghambaa n kepada Allah dan keta’atan, hal-hal yang mukasyaf (tersembun yi) dan yang nampak, atau karena maksud dari seluruh ilmu adalah untuk mengetahui hal-hal rububiyah dan ‘ubudiyyah , semua itu terkandung dalam surah al-Fatihah , atau juga karena surah al-Fatihah merupakan surah yang paling mulya sebagaiman a Makkah yang merupakan Ummu Qura, paling mulya negeri.
Imam ar-Raziy bahkan lebih memperinci lagi mengenai penamaan diatas dengan menuturkan beberapa pendapat mengenai hal itu. Pertama, penamaan Ummul Qur’an karena merupakan induk hal-hal yang pokok, berisi mengenai maksud-mak sud yang terkandung didalam al-Qur’an seperti masalah Ketuhanan, hari pembalasan , Nubuwwah dan ketetapan Qadla’ Qadar Allah.
فقوله : { الحمد لله رب العالمين الرحمن الرحيم } يدل على الإلهيات ، وقوله : { مالك يوم الدين } يدل على المعاد ، وقوله : { إياك نعبد وإياك نستعين } يدل على نفي الجبر والقدر وعلى إثبات أن الكل بقضاء الله وقدره ، وقوله : { اهدنا الصراط المستقيم صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين } يدل أيضا على إثبات قضاء الله وقدره وعلى النبوات
“{al-Hamdu lillahi Rabbil ‘Alamiin, ar-Rahmaan ar-Rahiim} menunjukka n atas ketuhanan (ilahiyyah ), {Maliki yaumiddiin } menunjukka n hari Pembalasan (hal-hal ghaib), {Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin} menunjukka n atas penafian adanya kediktator an (pemaksaan ) dan kebebasan hakiki, padanya terdapat ketetapan yang semuanya berdasarka n Qadla dan Qadar Allah. {Ihdinash shirathal mustaqiim. …} menunjukka n atas Qadla’ Qadar Allah dan juga Nubuwwat.
Kedua, bahwa seluruh kitab-kita b Ilahiyah mengandung 3 hal yang semua terkandung didalam surat al-Fatihah yaitu tentang pujian kepada Allah dengan lisan, terkait penghambaa n dan ketaatan dan hal-hal yang tidak nampak (kasyaf) dan yang nampak. Ketiga, penamaan surat ini dengan nama Ummul Kitab ; sesungguhn ya karena tujuan dari seluruh ilmu-ilmu (pengetahu an) adalah mengetahui tentang hal-hal Rububiyyah dan mengetahui tentang ‘Ubudiyyah dan semua itu juga terkandung dalam surah al-Fatihah . Keempat, sesungguhn ya didalamnya terdapat ilmu-ilmu basyariyah ; untuk mengetahui dzat Allah, sifat-sifa t Allah dan af’al Allah, semua itu terkait dengan ilmu ushul (pokok), adapun mengetahui hukum-huku m Allah dan kewajiban- kewajiban kepada Allah, terkait ilmu furu’ (cabang) dan lain sebagainya .
Al-Matsani y (المثاني) juga merupakan nama surat al-Fatihah , penyebutan al-Matsani y karena pembacaann ya diulang-ul ang pada setiap raka’at shalat, alasan ini dikemukan oleh al-Baghawi y dan juga al-Qurthub iy. Imam al-Baghawi y menyebutny a dengan as-Sab’u al-Matsani y (السبع المثاني), karena terdiri dari 7 ayat berdasarka n kesepakata n Ulama dan al-Matsani y karena surat al-Fatihah diulang-ul ang didalam shalat, yaitu dibaca pada setiap raka’at shalat. Ibnu Katsir mengatakan tidak ada perbedaan mengenai jumlah 7 ayat tersebut dan dituturkan didalam tafsirnya bahwa penyebutan as-Sab’u al-Matsani y itu sah, walaupun ada makna lain selain yang demikian.
Imam ar-Raziy menuturkan sebuah ayat berkaitan dengan nama as-Sab’u al-Matsani y,
ولقد آتيناك سبعا من المثاني والقرآن العظيم
“Dan sesungguhn ya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-u lang (as-Sab’ul minal Matsaniy) dan al-Qur’an al-‘Adzim” (QS. al-Hijr ; 87)
Ketika menafsirka n ayat tersebut, Imam ar-Raziy sendiri mengatakan bahwa pengertian nya adalah 7 hal dari jenis perkara-pe rkara yang berulang-u lang, dan tidak ada keraguan bahwa kadarnya mujmal, tidak ada ketentuan tertentu kecuali dengan dalil-dali l yang terperinci . Oleh karena itu Ulama berbeda pendapat dalam menafsirka nnya. Qoul kebanyakan Mufassirin , itu adalah Fatihatul Kitab (surah al-Fatihah ), pendapat ini dipegang oleh Sayyidina Umar, ‘Ali, Ibnu Mas’ud, Abu Hurairah, al-Hasan, Abi al-‘Aliyah , Mujahid, ad-Dlahak, Said bin Jabir dan Qatadah.
