PERTANYAAN :
Marini Terima TaqdirNya
Assalamu’a laikum piss-ktb. Mf,Mau tanya né,Tentang waria(benc ong/ banci) yg merias pengatin putri,Itu hukumya gmana ya?Kan badan kita di pegang2,
Sblmya,Tri makasih ats pencerahan ya(Mhon mf jika pertanyaan ku belepotan/ susah di bc)
JAWABAN :
Abdurrahma n As-syafi’i
dalam bahasa fiqih ada istilah khuntsa dan mukhonnas. ..
Khuntsa adalah seseorg yg mempunyai kelamin ganda..dan dari kelamin yg plg dominan,ma ka gender itu ditentukan
Mukhonnast adalah seorg laki2 yg meniru2 gaya dan tabiat wanita..ha l spt ini dikharamka n..
Kaitanya dg pegang2,ma ka hukumnya tdk boleh,kare na pd dasarnya dia adalah laki2…
Sbg solusinya. .alangkah lebih baik jika seorg wanita di layani oleh wanita..
Masaji Antoro
Wa’alaikum salam
TIADAK BOLEH dan Haram karena pada periasan waria terhadap wanita tersebut pasti tidak akan terlepas dari hal-hal yang dilarang oleh Syara’ seperti melihat dan menyentuh anggauta tubuh pada lawan jenis.
( وَيَحْرُمُ نَظَرُ فَحْلٍ ) وَخَصِيٍّ وَمَجْبُوب ٍ وَخُنْثَى إذْ هُوَ مَعَ النِّسَاءِ كَرَجُلٍ وَعَكْسُهُ فَيَحْرُمُ نَظَرُهُ لَهُمَا وَنَظَرُهُ مَا لَهُ احْتِيَاطً ا… بَالِغٍ ) وَلَوْ شَيْخَاهُم َا وَمُخَنَّث ًا ، وَهُوَ الْمُتَشَب ِّهُ بِالنِّسَا ءِ عَاقِلٍ مُخْتَارٍ ( إلَى عَوْرَةِ حُرَّةٍ )
Dan haram melihatnya lelaki Fakhl (yang normal kelamin dan syahwatnya ), lelaki yang dikebiri, lelaki yang dipotong dzakarnya, Khuntsa (yang punya dua kelamin pada dirinya, sebab saat bersama wanita ia dihukumi seperti lelaki dan sebaliknya karenanya haram melihatnya pria dan wanita pada aurat Khuntsa dan sebaliknya demi ihtiyaath (kehati-ha tian), yang sudah baligh meskipun sudah tua dan pikun dan meskipun ia MUKHONNATS (pria yang menyerupai wanita) yang berakal dan dalam kondisi normal (tidak terpaksa), pada aurat wanita merdeka.
Tuhfah al-Muhtaaj 29/209
========== =====
7 – لا خلاف بين الفقهاء في عدم جواز مس وجه الأجنبية وكفيها وإن كان يأمن الشهوة ، لقول النبي صلى الله عليه وسلم من مس كف امرأة ليس منها بسبيل وضع على كفه جمرة يوم القيامة (3) ولانعدام الضرورة إلى مس وجهها وكفيها ؛ لأنه أبيح النظر إلى الوجه والكف – عند من يقول به – لدفع الحرج ، ولا حرج في ترك مسها ، فبقي على أصل القياس .—–
(3) حديث : ” من مس كف امرأة ليس منها بسبيل . . . ” . أورده الزيلعي في نصب الراية ( 4 / 240 ) وقال : غريب .
Tidak ada perbedaan antara Ulama Fiqh bahwa menyentuh wajah dan kedua telapak tangan wanita yang bukan mahramnya tidak diperboleh kan meskipun aman dan tidak disertai syahwat berdasarka n hadits nabi Muhammad SAW “Barangsia pa menyentuh telapak tangan wanita dengan tanpa adanya alasan yang memperkena nkannya ditelapakn ya ditaruh bara kelak dihari kiamat” dan karena tidak adanya darurat yang membolehka n menyentuh wajah dan telapak tangannya, karena diperkenan kannya melihat wajah dan telapak tangan (bagi pendapat yang melegalkan nya, kalangan Malikiyyah , Hanafiyyah – Pent.) demi menepis keberatan dan tidak ada keberatan saat larangan menyentuhn ya maka tetaplah hukum asal qiyasnya yakni HARAM”.
Al-Mausuua h al-Fiqhiyy ah 29/296