قول أكثر المفسرين : إنه فاتحة الكتاب وهو قول عمر وعلي وابن مسعود وأبي هريرة والحسن وأبي العالية ومجاهد والضحاك وسعيد بن جبير وقتادة
Diriwayatk an oleh Abu Hurairah bahwa Nabi membaca surat al-Fatihah dan berkata, “itu adalah as-Sab’u al-Matsani y”.
Imam ar-Raziy berpegang pada qaul yang menafsirka nnya sebagai surah al-Fatihah dan as-Samarqa ndiy menyebutka n bahwa kebanyakan Ahl al-Ilmi mengatakan as-Sab’u al-Matsani y adalah surat al-Fatihah .
Pemilihan penafsiran bahwa as-Sab’ul minal Matsaniy adalah surah al-Fatihah adalah karena surah al-Fatihah terdiri dari 7 ayat. Adapun penamaan al-Matsani y dalam ayat tersebut, terdapat beberapa qaul diantarany a karena surah al-Fatihah dibaca berulang-u lang pada setiap rakaat shalat. az-Zujaj berkata, karena apa yang dibaca bersama surat al-Fatihah berulang setelahnya . Dikatakan (Qil) karena pembagiann ya dibagi menjadi dua bagian, dalil yang menunjukka nnya adalah hadits yang sudah masyhur, Rasulullah bersabda,
يقول الله تعالى قسمت الصلاة بيني وبين عبدي نصفين
“Allah ta’alaa berfirman, Aku bagikan shalat (surah al-Fatihah ) diantara Aku dan diantara hamba-Ku menjadi dua bagian”
(Qil) al- Matsaniy karena surah al-Fatihah terbagi menjadi dua bagian namun berbeda dengan pembagian yang sebelumnya yaitu pujian dan do’a ; hak rububiyyah adalah pujian, dan hak ubudiyyah adalah do’a. (Qil) karena surah al-Fatihah diturunkan dua kali yaitu di Makkah dan di Madinah. Imam al-Baghawi y didalam tafsirnya juga mengemukak an adanya pendapat seperti ini, begitu juga Abu Laits as-Samarqa ndiy dan Imam al-Qurthub iy juga telah menukilnya sebagaiman a penuturan Imam Ibnu Katsir. Imam Ibnu Katsir menilai pendapat seperti ini adalah gharib jiddan. (Qil) karena kalimat-ka limatnya berulang-u lang, contohnya,
“الرحمن الرحيم” (QS. al-Fatihah : 3)
“إياك نعبد وإياك نستعين * اهدنا الصراط المستقيم * صراط الذين أنعمت عليهم” (QS. al-Fatihah : 5-6)
Dan pada qira’ah Umar ;
“غير المغضوب عليهم وغير الضالين” (QS. al-Fatihah : 7)
(Qil) az-Zujaj berkata, dinamakan al-Matsani y terdiri atas puji-pujia n kepada Allah, pentauhida n dan kekuasaan bagi Allah.
Selain itu, Imam ar-Raziy juga menuturkan bahwa penamaan al-Matsani y adalah karena menyangkut dua sanjungan (pujian) yaitu sebagian pujian hamba kepada Rabb-nya dan sebagian pemberian Allah kepada hamba-Nya, karena bacaaannya diulang-ul ang pada setiap rakaat shalat, karena merupakan pengecuali an dari seluruh kitab-kita b yang diturunkan (dalam hal ini diartikan sebagai pengecuali an), hal ini berdasarka n sabda Nabi shallallah u ‘alayhi wa sallam,
قال عليه الصلاة والسلام : والذي نفسي بيده ما أنزل في التوراة ، ولا في الإنجيل ولا في الزبور ولا في الفرقان مثل هذه السورة وإنها السبع المثاني والقرآن العظيم
“Demi diriku yang berada dalam kekuasanny a-Nya, (surat ini) tidak pernah diturunkan didalam kitab at-Taurah, tidak pula didalam kitab Injil dan kitab Zabur, dan didalam al-Furqan (al-Qu’an) tidak ada yang serupa dengan surat ini, sesungguhn ya itu adalah as-Sab’u al-Matsani y dan al-Qur’an al-‘Adzim”
Juga karena, surah al-Fatihah terdiri dari 7 ayat, yang kalau membaca seluruhnya sama halnya seperti membaca sepertujuh dari al-Qur’an, dan barangsiap a membaca surah al-Fatihah maka Allah akan memberikan pahala kepada pembacanya seperti pahala membaca seluruh al-Qur’an. Alasan lainnya, karena didalamnya berisi puji-pujia n kepada Allah dan karena diturunkan dua kali serta karena terdiri dari 7 ayat dan pintu neraka ada 7, barangsiap a yang membuka lisannya untuk membaca surah al-Fatihah maka Allah akan mengunci 7 pintu neraka baginya, dalil yang menunjukka n hal ini sebagai sebuah riwayat bahwa malaikat Jibril berkata kepada Nabi.
والدليل عليه ما روي أن جبريل عليه السلام قال للنبي صلى الله عليه وسلم : يا محمد ، كنت أخشى العذاب على أمتك . فلما نزلت الفاتحة أمنت ، قال : لم يا جبريل؟ قال : لأن الله تعالى قال : { وإن جهنم لموعدهم أجمعين ، لها سبعة أبواب ، لكل باب منهم جزء مقسوم } وآياتها سبع فمن قرأها صارت كل آية طبقا على باب من أبواب جهنم ، فتمر أمتك عليها منها سالمين .
“Dalil yang menunjukka n atas hal itu adalah apa yang diriwayatk an bahwa malaikat Jibril berkata kepada Nabi shallallah u ‘alayhi wa sallam, ya Muhammad, aku sangat khawatir akan adzab yang akan menimpa atas umatmu. Maka ketika surah al-Fatihah di turunkan, aku langsung mengaminka n. Nabi berkata ; kenapa, wahai Jibril ? malaikat Jibril berkata, karena sesungguhn ya Allah berfirman, “Dan sesungguhn ya Jahannam itu benar-bena r tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut- pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan ) untuk golongan yang tertentu dari mereka” (QS. al-Hijr : 43-44). Ayat dari surah al-Fatihah adalah 7, maka barangsiap a yang membacanya , dalam setiap satu ayat yang dibaca akan menutup pintu salah satu pintu Jahannam itu, maka umatmu dapat melaluinya dengan selamat”.
Qaul berikutnya , as-Sab’u minal Matsaniy ditafsirka n sebagai 7 surat-sura t yang panjang, seperti al-Baqarah , Ali ‘Imran, an-Nisaa’, al-Maa’ida h, al-An’am, al-A’raaf, al-Anfaal bersama at-Taubah. as-Samarqa ndiy juga menuturkan pendapat ini ketika mengomenta ri hadits tentang Ubay bin Ka’ab. Qaul ini dipegang oleh Ibnu Umar, Sa’id bin Jabir pada sebagian riwayat dan oleh Mujahid.
في تفسير قوله : { سبعا من المثاني } إنها السبع الطوال وهذا قول ابن عمر وسعيد بن جبير في بعض الروايات ومجاهد وهي : البقرة ، وآل عمران ، والنساء ، والمائدة ، والأنعام ، والأعراف ، والأنفال ، والتوبة معا .
Mereka beralasan karena masalah yang terkait dengan kewajiban- kewajiban, hudud, perumpamaa n-perumpam aan dan ibrah-ibra h diulang-ul ang didalamnya . Ar-Rabi’ mengingkar i qaul ini dan berkata, ayat ini (al-Hijr : 87) adalah Makiyyah sedangkan 7 surat yang disebutkan adalah Madaniyyah , tidak ada yang diturunkan darinya secara sendiri-se ndiri sedangkan yang lainnya di Makkah, maka bagaimana mungkin menafsirka n ayat ini kepada 7 surat tersebut ?.
Imam al-Baghawi y tentang tafsir al-Hijr ayat 87 menuturkan sebagaiman a diatas yaitu
قوله تعالى: { وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِ ي } قال عمر وعلي: هي فاتحة الكتاب. وهو قول قتادة وعطاء والحسن وسعيد بن جبير…. وقال سعيد بن جبير عن ابن عباس: إن السبع المثاني هي السبع الطوال، أولها سورة البقرة، وآخرها الأنفال مع التوبة. وقال بعضهم: سورة يونس بدل الأنفال.
“Umar dan ‘Ali berpendapa t, as-Sab’ul Matsaniy adalah adalah Fatihatul Kitab, pendapat ini dipegang oleh Qatadah, ‘Atha, al-Hasan dan Sa’id bin Jabir. Sedangkan Ibnu ‘Abbas dan Said bin Jabir (dalam sebagian riwayat) mengatakan as-Sab’ul Matsaniy adalah 7 surat yang panjang, yaitu awal surat al-Baqarah hingga akhir al-Anfaal beserta surah at-Taubah, sebagian mengatakan ; surah Yunus bagian dari surah al-Anfaal.
Sekilas perlu digaris bahwa mengenai surah yang ketujuh (dari as-Sab’ul Matsaniy) ; didalam tafsir Imam ar-Raziy dan tafsir Imam al-Baghawi y disebutkan adalah surah al-Anfaal bersama surah at-Taubah. Perihal ini, dalam tafsir Imam al-Qurthub iy dituturkan bahwa Ulama berbeda pendapat,
واختلفوا في السابعة فقيل : يونس وقيل : الأنفال والتوبة وهو قول مجاهد وسعيد بن جبير
“Ulama berbeda pendapat dalam hal surah yang ke tujuh. Dikatakan itu adalah surah Yunus, dan dikatapan pula itu adalah surah al-Anfaal beserta sudah at-Taubah, ini adalah qaul Mujahid dan Sa’id bin Jabir.
Tidak berbeda dengan penafsiran sebelumnya , Imam asy-Syauka ni pun mengatakan bahwa terdapat ikhtilaf ahl al-ilmi mengenai maksud as-Sab’u al-Matsani y, namun Jumhur Mufassirin menafsirka nnya sebagai surah al-Fatihah .
اختلف أهل العلم في السبع المثاني ماذا هي؟ فقال جمهور المفسرين : إنها الفاتحة . قال الواحدي : وأكثر المفسرين على أنها فاتحة الكتاب ، وهو قول عمر ، وعلي ، وابن مسعود ، والحسن ، ومجاهد ، وقتادة ، والربيع ، والكلبي . وزاد القرطبي : أبا هريرة وأبا العالية ، وزاد النيسابوري : الضحاك وسعيد بن جبير. ,,, . وقيل : هي السبع الطوال : البقرة ، وآل عمران ، والنساء ، والمائدة ، والأنعام ، والأعراف ، والسابعة الأنفال والتوبة؛ لأنها كسورة واحدة إذ ليس بينهما تسمية . روي هذا القول عن ابن عباس.
“Jumhur Mufassirin berkata, as-Sab’ul Matsaniy adalah surah al-Fatihah . al-Wahidiy berkata ; kebanyakan Mufassirin menafsirka nnya sebagai surah al-Fatihah . Qaul ini di pegang oleh Sayyidina ‘Umar, ‘Ali, Ibnu Mas’ud, al-Hasan, Mujahid, Qatadah, ar-Rabi’ dan al-Kullabi y. Imam al-Qurthub iy menambahka n, Abu Hurairah dan Abu al-‘Aliyah . Imam an-Naisabu riy juga menambahka n, ad-Dlahak dan Said bin Jabir (dalam sebagian riwayat). Dikatakan (Qil), bahwa itu adalah 7 surat yang panjang,. Qaul ini diriwayatk an dari Ibnu Abbas.
Dalam Tafsir Jalalain, dituturkan qoul yang di pegang oleh jumhur Mufassirin bahwa as-Sabul Matsaniy adalah surah al-Fatihah .
{ ولقد ءاتيناك سبعا من المثاني } قال صلى الله عليه وسلم : « هي الفاتحة » رواه الشيخان لأنها تثنى في كل ركعة { والقرءان العظيم }
Terdapat hadits-had its yang menuturkan nama as-Sab’u al-Matsani y, sebagaiman a yang disebutkan oleh as-Samarqa ndiy didalam Bahrul ‘Ulum dan juga oleh Ibnu Katsir. Misalnya Ibnu Katsir menyebutka n riwayat dari Musnad Imam Ahmad bin Hanbal,
حدثنا يزيد بن هارون قال أخبرنا ابن أبي ذئب وهاشم بن القاسم عن ابن أبي ذئب عن المقبري عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال في أم القرآن هي أم القرآن وهي السبع المثاني وهي القرآن العظيم
“Mengabark an kepada kami Yazib bin Harun berkata, mengabarka n kepada kami Ibnu Abi Di’bin dan Hasyim bin al-Qasim dari Ibnu Abi Di’bin dari al-Maqburi y dari Abi Hurairah daei Nabi shallallah u ‘alayhi wa sallam, bahwa Rasulullah bersabda tentang Ummul Qur’an (surat al-Fatihah ) adalah Ummul Qur’an, as-Sab’u al-Matsani y, dan al-Qur’an al-Adzim”.
Dan juga hadits dari Abu Hurairah, Imam al-Baihaqi y meriwayatk annya dalam as-Sunan al-Kubra dan Imam ath-Thabra niy didalam al-Mu’jam al-Kabir. Berikut adalah redaksi dari al-Mu’jam.
حدثنا محمد بن العباس المؤدب، قال: نا سعد بن عبد الحميد بن جعفر الأنصاري، قال: نا علي بن ثابت الجزري، عن عبد الحميد بن جعفر، عن نوح بن أبي بلال، عن سعيد المقبري، عن أبي هريرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم، أنه كان يقول: الحمد لله رب العالمين سبع آيات إحداهن: بسم الله الرحمن الرحيم، وهي السبع المثاني، والقرآن العظيم، وهي أم القرآن، وفاتحة الكتاب
“Mengabark an kepada kami Muhammad bin al-‘Abbas al-Muadzdz ib, ia berkata, mengabarka n kepada kami Sa’d bin Abdul Hamid bin Ja’far al-Anshari y, ia berkata, mengabarka n kepada kami ‘Ali bin Tsabit al-Jazariy , dari Abdul Hamid bin Ja’far, dari Nuh bin Abi Bilal, dari Said al-Maqburi y, dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallah u ‘alayhi wa sallam, sesungguhn ya beliau mengatakan ; al-Hamduli llahi Rabbil ‘Alamiy terdiri dari 7 ayat salah satunya adalah Bismillahi rrahmaanir rahiim, dan itu adalah as-Sab’u al-Matsani y dan al-Qur’an al-‘Adzim, dan itu juga adalah Ummul Qur’an dan Fatihatul Kitab”
Hadits lainnya adalah hadits yang berkaitan dengan Ubay bin Ka’ab, dimana Rasulullah hendak mengajarka n (memberi tahu) kepada Ubay bin Ka’ab tentang surat yang tidak pernah diturunkan didalam kitab Taurat, tidak pula didalam Injil dan tidak ada yang serupa dengan surat tersebut didalam al-Qur’an. Ubay menanyakan tentang surat tersebut, dan Nabi juga bertanya,
قال كيف تقرأ إذا افتتحت الصلاة قال فقرأت الحمد لله رب العالمين حتى أتيت على آخرها فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم هي هذه السورة وهي السبع المثاني والقرآن العظيم الذي أعطيت
“(Nabi) bertanya, apa yang engkau baca ketika pembukaan shalat ? (Ubay) menjawab, aku membaca al-Hamduli llahi Rabbil ‘alamiyn hingga pada ayat terakhir (selesai), maka Rasulullah berkata, itulah surat tersebut, itu adalah as-Sab’u al-Matsani y dan al-Qur’an al-‘Adzim yang telah diberikan kepadaku”
Diatas adalah redaksi dalam kitab al-Mustadr ak ‘alaa ash-Shahih ain, disebutkan juga didalam kitab Muwatha’ Imam Malik bin Anas. Redaksi yang berbeda disebutkan oleh as-Samarqa ndiy didalam tafsirnya, dan dikomentar i bahwa sebagian Ulama mengatakan , as-Sab’u al-Matsani y adalah 7 surat-sura t panjang didalam al-Qur’an sebagaiman a penjelasan yang telah berlalu dan dinamakan al-Matsani y karena didalamnya menuturkan tentang kisah-kisa h yang diulang sebanyak dua kali. Namun, kebanyakan Ahl al-Ilmi mengatakan as-Sab’u al-Matsani y itu adalah surat al-Fatihah , juga sebagaiman a penjelasan yang telah berlalu.
Nama selanjutny a adalah al-Qur’an al-‘Adzim (القرآن العظيم). Dinamakan demikian karena didalamnya terkandung seluruh ilmu-ilmu al-Qur’an. al-Qurthub iy menyebutka n nama tersebut sebagai salah satu nama surah al-Fatihah dari 12 nama yang beliau sebutkan. Terdapat banyak diriwayat yang menyebutka n nama tersebut, sebagaiman a beberapa riwayat yang telah disebutkan sebelumnya dan berbagai riwayat lainnya.
asy-Syifa’ (الشفاء), nama ini sebagaiman a riwayat dari ad-Darimiy dari Abi Sa’id al-Khudriy secara mar’fu, ia berkata, bahwa Nabi shallallah u ‘alayhi wa sallam bersabda,
فاتحة الكتاب شفاء من كل سم
“Fatihatul Kitab adalah obat penawar untuk tiap-tiap penyakit”
Imam al-Qurthub iy telah menuturkan riwayat ini, demikian juga Imam Ibnu Katsir dan Imam ar-Raziy. Imam ar-Raziy mengatakan bahwa penyakit-p enyakit yang bisa disembuhka n dengannya adalah penyakit yang bersifat runahiyah juga yang bersifat jasmaniyah . Didalam surah al-Fatihah juga terdiri dari pengetahua n yang bersifat ushul (pokok), furu’ (cabang) dan juga hal-hal yang tersembuny i (kasyaf), itu hakikat dinamakan asy-Syifa’ . Imam an-Naisabu riy juga menyebutka n nama ini serta juga menamakann ya sebagai asy-Syafiy ah.
Berdasarka n hadits Abu Sa’id al-Khudriy yang meruqiyyah seorang laki-laki dengan Ummul Kitab (surat al-Fatihah ), dan Rasulullah berkata kepadanya,
وما يدريك أنها رقية؟
“Siapa yang memberi tahukanmu bahwa surat al-Fatihah itu Ruqiyyah (jampi-jam pi)”
Dari itu, surah al-Fatihah juga dinamakan ar-Ruqiyya h (الرقية), riwayat diatas dituturkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, sebelumnya juga telah disebutkan oleh Imam al-Qurthub iy dalam tafsirnya. Imam Bukhari menuturkan riwayat diatas didalam Fadhailil Qur’an.
حدثنا محمد بن المثنى، حدثنا وهب، حدثنا هشام، عن محمد، بن معبد، عن أبي سعيد الخدري، قال: كنا في مسير لنا، فنزلنا، فجاءت جارية فقالت: إن سيد الحي سليم، وإن نفرنا غيب، فهل منكم راق؟ فقام معها رجل ما كنا نأبنه برقية، فرقاه، فبرأ، فأمر له بثلاثين شاة، وسقانا لبنا، فلما رجع قلنا له: أكنت تحسن رقية، أو كنت ترقي؟ قال: لا ما رقيت إلا بأم الكتاب، قلنا: لا تحدثوا شيئا حتى نأتي، أو نسأل رسول الله صلى الله عليه وسلم، فلما قدمنا المدينة ذكرناه للنبي صلى الله عليه وسلم فقال: ” وما كان يدريه أنها رقية، أقسموا واضربوا لي بسهم
“Telah mengabarka n kepada kami Muhammad bin al-Mutsann a, mengabarka n kepada kami Wahb, mengabarka n kepada kami Hisyam, dari Muhammad bin Ma’bad, dari Abu Sa’id al-Khudriy berkata, bahwa ketika kami berada di perjalanan , seorang budah perempuan menghampir i kami dan berkata, “sesungguh nya Pemimpin kami tersengat binatang beracun sedangkan tidak ada lelaki tidak ada, apakah diantara kalian bisa meruqiyah ?” Maka seorang laki-laki diantara kami berdiri bersamanya , padahal tidak kami tidak pernah melihatnya meruqiyah. Kemudian laki-laki itu meruqiyahn ya dan pemimpin kabilah itu sembuh. Maka pemimpin kabilah memberi 30 ekor kambing kepadanya dan memberi kami minum susu. Ketika laki-laki itu kembai, kami berkata kepadanya : “apakah kamu pandai meruqiyah atau bisa meruqiyyah ?” Laki-laki itu berkata ; “aku hanya meruqiyah dengan Ummul Kitab “, kemudian kami berkata, janganlah kalian mengatakan sesuatu sampai (berjumpa) atau bertanya kepada Rasulullah . Maka ketika telah sampai di Madinah, kami menuturkan tentang hal itu kepada Nabi, Nabi pun bersabda ; “Siapa yang memberitah ukan kepadanya bahwa Ummul kitab (surah al-Fatihah ) adalah Ruqiyah ? Bagi-bagik anlah diantara kalian dan berikan kepadaku satu bagian lainnya”.
Menurut penuturan Imam al-Qurthub i, al-Muhalla b (المهلب) berkata ; letak ruqiyyah-n ya adalah ayat 5 dari surah al-Fatihah yaitu
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين ُ
Dikatakan (qil), seluruh surah al-Fatihah adalah Ruqiyah berdasarka n sabda Nabi kepada seorang laki-laki, “Dan siapa yang memberitah ukanmu bahwa surah al-Fatihah adalah Ruqiyah ?” sebagaiman a riwayat diatas.
وما أدراك أنها رقية
Dalam hadit tersebut tidak dikatakan, “sesungguh nya didalam surah al-Fatihah ada (ayat) Ruqiyah”.
أن فيها رقية
Maka dari itu, surat tersebut secara keseluruha n adalah Ruqiyah karena merupakan Fatihatul Kitab yang didalamnya terkandung berbagai macam ilmu-ilmu al-Qur’an sebagaiman a penjelasan yang telah berlalu.
Al-Asas (الأساس). Nama ini disebutkan oleh Imam al-Qurthub iy, Imam ar-Raziy, Imam Ibnu Katsir juga oleh Imam an-Naisabu riy. Diriwayatk an oleh asy-Sya’bi dari Ibnu Abbas bahwa surat al-Fatihah adalah Asasul Qur’an, asasnya adalah Bismillahi rrahmaanir rahiim. Ibnu Katsir menuturkan ini didalam tafsirnya. Imam an-Naisabu riy mengatakan , karena surah al-Fatihah merupakan awal surat dari al-Qur’an sebagaiman a sebuah asas (al-Asas) atau karena terdiri atas asas berbagai al-Ibadat dan tuntutan-t untutan. Sebagaiman a Imam Ibnu Katsir, sebelumnya Imam al-Qurthub iy telah menuturkan nya dan Imam an-Naisabu riy juga menuturkan nya yaitu bahwa asy-Sya’bi berkata,
قال الشعبي : سمعت عبد الله بن عباس يقول : أساس الكتب القرآن ، وأساس القرآن فاتحة الكتاب ، وأساس الفاتحة « بسم الله الرحمن الرحيم »
“Aku mendengar Abdullah bin Abbas mengatakan , “Asas al-Kitab adalah al-Qur’an, asas al-Qur’an adalah Fatihatul Kitab, dan asal al-Fatihah adalah “Bismillah irrahmaani rrahiim”.”
Sedangkan Imam ar-Raziy mengemukak an beberapa pendapat terkait nama tersebut, yaitu dinamakan al-Asas karena merupakan surat pertama dalam al-Qur’an sebagaiman a sebuah Asas dan karena Ibadah yang paling mulya setelah Iman adalah shalat, sedangkan didalam surah al-Fatihah terdiri atas sesuatu yang ada didalam Iman (tentang keimanan), dan shalat tidak sempurna kecuali dengan membaca surah al-Fatihah .
Perihal nama al-Wafiyya h (الوافية), karena wajib membaca seluruhnya didalam shalat dan tidak cukup jikalau hanya dibaca sebagian, sebagaiman a penuturan Imam an-Naisabu riy. Menurut Imam ar-Raziy dan Imam al-Qurthub iy, Sufyan bin Uyaynah menamakan surah al-Fatihah dengan nama ini, beliau juga menuturkan bahwa asy-Sya’bi berkata, bahwa maksudnya adalah tidak cukup jika hanya sebagianny a saja.
ألا ترى أن كل سورة من القرآن لو قرىء نصفها في ركعة والنصف الثاني في ركعة أخرى لجاز ، وهذا التنصيف غير جائز في هذه السورة
“Lihatkan, bahwa seluruh surah didalam al-Qur’an jika hanya dibaca sebagian pada salah satu raka’at shalat kemudian sebagian lainnya dibaca pada raka’at berikutnya adalah boleh, sedangkan yang demikian itu tidak boleh dilakukan pada surat ini (surat al-Fatihah )”
Sedangkan dalam tafsir Imam Ibnu Katsir, disebutkan bahwa Sufyan bin Uyaynah menamakann ya al-Waqiyya h (الواقية), dengan menggunaka n huruf “Qaf” yang maknanya adalah Tameng.
Lafadh al-Qurthub iy, an-Naisabu riy dan ar-Raziy ketika menuturkan tentang penyebutan oleh Sufyan bin Uyaynah yang penulis baca menggunaka n “Fa'” bukan “Qaf” yang bermakna “sempurna atau mencakup seluruhnya “. Dalam kitab milik Imam as-Suyuthi y yaitu kitab al-Itqan (الإتقان) juga mengatakan bahwa Sufyan bin Uyaynah mengatakan al-Wafiyya h, yang mana juga merupakan pendapat dalam kitab al-Kasyaf. Dalam kitab Fiqh Imam an-Nawawiy yaitu kitab al-Majmu’ (3/ 331) mengatakan,
(السابع) الوافية – بالفاء – لانها لا تنقص فيقرأ بعضها في ركعة وبعضها في اخرى بخلاف غيرها
“al-Wafiya h –bil Faa’ (dengan huruf fa’), karena surah al-Fatihah tidak boleh dikurangi yaitu tidak boleh membaca sebagian pada salah satu raka’at shalat, kemudian sebagianny a dibaca pada raka’at yang lain, hal ini berbeda dengan surah-sura h yang lainnya”
Dengan demikian nama al-Waqiyah adalah penyebutan oleh Imam Ibnu Katsir, wallaahu a’lam. Berikutnya , al-Kafiyya h (الكافية) juga merupakan salah satu nama surah al-Fatihah . Imam ar-Raziy dan Imam Ibnu Katsir telah menuturkan alasan penamaan tersebut sebagaiman a alasan tersebut juga dinukil oleh Imam al-Qurthub iy dari Yahya bin Abi Katsir, dia berkata,
قال يحيى بن أبي كثير : لأنها تكفي عن سواها ولا يكفي سواها عنها
“karena surath al-Fatihah sudah mencukupi tanpa yang lainnya, sedangkan yang lainnya tidak mencukupi tanpa surah al-Fatihah “
Menurut apa yang dituturkan oleh Imam al-Qurthub iy, dalil yang menunjukka n nama tersebut adalah apa yang diriwayatk an oleh Muhammad bin Khalad al-Iskanda riy, dia berkata,
قال النبي صلى الله عليه وسلم أم القرآن عوض من غيرها وليس غيرها منها عوضا
“Nabi shallallah u ‘alayhi wa sallam, Ummul Qur’an adalah penggani dari surah yang lainnya, sedangkan yang lainnya bukan pengganti bagi surah al-Fatihah “
Didalam kitabnya Imam ar-Raziy juga menuturkan riwayat tersebut namun dari Mahmud bin ar-Rabi’ dari Ubadah bin ash-Shamit . Imam Ibnu Katsir mengatakan hadits diatas adalah hadits mursal. Imam an-Naisabu riy juga turut menuturkan riwayat tersebut dalam kitab tafsirnya.
Selain nama diatas, Imam ar-Raziy juga menyebutka n nama as-Su’al (السؤال), nama ini berdasarka n riwayat bahwa Rasulullah mengkisahk an dari Rabbul ‘Izzah subhahuu wa Ta’alaa, bahwa Allah berfirman,
من شغله ذكرى عن سؤالي أعطيته أفضل ما أعطي السائلين
“Barangsia pa yang meminta (memohon) kepada-Ku dengan disertai dzikir, maka aku akan memberikan kepadanya yang lebih utama daripada ketika Aku memberi kepada orang-oran g yang meminta (sekedar memohon) saja”.
Nama asy-Syukr (سورة الشكر) dan ad-Dua’ (سورة الدعاء) juga disebutkan oleh Imam ar-Raziy didalam tafsirnya. Mengenai asy-Syukr, beliau mengatakan karena sudah al-Fatihah merupakan pujian terhadap Allah tentang kebesaran, kemulyaan dan kebaikan (al-Ihsan) . Sedangkan ad-Dua’, karena didalam surah al-Fatihah terdiri dari do’a-do’a seperti,
اهدنا الصراط المستقيم
“Tunjukila h kami jalan yang lurus (shirathal Mustaqim)”
Imam an-Naisabu riy menuturkan dua nama lagi dalam tafsirnya yang berbeda dengan nama yang lainnya yaitu surah Ta’limul Mas’alah (سورة تعليم المسألة) dan surah al-Kanz (سورة الكنز).
Mengenai nama Ta’limul Mas’alah, karena sesungguhn ya Allah subhanahu wa Ta’alaa didalam surah al-Fatihah mengajarka n hamba-hamb anya tentang adab dalam memohon (berdo’a) yaitu dengan dimulai dengan pujian, dengan hati yang ikhlas dan kemudian berdoa’.
Dan mengenai nama al-Kanz. Berdasarka n penuturan Imam Ibnu Katsir didalam tafsirnya bahwa as-Samarqa ndiy juga menamakan surah al-Fatihah sebagai al-Kanz. Dalam tafsir Imam an-Naisabu riy meyebutkan , nama surah al-Kanz berdasarka n riwayat dari ‘Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah bersabda,
نزلت فاتحة الكتاب بمكة من كنز تحت العرش
“Fatihatul Kitab diturunkan di Mekkah dari Kanzu (simpanan yang tebal) dibawah Arsy’
Oleh karena itu juga, kebanyakan Ulama mengatakan , bahwa surah tersebut adalah Makiyyah, maka Mujahid terlah keliru dalam hal ini karena mengatakan Madaniyah. Bagaimana tidak keliru, sesungguhn ya telah shahih dari Nabi didalam hadits Ubay bin Ka’aa,
وقد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم في حديث أبي بن كعب أنها من أول ما نزل من القرآن وأنها السبع المثاني ، وسورة الحجر مكية بلا خلاف وفيها قوله تعالى : { ولقد آتيناك سبعا من المثاني }
“sungguh shahih dari Nabi shallallah u ‘alayhi wa sallam tentang hadits Ubay bin Ka’ab bahwa sudah al-Fatihah merupakan surah yang diturunkan awal-awal, dan itu adalah as-Sab’ul Matsaniy”
Begitulah penuturan Imam a-Naisabur iy didalam kitabnya. Sebagai tambahan, Imam asy-Suyuth iy didalam kitab al-Itqan (1/ 61-62) turut menuturkan nama-nama surah al-Fatihah yaitu Fatihatul Kitab, Fatihatul Qur’an, Ummal kitab dan Ummul Qur’an, al-Qur’an al-‘Adzim, as-Sab’ul Matsaniy, al-Kafiyah , al-Asas, an-Nur (النور), surah al-Hamd dan surah asy-Syukr, surah al-Hamd al-Uwlaa dan surah al-Hamd al-Qashriy , ar-Raqiyah , asy-Syifa’ , asy-Syafiy ah, surah ash-Shalah , surah ad-Du’a, surah as-Su’al, surah Ta’limul mas’alah, surah al-Munajah (سورة المناجاة) dan surah at-Tafwidl (سورة التفويض).
Sedangkan Imam an-Nawawiy didalam kitab fiqhnya yaitu kitab al-Majmu’ menyebutka n 10 nama, dimana dalam penuturan Imam an-Nawawiy bahwa Imam Abu Ishhaq ats-Tsa’la biy dan Imam-imam lainnya telah menceritak annya, yaitu Fatihatul Kitab, surah al-Hamd, Ummul Kitab wa Ummul Qur’an, ash-Shalah , as-Sab’ul Matsaniy, al-Wafiyah , al-Kafiyah , al-Asas, asy-Syifa’ . Imam Nawawiy mengatakan bahwa Imam al-Mawardi y didalam tafsirnya menuturkan bahwa Ulama berbeda pendapat tentang kebolehan nama Ummul Kitab, kebanyakan Ulama memperbole hkannya sedangkan al-Hasan dan Ibnu Siyrin melarangny a, kedunya mengklaim bahwa Ummul kitab adalah nama untuk Lauh Mahfudz dan tidak digunakan untuk yang lainnya. Imam an-Nawawiy berkata, pendapat ini keliru sebab terdapat hadits-had its shahih yang telah menuturkan nama tersebut.
Sekian sedikit penuturan tentang nama surah al-Fatihah , kurang lebihnya mohon maaf dan diharapkan koresiknya untuk perbaikan tulisan ini.
Wallaahu A’lam…
Bacaan (Referensi ) ;
– Kitab Ma’alimut Tanzil, Imam al-Baghawi y (w. 516 H)- Kitab Fathul Qadir,
– Kitab Fathul Qadir, Imam asy-Syauka ni (w. 1250 H)
– Kitab Mafatihul Ghaib, Imam Fakhruddin ar-Raziy (w. 606 H)
– Kitab Bahrul ‘Ulum, Imam as-Samarqa ndiy (w. 373 H)
– Kitab GharaibulQ ur’an wa RaghaibulF urqan, Imam an-Naisabu riy (w. 728 H)
– Kitab Tafsir al-Jalalin , Imam al-Mahally (w. 864 H) & as-Suyuthi y (w. 911 H)
– Kitab al-Muharra r al-Wajiz, Imam Ibnu ‘Athiyah al-Andalus iy (w. 546 H)
– Kitab Tafsirul Qur’an al-‘Adzim, Imam Ibnu Katsir (w. 774 H)
– Kitab al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, Imam al-Qurthub iy (w. 671 H)
– Kitab al-Itqan fiy ‘Ulumil Qur’an, Imam as-Suyuthi y (w. 911 H)
– Kitab al-Majmu syarah al-Muhadza b, Imam an-Nawawiy (w. 676 H)
– Dan beberapa kitab hadits.
Source : http:// ashhabur-ro yi.blogspo t.com/